Pendekatan Psikologis

Psikologis, http://cdn3.tstatic.net


Psikologi:
1.      Psychology is a science dedicated to the study of behavior and mental processes (ilmu yang dikhususkan untuk mempelajari tingkah laku dan proses-proses mental).[1]
2.      Psychology is the field of science dedicated to understanding human motivations, behavior, and the mind (bidang ilmu yang dikhususkan untuk memahami motivasi, tingkah laku dan pikiran manusia).[2]
3.      Psychology is the science of behavior and mind, embracing all aspects of conscious and unconscious experience as well as thought.[3] (Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku dan pikiran, mencakup semua aspek pengalaman-sadar dan pengalaman-tidak-sadar serta pemikiran).
4.      Psychologie : science ayant pour but de comprendre la structure et le fonctionnement de l'activité mentale et des comportements qui lui sont associés.[4] (Ilmu yang bertujuan memahami struktur dan fungsi aktivitas mental dan perilaku yang terkait dengannya).
Definisi yang berbeda-beda ini mengandung kesamaan pada: ilmu ini mempelajari (1) tingkah laku dan (2) pikiran manusia. Tingkah laku dan pikiran ini muncul sebagai gejala yang disebut “gejala kejiwaan”. Psikologi mengembangkan teori dan metode untuk memahami gejala-gejala kejiwaan.
Sebagai pendekatan dalam pengkajian agama, psikologi melihat gejala agama sebagai gejala kejiwaan yang dapat dimengerti dengan menggunakan teori-teori dalam ilmu ini. Pendekatan ini memperhatikan agama sebagai sebuah pengalaman keagamaan orang beriman yang melibatkan pemahaman, emosi dan tindakan. Dikatakan oleh seorang peneliti: Most psychologists of religion agree that religiousness involves a combination of cognition, emotion and action.[5] (Kebanyakan psikolog agama sepakat bahwa keberagamaan melibatkan sebuah gabungan pemahaman, perasaan dan tindakan).
Orang lain mengatakan bahwa pengalaman ini diungkapkan dalam pikiran, tindakan
Contoh kasus “nikah siri” (النكاح السري) sebagai tindakan yang diyakini oleh para pelakunya sebagai tindakan keagamaan Islam. Beberapa pertanyaan dapat diajukan
  • Kondisi kejiwaan apa yang menyebabkan orang menikah secara siri (tidak didaftarkan ke Kantor Urusan Agama)?
  • Akibat kejiwaan apa yang mungkin timbul dari nikah siri bagi orang-orang yang terlibat?

Jadi, dengan pendekatan ini tidak ditanyakan sah tidaknya pernikahan yang tidak dicatat dalam pencatatan negara, melainkan aspek-aspek kejiwaan yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh sebagian dari kaum Muslim ini.
Pendekatan psikologis juga dapat digunakan untuk memahami ajaran agama Islam. Misalnya, kewajiban menjalankan salat lima waktu dan puasa Ramadan. Pertanyaan yang diajukan misalnya:
Apa pengaruh salat dalam kehidupan manusia?
Mengapa orang merasa lebih ringan berpuasa di bulan Ramadan daripada di bulan lain?
Pendekatan ini juga dapat dipakai untuk mempelajari hubungan antara sifat “mudah marah” banyak dari umat Islam ketika simbul-simbul keagamaan Islam “terasa dilecehkan” orang lain; sulitnya memelihara persatuan di antara orang Islam dan banyaknya orang-orang yang berani berbicara tentang ajaran Islam tanpa pengetahuan yang memadai tentang agama ini.   

Baca Juga: Pendekatan Multi Disiplin


[5]David M. Wulff, “Psychological Approaches”, dalam Frank Whaling (ed.), Contemporary Approaches to the Study of Religion (Berlin, New York & Amsterdam: Mouton Publishers, 1983), I:

0 komentar:

Post a Comment