Desaku yang Permai, .blogspot.com |
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Manusia disamping sebagai makhluk Individu, adalah
juga sebagai makhluk sosial yang mengalami bermacam-macam liku kehidupan,
dimana didalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan
manusia yang lain.
Dalam rangka pembahasan memenusiawikan manusia
melalui pemahaman terhadap konsep dasar manusia, sesungguhnya berhubungan erat
dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam hidup dan kehidupan
sehari-hari seperti, masalah cinta kasih, keindahan, penderitaan, dan keadilan.
Deemikian pula yang
berhubungan dengan masalah-masalah pandangan hidup, tanggung jawab,
kegelisahan, dan harapan.
Manusia Pada umumnya senang
pada sesuatu yang indah, baik terhadap keindahan alam maupun terhadap Keindahan
seni. Keindahan alam adalah keharmonisan yang menakjubkan dari hukum-hukum alam
dan keindahan seni adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan manusia.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam makalah ini penulis
merumuskan suatu masalah:
1. Apakah
pengertian dari manusia?
2. Apakah
pengertian dari keindahan?
3. Apakah
hakikat dari keindahan?
4. Bagaimana
cara mengetahui keindahan?
5. Bagaimana
hubungan manusia dengan keindahan?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Dalam makalah ini terdapat
beberapa tujuan:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari manusia.
2. Untuk
mengetahui pengertian dari keindahan.
3. Untuk
mengetahui hakikat dari keindahan.
4. Untuk
mengetahui hubungan manusia dengan keindahan.
5. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Budaya yang diberikan oleh Bapak Drs.
Badrun, M.SI.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MANUSIA
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna dibanding makhluk
lainnya. Manusia diberi Allah swt akal pikiran untuk dapat berpikir logis dan
dinamis agar dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk.
Selain itu manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa memiliki keinginan
berbaur dengan sekitarnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu”(Sansekerta),“mens”(Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B.
PENGERTIAN
KEINDAHAN
Keindahan
berasal dari kata indah, artinya bagus, cantik, elok, molek dan sebagainya.
Dalam bahasa latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum”. Akar katanya
adalah “bonum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris menjadi kata “beautiful’,
Prancis ‘beau’, sedang Itali ‘dan Spanyol ‘bello’.
Segala
sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan
alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya, rumah (halaman, tanaman, perabot
rumah, dan sebagainya), suara, warna, dan sebaginya.
Dalam
arti luas, keindahan mengandung ide kebaikan, watak, hukum, pikiran pendapat,
dan sebainya. Dengan kata lain keindahan dalam arti luas meliputi keindahan
seni, alam, moral, dn intelektual. Dalam arti estetik, mencakup pengalaman
estetik seseorang dalam hu bungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Sedangkan dalam arti terbata, keindahan sangat berkaitan dengan keindahan
bentuk dan warna.
Konsep
keindahan adalah abstrak. Ia identik dengan kebenaran. Batas keindahanakan berhenti
pada sesuatu yang indah, dan bukan pada keindahan sendiri. Keindahan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahannya
tidak memiliki daya tarik. Daya tariknya tidak pernah ada dan tidak akan
bertambah. Sifat yang indah adalah universal, tidak terkait dengan selera
seseorang, waktu dan tempat. Hal ini terjadi sebba pada hakikatnya setiap orang,
dimanapun, kapan pun, mempunyai sikap yang sama dalam menghadapi sesuatu yang
indah, yaitu sikap simpati dan sikap empati.
C.
HAKIKAT
KEINDAHAN
Menurut
Emannuel Kant, “meninjau keindahan dari 2 segi”. Yaitu segi subyektif dan segi
obyektif. Pertama dari segi
subyektif ia memandang bahwa keindahan adalah sesuatu yang tanpa
direnungkan dan tanpa sangkut-paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan
rasa senang pada si penghayat. Sedangkan dari segi obyektif ia memandang bahwa
keindahan adalah keserasian dari suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya,
sejauh obyek ini tidak ditinjau dari segi gunanya.
Menurut
Al-Ghazali, keindahan mempunyai persyaratan seperti;
- Perwujudan dari kesempurnaan
yang dapat dikenali kembali dalam suatu dengan sifatnya.
- Memiliki perfeksi yang
karakteristik.
- Semua sifat pada sesuatu yang
indah, merupakan representasi ( mewakili) keindahan yang bernilai tinggi.
- Nilai keindahan dari suatu yang
indah, sebanding dengan nilai keindahan yang terdapat di dalamnya.
- Dalam sebuah karangan (tulisan)
harus memiliki sifat-sifat perfeksi yang khas, keharmonisan huruf-huruf,
hubungan arti yang tepat satu sama lain, pelanjutan dan spasi yang tepat
serta susunan kata dan kalimat yang menyenangkan.
- Syarat lain untuk keindahan
adalah tercakupnya nilai-nilai spiritual, moral,dan agama.
Sederetan
pendapat para ahli tentang keindahan selain isinya sangat bervariasi, juga
makna terdalam tentang hakekat keindahan yang berbeda-beda. Akan tetapi
penentuan terakhir tentang keindahan selalu bertumpu pada dua aspek yaitu
sesuatu yang indah misalnya berbeda dan ada yang melihat, mengamati, memandang,
serta menghayati keindahan benda tersebut. Oleh karena itu, hakekat keindahan
yang paling esensial sangat ditentukan antara lain oleh :
- Rasa menyenangkan dan
menimbulkan rasa senang.
