![]() |
Muhammad bin Abdul Wahab, 2.bp.blogspot.com |
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada abad ke
–13 M merupakan sejarah buruk bagi dunia Islam, dengan kejatuhan Bagdad, Islam
secara politik dan peradaban telah kehilangan kejayaannya, walaupun pada
perkembangan berikutnya muncul kekuatan politik baru dari tiga kerajaan yang
besar, yaitu Turki Utsmani, Mughal di India dan terakhir kerajaan Safawi di
Persia.1 Sejarah buruk yang dialami umat Islam itu pada gilirannya menimbulkan
gagasan-gagasan dari tokoh Islam.
Dimulai dari
gagasan pembaharuan Ibn Taymiyah,2 walaupun baru bentuk embrio dan dalam banyak
hal kontroversial dengan ulama sebelumnya,3 menunjukkan karakteristik yang sama
pada gerakan-gerakan reformasi Islam abad ke-17 M. hingga abad ke-19 M,
sehingga tidak berlebihan bila dikatakan gerakan reformasi Islam pada abad ke
–17 hingga abad ke-19 itu merupakan imbas dari gagasan pembaharuan Ibn
Taymmiyah.Kenyataan ini akan sangat kelihatan dengan teraktualisasikannya
pemikiran-pemikiran modern Ibn Taymiyah hitu dalam bentuk gerakan modern pada
awal abad ke-18 M. di Arab Saudi , malalui gerakan Wahabi yang dimotori oleh
Muhammad bin Abd. Wahhab.4 Muhammad bin Abd Wahhab seorang dari negeri Uyyaynah
(Najd), pernah menjadi persoalan dan permasalahan, bahkan sampai sekarang . Di
satu pihak mengatakan bahwa Muammad Abd. Wahhab adalah perusak iman, menyebar
keyakinan (akidah) yaang cenderung pada kesesatan .di lain pihak mengatakan
bahwa beliau adalah pembaharuan (mujaddid) dan pembangakit gerakan Islam serta
perjuangan Islam.
Dari pemaparan
latar belakang diatas bisa kami simpulkan rumusan masalahnya sebagaimana
berikut:
Bagaimana
Biografi Muhammad bin Abdul Wahhab?
Apa Bentuk
Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab?
Apa Faktor Yang
Mendasari Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab?
Bagaimana
Proses Penyebaran Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab?
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad bin Abdul Wahab lahir pada tahun 1115 H di kota Uyainah,
70 km di sebelah barat daya Riyadh, ibukota kerajaan Saudi Arabia. Beliau
berasal dari keluarga yang sangat terhormat dan terpelajar. Ayahnya, syaikh
Abdul wahab bin Sulaiman, mempunyai karakter yang sangat ilmiyah dan bijak,
mewarisi status mulia yang disandang oleh leluhurnya, Syaikh Sulaiman bin Ali
seorang pemimpin ulama’ dan orang yang benar-benar berpengalaman dalam
mengajar, menulis dan memberikan keputusan.
Muhammad bin Abdul wahab memperoleh pendidikan dasar dari ayahnya
sendiri yang dimuliakannya ditempat kelahirannya, dan diasuh dibawah bimbingan
sang ayah. Beliau adalah seorang yang cerdas, mampu menghafal al-Qur’an dalam
usia yang masih sangat muda, 10 tahun. Beliau membaca buku-buku tafsir, hadist,
dan fiqh. Sejak awal beliau sangat tertarik dengan karya-karya yang disusun
oleh para ulama’ sebelumnya, terutama karya –karya Syaikh al-Islam Ibn Taymiyah
dan muridnya Allamah Ibn Qayyim. Beliau mempelajari seluruh buku-buku tersebut dari
awal sampai akhir dan menguasai semua isinya.
Ketika mencapai dewasa, beliau berangkat menunaikan ibadah haji di
Makkah dan banyak mengambil manfaat dari para ulama’ di sana. Kemudian
meneruskan perjalanan ke Madinah untuk menemui para ulama’ terpelajar di sana,
dan menjadi murid dari dua ulama’ terpelajar yang terkenal, yaitu Syaikh
Abdullah bin Ibrahim bin Sa’id Najdi dan syaikh Muhammad Hayat Sindhi, dalam
waktu yang cukup lama. Karena berhasrat ingin mengikuti pendidikan yang kebih
tinggi, beliau juga melakukan perjalanan ke Iraq dan Bashrah dan dapat
memperoleh manfaat di sana.
Sekalipun merupakan seorang tokoh reformasi dan tokoh dakwah,
Syaikh Muhammad bin Abdul wahab masih sempat juga menyibukkan diri untuk
menulis. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain:
1.
Kitab at-Tauhid
2.
Kitab al-kabair
3.
Kasyf asy-Syubat
4.
Mukhtasar Sirat ar-Rasul
5.
Masa’il al-Jahiliyah
6.
Usul al-Iman
7.
Fada’il al-Qur’an
8.
Fadail al-Islam
9.
Majmu’ al-Hadist
10.
Mukhtasar al-Insaf wa asy-Syarh
al-Kabir
11.
Al-Usul ats-Tsalatsah
12.
Adab al-Masyi ila ash-Shalah, dan
lain sebagainya
Muhammad bin Abdul Wahab telah mendarmabaktikan seluruh hidupnya
untuk melaksanakan dakwah dan jihad dengan penuh keikhlasan. Beliau dibantu
oleh Muhammad bin Sa’ud dan anaknya, Abdul aziz yang menjadi penguasa Dar’iyah.
Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Dzulqa’dah tahun 1206 H (
tahun 1792 M).
B.Bentuk Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab
Muhammad
Ibnu Abdul Wahhab kecil telah ditempa dengan pendidikan agama yang kuat, baik
dari keluarga maupun lingkungan yang masih murni tingkat keIslamannya. Darah
Arab yang mengalir dalam tubuhnya, melahirkan citra watak yang khas, gandrung
dengan kebebasan dan petualangan. Kecemerlangan otak Ibnu Abdul Wahhab semakin
kentara ketika Ia banyak belajar filsafat dan sufi serta petualangan
intelektual lain diluar tempat kelahirannya. Bahkan untuk beberapa waktu Ibnu
Abdul Wahhab telah mengajarkan sufisme. Sekembalinya ke rumah dalam usia empat
puluh tahun, dimana kemapanan kondisi psikologis,kematangan berpikir dan
pemahaman telah mencapai puncaknya, Ibnu Abdul Wahhab mulai mengajarkan
doktrin-doktrinnya.
Untuk
pemikiran atau doktrin ajaran Muhammad Ibnu Abdul Wahhab dapat dilihat dari dua
sumber. Pertama, buku-buku karyanya dan kedua,pendapat atau analis ahli
sejarah.
Pertama,
lewat kitab At Tauhid. Dalam terjemahan Thahir Badrie,Ibnu Abdul Wahhab
mengartikan tauhid sebagai dasar ajarannya. Tauhid menurut bahasa berarti
meyakini keesaan Allah, menganggap hanya ada satu Tuhan tidak ada yang lain.
Secara istilah tauhid berarti bahwa di dunia ini hanya ada satu Tuhan, Allah
Rabul Alamin.
Menurutnya
tauhid dibagi menjadi dua. Pertama, tauhid Uluhiyah, yaitu
kepercayaan untuk menetapkan bahwa sifat ke Tuhanan itu hanyalah milik Allah
belaka. Kedua, tauhid Rububiyah, yakni kepercayaan bahwa pencipta
alam ini adalah Allah, tapi ia tidak mengabdi kepadanya saja.
Pembagian
ini mengacu pada Al Qur’an surat Al Baqarah 63, tentang keesaan Allah yang
artinya,
“Adapun
Tuhanmu adalah Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang maha pengasih
lagi maha penyayang”.
Kedua,
tentang kekhawatiran pada syirik. Riya merupakan salah satu bentuk syirik
ringan dan orang-orang saleh dikhawatirkan terjerumus ke dalamnya. Memakai
azimat menyebabkan syirik sesuai dengan hadis riwayat Uqbah bin Amir ra. Artinya
:
Barang
siapa mengikatkan azimat atau jimat, dirinya tidak akan disempurnakan oleh
Allah. Dan barang siapa mengalungkan sebuah kerang (jimat), dia tidak akan
pernah memperoleh ketenangan dan kedamaian dari Allah.
Ketiga,
bernadzar atau bersumpah untuk selain Allah adalah perbuatan syirik. Pendapat
ini didasarkan pada hadis riwayat Bukhori. Artinya :
Barang
siapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka dia harus mentaatiNya. Dan barang
siapa bernadzar untuk tidak mentaatiNya,maka dia tidak boleh menentangNya.
Keempat,
mencari perlindungan kepada selain Allah merupakan bagian dari syirik
(berdasarkan surat Al Jin : 6)
Kelima,
mencari pertolongan selain Allah atau berdoa kepada selainNya merupakan
perbuatan syirik (Yunus:106-107, Al Ahqaf 5-6, An Nahl : 62)
Keenam,masalah
syafaat adalah hak Allah dan diberikan kepada orang yang diridhoiNya.
Ketujuh,
kutukan bagi orang yang menyembah Allah di kuburan orang saleh. Nabi Muhammad
SAW melarang dengan keras menjadikan kuburannya sebagai masjid, seperti umat
Nasrani dan Yahudi.
Kedelapan,
janganlah manusia membuat sekutu-sekutu bagi Allah (Al Baqarah : 2)
C.Faktor yang Mendasari Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab
Setelah
kembali ke Najed pada usia sekitar empat puluh tahun, ia mulai menceramahkan
ajaran ajarannya sendiri, yang kemudian ditentang oleh sanak saudaranya
sendiri.46 Bagaimana tidak, pada waktu itu orang-orang Najed banyak yang
melakukan amalan-amalan yang berbau syirik dan perbuatan perbuatan yang tidak
Islami dengan sekehendak hati mereka. Seluruh kehidupan
Mereka
diliputi oleh paham polyteisme. Mereka menganggap makam-makam,
pepohonan, makhluk-makhluk halus dan orang-orang gila sebagai
sesembahan.Kondisi yang sama juga berlaku di wilayah Mekah dan Madinah,
demikian juga di Yaman. Dimana paham polyteisme, pendirian
bangunan-bangunan di makam, serta pencaharian perlindungan dan bantuan kepada
orang-orang mati, orang-orang suci dan jin-jin menjadi gambaran keagamaan yang
umum. Muhammad bin Abdul Wahhab kemudian menetapkan diri untuk memurnikan
(Puritanisme)ajaran Islam, dan menyelamatkannya kedalam bentuk ajaran terdahulu
yang ketat.
Baca Juga : Pemikiran Mustofa Kemal Atatruk
D. Proses Penyebaran Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab
Apa
yang menimpa umat Islam membuat rasa prihatin yang mendalam bagi Muhammad bin
Abdul Wahhab. Dari kenyataan yang ada,Muhammad bin Abdul Wahhab berasumsi hal
ini terjadi karena pengaruh tarekat yang ada di tengah masyarakat. Karena
pengaruh tarekat ini, permohonan dan doa tidak lagi langsung dipanjatkan kepada
Allah akan tetapi melalui syafaat para wali atau Syekh tarekat, karena
masyarakat berasumsi bahwa Allah tidak bisa didekati tanpa perantara. Menurut
Abdul Wahhab, hal ini jelas telah menyimpang dari ajaran Islam yang seharusnya.
Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh pendahulunya Ahmad bin Hanbal dan Ibn
Taimiyah.
Dalam
melakukan dakwahnya selain melalui lisan dan tulisan, juga melalui sebuah
gerakan keagamaan yang cukup terorganisir dan sukses, baik dalam aspek
keagamaan maupun politik. Oleh karenanya ia bertekad membentuk sebuah gerakan
pemurnian agama Islam supaya kembali kepada jalan yang semestinya. Gerakan ini
tepatnya terbentuk pada tahun 1740 M yaitu gerakan Wahabi.Namun yang terjadi,
ia diusir oleh penguasa setempat dari tempat kelahirannya karena dianggap telah
menimbulkan keributan-keributan di negerinya, kemudian Ia bersama keluarga
pindah ke Dar’iyah. Dar’iyah ini merupakan sebuah dusun yang ditempati Muhammad
bin Sa’ud (kakek Raja Abdullah) yang telah memeluk ajaran Wahabi, bahkan
menjadi pelindung dan penyiarnya. Ada beberapa isu yang ditekankan sebagai
ajarannya yang kemudian membedakannya dengan gerakan Islam lainnya, yang
meliputi masalah tauhid,tawassul, ziarah kubur, takfir, bidah, khurafat,
ijtihad, dan taklid.Menurut Muhammad bin Abdul Wahhab, pemurnian akidah
merupakan pondasi utama dalam pendidikan Islam. Ia juga menegaskan bahwa
Pendidikan melalui teladan atau contoh merupakan metode pendidikan yang paling
efektif. Hal ini sejalan dengan pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab agar umat
manusia kembali kepada ajaran Rasulullah dan para sahabatnya sebagai suri
tauladan yang sangat baik bagi manusia.Selain itu menurutnya, tauhid adalah
pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid
menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi
dengan tauhidullah menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia
kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.
Ia
mendapat dukungan dari Muhammad Bin Saud dan puteranya Abd al-Azis di Najed.
Faham-faham Muhammad bin Abdul Wahhab yang kemudian mulai tersiar itu bertambah
kuat, sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menduduki Riyadh. Kemudian pada
tahun 1787 M Muhammad bin Abdul Wahhab meninggal dunia, tetapi ajaran-ajarannya
tetap hidup dengan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiah.
Berikut
merupakan karya-karya Muhammad bin Abdul Wahhab,
sebagai
berikut;
a.
Kitab Tauhid ma’a aqidah al-salaf alladzi huwa haqqu Allah ‘ala al-‘abid
b.
Mukhtashor sirah al-Rasul
c.
al-Ushul al-Tsalatsah wa adillatuha
d.
Masa’il al-Jahiliyah
e.
Alati khalafah fiha Rasulullah saw ahlah al-Jahiliyah
f.
Muqaddimah wa Risalatan
g.
Al-Tauhid wa al-Kitabu qaulu al-Sadid
h.
Kasyfu al-Syubuhat
i.
Najmu’ al-Hadits, yang terdiri dari risalah-risalah kecil mengenai;
“Ushul
al-Iman”, “Fudhul al-Islam dan Kitabu al Kabair dan al-Rasa-il fi aqq-id
al-Islam”.
Gerakan
Wahabi sendiri pada awalnya adalah sebuah gerakan permurnian Islam,
namun setelah adanya kesepakatan antara Muhammad bin Abdul Wahhab dengan
Muhammad bin Saud pada tahun 1744 M, maka gerakan Wahabi pun berubah
menjadi sebuah gerakan politik, tetapi dalam bidang keagamaan. Artinya,
meskipun telah berubah menjadi sebuah gerakan politik, namun gerakan Wahabi ini
tidak meninggalkan misi awal mereka yaitu sebagai gerakan permurnian Islam.Dengan
demikian ajaran Wahabi mengenai dasar-dasar keimanan yang dipelopori oleh
Muhammad bin Abdul Wahhab, namun berbeda dengan akibat-akibatnya serta
tuntutan-tuntutan ajaran agama yang murni mengikuti mazhab Hanbali. Dengan
mengikuti Alquran dan Hadis dan menolak deduksi, meskipun mereka tidak melarang
kaidah-kaidah amalan menurut mazhab lainnya.
Ajaran
tauhid yang dicetuskan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab ini bermula dari kota
Najed, Arabia Tengah dan Dar’iyah sebagai pusat perkembangan pemikiran pembaharuannya.
Pada akhirnya menyebar ke seluruh Jazirah Arabia, kemudian ke luar Arabia,
seperti India, Mesir dan bahkan sampai ke Indonesia.Berikut ini adalah
negeri-negeri yang berada dibawah pengaruh aliran wahabiah ialah:
a. India
Tepatnya
di Punjab (India Utara), Syekh Waliyullah (1702-1762M) menghasilkan sebuah
gerakan yaitu Wahabiah yang kemudian dipimpin oleh Sayid Ahmad (w. 1246 H/1831
M) dari Bareli. Selain di Punjab gerakan ini juga tersebar di Benggala dan
perkembangannya sangat pesat ketika itu.
b. Aljazair
Aliran
wahabiah yang masuk dan berkembang pesat di negeri Aljazair ini dibawa oleh
Sayyid Muhammad bin Sanusi (1791-1859 M). Wahabisme berkembang melalui gerakan
al-Sanusiyyah dengan tujuan untuk membangun solidaritas keislaman.gerakan ini
mengajarkan pemurnian paham sufi dengan kembali kepada ajaran Alquran dan
Sunah. Setelah sukses gerakan ini kemudian menyebar ke Libya.90
c. Mesir
Di
negeri Mesir aliran Wahabiah disebarkan oleh Syekh Rasyid Ridha (1856-1935 M),
sebagai teolog yang berorientasi liberal dan penggerak utama gerakan Salafi
atau Wahabi di Mesir. Menurutnya,umat Islam harus kembali pada sumber murni
Alquran dan Sunah dan
mengaitkan
diri dengan penafsiran teks.
d. Sudan
Pengaruh
Wahabi dipelopori oleh Muhammad Ahmad (1848-1885 M) dengan tarekatnya yang
bernama Mahdiyah. Ia menyerukan pemurnian Islam kembali yang telah
diselewengkan oleh adat dan kebiasaan asing yang bukan Islam. Pada tahun 1885
M, gerakan ini berhasil menguasai seluruh wilayah Sudan yang sebelumnya berada
dibawah kekuasaan Mesir.
e. Indonesia
Ajaran
Wahabi ini masuk dan menyebar luas di Indonesia ini disebarkan oleh ulama dari
Sumatera Barat dan para jamaah haji yaitu Syekh Abdullah Ahmad (1878-1945 M),
Syekh Abdul Karim Amrullah (1879-1945 M), Syekh Muhammad Djamil Djambek
(1880-1947 M), dan lain-lain.
Mereka
kemudian memberantas adat-istiadat yang dipandang bidah, mereka kemudian
membentuk persatuan harimau dan salapan, persatuan ini kemudian
ditantang oleh golongan adat dengan meminta bantuan dari Belanda. Maka timbullah
perang Padri tahun 1821-1837 M.
Selain
itu terdapat Haji Miskin dengan paham Wahabinya telah memberikan pengatuh baru
terhadap gerakan reformasi Islam Indonesia. Begitu pun yang dilakukan oleh
Malim Basa yang terkenal dengan gelar Imam Bonjol. Keduanya kemudian mendirikan
perguruan di Bonjol yang kemudian menjadi pusat pendidikan bermazhab Hanbali.
Mereka
inilah yang mewakili perkembangan pengaruh Wahabi di Sumatera. Selanjutnya
paham Wahabi ini juga mempengaruhi pemikiran dari gerakan Persatuan Islam (Persis),
ini ditandai dengan adanya kesamaan dalam pemahaman keagamaan yang menyangkut
akidah
maupun
mengenai ibadah, intinya adalah mengembalikan pada apakah ajaran-ajaran
tersebut mempunyai dasar secara eksplisit dalam Alquran dan Hadis. Jika ada
maka akan dijadikan amalan untuk diyakini dan diamalkan dan sebaliknya
DAFTAR PUSTAKA
Gerakan Puritanisme Muhammad bin Abdul Wahhab
http://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/112
diakses pada tanggal 9 November 2017
Studi Tentang
Peran Muhammad Bin Abdul Wahhabi https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/22373/NDU1NzU=/Gerakan-Dakwah-Wahabi-di-Arab-Saudi-Studi-Tentang-Peran-Muhammad-Bin-Abdul-Wahab-Dalam-Usahanya-Memurnikan-Ajaran-Islam-Pada-Abad-Ke-18-abstrak.pdf
diakses pada tanggal 9 November 2017
Pemikiran Muhammad Ibnu Abdul Wahhab library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=1099
diakses pada
tanggal 9 November 2017
Riwayat Hidup Muhammad bin Abdul wahhab dan Pengaruh Pemikirannya
dalam Peradaban Modern digilib.uinsby.ac.id/1790/5/Bab%202.pdf
diakses pada
tanggal 9 November 2017
1.
https://generasisalaf.wordpress.com/2013/08/14/salafi-wahabi-memfitnah-ulama-sunni-sebagai-syiah/
ReplyDeleteWAHABI atau salafy di Indonesia dan SYIAH ada6lah 2 tanduk syetan produk yahudi yg masuk langsung ke jantung islam.
ReplyDeleteBanyak yang mengetahui kalau wahabi itu bagian dari Yahudi. Walaupun para Ulama Lulusan dari Arab dan Mesir yg #dikibuliwahabi menyebut wahabi sebagai bagian dari penegak Islam tauhid sebagaimana dikampanyekan oleh pengikut2nya di Indonesia padahal menggiring kpd aqidah tajsim dan tasybih ibnu taimiyyah.
Sejarawan Yahudi Ishaq bin Zafi mengakui kalau wahabi itu bagian dari sekte Yahudi. Dalam buku Ensiklopedia Sekte-Sekte Yahudi tahun 1957 M dituliskan :
"Ishaq ibn Zafi (Yitzhak Ben Zvi), mantan presiden ke 2 Israel menerbitkan buku tentang Dunamah (salah satu Sekte Yahudi) dalam Bahasa Ibrani, lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh seorang berkebangsaan Yahudi bernama Yitzhak Abade. Buku terjemah ini diterbitkan Penerbit Yahudi di Amerika thn 1957. dicetak ulang thn 1961. Yitzhak Ben Zvi berkata: “Terdapat beberapa kelompok keagamaan yang senantiasa menganggap diri mereka bagian dari Bani Israel, meski ada perbedaan tradisi dengan Bangsa Yahudi mainstream, mereka secara terus menerus mempraktikkan syiar-syiar Agama Yahudi. Di antara kelompok2 itu adalah -Samiriyyun. Dan di antara mereka ada sebuah kelompok penting lain, yaitu Wahhabiyyah. Kelompok ini secara lahiriah muslim, tapi secara sembunyi2 mempraktekkan ritual-Yahudi."
Wahabi memiliki sifat yang sama dengan satu sekte nya, bangsa Yahudi, menghalalkan segala cara (meski dengan dalih sunnah), memfitnah, mengubah isi kitab kuning, menuduh orang lain kafir, syirik, sesat, bid'ah dll.
Wahabiyyah adalah nama yg disematkan oleh Sulaiman bin Abdul Wahab kepada saudaranya yakni Muhammad bin Abdul Wahab. Terdapat pembohongan oleh para ulama salafy mengatakan wahabiyyah adalah kelompok yg didirikan oleh Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum pada abad ke 2 H. Padahal Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum adalah pengikut wahbiyyah. Dalam kitab Tarikh Ibnu Khaldun dijelaskan bahwa :
وكان يزيد قد أذل الخوارج ومهد البلاد فكانت ساكنة أيام روح ، ورغب في موادعة عبد الوهاب بن رستم وكان من الوهبية فوادعه Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum adalah pengikut Wahbiyyah. Pendirinya bernama Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.
http://www.muslimoderat.net/2015/09/abdul-wahhab-bin-rustum
Islam adalah copy paste dari Al-Qur’an dan Sunnah. Adapun dalam berfiqih mengikuti 4 madzhab atau salah satunya. Beraqidah ahlussunnah waljamaah asy'ariah ataupun maturidiah. Bertasawuf seperti Al Ghazali ataupun Abdul Qodir Jaelani ataupun ulama-ulama thasawwuf yg telah masyhur. Shalat 5 wkt berjamaah di masjid bagi laki2 yg sdh baligh kecuali udzur. Yg wanita jg laksanakan sholat dan tutup aurat. Jangan berpaham wihdatul wujud, jangan berpaham mu'tazilah, jahmiah, takfiri, sekuralisme, kapitalisme, materialisme, marxisme, leninisme, komunisme, maoisme, dalam bentuk apa pun dan cara bagaimana pun, sesuai amanat TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1966, UU Nomor 77 Tahun 1999 junto KUHP Pasal 107a, 107b, 107c, 107d dan 107e, jangan menyembah kuburan serta perbuatan syirik lainnya, jangan mengikuti syi'ah, jangan mengikuti ibnu taimiyyah dan murid2nya yg musyabbih dan mujassim, jangan mengikuti Mr. Hempher dan Muhammad bin Abdul wahab beserta murid muridnya yg musyabbih & mujassim + khawarij, sekte yahudi berkedok ahlussunnah wal jamaah.