Agama dan Perubahan Sosial | Studi Kasus Ibadah Umroh


           
Umroh, http://cdn2.tstatic.net
Umroh, adalah suatu kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan umat Islam di Arab Saudi, tepat nya di daerah Makkah. Di dalam Islam, Umroh adalah kegiatan yang Sunnah di lakukan, karena yang wajib adalah Haji tetapi hanya bagi yang mampu saja. Umroh dapat dilakukan kapan saja, bahkan saat berhaji, hanya saja terdapat perbedaan sedikit antara Umroh dan Haji. Berikut adalah perbedaannya yang saya kutip dari berjelajah di internet:
Perbedaan Hukum
            Jika berhaji hukum nya adalah Wajib (bagi yang mampu) berbeda dengan Umroh, Umroh hukumnya tidak wajib dan baik apabila dilakukan (Sunnah)

Perbedaan Waktu
            perbedaan antara haji dan umroh juga terletak pada waktu pelaksanaannya. Umroh dapat dilaksanakan kapan saja. Sewaktu-waktu ingin melaksanakannya, kita bisa, kecuali pada 4 hari yang antara lain hari Arafah (9 Djulhijah), hari Nahar (10 Djulhijah), dan hari Tasyrik (11, 12, 13 Djulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah haji. Ibadah haji hanyalah bisa ditunaikan pada bulan Djulhijah (bulan Haji) saja, tepatnya pada tanggal 9 hingga 11 Djulhijah.

Perbedaan Tempat
            umrah dan haji juga berbeda dari sisi tempat pelaksanaannya. Keduanya memang dilaksanakan di Makkah AL Mukarromah, akan tetapi pada ibadah haji seseorang juga harus menunaikan rukun yang dilakukan di luar Makkah. Rukun haji yang dilakukan di luar kota Makkah adalah wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdhalifah, dan melempar jumroh (batu kecil) di Mina.

Perbedaan Rukun dan tata cara Pelaksanaannya
            Perbedaan haji dan umroh yang terakhir terletak pada rukun atau tata cara pelaksanaannya. Saat umroh, seseorang menunaikan rukun yang antara lain Ihram, Tawaf, Sya’i, dan Tahalul. Adapun saat haji, semua rukun umroh tersebut dilakukan dengan penambahan 3 rukun lainnya yaitu wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdhalifah, dan melempar jumroh (batu kecil) di Mina. 
Tingkat Keramaian
            Karena ibadah umroh bisa ditunaikan kapan saja, maka tingkat keramaian orang yang menunaikan ibadah ini terbilang sangat rendah. Kita tak perlu berdesak-desakan saat menunaikan setiap rukun pelaksanaan ibadah umroh. 

            Dari penjelasan mengenai Umroh dan Haji di atas, tentu nya kita sudah mengetahui betapa suci nya ritual ini bagi Penganut agama Islam, dan apabila seorang Islam melakukan salah satu ritual (haji atau Umroh), tentu nya dapat menimbulkan dampak psikologis yang kuat, dan bahkan dampak ini dapat mempengaruhi ekonomi dsb.

