Hermenutika, data:image |
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tafsir Kontemporer : Hermeneutika Al-Qur’an”
ini dengan sebagaimana mestinya. Shalawat besertakan salam tak lupa kami haturkan
kepada junjungan kita yakni nabi agung Muhammad saw yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
saat sekarang ini.
Makalah
ini kami susun dengan tujuan untuk menambah wawasan kita tentang penafsiran Al-Qur’an pada masa kontemporer dengan
menggunakan metode Hermeneutika. Meskipun dalam penyusunannya tidak sedikit
kendala yang kami temui, akan tetapi kami sangat mensyukuri adanya pertolongan
Allah swt sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Terlepas
dari itu semua, kami selaku penyusun makalah ini sangat menyadari banyaknya kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Sehingga itu kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan penulisan makalah kedepannya.
Akhir
kata, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Yogyakarta,
13 Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
LATAR
BELAKANG............................................................................................................... 1
RUMUSAN
MASALAH.......................................................................................................... 1
TUJUAN
PENULISAN............................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
PENGERTIAN
TAFSIR QUR’AN KONTEMPORER........................................................ 3
SEJARAH
MUNCULNYA TAFSIR KONTEMPORER..................................................... 3
CORAK
DAN CONTOH TAFSIR QUR’AN
KONTEMPORER...................................... 4
PENGERTIAN
HERMENEUTIKA AL-QUR’AN............................................................... 5
KONSEP
HERMENEUTIKA AL-QUR’AN......................................................................... 5
HERMENEUTIKA FAZLUR RAHMAN.............................................................................. 6
HERMENEUTIKA HASAN HANAFI................................................................................... 7
BAB III
PENUTUP................................................................................................................... 8
KESIMPULAN......................................................................................................................... 8
SARAN....................................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dengan
segala misteri dan kelebihannya, Al-Qur’an menyimpan potensi yang begitu
dahsyat. Sejarah mencatat pengaruh besarnya ketika ia melahirkan sebuah
peradaban yang oleh Nasr Hamid Abu Zaid diklaim sebagai “peradaban teks”
(hadarah al-nass).[1]
Sejarah
mencatat bahwa sejak pertama kali Al-Qur’an diturunkan terdapat banyak usaha-usaha
yang dilakukankaum muslimin untuk memahaminya. Dimulai ketika saat itu Nabi
Muhammad saw masih hidup. Para sahabat datang langsung menemui Rasulullah saw
untuk menanyakan tentang kandungan dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Hingga
kini masa dimana para mufassir telah banyak menggunakan berbagai macam
metodologi guna mengungkap makna yang diinginkan Allah swt melalui firman-Nya.
Berbagai
macam metodologi yang ada tentunya memiliki banyak kelebihan dan kekurangan.
Contohnya adalah sebuah metodologi penafsiran Al-Qur’an dengan Hermeneutika.
Metode ini berupaya untuk menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan disesuaikan pada
konteks ayat dan realita nyata yang terjadi pada saat sekarang ini. Metode ini
banyak digunakan pada jenis tafsir yang kontemporer. Tentunya metode ini pun
memiliki kekurangan dan kelebihan juga.
Maka
disinilah posisi kita sebagai umat muslim agar dapat berpikiran terbuka,
kritis, kreatif dan inovatif dalam rangka mencari, menambah, dan memperkaya
pengetahuan kita mengenai kitabullah. Sehingga penafsiran ulang terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dan relevan dengan perkembangan zaman yang selalu
berubah-ubah ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa pengertian dari
tafsir Qur’an kontemporer ?
2. Bagaimana sejarah
munculnya tafsir kontemporer ?
3. Apa corak
tafsir Qur’an kontemporer ?
4. Apa pengertian Hermeneutika
Al-Qur’an?
5. Bagaimana konsep
Hermeneutika
Al-Qur’an
?
6. Bagaimana
hermeneutika Al-Qur’an menurut Fazlur Rahman ?
7. Bagaimana
hermeneutika Al-Qur’an menurut Hasan Hanafi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian
tafsir Qur’an kontemporer.
2. mengetahui sejarah
munculnya tafsir Qur’an kontemporer.
3. Mengetahui corak
tafsir Qur’an kontemporer.
4. Mengetahui pengertian
Hermeneutika
Al-Qur’an.
5. Mengetahui dan memahami
konsep Hermeneutika.
6. Mengetahui konsep hermeneutika Al-Qur’an
berdasarkan pemikiran Fazlur Rahman dan Hasan Hanafi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAFSIR
KONTEMPORER
Kata
tafsir secara bahasa merupakan bentuk masdhar dari kata fasara-yufassiru-tafsiran
yang berarti memeriksa dan memperlihatkan. Sedangkan menurut istilah adalah
penjelasan terhadap kalamullah atau menjelaskan lafazh-lafazh Al-Qur’an dan
pemahamannya.
