Revolusi Prancis, blogspot.com |
Modernisasi
A. Pengertian Modern
Modern atau Modernisme adalah istilah yang muncul dalam kehidupan
orang-orang Eropa. Maka dari itu kita harus memahami konsep ini menurut mereka.
Modernisme menurut orang-orang Eropa adalah fikiran, aliram, gerakan, dan usaha
untuk mengubah adat istiadat dan institusi-institusi lama, dan sebagainya
dengan disesuaikan pada konteks zamannya. Di Eropa pula pertama paham
modernisme ini bersentuhan dengan agama mereka (Kristen), dan menghasilkan
sekularisme yaitu pemisahan antara urusan duniawai dan urusan agama.
Dalam islam sendiri modernisme adalah suatu langkah pembaruan dalam
bidang agama yang di dalamnya mencakup Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Pembaruan
ini dilakukan karena adanya hal-hal yang sudah melenceng dari aturan baku atau
dasar pegangan umat Islam yaitu Alqur’an dan Assunnah. Selain dalam 3 bidang
agama tersebut, dalam islam juga ada pembaruan yang sifatnya duniawi.
Diantaranya adalah ilmu-ilmu dan pengetahuan barat yang masuk dalam masyarakat
islam akhirnya diterima dengan asosiatif dan asimilatif. Selain itu, dalam
bidang politik pun masyarakat islam di berbagai pusat islam mengakomodasi
system barat yang mereka anggap lebih modern, walaupun tidak sedikit pula yang
menolak modernisasi dalam bidang politik.
B. Priode Modern
Periode Modern dalam masyarakat Islam secara umum ditandai dengan
perjalanan Napoleon Bonaparte ke Mesir. Pembaruan atau modernisme ini adalah
pembaruan dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, serta politik. Sedangkan pembaruan Islam dalam bidang aqidah terjadi
lebih dulu dibanding pembaruan iptek, yaitu saat munculnya tokoh pembaru
Muhammad ibn Abdul Wahhab di Jazirah Arab yang membersihkan aqidah masyarakat
Arab dari segala bentuk bid’ah dan syirik.
Secara garis besar periode modern pada masyarakat Eropa terjadi pada
abad 15 dan berkembang pesat pada akhir abad ini ketika muslim Andalusia
berhasil ditaklukkan dan akhirnya katolik berkuasa lagi di sana. Peristiwa
penting ini menandai kemenangan orang Eropa atas benuanya di bagian barat, dan
mereka berhasil mengambil ilmu pengetahuan peninggalan muslim Andalusia untuk
akhirnya dikembangkan. Dalam proses perkembangannya, orang Eropa akhirnya
berhasil tumbuh mengungguli orang islam dalam segi ilmu pengetahuan.
Sedangkan pembaruan dalam masyarakat islam dimulai pada awal abad 18
saat Eropa semakin maju dengan pecahnya 2 revolusi (Industri dan Francis). Hal
ini memunculkan pandangan baru bahwa orang-orang Eropalah yang saat ini
memegang kendali atas ilmu pengetahuan. Hal ini membuat muslim takjub dan
merasa tertinggal jauh dengan Eropa dalam segala aspek. Maka saat salah satu
tokoh dalam revolusi Francis yaitu Naapoleon Bonaparte datang ke Mesir dengan
segala kemajuan yang dibawanya, masyarakat Muslim banyak yang akhirnya menerima
itu.
C. Latar Belakang Kemunculan
Latar belakang munculnya modernisme di barat
disebabkan karena agama khatolik saat itu bersifat sangat mengekang. Orang-orang
Eropa kala itu merasa bahwa agama membuat kemandekan dalam kemajuan dalam
berbagai hal. Semua kebenaran hanya bersumber pada kitab mereka dan para
pendeta. Atas dasar itulah masyarakat Eropa memisahkan agama dalam kehidupannya
yang dikemudian hari memunculkan modernisme di Eropa atau lebih dikenal sebagai
renaisans.
Sedangkan latar belakang munculnya modernisme dalam
masyarakat islam adalah mundurnya peradaban umat islam. Pembaruan dalam islam
timbul menjadi solusi dari kemunduran tersebut dan membawa islam kepada
kemajuan. Pada zaman kemunduran ini islam diberbagai tempat kalah oleh Eropa.
Utsmani terpukul oleh Eropa, kerajaan Syafawi dihancurkan serangan suku bangsa
afghan, sedangkan Mughal wilayahnya dipecah-pecah oleh raja Hindustan.
Sedangkan dalam umat islam pada umumnya umat islam dalam keadaan mundur dan
statis, hal ini dimanfaatkan Eropa untuk mengembangkan teknologi dan kekayaannya.
D. Ciri Priode Modern ( Abad 18-19 & 20)
Periode modern yang terjadi pada masyarakat Islam secara umum terbagi
atas dua fasae besar, yatu abad 18-19 dan abad 20. Secara umum pada abad 18-19
di pusat-pusat Islam kala itu terjadi pembaruan dalam bidang keagamaan. Anatara
lain di Mesir muncul tokoh Jamaluddin Al-Afghan, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha,
dan murid-murid serta penerus mereka yang menempatkan pembaruan agama dengan
porsi yang besar. Sedangkan pada abad 20 pembaruan dalam masyarakat islam
terjadi dalam bidang politik bernegara. Wilayah-wilayah yang dahulu milik
kerajaan-kerajaan besar islam, satu persatu memisahkan diri dan akhrnya
merdeka. Diantara wilayah-wilayah itu yang menjadi Negara islam yang merdekan
adalah Iran, Mesir, Palestina, Lebanon, Saudi Arabia, dll.
Revolusi
A. Industri
Revolusi Industri adalah revousi yang pecah atau berawal dari tanah
Inggris yang akhirnya menyebar ke seluruh Eropa. Penyebaran ini pada kemudia
hari akhirnya tiba juga ke luar Eropa, khususnya dalam hal ini adalah Islam.
Sebelum revolusi ini pecah, industri perkembangannya sangatlah lambat karena
perhatian terhadap teknologi yang sangatlah kurang. Sampai akhirnya revolusi
ini pecah dan membawa perubahan yang signifikan, bukan dalam bidang teknologi
saja melainkan bidang sosial ekonomi.
Revolusi Industri tidak jelas secara periodenya, namun diperkirakan
1760-1830. Diantara kemajuan yang dicapai pada Revolusi ini adalah ketika mesin
Uap ditemukan oleh James Watt. Mesin ini pada gilirannya memunculkan
teknologi-teknologi susulan seperti mesin pompa, lokomitif kereta api, dan
kapal laut. Mesin ini jelas sangatlah effisien disbanding tenaga manusia dan
hewan yang saat itu masih massif digunakan. Alhasil tenaga kerja manusia banyak
diberhentikan karena adanya teknologi baru ini.
Karena penemuannya yang cemerlang untuk kemajuan teknologi, James Watt
disebut-sebut adalah sebagai kunci terjadinya revolusi Industri. Namun sebenarnya
Watt hanyalah menjutkan konsep mesin uap milik Thomas Savery (1686), dan
dikembangkan oloeh Watt pada 1764. Pada tahun-tahun selanjutnya terus
berkembanglah teknologi-teknologi yang ia sempurnakan, hingga sekarang ini.
B. Francis
Adalah revolusi yang berhasil mengubah tatanan politik perancis yang
monarki absolute selama berabad-abad menjadi Negara Republik. Rakyat Francis
mengalami transformasi sosial politik yang epik, yang berhasil meruntuhkan
feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak. Mereka berhasil menghancurkan
kerajaan melalui kelompok radikal sayap kiri bersama masa-masa yang turun ke
jalan, seperti masyarakat petani dan pedesaan. Mereka berhasil membawa masa
yang besar dari kalangan bawah dengan mengusung slogan kebebasan, persamaan,
dan persaudaraan yang nampak baik dan menjanjikan bagi masyarakat bawah.
Hasil dari revolusi Francis adalah dihapuskannya kekuasaan raja,
aristocrat, gereja, dan digantikan oleh republic demokratik sekuler dan radikal
yang lebih otoriter dan termiliteristik. Selain itu perubahan sosial mendasar
pada prinsip nasionalisme, demokrasi, dan pencerahan mengenai kewarganegaraan
dan hak asasi. Naiknya Napoleon Bonaparte sebagai penguasa francis. Dan
munculnya konfik bersenjata dengan Negara-negara Eropa lainnya. Semua ini
terjadi pada tahun 1792 lalu raja terakhir Francis yaitu Louis 16 dieksekusi
mati satu tahun kemudian.