- Adanya hubungan antara
bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan (obyek, sub-obyek, subyek,
sub-subyek, subyek-obyek, dan obyek-subyek) sebagai suatu kesatuan didalam
suatu keseluruhan.
- Tercakup unsur kebaikan sehingga
dapat memupuk rasa kemoralan.
- Sebaliknya antara keindahan dan
kebaikan tidak saling berhubungan namun memiliki keterdekatan. Karena
intisari mutlak dari hakekat yang indah itu harus baik, mengandung
keharmonisan, nyata dan terasa, berguna serta lebih bermanfaat.
- Harus terkait dengan nilai-nilai
spiritual, moral dan agama.
Keindahan
itu tidak tetap sifatnya. Berdasarkan rumusan-rumusan yang telah
dikemukakan, disimpulkan bahwa hakekat keindahan itu terletak di dalam
keabadian dari keindahan itu sendiri. Walaupun cara memandang,
mengamati,menghayati sesuatu yang indah senantiasa ditentukan oleh alur pikiran
dan perasaan masing-masing.
D.
CARA
MENGETAHUI KEINDAHAN
- Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi. Serasi bisa berarti cocok, sesuai, atau selaras.
Semua itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan keseimbangan.
Keserasian tidak ada hubungannya dengan kemewahan, karena keserasian merupakan
perpaduan antara warna, bentuk, dan ukuran. Keserasian berhubungan erat dengan
keindahan. Karena sesuatu yang serasi akan nampak indah.
- Kehalusan
Kehalusan dalam bertingkah laku sangat berhubungan dengan perbuatan lemah
lembut, sopan-santun, baik budi bahasa, dan beradab. Ditunjukkan dalam tingkah
laku yang tidak sombong, tidak kaku, dan tidak saling bermusuhan.
Didalam diri manusia terdapat empat godaan yang harus dihindari yaitu
tribus, specus, fori, dan treatri. Keempat godaan tersebut cenderung
menyesatkan karena akan membawa seseorang kearah yang hipokrit, munafik, penuh
kepura-puraan, tidak bertanggungjawab, tidak mau dikritik, feodal, berwatak
plin-plan, kamuflase, boros, tukang tipu, bermuka seribu, dan sebagainya.
Seseorang yang sudah terkena penyakit itu akan hilang sifat kehalusannya. Ia
akan sombong, tidak mampu bersifat lemah lembut dan cinta kasih.
Dengan demikian, inti penjelasan kehalusan seseorang dalam bertingkah laku
sangat menekankan pada kejujuran, kesetiaan, kesopanan, dan keramah-tamahan. Oleh karena itu kehalusan dapat
menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai
keindahan dari seseorang.
- Renungan
Renungan berasal dari kata renung. Merenung berarti berdiam diri memikirkan
sesuatu, atau memikirkan sesuatu secara mendalam. Merenung dalam rangka
memperbaiki diri dari tingkah laku yang kurang indah merupakan suatu bentuk
koreksi diri yang berfungsi sebgai proses mengubah tingkah laku dari yang
kurang baik menuju tingkah laku yang baik, mengubah tingkah laku yang kurang
terpuji menuju tingkah laku yang terpuji dan sebagainya.
Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau menciptakan
keindahan didasarkan atas tiga teori, yaitu teori pengungkapan, teori
metafisika, dan teori psikologis.
Dalam teori pengungkapan, seni merupakan pengungkapan kesan-kesan
keindahan. Dlam teori metafisika, seni merupakan dunia tiruan dari realitas.
Sedangkan dalam teori psikologis dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan bawah sadar seniman. Adapun karya seninya merupakan bentuk
terselubung dari keinginan-keinginan itu.
E.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEINDAHAN
Hubungan
manusia dan keindahan adalah karena manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis
dimiliki ketika manusia dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu,
akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan
kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat
dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan.
Sudah
bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap
manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, dan yang “indah”. Maka
“keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia, karena dengan
keindahan itu manusia merasakan nyaman hidupnya. Melalui suasana
keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu. Selain itu
manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Maka dari itu manusia dan keindahan tidak akan lepas
karena manusia pada umumnya senang dengan pada sesuatu yang indah, keindahan
alam maupun keindahan seni.
B. SARAN
Dalam
penulisan makalah ini kami selaku penulis, bahwasannya penulis merasa masih ada
kekurangan dalam penulisan ini maka dari itu penulis membutuhkan bimbingan dan
arahan dari dosen dan teman-teman atas hasil makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudikin, Basrowi, & A. W. (2003).
Pengantar Ilmu Budaya. Surabaya: Percetakan Insan Cendekia.
Suratman, Munir, Salamah (2010). Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar,
Malang: Intimedia.
https://mariefrancis65.wordpress.com/2013/12/03/makalah-tugas-ibd-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keindahan/
http://www.katailmu.com/2013/03/hakikat-keindahan.html
https://corneliaagassi.wordpress.com/2012/11/06/hubungan-manusia-dan-keindahan/
0 komentar:
Post a Comment