Para ulama mendefinisikan
tafsir sebagai berikut :
1). Al Zarkani
Ilmu
yang membahas Al -Qur’an darisegi dhilalahnya, berdasarkan maksud yang
dikehendaki olehAllahswt sebatas kemampuan manusia.
2). Al Zarkasyi
Ilmu untuk
memahami kitabullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk menjelaskan maknanya, hukum-hukumnya, dan hikmah-hikmahnya.
Sedangkan
kontemporer menurut KBBI adalah pada waktu yang sama, semasa, sewaktu, pada
masa kini dan dewasa ini.[2] Jadi,
tafsir kontemporer dapat diartikan sebagai upaya
mufassir untuk menjelaskan Al-Quran sesuai dengan konteks ayat pada saat ini atau
dalam kondisi kekinian.
B.
SEJARAH MUNCULNYA TAFSIR KONTEMPORER
Tafsir Al-Quran kontemporer muncul pada abad ke-15 H. Pada
saat itu dunia Islam mengalami banyak kemajuan, salah satunya dibidang tafsir. Yang
mana kemunculan tafsir
jenis ini diantaranya dipicu oleh adanya kekhawatiran yang akan ditimbulkan ketika
penafsiran Al-Quran dilakukan secara tekstual dengan mengabaikan situasi
dan latar belakang turunnya suatu ayat sebagai data sejarah yang penting.
Seiring dengan pembaharuan ke-era
modern, tafsir kontemporer muncul dengan bentuk dan orientasi
yang senada dengan modernisasi. Tafsir ini memfokuskan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an
yang dikaitkan dengan kehidupan dan kondisi sosial masyarakat dan kemajuan ilmu
pengetahuan serta memfungsikan Al-Qur’an
sebagaimana mestinya.
Kehadiran tafsir modern dipengaruhi oleh faktor berkembangnya
pengaruh kebudayaan dalam beberapa penafsiran dan terjadinya dinamika masyarakat
yang semakin bermacam-macam dengan segala bentuk problematikanya. Faktor inilah
yang melatar belakangi munculnya tafsir kontemporer.
Diantara tokoh-tokohnya ialah Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha, Ahmad Khalaf dan Muhammad Kamil Husain yang berasal dari Mesir.
Sedangkan dari Timur Tengah yaitu Amin Al Khull, Hasan Hanafi, Nasr Abu Zayd, Muhammad
Sharur dan Fazlur Rahman.
B.
CORAK TAFSIR KONTEMPORER
Ada
seorang mufassir yang bernama Jansen mencoba untuk membagi corak-corak
penafsiran Al-Qur’an. Survei yang dilakukan oleh Jansen terhadap corak pemikiran
mufassir modern memperlihatkan pada tiga peta pemikiran, yaitu corak pemikiran
tafsir Ilmi, tafsir Filologi, dan tafsir Adabi Ijtima’i.
Berikut penjelasannya :
a.
Corak
Tafsir Ilmi yaitu menafsirkan
ayat-ayat dengan menggunakan pendekatan karya ilmiah dan menggali
kandungannya berdasarkan ilmu
pengetahuan yang ada.[3]
Tokoh yang memilikiperan penting dalam memperkenalkan corak tafsir ini ialah
Al-Ghazali.
Contohnya ialah Muhammad Abduh secara
vocal mengisyaratkan bahwa penemuan telegraf, telepon, kereta dan mikrofon
telah tercantum dalam Al-Qur’an.[4]
b.
Corak
tafsir Filologi. Dalam ada tiga kerangka yang dilakukan. Pertama, seorang mufassir
harus mampu mengaitkan satu ayat dengan ayat lainnya yang memiliki tema serupa.
Kedua, mempelajari setiap makna kata dalam
Al-Qur`an
yang tidak hanya menggunakan kamus saja. Tetapi ada juga yang menggunakan kata-kata Al-Qur`an
sendiri yang memiliki akar kata serupa. Ketiga, analisis terhadap bagaimana Al-Qur`an
mengkombinasikan
kata-kata dalam sebuah kalimat.
Tokoh yang telah memperkenalkan corak
tafsir ini ialah Amin Al Khull.
c.
Corak
Tafsir Adabi Ijtima’I yaitu corak penafsiran Al-Qur’an yang menitik beratkan pada penjelasan Al-Qur’an dari segi redaksinya. Bagaimana menafsirkan Al-Quran sesuai dengan tatanan yang sudah berlaku
dimasyarakat tanpa mengesampingkan makna Al-Quran yang sesungguhnya.[5]
C.