Revolusi Francis telah menumbulkan dampak yang mendalam terhadap
perkembangan sejarah Modern. Pertumbuhan republik dan demokrasi liberal,
menyebabkan sekularisme, perkembangan ideology modern, dan penemuan gagasan
perang total adalah beberapa warisan Revolusi Francis.
Ekspedisi Napoleon Bonaparte
Saat sebelum
ekspedisi Napoleon ke Mesir, kondisi kekuasaan Islam Turki Utsmani di Mesir
sudah sangatlah lemah. Lama kelamaan wibawa Turki Utsmani di wilayah Mesir
makin pudar. Buktinya adalah saat Napoleon masuk ke Alexandria dan Rasyid lalu
menguasai dua kota itu, ternyata Utsmani tidak mengetahui hal itu. Ini
menandakan bahwa wilayah Utsmani yang luas, tidak diimbangi dengan kekuatan
yang juga besar. Pada 7 juli 1798 tentara Napoleon menduduki daerah piramida
dekat Kairo. Peperangan terjadi dan dengan mudah Napoleon dan tentaranya serta
teknologi perangnya yang canggih menguasai daerah tersebut.
Ekspedisi
Napoleon Bonaparte ke Mesir sebenarnya tidak semata-mata membawa kekuatan
militer. Namun ia juga berangkat bersama 1000 orang sipil, 160 ahli ilmu
pengetahuan, dua set percetakan huruf Arab, Latin, dan Yunani, serta alat untuk
eksperimen yang bersifat ilmiah. Dalam rombongan terdapat pula lembaga ilmiah
yang bernama institute d’Egypte yang tersusun dalam beberapa bidang,
diantaranya politik, ilmu alam, ekonomi, dan seni sastra. Tentu saja semua yang
dibawa Napoleon ini membuat masyarakat Mesir takjub dan membuat Napoleon mudah
menguasai Mesir.
Sebenarnya
perjalanan Napoleon Bonaparte ke Mesir bukanlah tujuan final. Namun
penguasaannya terhadap Mesir adalah upaya penguasaan wilayah lain yang ada di
Timur, khususnya India. Karena Mesir adalah tempat penting atau jalur penting
penghubung dunia barat dan Timur, maka Mesir dijadikan markas untuk menguasai
dunia timur. Karena dengan menguasai Mesir ini, Negara Eropa lain akan dipersulit
bahkan dilarang menyebrangi Trusan Suez untuk mencapai dunia Timur.
Sedangkan
untuk ide-ide yang dibawa Napoleon ke Mesir adalah:
-
Sistem Pemerintahan Republik yang di dalamnya kepala Negara dipilih
dalam waktu tertentu dan memerintah atas UUD dan bisa dijatuhkan oleh parlemen.
-
Ide persamaan dalam arti samanya kedudukan rakyat, serta mengijinkan
rakyat masuk dalam persoalan pemerintah.
-
Ide kebangsaan yang menganggap mamluk bukanlah seorang Mesir, ide ini
sebenarnya ingin menghimpun kekuatan melawan Mamluk untuk selanjutnya ia
memimpin Mesir.
Asal Usul Modernisasi
A. Modernisasi Jazirah Arab
Di jazirah Arab sendiri sebagai wilayah kekuasaan Utsmaniyah juga
terjadi hal serupa. Keadaan masyarakat Arab saat itu terdiri atas
kabilah-kabilah, dan tidak ada hubungan antara mereka kecuali hubungan
permusuhan. Jalan-jalan tidak aman, dan perampokan terjadi dimana-mana.
Kekuasaan Istanbul saat itu tidak terasa sama sekali, kecuali hanya nama.
Kenyataan itulah yang membuat umat islam saat itu jauh dari agama dan cenderung
melakukan Taklid, Bid’ah,
dan Khurafat.
Di tengah kondisi umat islam yang seperti itu, muncul ditengah-tengah
mereka seorang pembaharu. Bukan mencetuskan pemikiran berkaitan pembenahan
perpolitikan dunia Islam, namun mambawa perubahan menyikapi tercemarnya Tauhid
dalam masyarakat Arab. Pembaharu ini ialah Muhammad bin Abdul Wahab, yang dalam
buku Fazlur Rahman berjudul Islam pengikut ajarannya disebut sebagai ‘Gerkan
Wahabi’.
Muhammad bin Abdul Wahab lahir pada tahun 1703 dalam sebuah keluarga di
Najd yang terkenal akan kealiman dan kesalehannya. Sejak kecil ia sudah
menunjukkan kedewasaan diri yang luar biasa. Pada saat menjelang dewasa ia
dikenal di seluruh Jazirah Arab sebagai alim yang cerdik. Meskipun demikian, ia
tidaklah merasa puas dengan ilmu yang ia miliki saat itu. Untuk mengembangkan
keilmuannya, Muhammad bin Abdul Wahab meninggalkan desanya.
Setelah memiliki ilmu yang cukup, Abdul Wahab kembali ke desanya di
Nejd, disana mengamati bahwa banyak umat islam yang ternyata sudah melenceng
dari ajaran islam yang benar. Muslim disana telah meninggikan bid’ah dan
khurafat sehingga jauh dari Aqidah yang benar. Maka dari itu ia meluruskan hal
itu secara tegas, dan karna ketegasannya inilah ia dimusuhi bahkan diusir dari
Nejd. Koalisinya dengan Amir Muhammad ibn Sa’ud berhasil melahirkan kekuatan
basis agama dan politik untuk selanjutnya menguasai Mekkah dan Madinah.
Dakwahnya secara terang-terangan dan keras membuatnya dibenci oleh sebagian
besar masyarakat Arab. Namun dampak yang ditinggalkan untuk masyarakat Jazirah
Arab dapat dikatakan positif dengan hilagnya kemusyrikan. Sementara itu
pengaruhnya di Mekkah telah membuat ajarannya diminati jamaah haji dan akhirnya
dibawa ke Negaranya untuk disebarkan menjadi bibit pembaharuan abad 19.
B. Modernisasi Turki
Dalam Turki Utsmani pembaruan atau modernisasi telah terjadi sejak abad
17 atau akhir era pertengahan. Di abad ini Utsmani mulai mengalami kemunduran
dan kekalahan dalam bidang militer dengan Eropa, khususnya 1683 saat penguasaan
Wina gagal. Akhirnya Utsmani pun banayk kehilangan wilayah-wilayah. Kekalahan
ini menyebabakan para petinggi kerajaan mencari tau penyebab
kekalahan-kekalahan tersebut dan mencari tau apa yang menjadi keunggulan lawan.
Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa terutama Francis yang kala itu
menjadi Negara terkemuka. Turki Utsmani pun tidak ragu mengirim duta ke
negera-negara Eropa.
Dalam segala hal nampaknya Turki Utsmani memang telah tertinggal dari
bangsa Eropa khususnya Francis. Karena hal ini pula, akhirnya Turki Utsmani
mengirimkan pelajar-pelajar mudanya ke dunia Eropa untuk kemudian membawa
perubahan dalam internal Turki Utsmani. Ada pun pembaharu dan pembaharuannya
adalah:
-
Celebi Mehmed : teknik
-
Ibrahim Mutafarrika :
percetakan
-
Sultan Mahmud II : politik
C. Modernisasi Mesir
Awal kisah Modernisme Mesir adalah berlatarbelakang dari persaingan dua
egara besar Eropa dalam merebut pengaruh dunia Timur. Kala itu Frnancis dan
Inggris merupakan Negara adidaya yang menguasai Eropa dan mulai mengekspansi
wilayah lain atau lebih kita kenal dengan kolonialisasai. Kolonialisasai ini
juga dilakukan oleh Inggris, kala itu Inggris menduduki India. Francis sebagai
saingan terkuat tentunya tidak terima akan hal itu, mereka memiliki solusi
untuk memutuskan komunikasi Inggris di Barat dan Inggris di India. Caranya
adalah dengan menduduki wilayah Mesir sebagai gerbang atau pemisah antara
Inggris dan India. Selalin itu alas an pendudukan Mesir oleh Napoleon Bonaparte
adalah karena ia terpengaruh jejak Alexander Macedonia yang pernah menguasai
Eropa dan Asia, maka dari Itu ia menganggap bahawa Mesir adalah tempat yang
strategis untuk mewujudkan itu.
Mesir pada waktu itu berada dibawah kekuasaan Mamluk, walau pada 1517
Mesir telah ditaklukkan oleh Turki Utsmani di bawah Sultan Salim 1, namun
kenyataannya adalah Mamluk yang berkuasa. Karena memang secara geografis
wilayah Mesir jauh dari Istanbul maka lambat laun makin lemahlah pengaruh
mereka di Mesir. Di Mesir sendiri kekuasaan Utsmani hanya diwakili seorang
utusan yang menjabat sebagai Pasya dan fungsinya tidak beda dngan seorang duta.
D. Modernisasi India
Sebab besar modernisani India adalah ketia abad 18 kerajaan Mughal di
India mulai mengalami kemunduran. Perang saudara untuk merebut kekuasaan di
Delhi terus terjadi. Sudah barang tentu ketuka pusat kekuasaan menjadi lading
permasalahan, maka wilayah pinggiran menjadi kurang perhatian. Ini juga yang
terjadi dalam Mughal kala itu, wilayah kecil di pinggiran yang lebih-lebih
beragama Hindu banyak yang memisahkan diri. Selain itu kekacauan juga datang
dari tentara Inggris yang memang sudah sejak lama berada dalam wilayah India.
Suasana seperti ini menggambarkan betapa lemahnya kepemimpinan raja
Islam di India. Menurut Syah Waliyullah kelamahan Umat Islam disebabkan karena perubahan
system Khilafah Islam menjadi Kerajaan Islam. Karena Khilafah sejatinya
bersistem demokratis sedangkan kerajaan sangatlah otokratis dan umumnya
raja-raja Islam bersifat absolute. Sebab lain ialah masuknya adat istiadat dan
ajaran-ajaran yang bukan Islam ke dalam keyakinan umat Islam. Menurutnya, umat
Islam india sudah banyak terpengaruh ajaran Hindu. Syah Waliyullah juga
menentang yang namanya taklid atau menuruti secara utuh tafsir para ulama di
masa lampau. Karena menurutnya, masyarakat bersifat dinamis, jadi apa yang
ditafsirkan dahulu belum tentu cocok dengan kehidupan sekarang, karena itulah
pentingnya ijtihad baginya.
E. Modernisasi Indonesia
Ternyata modernisasi di Indonesia bidang agama memiliki sebab yang
secara umum sama seperti apa yang terjadi di Mesir, India, Arab, dan Turki.
Lebih dekat lagi jika kemunduran di Indonesia diqiyaskan dengan apa yang
terjadi di India, karena selain letak geografisnya yang dekat factor lain
adalah dua Negara ini sama-sama dipengaruhi Hindu yang kuat. Sisa agama Hindu
yang masih kuat mengakibatkan ketidaksempurnaan dan kelemahan islam Indonesia.
Disamping itu, kolonial juga metupakan unsur yang mengakibatkan kemunduran.
Bagi penjajah, islam dianggap sebagai pihak yang membahayakan mereka. Oleh
karena itu gerakan-gerakan reformis yang akhirnya bermunculan pun tidak dapat
berkembang meluas di Indonesia.
Kemunduran-kemunduran di bidang politik dan agama inilah yang kemudian
hari memunculkan gerakan reformis. Dalam bidang agama gerakan reformis ini
masuk ke dalam ranah Aqidah, dan Fiqih. Sedangkan dalam bidang politik gerakan
pembaruan ini menyerukan jihad di jalan Allah dalam melawan pasukan kolonial.
Salah satu contohnya dalam bidang keagamaan adalah peran syekh Ahmad Khatib
dari Minangkabau yang walaupun selama karir hidupnya tidak berada di Indonesia,
namun karyanyalah yang ditularkan melalui murid-muridnya. Sedangkan itu di
Kalisalak, Batang muncullah gerakan reformis politik yang sangat anti dengan
hal-hal yang berhubungan dengan Belanda, yaitu gerakan reformis K. H. Ahmad
Rifa’i.
Makalah
A. Individu (Pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan)
K.H. Achmad Dahlan adalah pendiri persyarikatan
Muhammadiyah. Di masa kecilnya bernama Muhammad Darwis bin Kiai Haji Abubakar. K.
H. Ahmad Dahlan adalah keturunan Rasulullah melalui al Muhajir Ahmad bin ‘Isa.
Berarti beliau seketurunan dengan Sunan Gunung Jati. Memasuki 1912 M, Surakarta
dan Yogtakarta dijadikan target pemerintah kolonial Belanda medan Kristenisasi.
Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta tak berdaya lagi, sunan dan
sultannya hanyalah gelar semata. Akibatnya, petani muslim tertindas dan hidup
dalam kemiskinan yang luar biasa sejak 1830-1919 karena tanam paksa. Bangsawan
di kalangan istina tidak lagi memperdulikan rakyatnya, karena telah disibukkan
dengan berbagai macam candu wanita. R. A. Kartini dalam suratnya kepada
Zeehandelar 23/8/1900, mengungkapkan bahwa bangsawan kelas rendah saja memiliki
26 wanita.
Selain hilangnya keadilan dan kesejahteraan dalam hal
ekonomi, rakyat juga kehilangan bimbingan agama islam dari para kiai dan ulama.
Hal ini disebabkan para ulama dibuang dan pesantren dirusak penjajah. Tidaklah
mengherankan ditengah kefakiran umat akan berkembang kekufuran, ketahayulan,
kemusyrikan, khufarat, serta bid’ah. Semua ini adalah strategi penjajah untuk
meredam perlawanan dan pemberontakan umat islam.
Atas kekacauan
yang demikian, mengilhami K. H. Ahmad Dahlan (1868-1924) untuk mendirikan
organisasi, perserikatan Muhammadiyah pada 18 November 1912, senin legi, 7
dzulhijjah 1330 H. Beliau terpanggil hatinya untuk menjawab tantangan
kemiskinan struktural masyarakat Muslim korban penindasan sistem tanam paksa
selama 93 tahun.
Persyarikatan
Muhammadiyah menggunakan pendekatan budaya jawa dikemukakan oleh Nakamura, ia
menilai Muhammadiyah bukanlah ormas islam pembaharuan yang metode dakwahnya
sama dengan Timur Tengah, namun menyampaikan dengan pendekatan budaya setempat.
K. H. A. Dahlan cukup lama belajar di Mekkah dan terinspirasi gerakan
Antiimperialisme Jamaluddin Ai-Afghany. Namun demikian, setibanya di
Yogyakarta, beliau menyadari perlunya proses adaptasi sistem dakwahnya dengan
lingkungan setempat namun. Tentunya dengan tetap berusaha mengembalikan
pemahaman masyarakat pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
B. Kelompok (Pembaharuan Muhammad Abduh)
Pada tahun 1879, guru Muhammad Abduh yaitu Jamaluddin
al-Afghani diusir dari Mesir karena dituduh mengadakan gerakan menentang Kadafi
Taufik. Muhammad Abduh sebagai muridnya juga dianggap ikut campur dalam hal
ini, dan akhirnya ia dibuang ke luar Kairo
Seorang pemuda berlatarbelakang keluarga petani bernama Muhammad Abduh
yang dipaksa keluarganya untuk menuntut ilmu. Seorang Abduh yang membenci
belajar dengan menghafal serta enggan belajar pada awalnya, akhirnya bertemu seseorang
(Syeikh Darwisy) yang merubah pemikirannya. Takdirnya pada pendidikan telah
menghantarkannya bertemu dengan seorang pembaharu (Jamaluddin al-Afghani) yang
pada akhirnya menularkan idenya kepada Abduh.
Abduh dengan kepekaannya
terhadap keadaan Mesir yang tertinggal, berupaya mensejajarkannya dengan
kemajuan barat. Abduh memanfaatkan posisinya di Mesir untuk menularkan
pemikirannya dalam hal nasionalisme, keagamaan, ketatanegaraan, lebih-lebih
pada pendidikan.
Dari peran-perannya dalam modernisme, jelas bahwa Abduh memang mempunyai
posisi tertentu dalam perkembangan modernisasi di Mesir saat itu dan dunia
Islam pada umumnya. Kendati demikian, tak jarang ia justru mendapat tekanan
—Khususnya oleh kalangan konservatif— bahkan harus pergi keluar Mesir demi
mempertahankan pemikirannya.
0 komentar:
Post a Comment