Perkembangan Kebudayaan dan Keilmuan masa Mamluk Bahri

Oranag Mamluk, Sumber:kissanak.files.wordpress.com/
BAB II
PEMBAHASAN
Dinasti Mamalik membawa warna biru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, keculi dalam waktu singkat ketika Qalawun (1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun menurun. Anak Qalawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha (1295 – 1297 M). sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan. Kemajuan – kemajuan itu dicapai dalam berbagai bidang, sepeti konsolidasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan.

1. Perkembangan Kebudayaan dan Keilmuan masa Mamluk Bahri
Dalam bidang Ekonomi, kemajuan dalam bidang ekonomi yang dicapai oleh dinasti Mamluk sebagian besar diperoleh dari sektor perdagangan dan pertanian. Kemajuan ini tidak terlepas dari peran dan kebijakan yang diambil oleh Baybars. Dinasti Mamalik membuka hubungan dagang dengaPerancis dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fathimiyah di Mesir sebelumnya. Jatuhnya Baghdad membuat Kairo sebagai jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, menjadi lebih penting karena, Kairo mengubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa. Di samping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antar kota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan perekonomiannya. Kondisi geografis ini menyebabkan ekonomi Mesir mencapai tingkat pertumbuhan tinggi. dalam sektor Industri, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya kegiatan memproduksi barang-barang baik yang sudah biasa diproduksi maupun maupun barang-barang yang kemudian mulai berkembang di Mesir. Beberapa contoh barang-barang yang diproduksi oleh masyarakat Mesir seperti Industri Logam, alat perhiasan dari emas dan perak, industri kapal dan perahu yang bisa digunakan untuk alat transportasi guna memperlancar kegiatan perndustrian.
Di bidang ilmu pengetahuanMesir menjadi tempat pelarian ilmuan – ilmuan asal Baghdad dari serangan tentaraMongol. Di samping itu Mesir dengan perguruan tinggi Al-Azhar serta perpustakaan Dar al-Hikmah yang selamat dari penghancuran serangan tentara Mongol (Perpustakaan Bait al-Hikmah Baghdad hancur oleh serangan Mongol, perguruan tinggi Toledo dan Cordova Andalus di ambil alih oleh bangsa Eropa) menyebabkan kesinambungan ilmu zaman klasik tetap berkembang. Karena itu, ilmu – ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti Sejarah, Kedokteran, Astronomi, Matematika dan Ilmu Agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama – nama besar, seperti ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Al-Tusi. Di bidang matematika Abu Al Faraj Al-Ibry. Dalam bidang Kedokteran: Abu Al-Hasan ‘Ali Al-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru – paru manusia, Abd Al-Mun’im Al-Dimyathi, seorang dokter hewan, dan Al-Razi, perintis Psikoterapi. Dalam bidang opthalmologi dikenal nama Salah Al-Din ibn Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu kegamaan, tersohir nama Ibn Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam islam, Al-Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibn Hajar Al-‘Asqalani dalam ilmu hadis dan lain-lain. Disamping itu Mesir dengan perguruan tinggi Al-azhar  serta perpustakaan Dar al-hikmahnya yang selamat dari penghancuran serangan tentara Mongol (perpustakaan bait al hikmah) 
Dalam bidang arsitekturCorak pergantian sultan yang tidak turun-temurun pada masa dinasti Mamalik tampaknya membawa pengaruh tersendiri bagi paar sultan. Munculnya persaingan di lingkungan para amir yang sebenarnya adalah calon-calon sultan telah memberikan implikasi yang terbawa setelah mereka menduduki sultan. Perlu dikemukakan bahwa setiap sultan pada masa dinasti Mamalik berusaha untuk lebih berhasil dan berbeda dari pendahulunya meskipun tidak semua terpenuhi. Di antara mereka senantiasa ada keininan untuk mengabadikan sesuatu yang bersifat monumental dari kepemimpinannya sebagai warisan sejarah. Karena pewarisan kekuasaan kepada keturunan sangat kecil kemungkinannnya, usaha itupun berubah menjadi pendirian bangunan-bangunan yang bernilai arsitektur tinggi. Keadaan ini didukung pula oleh kondisi yang kondusif dari sultan-sultan Mamalik dengan kedatangan para arsitek dan pengrajin-pengrajin dari negra-negara Islam timur ke Syria dan Mesir yang melarikan diri dari pengejaran-pengejaran tentara Mongol. Hal ini tampak pada masa Baybars, ia telah membangun masjid, sekolah-sekolah, menyempurnakan masjid nabawi di Madinah, dan membuat pagar di sekeliling makam Nabi Muhammad SAW. Kemudian, Qalawun selain mendirikan masjid, ia telah berjasa dalam membangun rumah sakit yang besar dipimpin oleh Ibnu Al-Nafs. Barquq mendirikan Khamzah (tempat para sufi mengasingkan diri untuk beribadah). Selain itu, sultan-sultan Mamalik banyak berjasa dalam membangunan Perpustakaan, tempat peristirahatan, serta penyempurnaan kubah dan menara-menara masjid. Para sultan dari dinasti Mamalik juga telah banyak berperan dalam mendorong kemajuan di bidang arsitektur. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. .