PENGERTIAN HERMENEUTIKA AL-QUR’AN
Hermeneutika
berasal dari kata yunani yaitu hermeneuine dan hermenia yang memilik
arti menafsirkan dan penafsiran. Para ahli mengartikan hermeneutika dengan definisi
yang berbeda-beda. Namun mereka sepakat bahwa dalam arti sempit hermeneutika membahas
metode-metode yang tepat untuk menafsirkan dan mengungkapkan
berbagai faktor yang sulit dipahami. Sedangkan dalam arti luasnya
adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang membahas hakikat,
metode, dan prinsip-prinsip serta
persyaratan penafsiran.
Hermeneutika
adalah alat-alat yang digunakan terhadap teks dalam menganalisis dan memahami
maksudnya serta menampakkan nilai yang dikandungnya. Secara singkatnya adalah
cara kerja yang harus ditempuh oleh siapapun yang hendak memahami suatu teks
baik yang nyata maupun yang kabur bahkan tersembunyi akibat perjalanan sejarah
atau pengaruh ideology dan kepercayaan.[6]
Jadi, hermeneutika Al-Qur’an adalah sebuah metode yang
berusaha memahami Al-Qur’an dengan kembali kepada konteksnya
(interpretasi).
D.
KONSEP HERMENEUTIKA AL-QUR’AN
Pada
dasarnya Hermeneutika
berkaitan
erat dengan bahasa, yang diungkapkan baik melalui pikiran, wacana, maupun tulisan.
Dengan demikian Hermeneutika
merupakan
cara baru untuk bergaul dengan bahasa. Keeratan Hermeneutika dengan bahasa membuat wilayah
penafsirannya menjadi sangat luas, terutama dalam kaitannya dengan ilmu humanistik,
sejarah, hukum, agama (termasuk kajian tafsir Al-Qur`an), filsafat, seni,
kesusastraan dan linguistik.
Disiplin ilmu yang banyak menggunakan hermeneutika adalah ilmu tafsir sebab
semua karya yang mendapatkan inspirasi Ilahi, misalnya Al-Qur’an memerlukan
interpretasi atau hermeneutika sehingga dapat dimengerti.
Metode
hermeneutika
yang dikembangkan oleh para mufassir kontemporer itu juga sangat beragam.
Keberagaman ini tentu saja muncul bukan hanya karena semakin terbukanya umat
Islam terhadap gagasan-gagasan yang berasal dari luar, namun juga adanya dinamika
dan kesadaran pada mereka akan kekurangan-kekurangan metode yang ada.[7]
Diantara beberapa mufassir yang menggunakan metode
Hermeneutika dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah Fazlur Rahman dan
Hasan Hanafi.
E. HERMENEUTIKA FAZLUR RAHMAN
Fazlur
Rahman lahir di Hazara Pakistan pada 21 September 1919.ia lahir ditengah
suasana perseteruan tiga kubu, yaitu kaum modernis, tradisionalis, dan
funamentalis. Ketiga kubu tersebut sama-sama mempermasalahkan mengenai bentuk
Negara Pakistan. Apakah Negara Islam dalam bingkai ideologi modern seperti yang
diinginkan oleh kaum modernis. Atau khilafah seperti yang diinginkan oleh kaum
tradisionalis. Atau pula kerajaan tuhan seperti yang diinginkan kaum
fundamentalis.
Latar
belakang inilah yang menjadi pemicu bagi Fazlur Rahman untuk mendalami
seluk-beluk keilmuan Islam dengan berbagai metodologi pemikiran. Dimana setelah
ia menyelesaikan studinya di Lahore dan Oxford University, Rahman tampil
mengemukakan pembaharuannya.
Fazlur
Rahman memiliki 3 kata kunci dalam memahami hermeneutika Al-Qur’an yaitu : Pendekatan
sosio-historis, yaitu melihat kembali sejarah yang melatari turunnya ayat,
sehingga penting untuk mengetahui asbabun nuzul. Lalu kemudian disesuaikan
dengan kondisi sosial masyarakat pada masa itu. Pendekatan ini digunakan Rahman
untuk menafsirkan ayat-ayat hukum dan sosial.
Teori
gerakan ganda (double movement), yaitu membedakan antara ketentuan hukum yang
ditetapkan secara khusus dengan tujuan dasar moral yang dipesankan Al-Qur’an.
Masuk ke akar sejarah untuk menemukan ideal moral suatu ayat dan membawa ideal
moral tersebut kedalam konteks kekinian. Pendekatan ini juga digunakan Rahman
untuk menafsirkan ayat-ayat hukum dan sosial.
Pendekatan
sitetis-logis yaitu pendekatan yang membahas suatu tema dengan cara
mengevaluasi ayat-ayat yang berhubungan dengan tema yang dibahas. Pendekatan
ini digunakan Rahman ketika berhadapan dengan ayat-ayat metafisi-teologis.
