ALIRAN TEOLOGI ISLAM MASA KLASIK (SYI’AH)


Ritual Syiah di Bulan Asyura, www.kiblat.net

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Aliran Teologi Islam  Masa Klasik (Syi’ah)” dengan baik. Selanjutnya, kami berterima kasih kepada Ibu Zuhrotul Latifah,S.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah memberikan serta membantu penyelesaian tugas makalah ini.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai aliran teologi Islam masa klasik aliran Syi’ah. Kami juga menyadari bahwa sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan semoga makalah ini bermanfaat baik bagi pembaca pada umumnya, dan penulis pada khususnnya.



DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................... 4           
A.    Latar Belakang.........................................................................................
B.     Rumusan Masalah..........................................................................
C.     Tujuan.............................................................................................
Bab II Isi...........................................................................................................
Bab III Penutup................................................................................................
A.    Kesimpulan.....................................................................................
B.     Saran...............................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN


i.        LATAR BELAKANG
Sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW, banyak timbul perdebatan mengenai siapa yang akan menggantikan posisi kepemimpinan Rasul. Dengan berbagai cara  dan kesepakatan bersama, maka jadilah Abu Bakar As-Sidiq sebagai pengganti kekhalifahan Rasulullah. Kemudian kekhalifahan berlanjut oleh Khulafur Rasyidin. Namun ketika  Usman Bin Affan wafat karena dibunuh, sehingga timbul permasalahan mengenai siapa yang membunuh Usman. Adapun pada saat itu keadaan kekhalifahan mengalami kekosongan, sehingga ada golongan yang mengusulkan untuk cepat diisi oleh khalifah yang baru. Golongan ini mengusulkan Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti khalifah Usman bin Affan, yang dinamakan golongan Syi’ah.

   ii.      RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana syiah itu?
2.      Kondisi Syi’ah pada masa dulu?

   iii.    TUJUAN PEMBAHASAN
                   1.      Untuk mengetahui gambaran umum Syi’ah.
                   2.      Untuk mengetahui sejarah pendirian Syi’ah.





BAB II
PEMBAHASAN

    A.  PENGERTIAN
Syi’ah adalah golongan umat islam yang terlampau pengagungkan keturunan-keturunan nabi,mereka mendahulukan keturunan nabi,untuk menjadi khalifah. Sy’iah maknanya ialah sahabat dan pengikut.
Sudah kita ketahui, setelah Nabi wafat, seorang dari keluarganya yang sudah Islam, pamannya Al-Abbas, ayahnya Ali, Ali putra pamannya itu menjadi menantunya pula.
Kedua orang inilah yang terdekat keturunannya kepada Nabi dibanding dengan yang lain. Kedua orang ini yang paling berhak untuk mendapat julukan keluarga Nabi.
Akan tetapi golongan Syi’ah menetapkan bahwa Imam Ali lah yang paling berhak memegang jabatan khalifah, sesudah Nabi. Al-Abbas sendiripun merasa, bahwa Ali lah yang lebih wajar daripada dirinya sendiri.
Ali tidak pernah menonjolkan dirinya untuk merebut kekhalifahan, sekalipun ia salah seorang keluarga yang terdekat. Sebagai sahabat Nabi, Ali termasuk seorang sahabat yang terbesar. Ia berpendapat, giliran kekhalifahan itu akan sampai juga kepadanya kelak, jika didukung oleh ummat.
Kelompok syi’ah mengutamakan akal daripada wahyu. Mwreka menganggap malaikat Jibril telah melakukan kesalahan dalam menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Mereka menganggap bahwa kenabian sebenarnya merupakan hak Ali bin Abi Thalib.

    B.     Sejarah pendirian Syi’ah
Abu Muslim Al-Khurasany masuk kedalam partai syi’ah, pura-pua menjadi pemimpin syi’ah di Persi. Kala berakhirnya Daulah Umayyah, karena tantangan dan oposisi yang hebat dari gerakan syi’ah, maka tampillah golongan Abbasiyah memegang pemerintahan. Umayyah dan syi’ah tidak berdaya lagi. Tetapi walaupun syi’ah ditumpas, karena kegigihan mereka, dimana-mana saja mereka bisa hidup. Dan Maghrabi adalah tanah subur bagi kaum syi’ah. Pada abad ke-4 H, syi’ah berhasil menguasai Mesir, dan sebagai monumennya ialah perguruan tinggi Al-Azhar. Beberapa negara kecil bercorak syi’ah muncul di Syam dan Persi kira-kira abad 10, 11, dan 12 M.
Pengikut Syi’ah berkeyakinan bahwa yang dijadikan imam sesudah wafatnya Nabi ialah Ali bin Abi Thalib. Ali-lah yang mewarisi segala pengetahuan yang ada pada Nabi. bahkan Ali saja dianggap ma’sum dari  kesalahan. Oleh karena itu, menurut mereka, menaati dan mempercayai Ali termasuk rukun iman juga. Adapun khalifah-khalifah yang terdahulu dianggap merampas hak Ali, sehingga menurut mereka kekhalifahan mereka tidak sah. Ada pula aliran dalam Syi’ah itu bernama Zaidah, yang menganggap kekhalifahan sebelum Ali itu sah. Sesudah Ali, kekhalifahan itu tetap turun temurun kepada anak cucunya, dan seolah-olah merupakan ketetapan Allah. Tetapi dalam menentukan keturunan itu, timbul pula perbedaan pendapat. Ali mempunyai anak Hasan dan Husein. Sedangkan Hasan dan Husein mempunyai banyak anak pula, sehingga timbulah pertikaian kepada siapa jatuhnya kekhalifahan itu. Akhirnya timbullah golongan-golongan Syi’ah yang masing-masing menetapkan siapa yang mereka sukai untuk menjadi Imam. Akibat ini, lahirlah beberapa golongan lebih dari 20 jumlahnya, diantaranya :
1.      Az-Zaidiyah
Dinamakan Zaidiah, menurut Zaid bin Zainul Abidin bin Al-Hassain bin Ali. Golongan yang paling murni diantara yang lainnya ialah golongan Az-Zaidiyah. Mereka tidak membenarkan pengakuan sifat-sifat yang berlebihan atau sifat-sifat khayalan yang diberikan kepada Ali, seperti anggapan bahwa Ali bersifat dengan sifat-sifat ketuhanan dan sebagainya. Setelah Zaid meninggal, golongan ini berpecah-belah dan berpencaran kemana-mana. Kebanyakan pengnutnya orang Yaman, sehingga sampai sekarang masih banyak penganut-penganut itu. Imam Yahya, raja Yaman yang satu-satunya keturunan Zaidiyah.
2.      Al-Imamah (Al Istna ‘asyariyah)
Pendirian golongan ini, bahwa Nabi telah menetapkan kekhalifahan itu kepada Ali, kemudian akan diturunkan kepada turunan Fatimah. adapun Abu Bakar dan Umar, adalah orang-orang yang merampas, dan Ali termasuk rukun iman. Sekte ini menetapkan bahwa Nabi Muhammad telah menetapkan 12 imam sebagai penerus risalahnya. golongan Al-Imamah merupakan sekte terbesar syiah dewasa ini. Sebagai kelompok syi’ah terbesar, syi’ah Al-Imamah memiliki nama-nama atau julukan populer yang beragam antara lain adalah: syi’ah imamiyah, ar-Rafidhah, al-Ja’fariyah, dan al-Khashashah.
3.      Al-Isma’iliyah
Al-Isma’iliyah merupakan golongan yang mengimamkan Isma’il bin Ja’far Ash Shadiq. Penganut madzhab ini menghimpun pelajaran-pelajarannya dalam sembilan tingkat, dimulai dari gerakan-gerakan yang meragukan menurut pokok-pokok pelajaran Islam. Mereka mentakwilkan ajaran-ajaran Islam sekehendaknya saja, jauh dari kehendak Islam. Mereka menganggap ahli-ahli filsafah sebagai Nabi.

    C.     Pokok-pokok Ajaran Syi’ah
a.       At-tauhid
Kaum syi’ah juga meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, tidak bergantung semua makhluk, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan juga tidak serupa dengan makhluk yang ada di bumi ini. Namun menurut mereka Allah memiliki 2 sifat yaitu al-tsubutiyah (sifat yang harus dan tetap ada pada Allah) dan al-salbiyah (sifat yang tidak mungkin ada pada Allah).
b.      Al-adl
Kaum syi’ah memiliki keyakinan bahwa Allah memiliki sifat Maha Adil. Menurut syi’ah konsep keadilan Tuhan yaitu Tuhan selalu melakukan perbuatan yang baik dan tidak melakukan apapun yang buruk. Tuhan juga tidak meninggalkan sesuatu yang wajib dikerjakanNya.
c.       An nubuwwah
Kepercayaan kaum syi’ah terhadah keberadaan Nabi juga tidak berbeda halnya dengan kaum muslimin yang lain. Menurut mereka Allah mengutus  Nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia. Syi’ah berpendapat bahwa jumlah Nabi dan Rasul seluruhnya yaitu 124 orang.
d.      Al-imamah
Bagi kaum syi’ah imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama sekaligus dalam dunia. Ia merupakan pengganti Rasul dan memelihara syari’at. Bagi kaum syi’ah yang berhak menjadi pemimpin umat hanyalah seorang imam dan menganggap pemimpin-pemimpin selain imam adalah pemimpin yang ilegal dan tidak wajib ditaati.
e.       Al-Ma’ad
Kaum syi’ah percaya sepenuhnya bahwa hari akhir itu pasti terjadi. Menurut keyakinan mereka manusia kelak akan dibangkitkan, jasadnya keseluruhannya akan dikembalikan keasalnya. Dan pada hari kiamat itu pula manusia harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia di hadapan Allah SWT.


BAB III
KESIMPULAN
Keseragaman aliran-aliran syi’ah itu hanya kedik belaka, untuk mencapai kekuasaan mereka berlindung dalam panji-panji syi’ah untuk maksud-maksud dan rencana-rencana tertentu. Syi’ah menjadi markas persembunyian anasir-anasir yang hendak berkuasa, dan intrik-intrik untuk memecah kesatuan ummat Islam. Biang keladi ini bersumber dari musuh-musuh Islam yaitu dari kalangan Yahudi, Nasrani, Zindik dan lain-lain. Ciri yang khas dalam kalangan syi’ah itu, walaupun kelihatannya bermacam ragam, tetapi satu dalam anggapannya, yaitu bahwa Saidina Ali dengan sebagai keturunannya, akam bangkit kembali untuk memerintah dengan keadilan, disaat dunia ini penuh dengan kezaliman. Diantara turunan Saidina Ali yang akan kembali ke dunia nanti, ialah: Sabaiyah, Baqiriyah, Rafidhah, Haruriyah, dan Ismailiah. Tanggapan ini, tentulah dari agama Yahudi, dan menyifatkan Ali dengan sifat ketuhanan adalah gejala-gejala dari pengaruh Masehi.




DAFTAR PUSTAKA


Mu'in, P. K. (1992). Ilmu Kalam. Jakarta: Widjaya.
 ABDUH, S. M. (1976). RISALAH TAUHID. Bulan Bintang.



Baca Juga: Qadariyah

0 komentar:

Post a Comment