Generalisasi Sejarah


Generalisasi Sejarah, blogspot.com

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan yang InsyaAllah dimuliakan oleh Nya.
            Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabi’it Tabi’innya dan semoga kepada kita selaku ummatnya mendapatkan syafa’atul udzma di Yaumil Jaza. Amin.
            Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. H. Maman Abdul Malik Sya’roni M.S. selaku dosen yang telah memberikan saya kesempatan menjelaskan mengenai Generalisasi Sejarah. Suatu kebanggaan bagi penulis yang telah diberi kepercayaan oleh Bapak pengampu untuk menjelaskan hal tersebut.
            Maka dari itu, penulis sebagai pihak yang diberikan tugas mencoba memaparkan beberapa ilmu yang kami ambil dari beberapa sumber, dalam bentuk makalah yang akan penulis presentasikan ini.
            Dalam makalah ini terdapat beberapa pelajaran penting yang wajib diketahui oleh kami khususnya dan mahasiswa pada umumnya. Diantara materi yang akan kami bahas adalah: Pengertian Generalisasi Sejarah, Tujuan Generalisasi Sejarah, dan Macam-macam Generalisasi Sejarah. Mohon maaf bila terdapat kesalahan baik dalam segi penulisan maupun dalam segi redaksi. Kritik dan saran sangat penulis harapkan.


Yogyakarta, 8 Desember 2017

Penulis





Daftar Isi


Bab I 4
Pendahuluan. 4
1.1        Latar Belakang. 4
2.1 Rumusan Masalah. 4
3.1 Tujuan. 4
Bab II 5
Pembahasan. 5
2.1 Pengertian Generalisasi Sejarah. 5
2.2 Tujuan Generalisasi Sejarah. 6
2.3 Macam-macam Generalisasi Sejarah. 6
Bab III 8
Penutup. 8
3.1 kesimpulan. 8
Daftar Pustaka. 9



Bab I

Pendahuluan

 

1.1  Latar Belakang

            Sejarah adalah  rekotruksi masa lalu, yaitu untuk mempelajari peristiwa unutk menuntun pemahaman akan kekinian  sehingga perjalanan ke depan  berlangsung dengan  baik tanpa mengulangin antukna yang sama yang pernah dialami. Sejarah sebagai pelajaran berharga yangmerupakan gerakan kreatif. Dalam sejarah seorang sejarawan dituntut untuk kerja keras, tekun, dan  melatih imajinasi dalam  memberikan informasi, inspirasi dan jalan keluar.
            Dalam memperlajari sejarah, yang diperlukan adalah pandangan yang kritis dan metode kerja yang teratur, dan juga harus memiliki kepekaan terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan manusia.dalam memahami sejarah sebagai sesuatu yang unik maka diperlukan adanya penyimpulan antar peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Penyimpulan dalam sejarah dinamakan generalisasi. Walaupun bagi sebagian sejarawan generalisasi dalam konteks ini sering dianggap tabu. Namun, bagi sejarawan lainnya dalam sejarah diperlukan adanya generalisasi. Untuk lebih jelasnya mengenai generalisasi akan dibahas pada bab berikutnya.

2.1 Rumusan Masalah

1.      Apakah  pengertian generalisasi sejarah
2.      Apa tujuan dalam generalisasi sejarah
3.      Apa saja macam-macam generalisasi sejara

3.1 Tujuan

1.      Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian generalisasi sejarah
2.      Untuk menyebutkan serta menjelaskan tujuan generalisasi sejarah
3.      Untuk menyebutkan dan menjelaskan macam-macam generalisasi sejarah



Bab II

Pembahasan

 

2.1 Pengertian Generalisasi Sejarah

            Generalisasi dalam bahasa latin generalis berarti umum. Secara harfiah adalah pekerjaan meyimpulkan dari yang khusus kepada yang umum.[1] Generalisasi itu dapat dipakai sebagai hipotesis deskriptif, yaitu sebagai dugaan sementara. Bianya itu hanya berupa generalisasi konseptual.
            Adapun generalisasi dalam sejarah menurut para ahli, yaitu :
   a. Kuntowijoyo, generalisasi harus tetap dibatasi supaya sejarah tetap empiris. Yang pertama,generalisai sebagai rumusan konseptual atau simpulan yang diperoleh dari adat yang ada. Kedua, generalisasi sebagai penyimpulan dari hasil penelitian. Misalnya, kata “revolusi” merupakan simpulan dari data yang ada yang menujuk pada perubahan mendasar dalam suatu tatanan kehidupan dalam waktu yang singkat.[2]
   b. James A. Banks dalam Teaching Strategies for the Social Studies, generalisasi dalam sejarah dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu: high order generalization, interemediate level geralization, and law order generalization. Generalisasi yang pertama pemakainnya bersifat umum(universal), berkaitan dengan hukum-hukum atau prinsip-prinsip. Penyimpulan yang kedua berlaku untuk kawasan atau kebudayaan di daerah tertentu. Generalisasi yang terakhir, yang paling memungkinkan digunakan dalam sejarah, yakni kesimpulan yang didasarkna pada data dari dua atau lebih tentang sekelompok masyarakat dari suatu kawasan tertentu yang bersifat lokal.[3]
   c. Karl mark dan gurunya Frederick Hegel. Dalam merumuskan konsepnya karlmarx berbeda dari gurunya. Marx bertolak dari fakta empiris untuk selanjutnya merumuskan gagasan tentang fakta itu. Sebaliknya, Hegel memulai dengan ide yang abstrak (melangit) untuk kemudian dilihat pada kondisi yang real (membumi). Penyimpulan marx berdasar pada kondisi real atau hasil penelitian, sedangkan Hegel mengacu pada hal yang abstrak sesuai dengan kondisi umum yang terjadi.  