F. HERMENEUTIKA HASAN HANAFI
Hasan
Hanafi lahir di Kairo, 13 Februari 1935. Beliau adalah guru besar fakultas
Filsafat di Universitas Kairo , pemikir Islam kontemporer, dan teolog Islam
mengenai seperangkat metodologi hermeneutika Al-Qur’an yang berpihak pada
masalah kritis dalam kehidupan manusia, seperti kemiskinan, penindasan, dan
ketidakadilan.
Hanafi
menyebutkan akar hermeneutikanya dalam ushul fikih, seperti teori nasikh wal mansukh, mashlahah al-ummah, dan asbabun
nuzul.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tafsir
kontemporer adalah sebuah model penafsiran Al-Qur’an dengan menyesuaikan dengan
keadaan yang ada pada masa sekarang ini. Tafsir ini muncul karena dipengaruhi oleh adanya
faktor berkembangnya pengaruh kebudayaan dalam beberapa penafsiran dan
terjadinya dinamika masyarakat yang semakin bermacam-macam
dengan segala bentuk problematikanya. Memiliki tiga corak, yaitu tafsir Ilmi,
tafsir filologi, dan tafsir Adabi Ijtima’i.
Salah satu metodologi yang dipakai oleh para mufassir
dalam tafsir kontemporer ialah dengan menggunakan metode hermeneutika.
Hermeneutika adalah metode penafsiran Al-Qur’an dengan disesuaikan pada konteks
ayatnya atau metode yang menggunakan interpretasi.
Terdapat beberapa mufassir terkenal yang menggunakan
metode ini. Beberapa diantaranya yaitu Fazlur Rahman, Muhammad Arkoun,dll.
B. SARAN
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam dijadikan rujukan
dalam segala penentuan hukum. Didalamnya terdapat banyak ayat-ayat yang masih memerlukan
penafsiran dan pengkajian mendalam untuk memahami pesan dan isi kandungannya.
Para mufassir sendiri pun memiliki berbagai cara atau
metode yang berbeda-beda dalam menafsirinya. Akan tetapi meskipun begitu, hal ini tidak perlu
dijadikan sebuah perdebatan karena berbagai macam metode yang digunakan sejatinya hanyalah jalan untuk mendapatkan pemahaman yang benar dari ayat-ayat tersebut.
Agar yang pemahaman yang dihasilkan sesuai dengan apa yang sebenarnya
dikehendaki Allah swt. Justru berbagai
macam metode yang ada bisa kita gunakan untuk menambah pengetahuan kita
mengenai Al-Qur’an.
Kami
sendiri secara pribadi selaku penyusun makalah ini menyadari benar bahwa
makalahini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Diantaranya mungkin kurang detailnya
pembahasan yang disuguhkan. Sehingga itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan penulisan makalah kedepannya.
C.
DAFTAR
PUSTAKA
Ag, D. R. (2010). Ulum Al-Qur'an. Bandung: CP
Pustaka Setia.
Shahrur, D. M. (2008). Dasar
Prinsip Hermeneutika Al-Qur'an Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit eLSAQ
Press.
Shihab, D. M. (1998). Membumikan
Al-Qur'an. Bandung: Mizan.
Hamid Abu Zayd, Nashr. 2003. Al-Qur'an, Hermeneutik dan
Kekuasaan. Bandung : RQiS
Saenong, Ilham Baharuddin . 2002. Hermeneutika Pembebasan
Metodologi Tafsir Al-Qur'an Menurut Hasan Hanafi. Jakarta : Teraju
http://www.google.com/amp/s/jeryronggo.wordpress/2008/12/01/hermeneutika-al-qur’an-fazlur-rahman/amp/
http://www.academia.edu/9644114/Metode_Pendekatan_Penafsiran_Hermeneutika_Al-Qur’an
http://tafsirhaditsuinsgdbdgangkatan2009.blogspot.co.id/2012/10/tafsir-modern-kontemporer.html
http://dakwahsyariah.blogspot.co.id/2014/01/tafsir-kontemporer-dan-penjelasannya.html
[1]Shahrur, D. M. (2008). Dasar Prinsip Hermeneutika
Al-Qur'an Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit eLSAQ Press.
[3]http://tafsirhaditsuinsgdbdgangkatan2009.blogspot.co.id/2012/10/tafsir-modern-kontemporer.html
[4]
http://dakwahsyariah.blogspot.co.id/2014/01/tafsir-kontemporer-dan-penjelasannya.html
[5]http://tafsirhaditsuinsgdbdgangkatan2009.blogspot.co.id/2012/10/tafsir-modern-kontemporer.html
[6]
http://www.academia.edu/9644114/Metode_Pendekatan_Penafsiran_Al-Qur’an
0 komentar:
Post a Comment