Asal-Usul dan Sebab-Sebab Berdirinya Kerajaan Mamluk Mesir

PENDAHULUAN

Membicarakan tentang dinasti Mamluk, maka dalam sejarah islam dikenal dua nama kerajaan yang sama. Pertama dinasti Mamluk di Mesir yang eksis dari tahun 1250-1517 M, dan dinasti Mamluk di India yang muncul pada tahun 1206-1290 M. Namun dalam makalah ini, yang akan dijadikan pembahasan adalah dinasti Mamluk di Mesir. 

Dinasti Mamluk lahir pada masa menjelang kejatuhan dinasti Abbasiyah di Baghdad. Dinasti ini termasuk dinasti penting pada masa transisi. Mesirdapat selamat dari serangan Mongol, baik serangan tentara Hulagu Khan maupun Timur Lenk, saat dikuasai oleh dinasti para mantan budak ini. Dinasti Mamluk juga sangat berjasa terhadap perkembangan islam. Walaupun kekuasaannya tidak seluas Abbasiyah, hanya meliputi  wilayah Mesir, Syam(Suriah), dan Hijaz, namun tidak menghalangi dinasti Mamluk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, kesenian, arsitektur, dan lain sebagainya.
Pada makalah ini akan dijabarkan mengenai asal usul Mamluk, sebab-sebab berdirinya dinasti Mamluk, penjelasan singkat tentang Mamluk Bahri dan penguasanya, Mamluk Burji dan penguasanya, dan yang terakhir adalah peran dinasti ini dalam mempertahankan islam dari serangan luar. 

