Abdul Rochym | Sejarah Arsitektur Islam Sebuah Tinjauan

Arsitektur Masjid Hagia Soppia Turki, http://mannup.vn


Arsitektur adalah kebudayaan manusia yang bersifat konkret/nyata. Berkembang dalam masyarakat mengikuti zaman dan kebutuhan manusia akan infrastruktur. Arsitektur yang pada awalnya menjadi kebutuhan pokok manusia –Papan, salah satu dari tiga kebutuhan sandang, pangan, papan– berevolusi dari yang awalnya fungsional-praktis, menjadi fungsional-estetis. Fungsional-praktis adalah syarat pokok dimana arsitektur didirikan, sedangkan fungsional-estetis adalah sesuatu yang tidak mesti ada (bukan pokok), namun keberadaannya membuat arsitektur memiliki pesona tersendiri dalam kebudayaan manusia. Fungsional-estetis inilah yang dikemudian hari menjadi focus pembahasan perkembangan arsitektur di berbagai belahan dunia dalam kebudayaan-kebudayaan agama dan bangsa-bangsa.

B.  Asal Mula Pertumbuhan Arsitektur Islam
Arsitektur berkembang dalam kebudayaan Islam. Arsitektur islam muncul pertama dengan dibangunnya masjid oleh Nabi SAW dan para sahabat di kota Madinah. Hasil dari arsitektur islam pertama inilah yang selanjutnya berkembang di dalam masyarakat islam yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya. Tidak hanya pertambahan dari segi jumlah, perluasan kekuasaan pun turut membawa pengaruh arsitektur ini, yang di kemudian hari bertemu dengan kebudayaan setempat dan menghasilkan karya arsitektur yang unik di masing-masing tempat. Walaupun berasal dari akar arsitektur yang sama, namun pengaruh kebudayaan lokal turut mewarnai perbedaan arsitektur islam di wilayah-wilayah perkembangan islam.

C.  Masa Perkembangan Dan Latar Belakangnya
Orang Arab menyebarkan Islam dalam kurun waktu yang relative singkat. Setelah wafatnya nabi atau masa khulafaurrasyiddin saja kekuasaan islam telah jauh ke arah utara sampai syiria dan ke arah timur sampai perbatasan India. Penyebaran kekuasaan islam inilah yang dijadikan sebagai jalan untuk menyebarkan kebudayaan islam, maka disini peran bangsa Arab sangatlah besar dalam penyebaran kebudayaan Islam. Jika kita menarik garis persebaran islam sampai ke Utara, maka kita akan menemukan wilayah Turki. Turki dikenal sebagai wilayah islam yang kemudian hari menjadi pusat kekuasaan islam dengan daulah Utsmaniyahnya. Perkkembangan yang siknifikan mengenai arsitektur islam adalah pengubahan atap yang saat di Arab berbentuk rata, menjadi runcing dan kubah. Hal ini dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada di Turki yang saat itu sudah mengenal kubah dari agama Kristen dalam bangunan Gereja.

D.  Perkembangan Bentuk Dalam Arsitektur Islam, Masjid Dan Bangunan Lainnya
Perkembangan pola masjid yang ada di Arab juga merambah kepada bangunan lainnya. Masjid arab yang berpola lapangan pada gilirannya menjadi rujukan dalam pembangunan arsitektur islam lainnya. Pola ini dikembangkan di berbagai pusat islam dengan berbagai macam bangunan. Salah satunya adalah madrasah, mengusung pola sederhana berbentuk kotak dengan lapangan di tengahnya, madrasah yang berkembang dengan pola yang sama dengan pola masjid. Selain itu ada juga Caravanserai atau persinggahan atau penginapan, dan istana kerajaan yang juga mempunyai pola yang sama. Meskipun pola sama, namun fungsi dan bentuk bangunannya berbeda. Perkembangan pada penerapan pola yang lain lebih kompleks dan sejalan dengan fungsinya.
Selain perkembangan pola masjid arab untuk bangunan lainnya, perkembangan masjid yang lebih kompleks juga terjadi pada masa awal islam berkembang. Masjid sederhana yang dibuat Nabi dan sahabat mengalami renovasi dan penambangan bangunan pada masa setelah nabi wafat. Penambahan ruang oleh Umar, dan pergantian atap oleh utsman mewarnai renovasi masjid Nabi. Di masa umayyah, dinasti ini juga memiliki masjid sendiri bernama masjid damaskus. Masjid ini perkembangannya lebih ke penambahan atribut masjid yang juga mengarah pada tuntutan fungsional. Contohnya pembuatan menara atau minaret yang memiliki fungsi untuk mengumandangkan adzan supaya adzan dapat didengar tanpa terhalang bangunan lainnya.