Dalam bidang keagamaansetelah masa Abbasiyah, perkembangan ilmu keagamaan tidak kedengaran tinggi lagi, baik dalam bidang teologi maupun fiqh. Keadaan ini terus berlanjut sampai masa pemerintahan dinasti Mamalik. Ada beberapa hal dalam pemerintahan Mamalik yang menunjukkan perkembangan ilmu keagamaan mengalami kelambanan. Munculnya Sunni sebagai mazhab resmi negara berarti mengecilkan aliran yang bukan sunni. Umumnya pada masa ini, para ulama mengalami kelemahan mental dan lebih menyukai bekerja dengan penguasa daripada pengemban ilmu keagamaan. Ulama yang idak dapat tempat dalam pemerintahan membentuk komunitas tasawuf yang bersifat paternalistis, mengadakan praktik tarekat, dan tidak mengembangkan ilmunya. Melihat kenyataan ini, pada masa dinasti Mamalik, Ibnu Thaimiyah pernah mengeluarkan pendapat-pendapatnya sebagai koleksi yang keras terhadap keadaan yang dinilainya sudah menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya. Pada masa Dinasti mamalik, Ibnu Thaimiyah pernah menganjurkan pemurnian dengan kembali pada Al-Qur’an dan hadis, serta menganjurkan para ulama agar berijtihad kembali. Sultan Baybers mengadakan berbagai pembangunan di Mesir, Palestina dan Syria. Ada dua tradisi yang tercipta masa Baybers. Pertama, mempersiapkan kiswah untuk Baitullah di Makkah al-Mubarokah dan diantar dengan upacara pada setiap musim hajiTradisi itterus dilanjutkan oleh sultan selanjutnya, Qolawun. Qolawun juga banyak mendirikan bangunan di Mesir yang masih dikagumi sampai sekarang, baik bangunan keagamaan ataupun bangunan sosial seperti rumah sakit, rumah anak yatim dan penampungan orang cacat. Sultan Qolawun juga dapat menghancurkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Abaga Khan (anak Hulagu khan) yang ingin menebus kekalahan ayahnya. Pertempuran pecah diwilayah Homs, Syria Utara dan pasukan Mongol hancur.
Dalam bidang militer, Qalawun selanjutnya menghancurkan serangan tentara salib sehingga tamatlah kekuasaan Salibiyah yang sudah berjalan dua abad lamanya dan habislah angan-angan hendak menguasai makam suci dan membebaskan kota kelahiran Nabi Isa penebus dosa mereka. Satu-satunya kota yang masih mampu mempertahankan diri adalah Bandar Okka. Baru di tangan putranya, Sultan Asraf Shilahuddin Khalil (1290-1293), kota benteng Okka dapat dikuasai kembali pada tahun 1291 M. kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa sultan tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat, dan stabilitas negara yang aman dari gangguan. Semua itu saling berangkai dan saling memengaruhi antara satu dan lainnya. Kekuatan militer dan pribadi para sultan yang berhasil menekan segala usaha yang mengancam kekuasaan mereka dari dalam dan luar negeri merupakan faktor pertama. Selanjutnya, kondisi geografis dan kestabilan dalam negeri sebagai akibat faktor pertama telah membawa pertumbuhan ekonomi dan ilmu-ilmu pengetahuan praktis.
Dalam bidang sosial, kehidupan sosial masyarakat dinasti Mamluk dalam keadaan stabil. Ketiga lapisan masyarakat; elit militer berkuasa, lapisan menengah terdiri atas para pedagang, ulama dan lingkungan profesi, serta lapisan bawah yang terdiri atas mayoritas populasi tidak mengalami benturan dalam hubungan mereka secara menyeluruh. Hubungan antara lapisan-lapisan itu berjalan dengan baik. Sekalipun ada perbedaan pendapat antara Sultan Baybars dengan Imam Nahwawi, perbedaan tersebut tidak mengganggu hubungan dalam bentuk lainnya. Hubungan antarkota, terutama kota-kota yang mempunyai kedudukan penting dilengkapi dengan pos-pos cepat dan angkutan-angkutan gerak cepat. Dari Kairo ke Damaskus, pos dapat berjalan dalam waktu empat hari dan para sultan dapat bermain polo di Kairo dan Damaskus dalam minggu yang sama. Hubungan pos dan komunikasi antar kota ini sudah dimulai dari masa Baybars. Diduga perhatian Baybars terhadap kedua hal ini adalah dalam rangka pengamanan wilayah dan memperlanjar arus perdagangan. Selain itu, sultan-sultan Mamluk mulai dari Baybars telah berjasa dalam membangun kanal yang menghubungkan Laut Merah dengan Sungai Nil, memperkuat armada laut untuk kepentingan dagang dan pertahanan serta mengawasi institusi wakaf yang pelaksanaannya diserahkan kepada Khalifah. Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa sultan yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat, dan stabilitas negara yang aman dari gangguan. Semua itu saling berangkai dan saling memengaruhi antara satu dan lainnya. Kekuatan militer dan pribadi para sultan yang berhasil menekan segala usaha yang mengancam kekuasaan mereka dari dalam dan luar negeri merupakan faktor pertama. Selanjutnya kondisi geografis dan kestabilan dalam negeri sebagai akibat faktor pertama telah membawa pertumbuhan ekonomi dan ilmu-ilmu pengetahuan praktis. Semua ini memungkinkan perkembangan seni arsitektur dan kaligrafi.