Dampak Melakukan Umroh
            Dari penelitian yang saya lakukan bersama teman-teman saya mengenai apa dampak dari Umroh, saya tidaklah menemukan dampak yang berarti dari para narasumber, karena sepertinya apa yang saya teliti sepertinya tidaklah terlalu jelas pembahasannya. Tidak seperti Haji yang tentu berdampak besar karena haji sudah jelas apabila telah melakukan ritual tersebut maka orang akan mendapatkan pangkat Haji (bagi laki-laki) atau Hajjah (bagi perempuan. Namun dalam Umroh, dampak ini tidaklah begitu berarti, mungkin hanya mempengaruhi psikologis mereka, dan sedikit sosial dan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh pak Agus (53 tahun),  pak Andre (39) dari Yogyakarta, dan Fasihkun Niqo (19 Tahun, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga) mereka merasakan bahwa dampak utama dari melakukan Umroh adalah membuat hati tenang, makin khusyuk beribadah, dan yang mereka rasakan ketika melihat ka’bah hati terasa bergetar, dan melihat ka’bah inilah salah satu tujuan dari mereka. Dari sini dapat ditarik bahwa agama dapat membuat hilang rasa duniawi (Karl Marx) ketika melihat totem (Durkheim). Tentu pengaruh ini lebih besar terhadap psikologis yaitu menenangkan jiwa, dan membuat fikiran menjadi lebih positif.
            Dampak dari Umroh juga ternyata tidak hanya berbentuk psikologis saja, tetapi terdapat dampak dalam aspek sosiologis juga, meskipun tidak terlalu besar karena hanya terjadi terhadap bebarapa kalangan saja dan cakupannya hanyalah organisasi/kelompok kecil. Seperti yang diceritakan oleh Bu Andriani (38 Tahun, Sapen, Yogyakarta) bahwa orang yang telah Umroh akan merasa lebih disegani dan membawa pengaruh baik, seperti diundang di pengajian-pengajian.
            Dari jawaban-jawaban para narasumber di atas, jawaban tersebut mungkin dirasa agak subjektif, karena hanya melalui perspektif diri mereka sendiri saja. Tetapi saya dan teman-teman juga bertanya kepada narasumber yang kebetulan paman  saya sendiri yaitu H. Alauddin (35 Tahun, Bungah Gresik) dan beliau juga kebetulan bekerja di salah satu biro haji di Gresik, dan dari narasbumber tersebut diharapkan dapat memberikan jawaban yang objektif, dan jawaban beliau yang sudah saya dan teman-teman olah adalah seperti berikut.
            Dampak Umroh itu pasti ada bagi seseorang yang sudah melakukannya. Meskipun dampak yang pasti adalah bagi orang Haji terutama sisi sosial, tetapi dampak Umroh juga pasti ada meskipun tidaklah besar. Dampak sosial dan psikologis umroh secara tidak langsung berada di individu pelaku umroh, seperti merasa bangga karena sudah mengunjungi tanah suci (motivasi), dan juga pasti pelaku umroh tersebut akan merasa berbeda dari orang lain (Bu Andriani). Dan dari motivasi juga, akan berpengaruh terhadap ekonomi seseorang, seperti motivasi diri yang mempengaruhi duniawi seperti semangan mencari rezeki dsb. kemudian karena umroh, orang akan sering diundang di acara-acara pengajian karena dianggap ilmunya sudah kuat, dan disuruh untuk mengisi ceramah, dan hal itu mungkin saja akan diberi bayaran. Kemudian setelah melaksanakan Umroh via biro tertentu, tentu saja akan memperluas channel dalam pertemanan dan hal ini mungkin dapat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis seseorang.

Kesimpulan
            Meskipun tidak seperti Haji yang tentu berdampak langsung pada sisi sosial, tetapi Umroh juga pasti memiliki dampak, meskipun itu tidaklah besar. Haji dapat berdampak besar pada sisi sosial karena jika seseorang telah melakasanakan haji, maka dia akan mendapat gelar Haji (laki-laki) dan Hajjah (Perempuan). Berbeda dengan Umroh, seseorang yang telah melakukan umroh dampak di sisi sosial tidak begitu besar, tetapi tetap ada.
            Dampak umroh lebih ke sisi psikologis seseorang, tetapi dampak sosial juga berpengaruh sedikit seperti mengikuti organisasi biro umroh atau mengikuti kelompok-kelompok pengajian. Dan dampak psikologis sudah pasti ada, seperti ketenangan hati, motivisi diri, dll.


            Namun sebenarnya, ketenangan jiwa dan pikiran seseorang sebenarnya tidak perlu melakukan Umroh, karena hal ini dapat dilakukan dengan hal-hal atau ibadah yang lain dan tentu saja lebih mudah dan murah seperti sholat, Tahlilan atau Yasinan, dan ritual-ritual keagamaan lain. jadi apakah  fungsi sebenarnya  melakukan Umroh itu?, yah, memang segala ritual keagamaan pasti akan berdampak pada kejiwaan seseorang, tetapi Umroh diposisikan sebagai ritual yang memiliki derajat lebih tinggi dengan ritual lain karena tingkat kesusahan dan harga melakukannya, dan juga tidak semua orang dapat melakukan hal ini. Nah sebab inilah yang membedakan seseorang yang telah melakukan Umroh dan tidak, perbedaan pengalaman spiritual akan membuat seseorang memiliki derajat berbeda dengan orang lain. dan pengalaman ini akan sempurna apabila di lanjutkan dengan ibadah Haji.

0 komentar:

Post a Comment