Kemunduran Awal Kerajaan Mughal India, kompasiana.com |
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Sejarah Umat Islam Masa Pertengahan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Umat Islam masa Pertengahan. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan penulisan makalah kedepannya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,10 April 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang didirikan oleh seorang yang bernama Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan cucu dari Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jengis Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini di mulai ketika ia mengalahkan Ibrahim Lodi, sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan Gubernur Lahore. Puncak kejayaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan anak dari Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sedangkan masa kemundurannya di mulai sejak masa pemerintahan Aurangzeb.
Penyebab utama yang mengakibatkan kemunduran serta kehancuran suatu bangsa adalah lemahnya kesatuan dan persatuan. Mughal adalah kerajaan Islam yang berada di benua India dan Delhi sebagai ibu kotanya yang berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M) seorang penziarah dari Asia Tengah yang juga salah satu cucu dari Timur Lenk yang berasal dari etnis Mongol. Kerajaan ini berdiri pada saat di Asia kecil berdiri tegak sebuah kesultanan Turki Utsmani dan di Persia kerajaan Safawi. Ketiganya pada saat itu sama-sama menjadi negara Adikuasa di dunia.
Kehancuran Mughal berawal dari sepeninggalan Aurangzeb, yaitu pada 1707 M. Pada tahun ini Kesultanan Mughal mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran karena generasi pemimpin selanjutnya sangat lemah. Sampai tahun 1858 M, sultan-sultan Mughal tidak mampu lagi mengembalikan wilayah yang cukup luas dan kekuatan lokal Hindu yang cukup dinamis, disamping karena konflik perebutan kekuasaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, penulis menuliskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah:
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Kerajaan Mughal?
2. Bagaimana awal kemunduran Kerajaan Mughal?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Mughal?
C. TUJUAN MASALAH
Tujuan penulis dalam menulis makalah ini yaitu:
1. Mengetahui tentang sejarah singkat berdirinya Kerajaan Mughal.
2. Mengetahui awal kemunduran Kerajaan Mughal.
3. Mengetahui faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Mughal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang didirikan oleh Zahiruddin Babur seorang keturunan Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedangkan ibunya keturunan Jengis khan. Sepeninggal ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun mewarisi tahta kekuasaan wilayah Farghana. Ia memiliki cita-cita untuk menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia ingin mewujudkan cita-citanya, ia mengalami kekalahan. Kemudian berkat bantuan dari Raja Ismail I, raja Safawi, sehingga pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan kota Samarkand, dan pada tahun 1504 ia berhasil menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Setelah ia berhasil menguasai Kabul, ia melanjutkan ekspansinya ke India yang pada saat itu diperintah oleh Ibrahim Lodi. Pada saat itu pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan mulai melemah pertahanannya sehingga Babur dengan mudah dapat mengalahkannya.
Dalam upaya menguasai India, Babur berhasil menaklukkan Punjab pada tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526, dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan sehingga pasukannya memasuki Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan dipimpin Muhammad Lodi. Akan tetapi Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada perang yang terjadi di dekat Gogra set8ahun sebelum ia meninggal, yaitu pada 1529.
B. Awal Kemunduran Kerajaan Mughal
Kerajaan mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa akbar I. Kemantapan stabilitas politik yang dicapai akbar membawa kemajuan di banyak bidang, di antaranya pada bidang ekonomi serta seni dan budaya. Pada bidang ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Sedangkan pada seni dan budaya, terdapat pada karya sastra gubahan penyair istana yaitu malik muhammad jayazi angan karyanya padmavat (karya yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana fatehpur sikri, dan masjid-masjid.
Setelah satu setengah abad Dinasti berada di puncak kejayaan, Mughal mengalami kemunduran setelah para Aurangzeb tidak bisa mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Kesuksesan pendahulu mereka tidak bisa dipertahankan oleh penerusnya, bahkan menjadi rebutan. Selain menjadi ajang rebutan, dinasti Mughal juga semakin terancam dengan adanya gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh dibelahan utara, dan Islam dibagian timur. Sementara itu Inggris diizinkan menanamkan modal, dengan kekuatan bersenjata semakin menguasai wilayah pantai.
Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang ditinggalkannya.
Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, anak sulung dari Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Putra Aurangzeb ini kemudian bergelar Bahadur Syah (1707-1712 M). Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan dengan perlawanan Sikh. Ia juga dihadapkan pada perlawanan penduduk Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.
Konflik yang semakin berkepanjangan yang terjadi antara keluarga kerajaan yang memperebutkan kekuasaan di pusat pemerintahan, mengakibatkan pengawasan terhadap daerah melemah. Pemerintahan daerah satu persatu telah melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Ketika kerajaan mughal memasuki keadaan yang lemah, perusahaan Inggris East India Company (EIC) yang sudah semakin kuat mengangkat senjata melawan Mughal. Pada akhirnya sultan Mughal Syah Alam (1761—1806) membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, Bengal, dan Orisa kepada Inggris.
Syah Alam meninggal tahun 1806 yang dilanjutkan oleh Akbar II (1806-1837). Ia memberikan konsesi kepada EIC untuk mengembangkan usahanya di India dengan syarat harus menjamin kehidupan raja dan keluarganya. Namun, Bahadur Syah (1837-1858), penerus Akbar II, tidak menerima perjanjian EIC dengan ayahnya itu, hingga menimbulkan konflik. Pada waktu yang sama, EIC mengalami kerugian dan sekaligus harus menjamin kehidupan raja dan istana, akhirnya EIC mengadakan pungutan yang mencekik dan kasar. Karena rakyat merasa ditekan, baik yang beragama Islam maupun Hindu bangkit dan meminta Bahadur Syah sebagai lambang perlawanan untuk mengembalikan kejayaan Mughal. Dengan demikian terjadilah perlawanan terhadap inggris pada bulan mei 1857 M.
Akan tetapi, perlawanan mereka dapat dipatahkan karena Inggris mendapat dukungan dari penguasa lokal Hindu dan Muslim. Inggris kemudian mengusir para pemberontak dari Delhi, banyak rumah ibadah dihancurkan, dan bahadur syah, raja mughal terakhir, diusir dari istananya (1858 M). Dengan demikian berakhirlah sejarah Kerajaan Mughal di India tinggallah di sana umat islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka.
C. Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Mughal
Menurut buku yang ditulis Dr. Badri Yatim, ada empat faktor yang menyebabkan Kerajaan Mughal mengalami kemunduran dan membawa pada kehancurannya pada tahun 1858 M, diantaranya:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer. Sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga kekua8tan pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
b. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sukar untuk diatasi oleh sultan-sultan setelahnya.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerajaan Mughal dibentuk oleh Zahiruddin Babur pada 1526 M. Babur adalah seorang keturunan Timur Lenk dari sang ayah dan Jengis khan dari ibunya. Puncak kejayaan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan Akbar I. Dan mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Aurangzeb. Kemunduran kerajaan ini dikarenakan penguasa-penguasa setelah Aurangzeb semakin lemah, rata-rata dari mereka tidak bisa mengatasi segala permasalahan-permasalahan yang terjadi di Kerajaan Mughal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K. 1996. SEJARAH ISLAM (Tarikh Pramodern). Jakarta: PT RajaGafindo Persada.
https://www.rangkumanmakalah.com/sejarah-berdirinya-kerajaan-mughal-di-india/. Di akses pada 5 April 2019.
Yatim, Badri. 2004. SEJARAH PERADABAN ISLAM. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Yunus, Rahim. 2013. Sejarah Islam Pertengahan. Yogyakarta: Ombak.
Baca Juga: DIN-I-LAHI
0 komentar:
Post a Comment