Tempat CD, gstatic.com |
Sebagaimana yang telah kita ketahui, pembagian hadis secara umumnya
terdiri dari dua aspek, yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Aspek kuantitas
dibagi dua yaitu mutawatir dan ahad. Jumlah minimal perawi dalam
hadis mutawatir sendiri terdapat banyak perbedaan pendapat di kalangan para
ulama hadis. Tapi kali ini kami mengambil standar sepuluh perawi minimal untuk
hadis mutawatir sebagaimana menurut jumhur ulama yang telah kami kutip dari
kitab at-taisir karya Mahmud at-Thahan. Sedangkan hadis ahad dibagi menjadi
tiga, yaitu masyhur, aziz dan gharib. Sedangkan kualitas
terdiri dari sahih, hasan dan dhaif. Dan sebagai pengingat
saja bahwa syarat-syarat hadis bisa dinamakan sahih itu ada 5, yaitu
ketersambungan sanad, perawi adil, perawi dabit, tidak ada kejanggalan dan
tidak ada cacat.
Kali ini kita mencoba mencarinya dengan menggunakan aplikasi
Maushuah Hadis Syarif. Dalam aspek kuantitas kita melihat dari bagan sanadnya,
apakah jumlah perawi telah mencapai tahap mutawatir atau tidak. Dan dalam aspek
kualitas kita melihat nilai ke-siqah-an dari penilaian ulama tentang jarh
dan ta’dil-nya tetapi dalam aplikasi ini menggunakan penilaian versi
Imam Ibn Hajar al-Asqalany dengan dua belas tingkatan, tepatnya enam untuk ta’dil
dan enam untuk jarh. Setelah itu dilihat apakah seluruh sanad
diriwayatkan oleh perawi yang siqah atau ada salah satu perawi yang
bermasalah. Dan sebagai objek klasifikasi kali ini adalah hadis riwayat Imam
Muslim nomor 4, 54 dan 45. Karena ini adalah Sahih Muslim yang sudah dikenal
dengan kesahihan kualitas hadisnya, bukan berarti tidak perlu diteliti lagi,
tetapi masih tetap diperlukan penelitian untuk memastikan dan membuktikan
kesahihannya selain untuk pembelajaran juga. Berikut percobaan
pengklasifikasiannya.
A.
Hadis Muslim
Nomor 4
Pertama kita buka dulu aplikasi Maushuah-nya:
Selanjutnya untuk menemukan hadis yang kita cari, yakni hadis
Muslim no 4, kita pertama-tama membuka menu عرض, kemudian klik sub-menu رقم الحديث :
Setelah itu, akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini, pilih
kitab dan ini nomor hadisnya, kemudian klik pada ikon عرض الأحاديث dengan gambar ikon kitab terbuka dibawah atau langsung klik enter
saja:
Pertama kita coba melihat hadis tersebut dari aspek kuantitasnya
dulu. Klik tombol سند di panel sebelah kanan, dan pilih pada pilihan على مستوى الكتب التسعة di sebelah bawah, dan setelah itu klik ikon طرق الرواية di sebelah kirinya:
Nanti akan muncul gambar seperti di bawah ini, sanad ini bersumber
dari kitab pokok sembilan. Tinggal dilihat saja, apakah tiap-tiap tingkatan
telah mencapai derajat mutawatir atau belum. Bila kurang jelas, coba klik ikon تغيير رؤية الأسانيد المختارة
dibawah yang ada gambar kaca pembesarnya atau dengan mengklik spasi saja :
Nanti akan muncul gambar seperti di bawah ini :
Sebelum itu, perlu kita ketahui bahwa sanad yang ditampilkan di
aplikasi ini hanya terbatas pada kitab induk sembilan. Sebagaimana yang telah
kita lihat di atas bahwa pada rawi pertama yaitu tingkat sahabat terdapat tiga
perawi Pada rawi kedua terdapat enam perawi. Pada rawi ketiga terdapat enam
perawi juga. Pada rawi keempat terdapat delapan perawi. Dan pada rawi kelima
terdapat sembilan perawi. Pada rawi keenam ada juga satu perawi tetapi dalam
hadis yang kita teliti ini hanya berhenti pada perawi kelima saja. Secara keseluruhan
dapat dilihat bahwa terdapat salah satu tingkatan terdapat yaitu rawi pertama
tedapat tiga perawi. Dengan standar hadis mutawatir berjumlah sepuluh perawi, maka
jumlah tersebut belum mencapai hadis mutawatir. Dan bisa disimpulkan bahwa
hadis ini termasuk hadis Ahad dalam tingkatan Masyhur.
Selanjutnya kita kembali pada tampilan sebelumnya, klik ikon العودة للعرض dibawah :
Kedua, kita mencoba melihat hadis tersebut dari aspek kuantitasnya.
Kita klik tombol سند di panel sebelah kanan, dan pilih pada pilihan على مستوى الكتـب التسعة di sebelah bawah, dan setelah itu klik ikon طرق الرواية di sebelah kirinya
seperti tadi. Selanjutnya
akan muncul tampilan seperti ini. Dan
kita klik pada sanad yang diriwayatkan محمد بن عبيد :
Mari kita lihat pada panel di sisi kiri, terdapat lima perawi. Dan
lihat di bawah terdapat petunjuk اتصال السند bahwa hadis ini
muttashil. Berarti telah memenuhi kaidah kesahihan yaitu ketersambungan sanad.
Selanjutnya kita melihat pada perawinya. Rawi pertama termasuk
golongan sahabat dan menempati peringkat pertama dalam ta’dilnya. Rawi kedua
menempati peringkat kedua. Rawi ketiga menempati peringkat kedua. Rawi keempat
menempati peringkat kedua juga. Dan rawi kelima menempati peringkat ketiga.
Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perawi yang bermasalah disini yang
dapat mengganggu kesahihannya. Penilaian perawi mencangkup pada syarat
kesahihan yaitu adil dan dabit. Tapi dalam penilaian ini tidak dijelaskan
tingkat keadilan dan kedabitan perawi, melainkan hanya menjelaskan kesiqahannya
saja. Meskipun siqah adalah istilah bagi perawi yang adil dan dabit, dan bila
tidak siqah berarti perawi tidak adil dan juga tidak dabit. Karena ada dua syarat,
maka masih terdapat pertanyaan bagaimana jika perawi tidak adil tapi dabit
ataupun sebaliknya. Karena penilaian hanya menjelaskan kesiqahannya saja, maka
untuk sementara dianggap telah memenuhi persyaratan kaidah kesahihan sanad.
Dan untuk persyaratan tidak ada kejanggalan dan tidak ada cacat,
kami tidak bisa menemukan penjelasannya dengan aplikasi ini. Maka sebagai
kesimpulan bahwa hadis ini secara kualitas termasuk hadis Sahih jika tanpa
melihat kejanggalan dan cacatnya.
B.
Hadis Muslim
Nomor 54
Langsung saja, kita lakukan penelitian dari aspek kuantitas dahulu
dan ikuti tahapan-tahapan seperti yang dijelaskan di atas hingga muncul pada
tampilan seperti ini :
Sebelum itu kita klik terlebih dahulu hadis yang diriwayatkan oleh يحيى بن حبيب. Sebagaimana yang telah
kita lihat di atas, bahwa pada rawi pertama hanya terdapat seorang perawi. Pada
rawi kedua terdapat enam perawi. Pada rawi ketiga terdapat sepuluh perawi. Pada
rawi keempat terdapat sebelas perawi. Dan pada rawi kelima tedapat sepuluh
perawi. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa terdapat salah satu tingkatan
terdapat yaitu rawi pertama tedapat seorang perawi. Dan bisa disimpulkan bahwa
hadis ini termasuk hadis Ahad dalam tingkatan Gharib.
Selanjutnya kita melihat dari aspek kualitasnya. Mari kita lihat
pada panel di sisi kiri, terdapat lima perawi. Dan lihat di bawah terdapat
petunjuk اتصال السند bahwa hadis ini muttashil. Berarti telah memenuhi kaidah kesahihan
yaitu ketersambungan sanad.
Selanjutnya kita melihat pada perawinya. Rawi pertama termasuk
golongan sahabat dan menempati peringkat pertama dalam ta’dilnya. Rawi kedua
menempati peringkat ketiga. Rawi ketiga menempati peringkat ketiga. Rawi keempat
menempati peringkat kedua. Dan rawi kelima menempati peringkat ketiga. Setelah
kita melihat keseluruhan perawi tersebut, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perawi yang bermasalah disini yang dapat mengganggu kesahihannya.
Maka sebagai kesimpulan bahwa hadis ini secara kualitas termasuk hadis
Sahih jika tanpa melihat kejanggalan dan cacatnya.
C.
Hadis Muslim
Nomor 45
Sebagaimana yang sebelumnya, langsung saja kita lakukan penelitian
dari aspek kuantitas dahulu dan ikuti tahapan-tahapan seperti yang dijelaskan
di atas hingga muncul pada tampilan seperti ini :
Sebagaimana yang telah kita lihat di atas, bahwa pada rawi pertama
hanya terdapat seorang perawi. Pada rawi kedua terdapat tujuh perawi. Pada rawi
ketiga terdapat sembilan perawi. Pada rawi keempat terdapat empat belas perawi.
Pada rawi kelima tedapat tujuh belas perawi. Dan pada rawi keenam terdapat
sepuluh perawi. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa terdapat salah satu
tingkatan terdapat yaitu rawi pertama tedapat seorang perawi. Dan bisa
disimpulkan bahwa hadis ini termasuk hadis Ahad dalam tingkatan Gharib.
Selanjutnya kita melihat dari aspek kualitasnya. Mari kita lihat
pada panel di sisi kiri, terdapat lima perawi. Dan lihat di bawah terdapat
petunjuk اتصال السند bahwa hadis ini muttashil. Berarti telah memenuhi kaidah
kesahihan yaitu ketersambungan sanad.
Selanjutnya kita melihat pada perawinya. Rawi pertama termasuk
golongan sahabat dan menempati peringkat pertama dalam ta’dilnya. Rawi kedua
menempati peringkat ketiga. Rawi ketiga terdapat dua orang perawi yaitu الأشعت بن سليم dan عثمان بن عاصم . الأشعت بن سليم menempati peringkat ketiga sedangkan عثمان بن عاصم menempati peringkat kedua. Rawi keempat menempati peringkat kedua.
Rawi kelima menempati peringkat kedua. Dan rawi keenam terdapat dua orang,
yaitu محمد بن مثنى dan محمد بن بشار. محمد بن مثنى menempati
peringkat kedua sedangkan محمد
بن بشار menempati peringkat ketiga. Setelah kita melihat keseluruhan perawi
tersebut, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perawi yang bermasalah
disini yang dapat mengganggu kesahihannya.
Baca Juga: Peran Habib Syech Dalm Negara dan Agama
Maka sebagai kesimpulan bahwa hadis ini secara kualitas termasuk hadis
Sahih jika tanpa melihat kejanggalan dan cacatnya.
Demikianlah tata cara mengklasifikasikan hadis berdasarkan aspek
kuantitas dan kualitasnya. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment