Pembagian Zaman Dalam Agama Hindu

Patung Siwa, blogspot.com
Nama asli agama Hindu adalah “Sanatana Dharma”, tetapi nama asli tersebut tidak begitu dikenal. Sedangkan nama Hindu sendiri diberikan oleh orang bukan Hindu yang dinisbatkan kepada daerah asalnya atau lebih tepatnya yaitu lembah sungai Sindu, dan didalam pengucapan terjadi perubahan ejaan menjadi Hindu dan dipakai sampai sekarang. Awal mula agama Hindu sendiri tidak ada yang bukti yang pasti kapan lahirnya karena Hindu ada permulaan dan tanpa akhir. Dalam bahasa sanskerta kata “Dharma” itu berarti agama, jadi “Hindu Dharma” sama saja dengan “Agama Hindu”. Dan agama Hindu ini yang telah sejak beribu-ribu tahun lalu juga mengalami perkembangan yang amat panjang hingga sekarang.
Zaman dalam agama Hindu dibagi dalam tiga periode besar yaitu:
a.       Zaman Weda Kuno

Zaman ini dimulai sejak datangnya bangsa Arya kurang lebih 2500 tahun lalu sebelum masehi ke India. Zaman ini merupakan zaman penulisan wahyu suci Weda yang pertama yaitu Rig Weda, dan kehidupan pada zaman ini berdasarkan ajaran-ajaran yang tercantum dalam Weda Samhita yang kebanyakan berisi ajaran-ajaran yang tercantum secara lisan.

b.      Zaman Brahmana
Zaman ini muncul yang ditandai dengan munculnya kitab Brahmana yang merupakan bagian dari Weda Sruti. Zaman ini merupakan peralihan dari Zaman Weda Samhita ke Zaman Brahmana. Pada zaman ini juga kehidupan manusia dibagi menjadi 4  fase yaitu:
1.      Brahmacari
2.      Grhastha
3.      Wanaprastha
4.      Sanyasin

c.       Zaman Upanisad

Pada zaman ini agama Hindu bersumber pada ajaran-ajaran kitab Upanisad. Kitab-kitab Upanisad diperkenalkan yang sesemuanya berjumlah 180 buah, dan tiap-tiap Weda Samhita memiliki Upanisad tersendiri.
Agama Hindu masuk ke Indonesia secara jelas dapat diketahui pada tahun 400 Masehi dengan keberadan Yupa di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang menyebutkan tentang keberadaan kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Indonesia.
Di Jawa Barat agama Hindu berkembang sekitar abad 5 Masehi yang ditandai dengan munculnya kerajaan Taruma Negara dengan rajanya yang bernama Purnawarman dengan bukti-bukti prasasti yang ditemukan. Di Jawa Tengah agama Hindu diperkirakan berkembang sekitar abad 7 Masehi dengan ditemukannya batu bertulis di lereng Gunung Merbabu. Agama Hindu di Jawa Timur diketahui dari munculnya Mpu Sindok sebagai peletak dasar kerajaan Medang pada tahun 929-947 Masehi.
Agama Hindu akhirnya mulai luluh pada masa kekuasaan Majapahit terutama setelah masa pemerintahan Raja Hayamwuruk. Akhirnya agama Hindu mulai beralih dari Jawa Timur ke Bali yang diperkirakan sebelum abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi. Dan di tempat inilah agama Hindu berkembang sampai sekarang.
Dan agama Hindu di Negara Indonesia mulai diakui keberadaannya pada tahun 1958 berkat masukan dari tokoh yang bernama I Gusti Bagus Sugriwa yang akhirnya dimasukkan dalam kementrian agama dengan nama “Hindu Bali”. Lalu pada tahun 1965 agama Hindu diresmikan dengan nama tersebut atas permintaan umat Hindu sendiri agar umat Hindu lain termasuk di dalamnya dan tidak terjadi agama yang seakan-akan kedaerahan yang hanya terdapat di Pulau Bali saja.

Selanjutnya sumber dasar agama Hindu atau kitab sucinya adalah kitab Veda, yang merupakan dokumentasi tertua umat manusia yang menggunakan bahasa sansekerta. Kitab ini merupakan kumpulan dari wahyu suci yang diterima oleh para maharsi yang mengandung berbagai ajaran yang memberikan keselamatan di dunia dan di akhirat nanti. Dan sumber-sumber agama hindu sendiri yaitu : 1) Veda 2) Smrti 3) Sila 4) Acara dan 5) Atmanastuti.
Sebagaimana agama lainnya, konsep ketuhanan agama Hindu juga menganut konsep monoteisme dan cara terbaik untuk mendekatkan diri pada tuhan adalah dengan ritual-ritual yang dilakukan.

Pokok-pokok Ajaran Agama Hindu
a.     Tujuan Agama Hindu, yaitu mendapatkan Moksa dan Jagaddhita. Moksa yaitu bersatunya roh dengan tuhan atau yang lebih dikenal dengan manunggaling kawula gusti. Sedangkan Jagaddhita yaitu kebahagiaan, kesejahteraan dan kemakmuran umat manusia.
b.    Keimanan Hindu, pokok-pokok keimanan hindu ada lima atau yang biasa disebut dengan Panca Sraddha, yang terdiri dari:
1)              Percaya terhadap adanya Brahman
2)              Percaya terhadap Atman
3)              Percaya terhadap hukum Karmaphala
4)              Percaya terhadap adanya Punarbawa
5)              Percaya terhadap adanya Moksa
c.     Satya, merupakan salah satu unsur keimanan yang menjadi landasan agama Hindu. Satya bisa berarti kebenaran yaitu sifat hakikat Brahman dan bisa berarti kesetiaan atau kejujuran.
d.    Rta, yaitu bentuk hukum Brahman yang murni dan bersifat absolut transendental.
e.     Diksa, yaitu penyucian, pentahbisan atau inisiai. Atau cara untuk melewati satu fase kehidupan menuju fase kehidupan yang baru, dari yang belum sempurna menuju yang lebih sempurna.
f.      Tapa, yaitu pengendalian diri yang bertujuan untuk meningkatkan moral.
g.    Brahman, yaitu semacam pujian-pujian atau doa-doa yang digunakan untuk pemujaan.
h.    Yajna, merupakan acara keagamaan.
i.      Sad Darma, merupakan pemikiran filsafat yang tidak dapat dilepaskan dari sistem kepercayaan agama Hindu.
Selanjutnya mengenai sila dan etika agama Hindu, kecenderungan sifat-sifat manusia dibagi dua yaitu Daiwi Sampat dan Asuri Sampat. Yang pertama merupakan kecenderungan berbuat mulia dan yang kedua merupakan kecenderungan untuk berbuat rendah. Beberapa ajaran etika dalam agama Hindu terdapat dalam beberapa kitabnya yaitu:
1)      Kitab Weda, yang mengajarkan agar orang harus bhakti kepada Tuhan dengan mengikuti rta.
2)      Kitab Manusmrti, yang mengajarkan agar kehidupan harus senantiasa berdasarkan dharma.


3)      Kitab Mahabaratha dan Ramayana, yang mengajarkan supaya orang menaruh kasih sayang, rasa bersahabat, simpatik dan beritikad baik kepada semua makhluk.

0 komentar:

Post a Comment