E.   Perkembangan Oleh Kaum Seljuk
Perkembangan masjid dan arsitektur islam lebih maju di masa bani Seljuk. Di masa ini perkembangan arsitektur islam digarisbawahi pada perpaduan bentuk kotak masjid awal nabi, dengan bentuk lengkung yang berkembang pada masa dinasti Seljuk. Pembuatan bangunan yang kotak sejatinya untuk memaksimaklan ruang yang ada agar dapat digunakan secara maksimal, namun disisi lain atap yang datar membutuhkan tiang yang banyak untuk untuk menopang. Tiang yang banyak inilah yang menyebabkan ketidakmaksimalan ruangan yang ada di masjid. Pada saat bentuk kotak ini bertemu dengan teknologi lengkung yang ada di Seljuk, maka terjawab sudah masalah efisiensi ruangan yang dalam pola kotak tadi terkendala tiang penopang atap datar. Dengan bentuk lengkung yang berkembang di kebudayaan Seljuk, membuat jumlah tiang yang digunakan dalam bangunan masjid berkurang, dengan begitu ruang yang dihasilkan dibawah kubah menjadi cukup luas, dengan sedikit tiang.

F.   Corak Fatimiyah Dan Mamluk Mesir
Dalam arsitektur Fatimiyyah Nampak adanya pengaruh dari luar kebudayaan fatimiyyah (afrika utara), pengaruh ini dating dari daerah Mesopotamia dan Persia melalui syiria. Bahan bangunan yang dipergunakan adalah bahan yang terdapat di alam sekitar bangunan dibuat. Bahan-bahannya antara lain adalah bebatuan, batu bata merah dan batu kapur. Salah satu bangunan hasil kebudayaan Fatimiyyah adalah masjid Al-Azhar, masjid ini bersatu dengan kompleks pendidikan yang amat luas. Bangunan kompleks yang luas ini adalah hasil perkembangan dari zaman ke zaman, yang amat diperhatikan dari bangunan tersebut ialah menara. Selain sisi fungsional, dari segi pembangunan juga memperhatikan estetika, yaitu pembuatan tiang masjid dengan marmer. Untuk kepentingan masyarakat didirikan bendungan-bendungan, sekolah, dan masjid-masjid. Pengaruh lain dating dari keadaan saat itu yang identik dengan masa perang salib, maka arsitektur yang dihasilkan ada yang berbentuk banteng, di kota Kairo.
Yang unik dari kekuasaan mamluk adalah sifat individualis dari sultannya. Karena pergantian sultan tidak dilakukan secara turun temurun, maka urusan sultan berkuasa mengenai kematiannya telah difikirkan sebelum ia meninggal. Pembangunan makam untuk dirinya sudah direncanakan dari jauh hari, makam ini dibuat sebagai makam yang juga berfungsi sebagai masjid. Ini adalah tanda subjektifitas pembangunan masjid pada zaman mamluk, dan nama dari raja yang wafat akan dikenang terus selama masjid-makam tersebut eksis.

G.  Dari Afrika Utara Hingga Spanyol
Arsitektur islam di Afrika utara dan Spanyol didominasi oleh suku bangsa barbar yang lebih dikenal sebagai orang Moor. Mereka memiliki keccakapan dalam membuat seni bangunan. Perkembangan arsitektur islam di Afrika Utara dalam hal ini Tunisia mendapat pengaruh besar dari masjid di Kairawan dan Al-azhar. Bangunan mesjid secara umum adalah bertipe arab asli yaitu tipe masjid pola lapangan. Minaretnya adalah minaret bertingkat seperti yang ada pada masjid sidi Okba di Kairawan. Interior masjid terdapat relung berbentuk jendela dan terdapat jendela. Gapura sebagai akses masjid berbentuk lengkung tapal kuda. Sedangkan di Spanyol atau Andalusia, jumlah masjid sangatlah banyak yaitu 700 masjid, dan 300 buah pemandian, serta istana raja memiliki 400 ruangan.

