Kerajaan Safawiyah

Peninggalan Kerajaan Safawiyah, blogspot.com


          Kerajaan Syafawiyah berasal dari gerakan tarekat yang berdiri di Azerbaijan. Nama Syafawi di nisbatkan kepada sang pendirinya yaitu Safi Aldin yang terus diperetahankan sampai tarekat ini kelak menjadi gerakan politik. Tarekat ini beraliran syiah, bahkan sampai menjadi gerakan politik mereka tetap menjadikan syiah sebagai mazhab resmi kerajaan, inilah yang akhirnya menjadi titik bentrok dengan imperium Turki Ustmani yang bermazhab Sunni. Safi Aldin sendiri adalah keturunan imam syiah keenam yaitu Musa Alkazhim, dan ia adalah murid dari Ibrahim Zahidi. 1301 Safi Aldin mendirikan tarekat ini setelah gurunya wafat. Pengikut tarekat ini sangat berpegang teguh pada ajarannya dan mempunyai misi memerangi mereka yang disebut Ahli bid’ah.
          Seiring dengan makin berkembangnya tarekat ini ke seluruh Persia, bahkan Syiria dan Anatolia, Safi Aldin mengutus wakilnya ke wilayah-wilayah tersebut yang disebut Khalifah. Kefanatikan para pengikut telah memunculkan keinginan untuk berkuasa. Maka muncullah gerakan militer yang siap menentang siapa saja yang bermazhab di luar syiah. Pada masa tarekat Syafawi ini dipimpin oleh Juneid (1447-60), nampak jelas bahwa tarekat ini telah masuk ke ranah politik. Kegiatan politik ini cepat berkembang dan akhirnya bersinggungan dengan penguasa Kara Koyunlu yang  akkhirnnya membuat Juneid terusir ke AK Koyunlu dan mendapat perlindungan di istana Uzun Hasan, seorang penguasa besar di Persia. Juneid justru memanfaatkan situasi ini untuk bekerjasama dengan Uzun Hasan, Juneid bahkan berhasil memperistri saudara perempuan Uzun. 1460 Juneid wafat, digantikan puteranya yang masih kecil yaitu Haidar, sampai cukup dewasa 1470 barulah Haidar benar-benar memimpin. Haidar sangat dekat dengan Uzun, karena Haaidar berhasil memperistri anak perempuan Uzun dan melahirkan seorang putera bernama Ismail yang akhirnya mendirikan kerajaan Syafawiyah.
          Kemenangan AK Koyunlu terhadap Kara Koyunlu dipimpin oleh Haidar, justru dipandang sebagai rival AK Koyunlu yang dinilai menghalangi langkah politik AK Koyunu selanjutnya. Bahkan saat pasukan Haidar menyerang Sircassia dan pasukan Sirwan, AK Koyunlu justru mengirimkan bantuan kepada sirwan dan akhirnya Haidar kalah dan terbunuh. Akhirnya anak keturunan Haidar dipenjarakan (Ali, Ibrahim, Ismail). Mereka dibebaskan oleh Rustam, dengan syarat membantu memerangi saudara sepupunya. Setelah berhasil membantu, Ali dan saudaranya pulang ke Ardabil, namun tak lama kemudia Rustam justru memusuhinya dan menyerang mereka sampai Ali terbunuh. Maka setelah itu kekuasaan dipegang oleh Ismail.
          Ismail yang masih berusia 7 tahun membangun kekuatan yang bernama Qizilbash yang akhirnya mampu mengalahkan AK Koyunlu dan merebut ibukota Tibriz. Disinilah untuk pertama kalinya Ismail memproklamasikan dirinya sebagai penguasa pertama kerajaan Syafawiyah. Ismail berkuasa 23 tahun (1501-1524), 10 tahun pertama ia berhasil memperluas kekuasaan, sampai tibalah bentrok dengan Turki Ustmani, namun karena Turki memiliki kekuatan yang lebih baik, akhirnya Syafawi kalah. Hal ini membuat Islami frustasi dan akhirnya banyak menghabiskan waktunya dengan kesia-siaan. Hal ini memunculkan konflik segitiga antara Qizilbash, suku Turki, dan pejabat keturunan Persia untuk merebut pengaruh Syafawiyah.
          Permusuhan terhadap Turki Usmani terus berlanjut sampai 3 pemimpin setelah Ismail, yaitu Tahmasph I, Ismail II, dan Muhammad Khudabanda. Namun pada masa Abbas I (raja kelima), Abbas I menghilangkan dominasi Qizilbash dan mengadakan perjanjian damai dengan Turki Ustmani. Abbas I menyerahkan beberapa wilayah nya kepada Turki, berjanji tidak mengejek 3 khalifah pada khutbah Jum’at, dan menyerahkan Haidar Mirza (sepupunya) sebagai tawanan di Istanbul. Abbas I dengan siasatnya ini dapat memperkuat pertahanan Syafawiyah kembali. Bahkan Abbas I berhasil menguasai lagi wilayah yang dahulu direbut Turki. Adapun perluasan wilayah yang dilakukan Abbas I yaitu: Tabriz, Sirwan, Baghdad, Nakhchivan, Erivan, Ganja, Tiflis, kep. Humrus, dan pelabuhan Gumrun. Masa Abbas I ini dinilai sebagai puncak kejayaan Syafawiyah.
          Selain kemajuan dalam bidang politik, di bidang ekonomi sector perdagangan meningkat pesat setelah dikuasainya Pelabuhan Gumrun (diubang menjadi Bandar Abbas). Dalam bidang iptek melahirkan ilmuan dalam bidang filsuf, sejarah, teolog, dan sains. Dalam kesenian dan arsitektur menghasilkan Masjid, Rumah Sakit, Sekolah, Jembatan, dan istana Chihil Sutun.
          Awal mula kemunduran Syafawi dimulai dari berakhirnya kepemimpinan Abbas I. Dimulai dari Safi Mirza, Abbas II, Sulaiman, Husein, Tahmasph II, dan Abbas III. Dari factor internal dapat dilihat dari para penguasa yang tidak cakap dalam memimpin dan juga dekadensi moral yang melanda raja dan pembesar kerajaan. Sedangkan dari factor eksternal salah satunya ialah konflik berkepanjangan dari Turki Utsmani, karena bagi Turki berdirinya Syafawiyah yang beraliran Syiah merupakan ancaman langsung dari Wilayah kekuasaannya.

0 komentar:

Post a Comment