Sungai Nil, superadventure.co.id |
Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan syukur atas kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Menyusuri Pusat Peradapan Dunia: Sungai Nil”.
Makalah ini telah kami
susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu kami.
Terlepas dari semua itu kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun isi dan kelengkapannya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala bentuk saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah kami
dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Yogyakarta,
2018
Penyusun,
DAFTAR
ISI
Halaman utama................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................ 1
A. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Metode Penyusunan Makalah................................................................... 2
BAB II Pembahasan........................................................................................... 3
A. Sungai Nil dan Peradaban Mesir............................................................... 3
B. Fungsi Sungai Nil...................................................................................... 9
C. Bukti Pengaruh Sungai Nil........................................................................ 10
BAB III Penutup................................................................................................. 13
Simpulan................................................................................................................ 13
Saran...................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman pra-sejarah
manusia purba mulai bermunculan. Disebabkan oleh seleksi alam manusia purba
mulai berevolusi menjadi Homo Sapiens hingga manusia saat ini.
Pada masa paleolitik manusia purba mengalami perkembangan yang signifikan. Selama
periode ini berlangsung manusia purba mulai mengembangkan bahasa, ritual
kepercayaan purba seperti memakamkan kerabat mereka yang meninggal serta
lukisan artistik masa purbakala yang ditemukan di goa-goa tempat mereka
menetap. Mereka masih melakukan sistem berburu-pengumpul makanan yang pada
umumnya hidup nomaden yang berpindah-pindah.
Dimulai sejak
periode holosen, manusia purba mulai melakukan domestifikasi beberapa hewan dan
pembudidayaan tanaman sekitar 12.000-11.500 tahun lalu hingga kini. Pada
periode inilah terjadi transisi dari berburu hewan ke meramu makanan yang
dikenal dengan masa neolitik. Terjadinya revolusi neolitik menjadi poros utama
berkembangnya manusia yang mulai mendirikan kota-kota yang menjadi asal
bermulanya peradaban.
Pada zaman
perunggu terdapat kawasan-kawasan paling subur yang berkembang berdekatan
dengan pinggiran sungai yang menjadi awal bermulanya terbentuk sebuah
peradaban. Adapun beberapa peradaban tersebut seperti peradaban Mesopotamia di
sungai Eufrat dan Tigris, Sungai Nil, Lembah Sungai Kuning, lembah Sungai Indus
dan lain-lain. Namun, pada kesempatan kali ini kami akan membahas lebih
spesifik mengenai sungai Nil sebagai pusat peradaban dunia.
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a)
Bagaimana
peradaban dunia di lembah sungai nil?
b)
Bagaimana
fungsi sungai nil sebagai pusat peradaban dunia?
c)
Apa bukti
pengaruh sungai nil terhadap pusat peradaban dan manusia?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari disusunnya makalah ini antara lain:
a)
untuk
mengetahui peradaban dunia di sungai nil;
b)
untuk
mengetahui fungsi sungai nil sebagai pusat peradaban dunia;
c)
untuk
mengetahui bukti pengaruh sungai nil terhadap pusat peradaban dan manusia.
D. Metode
Penyusunan Makalah
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi
pustaka dan pencarian sumber secara online
(browsing).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sungai Nil dan Peradaban Mesir
a.
Sungai Nil
Sungai Nil adalah salah satu sungai yang
berpengaruh di Mesir yang terletak di Afrika
bagian utara, adalah satu dari dua sungai yang
terpanjang di dunia, terbentang dari
pegunungan Klimanjaro (sudan) hingga Laut tengah dengan panjang sekitar 6.650
km atau 4.132 mil dan membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu: Ethiopia,
Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, Sudan Selatan, dan tentu saja
Mesir.
Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani Neilos yang
artinya secara harafiah adalah "lembah sungai".
Daerah
aliran sungai nil di Afrika merupakan tempat perkembangan peradaban Mesir Kuno sejak
sekitar 6000 SM. Masyarakat pra-kerajaan Mesir sebelum sistem monarki didirikan
di Mesir sudah mampu bercocok tanam dan mengembalakan ternak. Usaha komunikasi
visual awal dapat teramati dari simbol-simbol yang terdapat pada gerabah dari
Gerzeh sekitar 4000 SM yang menyerupai aksara hieroglif Mesir kuno. Mortal
mulai digunakan sejak 4000 SM dan tembikar glasir bening mulai diproduksi sejak
3500 SM. Rumah sakit atau pusat pelayanan medis didirikan sekurang-kurangnya 3000
SM.
Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan
dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan
dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai
hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Tanah yang
subur ini memungkinkan penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban
sejak ribuan tahun yang lalu.
b.
Kebudayaan Masyarakat Mesir
Sebagian besar
masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari
tanah liat yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap
rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu
giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti. Tembok dicat
warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi
warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana
untuk duduk dan tidur.
Bangsa Mesir
Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di
Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari lemak binatang dan kapur.
Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan minyak wangi dan salep
untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit. Pakaian dibuat dengan linen sederhana
yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih elit
menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian
hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12 tahun, dan pada usia ini
laki-laki disunat dan dicukur. Ibu bertanggung jawab menjaga anaknya, sementara
sang ayah bertugas mencari nafkah.
Musik dan tarian
menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar untuk
melihatnya. Instrumen yang digunakan antara lain seruling dan harpa, juga
instrumen yang mirip terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa
Mesir memainkan bel, simbal, tamborine, dan drum serta mengimpor kecapi dan
lira dari Asia. Mereka juga menggunakan sistrum, instrumen musik yang biasa
digunakan dalam upacara keagamaan.
Bangsa Mesir
Kuno mengenal berbagai macam hiburan, permainan dan musik, salah satunya adalah
Senet, permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak. Selain itu
mereka juga mengenal mehen. Juggling dan permainan menggunakan bola juga sering
dimainkan anak-anak, juga permainan gulat sebagaimana digambarkan dalam makam
Beni Hasan. Orang-orang kaya di Mesir Kuno juga gemar berburu dan berlayar
untuk hiburan. Kebudayaan lainnya juga dapat dilihat dari:
1. Masakan
Masakan Mesir
cenderung tidak berubah selama berabad-abad; masakan Mesir modern memiliki
banyak persamaan dengan masakan Mesir Kuno. Makanan sehari-hari biasanya
mengandung roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran seperti bawang merah dan
bawang putih, serta buah-buahan berbentuk biji dan ara. Wine dan daging biasanya hanya disajikan pada perayaan tertentu,
kecuali di kalangan orang kaya yang lebih sering menyantapnya. Ikan, daging,
dan unggas dapat diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau dibakar.
2. Arsitektur
Karya arsitektur
bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: Piramida di Giza dan kuil
di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan
religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun.
Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana
namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Kediaman baik
untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur
seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini.
Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki
struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak
di Malkata dan Amarna, menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan
dengan gambar pemandangan yang indah. Struktur penting seperti kuil atau makam
dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama. Kuil-kuil tertua yang tersisa,
seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan
lembaran atap yang didukung oleh pilar.
Pada Kerajaan
Baru, arsitek menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya
ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi. Arsitektur makam tertua yang
berhasil ditemukan adalah mastaba, struktur persegi panjang dengan atap datar
yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi
ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.
3. Seni
Bangsa Mesir
Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3.500 tahun, seniman
mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan
Lama. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti,
mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran
lain. Standar artistik garis-garis sederhana, bentuk, dan area warna yang datar
dikombinasikan dengan karakteristik figur yang tidak memiliki kedalaman spasial
menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya. Perpaduan
antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di tembok, makam, dan kuil,
peti mati, maupun patung. Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu
sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti biji
besi (merah dan kuning), biji perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang
(hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai
pengikat dan ditekan (press), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak
digunakan. Firaun menggunakan relief untuk mencatat kemenangan di pertempuran,
dekrit kerajaan, atau peristiwa religius. Di masa Kerajaan Pertengahan, model
kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer
untuk ditambahkan di makam. Sebagai usaha menduplikasi aktivitas hidup di
kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk buruh, rumah, perahu,
bahkan formasi militer. Meskipun bentuknya hampir homogen, pada waktu tertentu
gaya karya seni Mesir Kuno terkadang mengikuti perubahan kultural atau perilaku
politik. Setelah invasi Hykos di Periode Pertengahan Kedua, seni dengan gaya
Minoa ditemukan di Avaris. Salah satu contoh perubahan gaya akibat adanya
perubahan politik yang menonjol adalah bentuk artistik yang dibuat pada masa
Amarna: patung-patung disesuaikan dengan gaya pemikiran religius Akhenaten.
