data:image |
Resepsi sosial adalah hasil pembacaan terhadap
teks yang terjelma dalam bentuk penafsiran tertentu dan dilembagakan ke dalam
praktik beragama. Teori resepsi membedakan antara tiga bentuk, resepsi
eksegesis, resepsi aestetik dan resepsi fungsional.
Proses transmisi pengetahuan atas hadis dan
kitab hadis terdiri dari aspek-aspek penting:
1. Pengajaran kitab hadis di Indonesia yang
dilakukan dengan beragam metode yang secara sosiologis menyertakan aspek
keteladanan yang kuat.
2. Peran cultural broker.
3. Keragaman cara dan bacaan atas teks-teks
hadis.
Resespsi berbeda dengan tafsir dan hermeneutika.
Tafsir lebih mengarah pada interpretasi dan hermeneutika yang lebih menekankan
pada seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dalam menginterpretasikan teks.
Resepsi terhadap al-Quran memiliki tiga
bentuk, yakni resepsi exegesis yang berkenaan dengan tindakan menafsirkan,
resepsi aestesis berarti tindakan meresepsi pengalaman ilahiyyah melalui
cara-cara estetis, memuja keindahan dari al-Quran sebagai objek, dan resepsi
fungsional yang lebih memperlakukan teks dengan tujuan praktikal dan manfaat yang
akan didapatkan oleh pembaca (tidak langsung).
Teks hadis memiliki dua fungsi, yakni fungsi
informatif dan fungsi performatif. Fungsi informatif dapat dipahami sebagai
pendekatan interpretatif untuk memahami apa yang tersurat di dalam sebuah teks.
Sedangkan fungsi performatif adalah apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap
teks itu sendiri. Dua kategorisasi fungsi hadis ini semakin menunjukkan bahwa
eksistensi teks di masyarakat tidaklah selalu disadari, masyarakat mungkin
memahami teks dalam kerangka ritual, perayaan, ataupun praktik keseharian yang
spesifik sehingga resepsi eksegesis tersebut telah melekat dalam tindakan dan
praktik masyarakat.
0 komentar:
Post a Comment