2. Perkembangan Sejarah dan Historiografi masa Mamluk Bahri
Peristiwa-peristiwa penting pada masa Mamluk bahri antara lain :
1. Pada tahun 667 H/1268 M azh-Zhahir Babiris mampu meluaskan pengaruhnya di Hijaz.
2. Antara tahun 660-690 H/1261-1291 M orang-orang mamluk menggempur kaum salibis dan berhasil mengambil kembali beberapa kota di Syam yang masih berada di tangan mereka.
3. Pada tahun 680 H/1281 M Manshur Qalawun berhasi menghancurkan pasukan Tartar.
4. Pada tahun 702 H/1301 M an-Nashir Muhammad bin Qalawun berhasil menaklukan kepulauan Arwad dan mengusir orang-orang Salibis dari sana.
5. Pada tanggal 15 Ramadhan tahun 658 H/1259 M terjadi Perang ‘Ain Jalut (dekat Nablus di Palestina) yang sangat terkenal antara orang-orang Mamluk dengam pimpinan Sultan Qatgaz dan Panglimanya azh-Zhahir Babiris dengan orang-orang Mongolia yang kejam dengan pimpinan Kitabuka Wakil Hulaku. Kaum Muslimin mengalami kemenangan yang sangat gemilang dan berhasil mengusir orang-orang Mongolia dari Syam. Maka Mesir dan Syam kini berada di bawah kekuasaan Mamluk. Lalu, stabilitas negara saat itu menjadi normal. Perang ini merupakan peristiwa besar dalam sejarah Islam dan merupakan kemenangan pertama yang berhasil dicapai oleh kaum Muslimin terhadap orang-orang Mongolia. Setelah kemenangan ini kaum Muslimin mengejar orang-orang mongolia dan kaum Muslimin berhasil mengalahkan orang-orang Mongolia..
Kemauan peradaban Islam masa Mamluk bahri, sejak terbentuknya sebagai negara berdaulat yang merupakan kekuatan politik di dunia islam dalam periode pertengahan, pemerintahan Mamalik telah telah memperhatikan Indikasi kemajuan. Kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mamluk dapat dilihat dalam berbagai aktifitas pembangunan yang dilakukan oleh penguasa. Kestabilan politik dan kemapanan ekonomi memberikan peluang untuk membangun negaranya. Di antara 47 sultan Mamluk tersebut, 26 Sultan Mamluk Bahri hanya ada beberapa sultan yang dapat dianggap membangun secara fisik negara antara lain :
1. Azh-Zhahir Ruknuddin Baybars 1 Al-Bubduqdari (658H/1260)
Kemajuan – kemajuan yang dicapai antara lain : melancarkan transportasi antara daerah kekuasaannya yang satu dengan yang lain, angkatan bersenjata diatur serapi mungkin sehigga ketentraan terorganisir dengan baik, membangun pelabuhan dan menggali terusan sehingga bidang perhubungan darat dan laut menjadi lancar, organisasi pemerintahan diaturnya sedemikian rupa sehingga kesultanan ini menjadi kuat, memperindah kota dengan membangun masjid yang indah serta mendirikan badan-badan amal.
2. Al-Mansyur Sayfuddin Qalawun Al-Alfi (678 H/1280 M)
Kemajuan-kemajuan yang dicapai antara lain : merenovasi beberapa benteng pertahanan, seperti benteng pertahanan Aleppo di Ba’labak dan Damaskus, merenovasi masjid Nabawi di Madinah serta disekeliling Makam nabi dibuatkan Pagar
3. An-Nashir Nashiruddin Muhammad (693 H/1294 M)
Kemajuan-kemajuan yang dicapai antara lain : membangun sarana ibadah, membangun lembaga pendidikan sebuah sekolah yang dibangun di Kairo pada tahun 704 H/1304 M
4. An-Nashir Nashiruddin Al-Hasan (748 H/1347 M)
Kemajuan-kemajuan yang dicapai : mendirikan sarana pendidikan, sekolah dibangun aula khusus untuk tempat pertemuan, pembangunan masjid, salah satu bangunan masjid sultan Hasan dekat Benteng Kairo.