Gaya ini, yang dikenal sebagai seni Amarna, langsung diganti dan dibuah ke
bentuk tradisional setelah kematian.
4. Agama
Dan Kepercayaan
Kepercayaan
terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara
turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan
supernatural dan menjadi tempat untuk meminta perlindungan, namun dewa-dewa
tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik; orang mesir percaya dewa-dewa
perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat
berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu. Dewa-dewa disembah dalam
sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya
terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan
hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk
disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di
rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari
marabahaya.
Setelah kerajaan
baru, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan
munculnya kebiasaan untuk memuja langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain,
para imam mengembangkan sistem ramalan (oracle) untuk mengkomunikasikan
langsung keinginan dewa kepada masyarakat. Masyarakat mesir percaya bahwa
setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Selain badan, manusia
juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa), dan nama.
Jantung dipercaya sebagai pusat dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek
spiritual akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka
membutuhkan tubuh fisik mereka (atau dapat digantikan dengan patung) sebagai
tempat untuk pulang. Tujuan utama mereka yang meninggal adalah menyatukan
kembali ka dan ba dan menjadi "arwah yang diberkahi." Untuk mencapai
kondisi itu, mereka yang mati akan diadili, jantung akan ditimbang dengan
"bulu kejujuran." Jika pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan
tetap tinggal di bumi dalam bentuk spiritual.
5. Bahasa
Mesir
Bahasa Mesir
adalah bahasa Afro-Asia yang sangat erat hubungannya dengan bahasa Berber,
bahasa Semit, dan bahasa Beja. Bahasa ini bertahan sampai abad ke-5 Masehi
dalam bentuk bahasa Demotik dan sampai abad ke-17 Masehi dalam bentuk 10 bahasa
Koptik. Catatan tertulis dengan bahasa Mesir dari tahun 3200 SM, membuatnya
menjadi bahasa tertua yang ditulis. Bahasa nasional Mesir saat ini adalah
bahasa Arab, yang menggantikan bahasa Koptik secara bertahap sebagai bahasa
sehari-hari selama berabad-abad setelah penaklukan Islam atas Mesir. Koptik
masih digunakan sebagai bahasa liturgi oleh Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja
Katolik Koptik, serta menjadi bahasa ibu untuk sejumlah orang.
6. Peninggalan
Mesir Kuno
Benda-benda kuno
sebagai peninggalan zaman Mesir Kuno telah banyak ditemukan. Benda-benda
peninggalan itu merupakan hasil-hasil kebudayaan masyarakat mesir kuno.
Kebudayaan mesir kuno ini erat hubungannya dengan daerah sungai nil dan sistem
kepercayaan masyarakatnya. Adapun benda-benda peninggalan mesir kuno adalah
sebagai berikut:
a.
Fosil
manusia purba
Jenis
manusia purba mesir adalah manusia kera yang disebut austrolopithecan.
Tingginya sekitar 115 cm. Hidupnya sekitar 1.500.000 tahun yang lalu. Ia telah
menggunakan alat-alat dari batu dan tulang. Dan hidup sebagai pengembara dan
berpindah-pindah tempat.
b.
Tulisan
Hieroglif
Masyarakat
mesir kuno telah mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan ini
dituliskan pada papyrus, yang merupakan lembaran-lembaran semacam kertas.
Tulisan-tulisan mesir kuno ini juga dipahatkan pada dindingdinding piramid,
obelisk, dan lain-lain. Selain itu, manusia mesir kuno telah pula mengenal
penanggalan. Satu tahun lamanya 365 hari yang dihitung berdasarkan bintang
sotis yang tampak di cakrawala saat matahari terbit.
c.
