Perkembangan Pendidikan Islam pada masa Turki Utsmani

Perkembangan Pendidikan Islam pada masa Turki Utsmani, wikimedia.org
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
       Ketika me-rewind jejak Turki Usmani (Ottoman), kita akan terbawa pada kilas balik sejarah panjang imperium Islam zaman pertengahan yang heroik sekaligus mencemaskan. Dalam catatan sejarah, sejak Utsman I naik tahta secara terhormat menggantikan Alauddin (khalifah terakhir Turki Saljuk) pada 1300 M, hingga sultan terakhir (ke-40), Abdul Majid II turun pada awal abad ke-20 M (1922), Utsmani telah memerintah selama 600 tahun. 
       Pada etape dua abad pertama di bawah pimpinan Sultan Sulaeman I (diangkat 1520), wilayah kekuasaan Turki telah sampai di semenanjung Balkan. Pasukan Turki yang secara etnografis dan geneologis memiliki ketangguhan dalam perang, terus melakukan ekspansi dan penyebaran Islam langsung dibawah komando sultan. Keberhasilan menduduki Konstantinopel, simbol kekuatan terakhir imperium Romawi Timur, adalah salah satu romantisme sejarah heroik yang memukau. Demikian halnya penguasaan-penguasaan wilayah yang luas secara gradual, hingga Turki Utsmani menjelma menjadi raksasa yang disegani Eropa dan sekutunya. 
       Pendidikan sebagai dimensi dinamis perkembangan suatu bangsa, pada masa Utsmani ini cukup menarik untuk dianalisis keadaannya. Sebab, dibalik kejayaan ekspansinya telah terjadi kelesuan intelektual yang acut. Lebih menarik lagi, karena ada periode akhir Utsmani memasuki arah simpang jalan, saat dimana Eropa mengalami aufklarung dan renaissance dengan segala dimensinya yang berpengaruh secara mondial. Hal inilah yang mendorong Sultan Mahmud II (diangkat tahun 1808) tergerak memulai pembaruan di berbagai sektor termasuk bidang pendidikan. Pada perkembangannya, gerakan pembaruan inilah yang menjadi pilar menguatnya upaya penggulingan Daulat Turki Utsmani di era modern. 

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran kekuasaan Kerajaan Turki Usmani secara singkat?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam pada masa Turki Utsmani?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan secara singkat tentang kekuasaan Kerajaan Turki Utsmani.
2. Untuk menjelaskan perkembangan pendidikan Islam pada masa Turki Utsmani.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Kekuasaan Turki Utsmani.
       Pendiri Kerajaan ini adalah bangsa Turki dan kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara Negeri Cina. Dalam jangka waktu sekitar tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10 di bawah pimpinan Ortoghol. Mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin, Sultan Saljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alaudiin memperoleh kemenangan. Atas jasa baik mereka itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukut sebagai ibukota.  
       Ortoghol meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Utsman. Putra Ortoghol inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani. 
       Sebelum meninggal, Utsman menunjuk (untuk menggantikan posisinya) yang lebih muda dari kedua anaknya, Orkhan yang berusia 42 tahun, yang telah dididik sebagai seorang prajurit di bawah pengawasan ayahnya, dan telah menunjukkan kemampuannya di dalam banyak peperangan, terutama di dalam penaklukan Brusa.  
       Sampai abad ke-17, Turki Utsmani menikmati masa keemasan. Kekuatan militerUtsmani yang sangat tangguh sangat menentukan stabilitas kekuasaan. Kejayaan Utsmani mulai kelihatan pudar setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, yang mengakibatkan terjai perebutan kekuasaan antara putra-putranya. 
       Pada awal abad ke-18, Turki Utsmani berusaha mengembalikan kejayaan dengan melakukan reform yang sangat gencar. Bahkan, Sultan Salim III (w.1807) membuka sejumlah kedutaan Utsmani di Eropa. Kemudan Mahmud II (w.1839) memperkenalkan berbagai lembaga pembaharuan yang banyak diilhami dari Barat, termasuk pendidikan, militer, ekonomi dan hukum. Periode ini kemudian dikenal dalam sejarah sebagai periode Reorganisasi. Berbagai usaha pembaruan terus dilakukan oleh orang-orang Turki, baik dari kalangan ulama, kaum muda, cendekiawan maupun birokrat hingga abad ke-20. 
       Kerajaan Utsmani menjadi simbol Islam akhirnya hilang dari peredaran dunia dengan dihapusnya gelar khalifah tersebut. Di bawah kekuasaan Mustafa-lah pengaruh kekuasaan Sultan berakhir di tahun 1992, dan segera setelah itu khalifah sebagai institusi agama pun dihapus sehingga Mustafa sebagai pemimpin besar menjadi presiden pertama dari Republik Turki baru. Dengan demikian berakhirlah kehidupan panjang dan kebesaran seluruh pemerintahan Islam. 

B. Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Turki Utsmani
1. Peran Sultan-Sultan Turki Utsmani dalam Pendidikan Islam.
       Setelah Mesir jatuh di bawah kekuasaan Utsmaniyah Turki, lalu Sultan Salim memerintahkan supaya kitab-kitab di perustakaan dan barang-barang yang berharga di Mesir dipindahkan ke Istambul. Anak-anak Sultan Mamluks, ulama-ulama, pembesar-pembesar yang berpengaruh di Mesir juga semuanya dipindahkan ke Istambul. Bahkan juga khalifah Abassiyah sendiri dipindah ke Istambul, setelah mengundurkan diri sebagai khalifah dan menyerahkan pangkat khalifah itu kepada Sultan Turki. 
       Dengan berpindahnya ulama-ulama dan kitab-kitab perpustakaan dari Mesir ke Istambul, maka Mesir menjadi mundur dalam ilmu pengetahuan dan pusat pendidikan berpindah ke Istambul, tempat kedudukan sultan dan khalifah.
       Selain itu, Sultan Salim juga mengumpulkan kepala-kepala perusahaan yang terkenal di Mesir, berjumlah kurang lebih 1000 orang banyaknya. Mereka dipindahkan ke Istambul, sehingga 50 perusahaan di Mesir terpaksa ditutup. Itulah salah satu penyebab mundurnya perusahaan di Mesir pada masa Usmaniyah Turki itu.
       Setelah Sultan Salim wafat, lalu digantikan oleh anaknya Sultan Sulaiman Al-Qanuny (926-974 H. = 1520-1566 M.). Pada masa Sultan Sulaiman itu Kerajaan Turki Utsmani mencapai puncak keemasan dan kemajuan yang gemilang dalam sejarahnya. Tetapi sesudah wafatnya Sultan Sulaiman, Kerajaan Turki Utsmani mulai mengalami kemunduran sedikit demi sedikit. Kemunduran terlihat salah satunya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, terutama di wilayah-wilayah Mesir, Bagdad dan lain-lain.
       Yang mula-mula mendirikan madrasah pada masa Turki Utsmani adalah Sultan Orkhan (wafat tahun 761 H.=1359 M.),  didirikan di Iznik pada tahun 1331 M. Ketika itu sejumlah ulama didatangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran Muslim dan teritorial yang baru. Selanjutnya, diikuti oleh Sultan-Sultan keluarga Utsmaniyah selanjutya yang juga mendirikan beberapa perguruan di Burse, Edirne dan Istambul. Perguruan yang dibangun oleh Sulaiman pada tahun 1550 dan 1559 benar-benar menjadi perguruan yang tinggi rankingnya. Madrasah tidak hanya diorganisisr secara ranking tetapi juga dibeda-bedakan berdasarkan fungsi pendidikan mereka. Madrasah tingkat terendah mengajarkan nahwu (tata bahasa Arab), sharaf (sintaksis), manthiq (logika), teologi, astronomi, geometri dan retorika. Perguruan tingkatan tertinggi mengajarkan hukum dan teologi. 
       Adapun bidang pendidikan dan kajian keagamaan seperti fikih, ilmu kalam, tafsir, hadis dan ilmu-ilmu keislaman lainnya dapat dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung memiliki satu mazhab keagamaan, kemudian mempraktikannya dan menekan mazhab lain agar tidak menyainginya. Dalam bidang teologi misalnya, aliran Asy’ariyah mendapat perhatian yang amat besar. Sebagai akibat dari kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan terhadap suatu mazhab, maka ijtihad tidak berkembang sebagaimana mestinya. Para ulama lebih suka menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasiyah (semacam catatatan) terhada karya-karya masa klasik. 
2. Sistem Pengajaran dalam Pendidikan masa Turki Utsmani.
       Sistem pengajaran pada masa itu adalah dengan menghafal matan-matan, meskipun murid-murid tidak mengerti maksudnya, seperti menghafal matan Ajrumiyah, matan Taqrib, matan Alfiyah, matan Sullan dan lain-lain. Setelah murid-murid menghafal matan-matan itu barulah mereka mempelajari syarahnya, kadang-kadang serta hasiyahnya. Dengan demikian pelajaran itu bertambah berat dan bertambah sulit untuk menghafalnya.
3. Ulama-Ulama pada Masa Turki Utsmani.
a. Syeikh Hasan Ali Ahmad As-Syafi’I yang dimasyhurkan dengan Al- Madabighy,Jam’ul Jawami dan syarah Ajrumiyah (wafat tahun 1170 H. = 1756M.) pengarang hasiyah
b. Ibnu Hajar Al-Haitsami (wafat tahun 975H. = 1567M.) pengarang Tuhfah.
c. Syamsuddin Ramali (wafat tahun 1004H. = 1959H.) pengarang Nihayah.
d. Muhammad bin Abdur Razak, Murtadla Al-Husainy Az-Zubaidy, pengarang syarah Al-Qamus, bernama Tajul Urus (wafat tahun 1205H.= 1790M.)
e. Abdur Rahman Al-Jabarity (wafat tahun 1240H. = 1825M.), pengarang kitab tarikh mesir, bernama Ajaibul-Atsar Fit-Tarajim Wal-Akhbar.
f. Syekh Hasan Al-Kafrawy As-Syafi’I Al-azhary (wafat tahun 1202H. =1787M.). pengarang kitab nahwu Syarah Ajrumiyah, barnama Kafrawy.
g. Syeikh Sulaiman bin Muhamad bin Umar Al-Bijirmy As-Syafi’i (wafat tahun 1212H. = 1806M.), pengarang syarah-syarah dan hasyiahhasyiah.
h. Syeikh Hasan Al-Attar (wafat tahun 1250H. = 1834M.), ahli ilmu pasti dan ilmu kedokteran
i. Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Arfah Ad-Dusuqy Al-Maliki (wafat tahun 1230H. = 1814M.) ahli filsafat dan Imu falak serta ahli ilmu ukur
j. Nuruddin Ali Al-Buhairi (wafat tahun 944H. = 1537M.)
k. Abdurrahman Al-Manawy (wafat tahun 950 H. = 1543M.)
l. Syahabuddin Al-Quliyuby.
m. Abdul-Baqybin Yusuf Az-Zarqany Al-Maliki(1099H. = 1687M.)
n. Syeikh Abdulah Al-Syarqawy (Syeikh Al-Azhar) (wafat tahun 1227H. =1812M.)
o. Syekh Musthafa bin Ahmad As-Shawy (wafat tahun 1216H. = 1801H.)
p. Syeikh Musthafa Ad-Damanhury As-Syafi’I (wafat tahun 1216H. = 1801H.) 
4. Perpustakaan Pada Masa Utsmaniyah Turki.
       Perpustakaan pada masa kemajuan Islam tidak terhitung banyaknya diseluruh Negara Islam, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan khusus. Hampir diseluruh masjid dan madrasah-madrasah ada perpustakaan yang berisi bermacam-macam ilmu, terutama ilmu-ilmu Agama dan bahasa Arab. Pada masa Turki Utsmani, masa kemunduran pendidikan dan pengajaran Islam, perpustakaan sangat berkurang, hanya terdapat di Istambul dan sedikit di Mesir, Damsyik, Halab, dan Qudus. Jumlah perpustakaan pada masa itu kurang lebih 26 buah, 22 buah di Istambul dengan jumlah kitab kurang lebih 24.445 dan 4 buah diluarnya dengan jumlah kitab kurang lebih 2.399 sehingga jika ditotal terdapat kurang lebih 30.000 kita dalam perpustakaan-perpustakaan tersebut 
No
Nama Perpustakaan
Tempat
Jumlah Kitab/Buku
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Sultan Muhammad Sani
Sultan Sulaiman
Qollij Ali Basya
Hafiz Ahmad Basya
Qyuberilly Ughlu
Sayyid Ali Basya
Ibrahim Basya
Wallidah Sultan
Basyir Agha
Attif Efendi
Aya Sofia
Seral Ghalthah
Utsman Shalits
Muhd. Raqib Basya
La’lahli Daftar I
La’lahli Daftar II
Seral Hamayun
Walliyuddi Effendi
Asyir Effendi
Dammad Ladah
Abdul Hmaid
Hallaf Effendi
Al Azhar
Abdul Basya Al Al’Azam
Madrasah Ahmadiah
Qudus
Istambul


















Cairo
Damsyiq
Halab
Qudus
1537
803
752
412
1448
2906
831
732
552
1336
1445
556
2421
1077
890
1947
916
1769
1877
1109
1383
656
1099
422
269
609


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan 
       Puncak kemajuan islam di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan terjadi pada masa Abbasiyah. Ketika dinasti Abbasiyah hancur oleh tentara Mongol yang dipimin Hulagu Khan, pendidikan dan ilmu pengetahuan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia pun mengalami kemunduran. Bahkan kondisi ini tidak bisa diatasi oleh tiga kerajaan besar Islam pasca Bagdad yaitu kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India.
       Kerajaan Utsmani sebagai kerajaan yang mampu bertahan lama dari dua kerajaan besar lainnya hanya mampu mengembangkan sistem kemiliterannya, sehingga konsentrasi mereka lebih kepada masalah militer dan perluasan wilayah. Sementara untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan kurang mendapat perhatian serius. Namun demikian, ulama-ulama, buku-buku dan perpustakaan-perpustakaanyang dihasilkan pada masa itu tidak sedikit. Tercatat tidak kurang dari 16 ulama kenamaan yang muncul ke permukaan, 26 buah perpustakaan dan kurang lebih 30000 buku yang dihasilkan pada zaman Turki Utsmani. 

DAFTAR PUSTAKA

Nata,Abuddin.2016.Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Yatim,Badri.1994Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
. Mahmud Yunus.1990.Pendidikan Islam.Jakarta: PT Hidakarya Agung
Syaikh Mahmuddunaser,Islam It’s Concept and History,New Delhi: Nusrat Ali Nasri,1981
Lapidus,Ira M.2000.Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Nata,Abuddin.2014.Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana

0 komentar:

Post a Comment