2.2 Tujuan Generalisasi Sejarah

a.       Saintifikasi
Semua ilmu menarik kesimpulan umum (generalisasi). Generalisai berkaitan dengan keajegan atau statis. Generalisasi dalam sejarah sama dengan teori dalam ilmu lain. Dalam antropologi kita kenal teori evolusi tetapi dalam sejarah dikenal generalisasi tentang perkembangan masyarakat.
b.      Simplifikasi
Simplifikasi disini sama dengan penyederhanaan dari masalah yang yang kompleks menjadi sederhana dan mudah dipahami. Penyederhanaan ini dilakukan untuk mempermudah analisis.[4]

2.3 Macam-macam Generalisasi Sejarah

a.       Generalisasi konseptual
Konsep pada dasarnya menggambarkan fakta. Contohnya konsep Marx, kelompok yang memiliki akses atau sumber-sumber kekuasaan atas kelompok yang tidak memiliki sumber produksi. Yang kemudian disebut patron dan klien. Awalnya, kelompok patron memiliki sumber-sumber produksi dan karena itu menjadi sumber penguasaan atas kelompok klien yang menyatakan kepatuhan pada petronnya. Generalisasi lain yang banyak dijumpai dalam studi sejarah, yaitu;  kolonialisme, nasionalisme, kemerdekaan, revolusi, dan peradaban.[5]
b.      Generalisai personal
Penyimpulan personal sama dengan cara berfikir pars pra toto, yakni menyamakan sebagian dengan keseluruhan. Misalnya, Pan-Islamisme adalah Jamaluddin Al-Afghani.
c.       Generalisai tematik
Generalisasi ini ditunjukkan dari judul buku sama dengan tema buku. Seperti buku yang ditulis orang mengenai Presiden Soeharto, O.G. Roeder, Anak desa, yang melukiskan bahwa pada hakikatnya presiden itu ialah anak desa.
d.      Generalisasi spatial
Spasial ini membuat generalisai berdasar tempat. Seperti sering dijumpai kata “timur” dan “barat”.


e.       Generalisasi periodik
Generalisasi ini juga bisa disebut generalisasi temporal, yaitu penyimpulan yang terkait erat dengan periodesasi sejarah. Penyebutsn sebuah periode tentu saja tergantung pada sudut pandang orang dan tergantung jenis sejarah yang ditulis.
f.        Generalisai sosial
Pengelompokan masyarakat yang terjadi pada kelompok sosial bisa termasuk generalisasi.
g.      Generalisasi kausal
Generalisasi yang menyangkut tentang sebab-musabab kesinambungan perkembangan, pengulangan, dan perubahan sejarah.
h.      Generalisasi kultural
Generalisasi ini dilakuakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Anak-anak golongan ulama tidak akan masuk sekolah umum sebelum kemerdekaan.
i.        Generalisasi sistemik
Generalisasi ini mengikuti sistem yang ada dalam sejarah. Misal,dalam sejarah ekonomi, hubungan antara Afrika, Amerika dan Eropa.
j.        Generalisai struktural
Seperti struktur fisik bisa menjadi generalisasi. Orang Eropa bisa mengenali bangsa Indonesia denga melihat penampilan fisik.[6]
 Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

            Generalisais merupakan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum. Penyimpulan ini awalnya bisa berupa dugaan sementara. Adapun tujuan generalisasi sejarah dalah saintifikasi (penyimpulan data) dan simplifikasi (penyederhanaan kesimpulan). Sedangkan macam-macam generalisasi sejarah sebagai berikut: konseptual, personal, tematik, spatial, periodik, sosial, kausal, kultural, sistemik, dan struktural. 

Daftar Pustaka


Hamid, Abd Rahman dan Muhammad Saleh Madjid. 2015. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hanun, F. 2016.  “Generalisasi Sejarah”
http://hanunmufida25.blogspot.com. 9 Desember 2017.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Khunaifi, Muhammad Laili. 2016. “contoh makalah generalisasi dalam sejarah”
http://khunaifi46.blogspot.com. 9 Desember 2017.



[1] Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, (Yogyakarta : penerbit yayasasn bentang budaya, 1995) h.141
                      
[2] Hamid, Abd Rahman dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar ilmu sejarah, (Yogyakarta : penerbit ombak, 2015) h.62
[3] Ibid, h.63
[4] Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, (Yogyakarta : penerbit yayasasn bentang budaya, 1995) h. 143
[5] Hamid, Abd Rahman dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar ilmu sejarah, (Yogyakarta : penerbit ombak, 2015) h. 64
[6] Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, (Yogyakarta : penerbit yayasasn bentang budaya, 1995) h. 156

Baca Juga: Hubungan Sejarah dan Ilmu Sosial

0 komentar:

Post a Comment