BAB II
PEMBAHASAN

Mamluk atau bentuk jamaknya adalah Mamalik mempunyai arti budak atau budak-budak yang dimiliki. Dinasti Mamluk memang didirikan oleh bekas budak dari kekuasaan dinasti sebelumnya, yaitu Ayyubiyah. Mereka adalah budak-budak Turki yang pada umumnya berasal dari daerah Kaukasus dan Laut Kaspia. Mereka awalnya merupakan para tawanan penguasa Ayyubiyah, dijadikan budak, kemudian diberi pendidikan militer dan agama, lalu selanjutnya dijadikan sebagai tentara kerajaan. Pada masa Sultan Malik Ash-Shaleh, para tentara mamluk diberi perhatian yang lebih dan mendapat hak-hak istimewa. Mereka merupakan jaminan bagi keberlangsungan kekuasaan Malik Ash-Shaleh, karena mereka mampu menunjukkan kesetiaan kepada Sultan dalam melawan tentara salib dan lawan-lawan politiknya.
Ada tiga pendapat terkait dengan latar belakang mamluk di Mesir, yaitu :
1. Mereka sudah muncul sejak masa pemerintahan Abbasiyah, sekitar abad ke-9 M. Mereka direkrut dari wilayah Kaukasus dan laut Hitam (bangsa Turki dan kebanyakan dari suku Kipchak) untuk dijadikan sebagai pasukan. Semula, mereka bukanlah orang Islam, tetapi kemudian menjadi muslim yang fanatik bahkan menjadi pasukanIslam yang sangat kuat. Pada abad 12 M, mereka dikirim ke Mesir untuk memperkuat basis kekuatan Daulah Abbasiyah yang saat itu ditopang oleh Dinasti Ayyubiyah
2. Mereka adalah tawanan penguasa dinasti Ayyubi yang dijadikan budak oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Mereka dididik dan dilatih menjadi tentara, kemudian dijadikan sebagai pasukan kerajaan dan ditempatkan sebagai kelompok tersendiri yang terpisah dari masyarakat. Berkat keterampilan dalam hal kemiliteran dan loyalitas mereka yang kuat, Sultan Dinasti Ayyubi terakhir, Malik ash-Shalih menjadikan mereka sebagai pengawal untuk menjamin kelangsungan kekuasaannya. 
3. Mereka adalah para budak bangsa Turki dan bangsa Mongol yang dibeli oleh Sultan Malik ash-Shalih, penguasa Dinasti Ayyubi. Mereka ditempatkan di pulau kecil, Raudhah di bantaran Sungai Nil. Sultan membeli budak-budak tersebut sebagai pelayannya. Ternyata, dalam perkembangannya mereka memiliki kemahiran dalam bidang kemiliteran dan loyalitasnya yang tinggi sehingga di antara mereka diberi kedudukan sebagai komandan pasukan dinasti Ayyubi dan menghantarkan mereka merengkuh kekuasaan di Mesir.
Apabila ditelusuri, berdirinya dinasti Mamluk berawal dari kekisruhan politik setelah wafatnya sultan Malik As-Shaleh, penguasa terakhir Ayyubiyah tahun 1249 M. Sepeninggalnya, Ia diganti oleh anaknya, yaitu Turansyah, yang datang dari Mesopotamia. Ia adalah anak dari istri sultan Malik as-Shaleh dari kalangan Kurdi. Bagi para kaum Mamluk, naiknya Turansyah adalah sebuah ancaman bagi keberadaan mereka. Hal itu disebabkan karena Turansyah lebih berpihak kepada tentara-tentara dari suku Kurdi. Maka dari itu, orang-orang Mamluk terutama tokoh-tokohnya yaitu Aybek dan Baybars, bekerja sama dengan Syajarah Ad-Durr, selir sultan Malik As-Shaleh yang keturunan Mamluk yang berusaha mengambil kendali pemerintahan, untuk membunuh Turansyah. Turansyah pun wafat, dan kekuasaan dikendalikan oleh Syajarah Ad-Durr. Ia adalah sulthanah wanita muslim pertama yang memerintah sebuah dinasti. Pemerintahnnya ditentang keras oleh pihak kekhalifahan Abbasiyah, sehingga Ia berkuasa hanya 3 bulan atau sekitar 80 hari.Kekuasaan kemudian digenggam oleh Aybek, suami baru Syajarah Ad-Durr. Namun, karena Aybek menginginkan kekuasaan tanpa gangguan, maka Ia membunuh istrinya. Ia juga membunuh keturunan Ayyubiyah yang masih tersisa, Musa al Asyfar, yang secara syar’i menjadi sultan di dinasti Ayyubiyah. Dengan terbunuhnya al- Asyraf, maka berakhirlah kerajaan Ayyubiyah, dan inilah awal berdirinya kerajaan Mamluk di Mesir.
B. Mamluk Bahri dan Penguasanya
Pada masa kekuasaan Mamluk, sempat terjadi kekacauan politik yang menyebabkan kerajaan ini terbagi menjadi dua, yaitu Mamluk Bahri dari tahun 1250-1389 M dan Mamluk Burji tahun 1389-1517 M.
Pemerintahan Mamluk Bahri diawali oleh sultan Malik As-Shaleh, yang merekrut budak-budak yang kebanyakan berasal dari Turki dan Mongol untuk kemudian dijadikan tentara. Mereka ditempatkan di kepulauan Raudhah di bantaran sungai Nil, dan membangun sebuah benteng di sana. Dinamakan “bahri” karena mereka tinggal dekat perairan yaitu di sungai Nil. 
Pada masa Mamluk Bahri, terjadi peristiwa yang penting bagi perkembangan islam, yaitu perang ‘Ain Jalut, perang antara pasukan sultan Qutuz, penguasa ke-4 yang dibantu oleh Baybars, dengan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Kitbugha, di Nablus(dekat Palestina) pada tanggal 15 Ramadhan 658 H/13 September 1259 M. Pasukan muslim mendapat kemenangan yang gemilang dan berhasil mengusir orang-orang Mongol dari Syam.
Adapun nama-nama penguasa yang memerintah pada periode Mamluk bahri adalah sebagai berikut :
1. Syajarah Ad-Durr (648 H/ 1250 M)
2. Al Mu’izz ‘Izzuddin Aybek (648 H/ 1250 M)
3. Al Manshur Nuruddin Ali (655/ 1257)
4. Al Muzhaffar sayfuddin Qutuz (657/ 1259)
5. Azh zhahir Ruknuddin Baybars I (658/ 1260)
6. As sa’id nasiruddin Barakah (676/ 1277)
7. Al Adil Badruddin Salamisy (678/ 1280)
8. Al Mansur Sayfuddin Qala’un al-Alfi (678/1280)
9. Al Asyraf shalahuddin khalil (689/1290)
10. An Nashir nasiruddin Muhammad (693/1294)
11. Al adil Zaynuddin Kitbugha (694/ 1295)
Jumlah seluruh penguasa di pemerintahan Mamluk Bahri adalah sekitar 26 sultan. Sultan terakhir kerajaan ini adalah Hajji II yang bergelar Muzhaffar atau Manshur yang sebenarnya hanya seorang anak kecil yang memerintah selama dua tahun. Kekuasaan pun selanjutnya dipegang oleh Barquq, pendiri kerajaan  Mamluk baru, yaitu Mamluk Burji.
Awalnya mereka adalah budak, yang didatangkan oleh Sultan Qala’un (Qalawun) dari Syarakisyah, negeri Georgia, berdekatan dengan Laut Hitam. Kebanyakan dari  mereka berasal dari Kaukasus. Mereka dinamakan Burji, karena sultan menempatkan mereka di benteng-benteng berbentuk menara (Burj).Sultan pertama Mamluk Burji adalah  Sultan Barquq. Pada masa kerajaan ini, tepatnya tahun 1426 M, pasukan Mamluk berhasil mengalahkan pasukan salib dan mengusir mereka dari kepulauan Siprus. 
Adapun nama- nama sultan pada masa ini adalah diantaranya:
1. Azh Zhahir Barquq 792/ 1389
2. An-Nashir Farj bin barquq 801/1398
3. Al- Manshur Abdul Aziz bin Barquq. Tiga bulan.
Jumlah sultan Mamluk Burji adalah sekitar 27 sultan.  Para sultan di kerajaan ini sangat berbeda dengan sultan-sultan di Mamluk Bahri. Mereka sangat pantang menjalankan sistem monarki, karena mereka lebih mengunggulkan sistem oligarki. 
Akhir dari keseluruhan dinasti Mamluk di Mesir dan sekitarnya adalah saat Mamluk Burji berkuasa. Kebanyakan dari mereka para sultan, mempunyai perangai yang buruk, mempunyai nasab yang bukan muslim, dan bahkan tidak mengetahui bahasa umat muslim yang populer pada saat itu, yaitu bahasa arab. Bahkan diantara mereka ada yang tidak bisa baca tulis.Keruntuhan kerajaan ini selain faktor para sultan yang tidak serius memegang kekusaaan, juga adanya serangan dari Turki Utsmani yang dipimpin oleh sultan Salim, yang mengakibatkan terbunuhnya sultan terakhir dinasti Mamluk, al-Asyfar Tuman Bay. Setelah itu, perlahan wilayah kekuasaan Mamluk menyerah kepada Utsmani dan pemerintahan Mamluk pun berpindah tangan menjadi milik dinasti Turki Utsmani.