Piramid
Piramid
adalah bangunan berbentuk segitiga (kerucut) yang bertingkattingkat. Bangunan
ini gunanya sebagai tempat penyimpanan mayat yang telah dibalsem. Piramid ini
merupakan bangunan raksasa yang terbuat dari batu besar. Di depan piramid
diletakkan patung dari batu yang berbentuk singa dan berkepala manusia.
d.
Spinx
Spinx
adalah patung batu yang melukiskan seorang raja berbentuk singa dan berkepala
manusia. Spinx ini diletakkan di depan piramid. Fungsinya sebagai penjaga piramid
dari gangguan roh jahat.
e.
Kuil
dan Obelisk
Kuil
adalah bangunan tempat pemujaan. Di depan kuil dibangun tugu-tugu yang berjajar
yang disebut obelisk. Fungsinya selain sebagai lambang pemujaan terhadap dewa
ra juga untuk mencatat kejadian-kejadian penting.
f.
Mummi
Mummi
adalah mayat yang dibalsem dengan ramuan atau mayat yang diawetkan. Mummi ini
kemudian dimakamkan di dalam piramid. Mayat yang dibalsem jasadnya tidak rusak
walaupun telah berumur ribuan tahun. Pengawetan mayat ini sejalan dengan
filsafat bangsa mesir kuno, yaitu “selama manusia yang meninggal masih utuh jasadnya,
ia akan hidup terus”.
Peradaban yang seperti inilah yang akan mengilhami manusia
diseluruh penjuru dunia, karena berawal dari sebuah kebutuhan dan cara bertahan
hidup maka lahirlah sebuah peradaban.
B. Fungsi Sungai Nil
Peradaban
lembah sungai Nil disebabkan oleh kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang
membawa lumpur.
Hal inilah yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban di tempat tersebut. Peradaban lembah sungai Nil
dibangun oleh
masyarakat Mesir Kuno. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi atau pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir
dari arah Selatan ke Utara bermuara ke Laut Tengah.
Setiap tahun sungai
Nil selalu banjir. Luapan banjir itulah yang menggenangi daerah
di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15
sampai 50 kilometer. Peradaban lembah Nil lahir disebabkan kesuburan tanah di
sekitar lembah sungai. Kemudian
manusia tertarik untuk
mulai hidup dan membangun peradaban di tempat tersebut. Bagi masyarakat
Mesir, sungai Nil merupakan sumber utama untuk kehidupan masyarakat
dan budayanya.
Hal ini sesuai
dengan ucapan Herodotus yang terkenal
dan tetap diingat sampai sekarang, “Egypt is the gift of the Nile”, yang berarti
bahwa eksistensi Mesir adalah berkat sungai Nil.
Seorang ahli sejarah Yunani “Herodotus”, pernah berkunjung ke Mesir sekitar tahun 350 SM mengatakan:
tanpa sungai Nil mesir tidak akan maju maka dari itu beliau mengatakan bahwa Mesir adalah hadiah dari sungai Nil. Dari pernyataan yang di sampaikan
oleh Heredotus tersebut dapat di simpulkan bahwa sungai Nil ini lah awal
peradapan mesir kuno terjadi.
Sungai Nil juga merupakan jalan raya utama untuk seluruh negeri. Perahu-perahu
yang menuju ke utara berlayar mengikuti arus sungai, sedangkan yang menuju ke
selatan (melawan arus) didorong oleh angin yang biasanya bertiup ke daratan
dari L. Tengah di sebelah utara. Kapal-kapal dagang dari Fenisia dan Kreta
dapat berlayar melawan arus sampai ke Tebes dan lebih jauh lagi.
C. Bukti Pengaruh Sungai Nil
Bukti
arkeologis mengindikasikan keberadaan manusia di kawasan Barat daya Mesir,
dekat perbatasan Sudan sekitar 8000 SM. Sejak sekitar 7.000 – 3000 SM, iklim
Sahara lebih lambat daripada kini, sehingga memungkinkan kegiatan bercocok
tanam di tanah yang kini telah gersang. Perubahan iklim setelah 3000 SM
menyebabkan proses kegersangan secara berangsur di kawasan tersebut. Sebagai
dampak dari perubahan tersebut suku-suku terdesak untuk pindah ke daerah
sekitar sungai Nil sekitar 2500 SM. Di sana mereka mengembangkan ekonomi
agraris serta sistem masyarakat yang lebih kompleks. Suku yang sudah sejak lama
mendiami pinggiran sungai Nil juga telah mengembangkan masyarakat mereka secara
mandiri. Hewan ternak sudah diimpor dari Asia 7500 SM sampai 4000 SM.
Sebagai negeri yang hampir tidak pernah mengalami hujan, pertanian orang
Mesir bergantung sepenuhnya pada banjir tahunan di dataran-dataran rendah. Jika
luapan air rendah, pengaruhnya sama dengan musim kemarau yang mengakibatkan
bala kelaparan; sedangkan luapan yang terlalu tinggi mengakibatkan kerusakan
pada sarana irigasi (maupun rumah). Perhatian orang Mesir akan jumlah luapan
air yang tepat terbukti dari ditemukannya Nilometer (alat pengukur ketinggian
permukaan sungai) di situs-situs kuno. Tanpa banjir ini padang gurun yang tidak
jauh dari sana akan meluas sampai di kedua sisi sungai. Namun, pasang surutnya
S. Nil, dengan sedikit pengecualian, sedemikian teraturnya sehingga sepanjang sejarahnya,
Mesir termasyhur karena panenan yang limpah dan kekayaan agrarisnya.
Agar sebagian dari air banjir itu tersimpan untuk irigasi di kemudian
hari selama musim tumbuh, orang Mesir membangun tanggul-tanggul tanah guna
menampung air berlumpur dalam waduk-waduk besar.
Bangsa Mesir
kuno dikenal karena menjual sejumlah prestasi dan penemuan dalam sejarahnya,
diantaranya pembangunan piramida kolosal mereka, ilmu benda kuno, ilmu Matematika
dan transportasi dengan perahu. Kebangkitan dinasti-dinasti dimulai setelah
bersatunya Mesir hulu dan hilir sekitar 3200 SM dan berakhir sekitar tahun 340 SM.
Saat dimulainya kekuasaan dinasti Akhemeniyah atas wilayah Mesir. Kerajaan
Mesir dipimpin oleh penguasa monarki bergelar Fir’aun. Pada puncak kejayaannya,
kerajaannya terbentang dari Delta sungai Nil hingga gunung Jebel Barkal di
Sudan.
Masyarakat
Mesir kuno bergantung sumber daya alam dan manusia terutama irigasi sungai nil
yang membantu pertanian mereka bangsa ini dikenal sebagai pengguna
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa sangat besar pengaruh sungai Nil
bagi kehidupan masyarakatnya dan peradaban yang dibangun oleh manusianya
sendiri. Oleh karena itu sungai Nil menjadi bukti kuat adanya peradaban setelah
manusia mulai menetap dan beranjak ke tahap-tahap berikutnya dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang telah Tuhan berikan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan
dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan
dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai
hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Tanah yang subur ini
memungkinkan penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban sejak ribuan
tahun yang lalu sampai dengan sekarang dan inilah yang membuktikan bahwa
pengaruh lembah nil bagi kehidupan masyarakatnya sangat besar dan bermanfaat.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang tengah
belajar sejarah peradaban dunia, akan lebih bijak apabila kita lebih banyak menelusuri
jejak-jejak manusia pendahulu kita dalam hal ini memulai peradaban dan bahkan
menjadikannya sebagai pusat ilmu, sosial, dan lain-lain, sehingga dengan
demikian kita akan lebih bisa meneliti lebih jauh dan lebih kompleks mengenai
kehidupan manusia pra-modern dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasi
Retno. 2010. Pramida Peninggalan Budaya dari
Peradaban Mesir Kuno. e-book.
Nurlidiawati.
__. Sungai Sebagai Wadah Munculnya
Peradaban Umat Manusia. e-book.
Modul
Sejarah Dunia Ski 2017/2018
Web:
·
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/05/7-hal-tentang-mesir-kuno-yang-belum-andaketahui
·
http://wadihofpermai.blogspot.co.id/2008/05/mengamati-perilaku-orang-mesir.html?m=1
0 komentar:
Post a Comment