Pemikiran Kalam Ulama Masa Kini ‘Ismail Al-Faruqi’


Ismail Raji Al-Faruqi, www.azquotes.com

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemikiran Kalam Ulama Masa Kini  ‘Ismail Al-Faruqi’ sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas perkuliahan terutama pada mata kuliah Tauhid.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak penyusunan makalah  ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu. Zuhrotul Latifah, S.Ag. M.Hum, selaku Dosen Tauhid.
       Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan penulis dalam  hal kemampuan yang masih dalam taraf  belajar oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penulisan karya tulis ini sangat penulis harapkan dan semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menambah bahan referensi bagi orang lain.


                              Yogyakarta


Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...  i
KATA PENGANTAR  ………………………………………………………….     ii 
DAFTAR ISI  ……………………………………………………………………    iii
BAB    I           :  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  …………………………………….…….…  1
B.     Rumusan Masalah……………………………………….…..  1
C.     Tujuan ……………………………………………………...   1
D.    Manfaat ………… ……………………………………...…..  2
BAB    II         :  PEMBAHASAN
A.    Biografi Ismail al-Faruqi………………………….…………..3
B.     Karya-Karya Ismail Al-Faruqi………………………………..4
C.     Pemikiran Ismail al-Faruqi……………………………………4

BAB    III        :  PENUTUP
A.    Simpulan  ……………………………………………………8   
B.     Saran  ………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA…………..………………………………..

                                                                                                                              
BAB I
PENDAHULUAN
    
   A.LATAR BELAKANG

Kemajuan dunia pendidikan telah membantu manusia untuk lebih memahami tentang konsep-konsep yang ada di dunia ini, namun tak jarang manusia lebih mengutamakan ilmu pengetahuan dan menggunakan akal dalam memahani sesuatu yang berkaitan dengan spiritualitas. Maka tak jarang hal itu menyebabkan pertentangan.
 Sudah tiba saatnya bagi cendekiawan muslim untuk meninggalkan metode-metode asal tiru dalam reformasi pendidikan islam. Reformasi pendidikan hendaklah islamisasi pengetahuan modern. Sebagai sebuah disiplin ilmu, maka sains-sains sastra, sosial, dan sains alam harus disusun dan dibangun ulang, diberikan dasar islam yang baru, dan diberikan tujuan-tujuan baru yang konsisten dengan islam. Setiap disiplin ilmu harus dituang kembali sehingga mewujudkan prinsip-prinsip islam di dalam metodologinya, di dalam strateginya, di dalam apa yang dikatakan sebagai data-datanya, problema-problemanya, tujuan-tujuannya dan aspirasi-aspirasinya.
Keprihatinan Faruqi terhadap kondisi umat Islam yang tenggelam dalam adopsi sistem pendidikan barat, maka menurutnya, tidak ada cara lain untuk membangkitkan Islam dan menolong nestapa dunia, kecuali dengan mengkaji kembali kultur keilmuan Islam masa lalu, masa kini dan keilmuan barat, untuk kemudian mengolahnya menjadi keilmuan yang rahmatan li al ‘alamin, melalui apa yang disebut “islamisasi ilmu” yang kemudian disosialisasikan lewat sistem pendidikan Islam yang integral.

   B. RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1.      Biografi Ismail al-Faruqi
2.      Karya Ismail al-Faruqi
3.      Pemikiran Ismail al-Faruqi

   C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui Bografi Ismail al-Faruqi
2.      Mengetahui Karya Ismail al-Faruqi
3.      Mengetahui Pemikiran Ismail al-Faruqi
   D. MANFAAT
Hasil penelitian ini pada akhirnya dapat bermanfaat :
1.      Dapat memberikan bahan masukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan yang selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi penelitian.
2.      Dapat memberikan pengertian kepada masyarakat tentang Pemikiran Ismail al-Faruqi
3.      Diharapkan sebagai langkah awal bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, serta merupakan suatu karya ilmiah untuk memenuhi tugas perkuliahan.


BAB II
PEMBAHASAN

    A. Biografi Ismail al-Faruqi
Ismail Raji al-Faruqi adalah seorang intelektual muslim yang berasal dari palestina. Ia dilahirkan pada tanggal 1 januari 1921 di Jaffa Palestina. Pendidikan awalnya ditempuh di lembaga pendidikan yang bernama Collage de Fereres di Lebano, dari tahun 1926-1936. Kemudian Ia melanjutkan studinya ke sebuah perguruan tinggi di barat, yaitu American University, hingga  mencapai gelar sarjana muda pada tahun 1941. Setelah itu dirinya menjadi pegawai pemerintah Palestina , yang ketika itu masih dibawah mandat Inggris, selama empat tahun. Setelah itu ia diangkat menjadi gubernur Galilea yang terakhir karena pada tahun 1947 provinsi yang dipimpimnya itu jatuh ketangan Israel. Keadaan tersebut memaksanya untuk pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1948.[1]
Kepindahannya ke Amerika Serikat ternyata merubah haluan  hidupnya. Dia berubah menggeluti dunia akademik dan sangat memperhatikan persoalan-persoalan ilmu pengetahuan. Perhatiannya ini akhirnya menjadi motivasi baginya untuk terus melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada tahun 1949, al-Faruqi meraih gelar M.A dalam bidang filsafatdi Indiana University. Selain itu al-Faruqi  juga mengikuti kuliah di Harvard University dan mengambil disiplin ilmu yang tidak jauh berbeda dengan kuliahnya di Indiana University. Ia pun mendapaat  gelar kedua kalinya dengan tesis yang berjudul :”on justifying in good, metaphisyc and epistemology of value”(tentang pembenaran kebaikan , metafisika, dan epistemology nilai). Gelar doktornya diraih di Indiana University. Setelah itu  ia memperdalam ilmu keislaman di Al-Azhar, Kairo Mesir. Hal itu ia lakukan dalam rangka menyeimbangkan antara metodologi dan kerangka keilmuan yang dimiliki dengan materi keislaman. Studinya di Al-Azhar berlangsung selama empat tahun.
Sebagi perwujudan rasa tanggung  jawab moralnya sebagai ilmuan atau intelektual, setelah menyalesaikan studinya di Chicago al-Faruqi berusaha menyosialisasikan keilmuannya dengan memberikan kuliah di Mc. Gill University, Montreal Canada, pada tahun 1959. Ia bersama teman-temannya juga terlibat dalam kegiatan Central Institute for Islamic Research dengan jurnal yang diberi nama Islamic Studies. Keterlibatannya itu menyebabkannya pindah ke Karachi pada tahun 1961. Di Pakistan ia hanya mampu bertahan sekitar dua tahun. Pada tahun 1963 ia kembali ke  amerika serikat dan memberi kuliah di fakultas agama di University of Chicago. Selanjutnya ia pindah ke program pengkajian isalam di Syiracus University, New York. Lima tahun kemudia yaitu pada tahun 1968, ia pindah ke Tample University, Philadelphia, sebagai professor (guru besar) agama dan mendirikan pusat pengkajian islam. Al-faruqi juga aktif member kuliah di universitas ini sampai akhir hayatnya, yaitu tahun 1986.
Disamping itu, ia juga menjadi dosen luar biasa di berbagai pergurun tinggi diberbagi Negara, seperti di Mindanao State University, Marawy City (Philadelphia ); Universitas Islam di Qom (iran); dan sebagai professor tamu bidang sastra dan kebudayaan islam di University kebangsaan Malaysia. Dia juga sebagai perancang utama kurukulum di the American Islamic College, Chicago.

  1. Karya-Karya Ismail Al-Faruqi
Faruqi mewariskan tidak kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai persoalan; etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan politik. Di antara karyanya yang terpenting adalah: Islamization of Knowledge: General Principles and Workplan (1982) (diterjemahkan kedalam bahasa indonesia dengan judul Islamisasi Pengetahuan), A Historical Atlas of the Religion of The World (Atlas Historis Agama Dunia), Trialogue of Abrahamic Faiths (Trilogi Agama-agama Abrahamis), The Cultural Atlas of Islam (1986) (diterjemahkan dengan judul Atlas Budaya Islam; Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang ), Islam and Culture (1980) (Islam dan Kebudayaan), Al Tawhid; Its Implications for Thought and Life (1982), Islamic Thought and Culture, Essays in Islamic and Comparative Studies.

    C.  Pemikiran Ismail al-Faruqi
   
   1.  Tauhid dalam pandangan al-Faruqi
Tauhid atau prinsip keesaan Tuhan yang didalam islam merupakan pondasi pokok untuk meneggakkan tiang agama islalm, telah mewarnai bangunan spiritualitas atau kesadaran keberagaman umat islam.
Seorang muslim menurut al-Faruqi berarti menganggap tuhan semata sang pencipta normative yang kehendaknya semata-mata sebagai perintah yang harus diikuti dan pola-polanya adalah semata-mata sebagai kebutuhan etis penciptaan.
Al-Faruqi sendiri menyatakan bahwa tauhid merupakan esensi peradaban islam, yaitu sebagai prinsip penentu pertama dalam islam, kebudayaan dan peradabannya. Tauhid menurut al-Fruqi disamping sebagai inti pengalaman keagamaan atau tepatnya intisari islam, juga sebagai pandangan dunia. Pengakuan al-Faruqi terhadap eksistensi Tuhan sebagai causa prima tampak lebih cenderung kepada pemahaman teolog muslim daripada para filosof. Menurutnya tuhan dalah zat yang memerintahkan. Gerakan-gerakannya, pemikiran-pemikirannya,dan perbuatan-perrbuatannya adlah realitas-realitas yang tak dapat diragukan kebenarannya.

   2. Pemikiran Tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Menurut al-Faruqi, Islamisasi adalah usaha “untuk mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikirkan kembali argumen dan rasionalisasi yang berkaitan dengan data itu, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran, memproyeksikan kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa sehingga disiplin-disiplin ini memperkaya wawasan Islam dan bermanfaat bagi cause (cita-cita)”. Dan untuk menuangkan kembali keseluruhan khazanah pengetahuan umat manusia menurut wawasan Islam, bukanlah tugas yang ringan yang harus dihadapi oleh intelektual-intelektual dan pemimipin-pemimpin Islam saat ini. Karena itulah, untuk melandingkan gagasannya tentang Islamisasi ilmu, al-Faruqi meletakan “prinsip tauhid” sebagai kerangka pemikiran, metodologi dan cara hidup Islam.
Menurut Al-Faruqi pengetahuan modern menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akal dalam diri umat Islam, memisahkan pemikiran dari aksi serta adanya dualisme kultural dan religius. Karena diperlukan upaya Islamisasi ilmu pengetahuan dan upaya itu harus beranjak dari Tauhid.
Menurut AI-Faruqi sendiri Islamisasi ilmu pengetahuan berarti mengIslamkan ilmu pengetahuan modern dengan cara menyusun dan membangun ulang sains sastra, dan sains-sains pasti alam dengan memberikan dasar dan tujuan-tujuan yang konsisten dengan Islam. Setiap disiplin harus dituangkan kembali sehingga mewujudkan prinsip-prinsip Islam dalam metodologinya, dalam strateginya, dalam apa yang dikatakan sebagai data-datanya, dan problem-problemnya. Seluruh disiplin harus dituangkan kembali sehingga mengungkapkan relevensi Islam sepanjang ketiga sumbu Tauhid yaitu, kesatuan pengetahuan, hidup dan kesatuan sejarah.


    3. Pemikiran tentang Perbandingan Agama

Dalam bidang perbandingan agama, kontribusi pemikiran Al Faruqi tak kecil. Karyanya A Historical Atlas of Religion of the World, oleh banyak kalangan dipandang sebagai buku standar dalam bidang tersebut. Disamping itu dia juga mengarang buku Islam and Other Faiths dan Trialogue of Abrahamic Faiths. Dalam karya-karyanya itulah, ia selalu memaparkan pemikiran ilmiahnya untuk mencapai saling pengertian antarumat beragama, dan pemahaman intelektual terhadap agama-agama lain. Baginya, ilmu perbandingan agama berguna untuk membersihkan semua bentuk prasangka dan salah pengertian untuk membangun persahabatan antara sesama manusia.
Karena itu pula, Al Faruqi berpendapat bahwa Islam tidak menentang Yahudi. Yang ditentang Islam adalah Zionisme. Antara keduanya (Yahudi dan Zionisme) terdapat perbedaan mendasar. Ketidakadilan dan kezaliman yang dilakukan Zionisme, menurutnya, begitu rumit, majemuk, dan amat krusial, sehingga praktis tidak terdapat cara untuk menghentikannya tanpa suatu kekerasan perang. Dalam hal ini, negara zionis harus dihancurkan. Sebagai jalan keluarnya, orang-orang Yahudi diberi hak bermukim di mana saja mereka kehendaki, sebagai warga negara bebas. Mereka harus diterima dengan baik di negara Muslim.
Sikapnya yang demikian itu ternyata tidak disenangi oleh kalangan yahudi Amerika. Tindakan tersebut diuga disebabkan oleh kelompok-kelompok semaacam jerwish defense organization (organisasi pembelaan yahudi). Di tengah meningkatnya gerakan anti Arab dan yang berbau Arab itulah Prof.Dr. Ismail Raji al-Faruqi, istrinya (Dr.Lo’is Lamnya’ al –Faruqi), dan kedua anaknya dibunuh di rumahnya dalam suatu serangan oleh kelompok tak  dikenal pada tengah malam 27 mei 1986.
Untuk mengenang jasa-jasa al-Faruqi organisasi masyarakat islam Amerika Utara (ISNA) berusaha mendirikan the Ismail and Lamnya Memorial Fund, yang bermaksud melanjurkan cita-cita islamisasi ilmu pengetahuan yang dicetuskannya. Kematian al-Faruqi merupakan duka seluruh umat islam. Sebab di tangan al-faruqi lah pemikiran kebudayan islam , terutama islmisasi ilmu pengetahuan menemukan bentuknya.

    4.  Manusia dan Tindakan Moral
Pandangan al-faruqi tantang manusia dan tindakan moral, yaitu suatu pandangan yang berasarkan pada pemahaman konsep dan prinsip tauhid. Ia tidak hanya mengakui unsure kebebasan dn kemerdekaan yang merupakan persyaratan yang diabsahkannya pembadaan kewajiban (taklif) atau tanggung jawab moral. Ia justru menegaskan bahwa kebebasan dan kemerdekaan diri merupakan syarat mutklak bagi aktualisasi kehendak tuhan di panggung sejarah dunia. Di sampiing itu ia juga mengembangkan konsep tanggung jawab sosial yang didasarkan pada pandangan ummatisme, yaitu bahwa orang –orang lain yang menjadi objek tindakan moral didekati dengan tujuan menyakinkan mereka akan sifat baik dari tindakan moral tersebut. Kemudian begitu mereka telah berrhasil diyakinkan, mereka akan melibatkan diri dan melahirkan eksisten-eksisten yang nyata atau akan mengaktualisasikan kehendak ilahi yang berupa nilai-nilai moral secara sukaarela dan sadar.[2]

    5. Problem Ukuran Moral
Hal-hal yang dijadikan ukuran sumber,standar,atau patokan bagi ukuran moral antara lain adalah hati nirani, adat istiadat,dan agama.
Sumber dan ukuran moral menurut ismail al-faruqi semata-mata di dasarkan pada kehendak tuhan baik yang teraktualisasi melalui wahyu, hukum, moral, maupun pola-pola hukum alam. Namun ketika kehendak tuhan tersebut hendak di aplikasikn dalam pemenuhan tugas etis manusia meka pemahaman terhadap kehendak dan keinginan tuhan tuhan tersebut sangat tergantung pada ketajaman dan kepekaan analisis atau pemahaman manusia. Adapun pemahaman terhadap kehendak ilahi itu bersifat dinamis. Ia juga bersifat terbuka bagi keberagaman kemungkinan bukti-bukti baru. Oleh karena itu gagasan tentang ukuran moral seperti ini akan terhindar dari jerat-jerat relativisme atau irasionalisme radikal.

    6. Hakikat Nilai Baik-Buruk
Al-faruqi telah memberikan makna dan hakekat nilai baik-buruk dengan bentuk pemenuhan terhadap  kehedak ilahi. Tidak melaksanakan kehendak ilahi berarti tidak baik atau buruk. Pemahaman seperti ini mungkin akan dikatakan sebagai bentuk gagasan yang teosentrik, berpusat pada tuhan. Segala sesuatu dikategorikan baik bila memiliki kesamaan dengan tuhan. Sebaliknya apa pun peristiwa atay kejadian akan dinilai tidak baik bila dalam perealisasiannya tidak sesuai denga kehendak dan pola-pola tuhan . pola pemahaman seperti ini juga sering dijadikan dasar argumentasi bahwa prinsip tauhid hanya akam menciptakan suatu tatanan sistem nilai yang bersifat otoriter atau teokratif. Orang yang memegang kekuasaan akan dengan mudah memaksakan kehendaknya yang diberikan tuhan kepadanya. Demikian pula seseorang yang memiliki otoritas keilmuan akan dengan mudah memaksakan pemahamannya kepada orang lain tanpa memperharikan hak-hak kemanusiaan mereka.



BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Makalah tentang Pemikiran Kalam Ulama Masa Kini  ‘Ismail Al-Faruqi’ini dapat ditarik beberapa butir kesimpulan, antara lain:
1.      Rumusan masalah 1. Ismail raji al-faruqi lahir di jaffa palestina pada 1 januari 1921. Paa tahun 1926-1936 bersekolah di colleges dan frères yang terletak di libanon. Kemudian pada tahun 1941 lulus dari American university of  Beirut.
2.      Rumusan masalah 2. Faruqi mewariskan tidak kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai persoalan; etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan politik.
3.      Rumusan masalah 3. Menurut Al-Faruqi pengetahuan modern menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akal dalam diri umat Islam, memisahkan pemikiran dari aksi serta adanya dualisme kultural dan religius. Karena diperlukan upaya Islamisasi ilmu pengetahuan dan upaya itu harus beranjak dari Tauhid.
   
     B. SARAN
Maka sebagai tindak lanjut terdapat beberapa saran antara lain :
1.      Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang Pemikiran Kalam Ulama Masa Kini  ‘Ismail Al-Faruqi’secara lebih lanjut, dan lebih detail serta mendalam. Agar mendapatkan data yang lebih lengkap. Untuk pembelajaran serta informasi bagi masyarakat luas.



DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zaenul. Moralitas Al-Quran dan Tantangan Modernitas. Yogyakarta: Gama Media 2002
M. Bashori, Islamisasi Ilmu, dalam Harian Pelita, edisi 24 Nopember 1991
http://m.facebook.com/notes/ibad

Baca Juga: Ahlussunah Wal Jamaah


[1]  Zaenul Arifin,Moralitas Al-Quran dan Tantangan modernitas. Hal 173
[2] Zaenul Arifin,Moralitas Al-Quran dan Tantangan modernitas.hal 205

0 komentar:

Post a Comment