Pemerintahan mamluk memberikan kontribusi dan sumbangan yang berharga dalam sejarah islam. Saat Baghdad Dihancurkan Mongol dan peradaban Islam pun hilang tak bersisa, berbeda dengan Mesir yang semakin mengembangkan kebudayaannya terutama untuk hal-hal berbau agama. Berikut beberapa peran dinasti Mamluk terhadap Islam diantaranya adalah :
Yang pertama dan utama adalah, Mamluk berhasil menahan serangan dari kekuatan besar, pasukan barbar Mongolia, yang sebelumnya telah berhasil meluluhlantakkan Baghdad. Dinasti ini bahkan mampu dua kali mempertahankan kerajaannya dari Mongol. Pertama serangan wakil Hulagu, Kitbugha, yang kedua adalah serangan Timur Lenk. Gagalnya mongol memasuki Mesir, adalah sebuah peristiwa yang membawa angin segar kepada kondisi peradaban islam. Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan menjadi tetap eksis dikembangkan oleh para pakarnya.
Menahan serangan pasukan salibis dan mengusir mereka dari kepulauan Siprus yang merupakan benteng tentara salib yang kuat sehingga keberadaannya dapat mengancam negeri-negeri muslim.
Menghancurkan kelompok Hasyasyin untuk selama-lamanya.
Perkembangan ilmu eksak dan agama seperti astronomi, astrologi, matematika, geometri, ilmu kedokteran, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu sosial, dan sebagainya.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan 
Dinasti Mamluk adalah dinasti yang didirikan oleh bekas budak dari dinasti Ayyubiyah yang kebanyakan berasal dari Turki, Mongol, dan Kaukasus. Mereka adalah budak yang dilatih kemiliteran yang kemudian menjadi tentara kerajaan yang dipercaya oleh sultan yang akhirnya menjadi penguasa dinasti Mamluk yang didirikan oleh Aybek.  
Dinasti ini pernah mengalami konflik sehingga terbagi menjadi dua, yaitu Mamluk Bahri, yang tinggal di tepi sungai Nil, dan Mamluk Burji, yang tinggal di benteng-benteng berbentuk menara. Dinasti ini memerintah dari tahun 1250-1517 M. Dua abad lebih dinasti Mamluk memerintah, telah banyak kontribusinya terhadap Mesir, terutama untuk islam.
Akhir dari dinasti Mamluk adalah selain dari sultan masa-masa akhir kerajaan ini dari Mamluk Burji yang tidak mempunyai perangai yang bagus dan tidak cinta akan ilmu, juga serangan dari daulah Turki Utsmani yang akhirnya berhasil menjadikan Mesir di bawah kekuasaannya. Sultan terakhir, Thumanbai dan Sultan sebelumnya, Qanshuh al gharwi, dibunuh oleh pasukan Turki utsmani di bawah pimpinan Sultan Salim I. Maka berakhirlah kerajaan Mamluk di Mesir pada tahun 1517 M.



DAFTAR PUSTAKA
Kusdiana, Ading. 2013. Sejarah Kebudayaan Islam Periode Pertengahan.  Bandung : CV Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Pers.
Al-Usairy, Ahmad. 2013. Sejarah Islam : sejak zaman nabi Adam hingga abad XX. Jakarta : Akbar Media.
Karim, M. Abdul. 2015. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Bosworth, G.E. 1993. Dinasti-Dinasti Islam. Bandung: Mizan.
Hitti, Philip.K . 2002. History of Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Yusuf, Mundzirin. 2015. “Peradaban Dinasti Mamluk di MesirDalam Thaqafiyyat, Vol. 16, No. 2, Desember 2015.
    
9

2 comments: