Islam Minoritas di Sri Lanka, assettype.com |
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam telah berkembang ke berbagai belahan dunia. Walaupun dalam bentuk minoritas, tetap eksistensinya tetap ada. Islam mulai masuk ke Sri Lanka abad ke-7 pada saat kedatangan pedagang-pedagang Arab. Golongan pertama yang masuk Islam adalah para pedagang Arab dan istri keturunan mereka yang dinikahi setelah memeluk Islam. Pada kurun abad ke-15, pedagang-pedagang Arab telah menguasai banyak perdagangan di Samudra Hindia termasuk Sri Lanka. Banyak diantara mereka yang tinggal di pulau itu dan melakukan penyebaran agama Islam.
Muslim di Sri Lanka tergolong Minoritas di tengah mayoritas penduduk beragama Budha. Populasinya hanya sekitar delapan persen dari sekitar dua puluh juta penduduk negeri yang semula bernama Sailan itu. Secara umum, komunitas Muslim di negara yang letaknya di Selat India ini terbagi menjadi tiga kelompok: Sri Lanka Moors, India Muslim dan Melayu. Keberadaan kelompok-kelompok tersebut mempunyai sejarah dan kebudayaan yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
Penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Bagaimana sejarah masuknya Islam ke Sri Lanka?
2. Bagaimana komunitas Muslim di Sri Lanka?
3. Bagaimana konflik yang ada di Sri Lanka?
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui sejarah masuknya Islam ke Sri Lanka.
2. Mengetahui komunitas Muslim di Sri Lanka.
3. Mengetahui konflik yang ada di Sri Lanka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Masuknya Islam di Sri Lanka
Minoritas Muslim adalah bagian penduduk yang berbeda dari penduduk lainnya karena anggota-anggotanya mengakui Muhammad, putra Abdullah, menjadi utusan Allah terakhir dan meyakini ajarannya adalah benar, dan yang sering mendapat perlakuan berbeda dari orang-orang yang tidak mempunyai keyakinan seperti itu. Islam masuk ke Sri Lanka pada abad ke-7 M dibawa oleh pedagang Arab dari Arabia Selatan. Mula-mula dakwah melalui perdagangan, kemudian diteruskan dengan jalur perkawinan. Sejak awal masuk, muslim diterima baik oleh raja setempat dan mereka menjadi komunitas pedagang dengan Hubungan Internasional. Namun hubungan Arab dan Sri Lanka melemah sejak jatuhnya Baghdad pada 1258, dan digantikan dengan hubungan yang lebih kuat dengan Muslim India Selatan. Banyak di antara mereka beremigrasi ke pulau itu dan bercampur dengan unsur Muslim yang lebih dulu. Jadi penduduk Muslim saat ini menerima dari Arabia Selatan mazhabnya (Syafi’i) dan dari India Selatan sebagai bahasanya (Tamil) yang berbeda dengan Bahasa mayoritas (Sinhalese). Pada abad ke enam belas Muslim terpusat dengan baik di pantai barat daya dengan pusat-pusat utamanya di Kolombo, Beruwala, dan Galle.
Pada abad ke-16, Portugis masuk ke Kolombo. Portugis yang mendarat di Kolombo pada tahun 1502 memukul keras penduduk Muslim. Mereka menghancurkan kekuatan politik dan kemakmuran ekonomi, kemudian memulai kebijakan terror dan pengusiran secara sistematik. Secara resmi Muslim dipaksa keluar pada 1526 M dan Muslim sisanya dipaksa keluar pada 1626 M. Mereka menjadi pengungsi di daerah-daerah di pulau itu yang tidak berada di bawah pemerintahan Portugais, seperti Kandy, Sitawaka dan semua kota dan desa di pedalaman, sebagaimana juga di Utara (Purralam), dan di pantai timur (Kalmunai). Mereka akhirnya menjadi petani di pantai timur di mana banyak di antara mereka menjadi prajurit dalam ketentraman Sinhalese untuk memerangi Portugis.
Pada abad ke-17 Belanda datang ke Sri Lanka yang memerintah dengan kekerasan, membuat undang-undang yang melarang kaum muslimin melakukan kegiatan ibadah, menindas serta memaksa mereka membayar pajak kematian; yaitu bahwa setiap orang harus membayar pajak sebagai jaminan perlindungan kehidupan mereka, merampas harta benda mereka, dan melarang mereka melakukan aktifitas perdagangan atau berhubungan dengan para pedagang muslim lainnya. Namun peraturan yang diskriminatif ini dibatalkan pada 1832 oleh Inggris.
Sementara itu kerajaan Kandyan Sinhalese menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang Muslim. Di kerajaan itu merekadiperlakukan dengan baik dan mereka menjadi beropengaruh dalam bidang keunggulan mereka, yakni perdagangan.
Akhir abad delapan belas Belanda memperkenalkan rancangan undang-undang yang memberlakukan ‘hukum keluarga Muslim’ bagi orang-orang Muslim.undang-undang ini tetap diberlakukan ketika Inggris menggantikan Belanda tahun 1796. Inggris memperlakukan Muslim agak baik selama masa penjajahannya.
B. Komunitas Muslim di Sri Lanka
Komunitas Muslim di Sri Lanka terbagi menjadi tiga kelompok etnis utama, yaitu Sri Lanka Moor, Muslim India, dan Melayu. Ketiga komunitas tersebut memiliki sejarah dan tradisi yang berbeda. Sebutan Moor diberikan oleh penguasa colonial Portugis yang menggunakan kata Moro untuk mengidentifikasi orang Arab pada umumnya. Moro membentuk hampir 92% dari total Muslim di Negara itu. Sebagian besar menganut mazhab Syafi’i. nenek moyang mereka berasal dari para pedagang Arab yang telah menetap di Sri Lanka antara abad 8-15 M. Muslim Arab tiba di Sri Lanka sekitar abad 7-8 M, meskipun para pedagang Arab ada yang sudah mengenal Sri Lanka pada masa pra-Islam.
Kedatangan Muslim dari India selama abad 19-20 M turut memberi kontribusi terhadap keberagaman Islam di Sri Lanka. Khususnya, Muslim Pakistan dan India Selatan yang mengenalkan ajarah Syiah dan mazhab Hanafi ke pulau ini. Mayoritas dari mereka berasal dari Tamil Nadu dan Kerala. Komunitas Ahmadiyah juga masuk ke Sri Lanka pada 1915. Namun, komunitas Muslim lain menganggap Ahmadiyah sebagai agama non-Muslim yang terpisah. Mayoritas Muslim Sri Lanka tetap Suni.
Tak kalah penting lagi adalah keberadaan komunitas Muslim Melayu. Orang-orang mulai datang ke Sri Lanka pada abad ke-13 lewat ekspansi seorang raja dari Semenanjung Melayu. Sebagian imigran Melayu awalnya adalah tentara, yang dikirim pemerintah colonial Belanda dan memutuskan untuk menetap di pulau itu. Imigran lain adalah kaum eksil dan anggota keluarganya yang diasingkan ke Sri Lanka dan tidak kembali lagi ke tanah airnya.
C. Konflik antaragama di Sri Lanka
- Bentrok Antara Muslim Sri Lanka Dengan Buddha. Bentrok ini terjadi karena adanya tuduhan Budha terhadap Muslim yang memaksakan orang untuk masuk Islam dan merusak situs arkeologi abauddhis. Dalam peristiwa bentrok ini setidaknya tiga warga Muslim terbunuh pada bentrokan dengan penganut Budha garis keras di selatan Sri Lanka. Warga tersebut tewas akibat luka tembak di dekat Masjid kota Aluthgama yang merupakan daerah konflik sectarian terparah beberapa tahun belakangan. Sri Lanka didominasi oleh penganut Budha, persentase Muslim hanya sebesar 10%. Bentrok terjadi selama beberapa jam, dihiasi dengan aksi saling lempar batu dan botol. Menurut saksi mata, kelompok garis keras Bodu Bala Sena turun ke jalan, meneriakkan seruan anti Islam, menarik warga Islam dari bis dan melempari rumah para warga Muslim.
- Pada 7 Maret 2018 lalu, di Sri Lanka terjadi kerusuhan. Para perusuh menyerang masjid dan membakar pertokoan milik warga Muslim di distrik Kandy, Sri Lanka Tengah. Ratusan aparat gabungan militer dan polisi diterjunkan di Kandy dan melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan perusuh. Teror yang dialami Muslim di Sri Lanka bukan hanya terror secara lansung namun juga melalui media social yang isinya menyerukan serangan kepada umat Muslim di Facebook.
Bentrokan antara pemeluk Budha etnis Sinhalese dan Islam di Kandy, Sri Lanka, sejak 5 Maret 2018 menewaskan tiga orang. Selain itu puluhan rumah, masjid, toko, serta kendaraan, dibakar dan dirusak. Banyak versi menyebutkan tentang penyebab bentrokan bernuansa SARA ini. Ada laporan yang menyebutkan bahwa pemicunya adalah umat Islam merusak situs atau tempat yang disucikan umat Budha di Sri Lanka, tetapi laporan itu dibantah keras oleh kelompok Muslim. Ada pula yang menyebutkan sebelumnya Muslim membunuh seorang warga Budha di Kandy. Ada juga penyebab lain yaitu, ketidaksukaan etnis Sinhalese atas kehadiran para pencari suaka Muslim Rohingya dari Myanmar yang melarikan diri dari kampong halaman mereka akibat kekerasan militer.
Namun para analisis lebih cenderung dengan alasan ketimpangan social antara Muslim dengan etnis Sinhalese. Para Muslim memegang peran penting dalam perekonomian di Kandy. Bisnis yang mereka jalani sukses sehingga memicu kecemburuan di kalangan Sinhalese. Hal ini terlihat dari banyaknya toko-toko milik Muslim yang menjadi sasaran amukan etnis Sinhalese, dibakar atau dirusak.
Sinhalese merupakan etnis mayoritas di Sri Lanka yang berjumlah 70% dari total penduduk Negara itu yang mencapai 21 juta jiwa. Umumnya, etnis Sinhalese merupakan pemeluk Budha. Senentara populasi Muslim sekitar dua juta jiwa atau 10% dari jumlah penduduk di Sri Lanka.
Di antara pemeluk Budha dan Islam, ada etnis Tamil yang populasinya mencapai 13%. Warga Tamil umumnya adalah pemeluk Hindu. Etnis Tamil pernah melakukan pemberontakan kepada pemerintah untuk memperjuangkan kemerdekaan. Kesepakatan damai baru dicapai pada 2009.
BAB III
KESIMPULAN
Islam masuk ke Sri Lanka pada abad ke-7 M dibawa oleh pedagang Arab dari Arabia Selatan. Mula-mula dakwah melalui perdagangan, kemudian diteruskan dengan jalur perkawinan. Sejak awal masuk, muslim diterima baik oleh raja setempat dan mereka menjadi komunitas pedagang dengan Hubungan Internasional. Di Sri Lanka komunitas Muslim terbagi menjadi tiga kelompok etnis utama, yaitu Sri Lanka Moor, Muslim India, dan Melayu. Ketiga komunitas tersebut memiliki sejarah dan tradisi yang berbeda. Bentrok antaragama yang terjadi di Sri Lanka karena adanya tuduhan bahwa umat Islam merusak tempat suci umat Budha yang membuat umat Budha marah. Namun tuduhan tersebut dibantah oleh umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Kettani, M Ali. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Terj. Zarkowi Soejoeti. Jakarta: PT. RajaGraindo Persada.
https://google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/p6nhl4313. Diakses tanggal 3 April 2019.
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/owocy4313. Di akses tanggal 3 April 2019.
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/06/140616_muslim_srilanka. Di akses tanggal 3 April 2019.
0 komentar:
Post a Comment