BAB III
KESIMPULAN

Mamluk Bahri memberikan wawasan yang cukup luas terhadap perkembangan dan peradaban Islam saat itu, para penguasa Mamluk Bahri memberikan apresiasi dorongan, perlindungan terhadap bawahannya, kemajuan-kemajuan yang dicapai tidak jauh berbeda dengan peradaban Islam di baghdad, walaupun Mamluk lebih lebih penting dalam bidang militer dibandingkan Ilmu pengetahuan, walaupun Ilmuan-ilmuan yang datang dari berbagai daerah disambut baik oleh Sultan dan dilindungi, sehingga mereka nyaman dengan pembuatan karya-karya untuk pengembangan keilmuan di Mesir. 
Selain Militer dan Ilmu pengetahuan, Perkembangan Ekonomi pun cukup baik, mata pencaharian masyarakat Mesir sebagian besar Pedagang, petani. Kegiatan sehari-hari masyarakat mengurus ladang dan hasil ladang mereka dijual di pasar-pasar guna menambah penghasilan mereka. di bidang Seni Arsitektur muncul arsitektur berbagai daerah untuk membangun masjid–masjid bangunan-bangunan yang bermanfaat untuk masyarakat disekitarnya, dalam bidang sosial, memiliki pos-pos penting untuk menyampaikan suatu informasi dan berguna untuk memperlancar transportasi, perdagangan baik di luar maupun di dalam kota.
Perkembangan peradaban Mamluk Bahri lebih condong ke bidang Militer karena banyak serangan dari luar kota yang masih banyak menyeranga Mesir pada saat itu, sehingga banyak yang berpendapat bahwa aspek militer dinasti Mamluk cukup tinggi, karena mereka benar-benar dididik oleh Sultan, dilindungi dan lebih berperan penting sehingga beberapa peperangan serangan dari luar Mamluk lah yang memenangkan peperangan tersebut, strategi peperangan sangat baik., walaupun di bidang Ilmu Pengetahuan juga cukup tinggi, para penguasa Mamluk sebagian besar akan cinta ilmu pengetahuan, dari sinilah banyak Ilmuan-ilmuan yang datang dari luar kota karena kesetiaan sultan terhadap ilmuan-ilmuan yang datang, sehingga membuahkan karya atau hasil yang cukup banyak. 



DAFTAR PUSTAKA

Kusdiana, Ading. 2013. Sejarah Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung : CV Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Pers.

Al-Usairy, Ahmad. 2013. Sejarah Islam : Sejak zaman nabi Adam hingga abad XX. Jakarta : Akbar Media.

Yunus, Abd Rahim. 2013. Sejarah Islam Pertengahan Yogyakarta : Ombak.



Sunanto, Musyrifah. 2004, Sejarah Islam Klasik  : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta Timur : Prenada Media

0 komentar:

Post a Comment