H.  Pengembangan Oleh Kaum Utsmaniyah
Turki utsmani menjadi pusat kekuasaan Islam setelah berhasil menakhlukkan dinasti Mamluk di Afrika Utara. Dengan begitu ia menjadi pemegan tampu kekuasaan kekhalifahan islam di seluruh dunia. Tidak hanya prestasi politik yang gemilang, perkembangan arsitektur Kekhalifahan terlama Islam juga gemilang dengan kontribusinya dalam arsitektur islam. Arsitektur islam masa utsmaniyah ini mengandung unsur-unsur budaya Seljuk serta unsur pengaruh Persia dan Byzantium. Pada umumnya di Turki Utsmani, ada 3 gaya masjid yang ditampilkan, yaitu tipe lapangan, masjid madrasah, dan masjid tipe kubah. Arsitektur gaya Utsmaniyah berangkat dari bentuk-bentuk gaya Seljuk yang kemudian mengalami penyempurnaan sesuai dengan pembaruan dan dipadukan dengan pengaruh Buzantium.

I.   Perkembangan Di India
Arsitektur islam di India baik masjid, ataupun makam tokoh islam, memiliki bentuk yang sama. Selain itu ada juga istana yang sekilas tidak ada bedanya dengan bangunan masjid. Maka dapat diatakan bahwa arsitektur islam india adalah bangunan masjid namun dengan fungsi yang berbeda. Para pemegang kekuasaan muslim setempat menghasilkan karya arsitektur islam yang amat terkenal ialah dari dinasti Mughal seperti sultan Syah Jahan dan sultan Akbar. Masjid di India pada umumnya bertipe lapangan, dan lengkung iwan diterapkan pada gapura pintu masuk masjid dan relung-relung bagian luar masjid. Bangunan masjid dilengkapi dengan minaret-minaret yang kaya dengan ornament, terutama ornament kaligrafi. Bangunan minaret menjadi satu dengan sudut-sudut masjid. Pengaruh arsitektur di India dating dari Persia yaitu berupa kubah berbentuk bunga lotus (teratai) yang masih kuncup dengan ujung runcing. Dan kubah ini dalam satu bangunan biasanya terdapat lebih dari satu.

J.     Perkembangan Terakhir Di Abad Pertengahan
Di dunia arab yang menjadi titik tolak dari pengembangan Islam, telah berubah menjadi daerah jajahan orang-orang Turki Utsmani. Karena itulah arab dalam perkembangannya tidak ada andil besar dalam perkembangan budaya islam pada umumnya dan arsitektur islam khususnya. Negara-negara arab yang telah tidak mempunyai kekuatan berarti setelah dijajah orang utsmaniyah seolah-olah tak berdaya menghadapi arus pengaruh kebudayaan barat melalui kolonialismenya. Masalah perkembangan zaman baru dengan penemuan-penemuan teknologi terbaru mulai masuk dalam wilayah dunia arab untuk melancarkan misi kolonialisme barat. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan masjid dan arsitektur islam pada umumnya berawal dari pola masjid nabi dan mencapai masa keemasan pertengahan.

K.  Dekorasi Dan Hiasan Dalam Arsitektur Islam
Pada setiap penampilan dari suatu karya arsitektur kita akan mengenal adanya unsur-unsur yang menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari rasa keindahan manusia yang bicara secara halus melalui prnamen dan dekorasi. Ornament dan dekorasi dalam arsitektur islam meliputi bentuk, bidang, garis, ritme, warna yang saling berketerkaitan membentuk sebuah ornament dengan satu kesatuan. Lengkungan-lengkungan yang beraneka ragam telah menimbulkan kesan dekoratif secara tersendiri, seperti lengkung tapal kuda, lengkung perahu, lengkung mahkota, dan bentuk lainnya. Unsur-unsur daerah juga menyumbangkan bentuk perkembangan dekorasi. Contohnya di Persia, kubah berbentuk runcing.
Selain itu ornament dan hiasan juga terbentuk dari bentuk-bentuk geometris yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan. Munculnya bentuk-bentuk geometris tersebut sejalan dengan adanya larangan dalam islam untuk membuat bentuk makhluk hidup, maka sebagai gantinya bentuk geometris lah yang dimunculkan. Ornament yang dihasilkan dari bentuk geometris yang dipadukan adalah bentuk bentuk melingkar, segi enam, segi delapan dll. Selain itu juga ada kaligrafi sebagai ornament yang bertuliskan tulisan ayat-ayat Alquran.

0 komentar:

Post a Comment