Ottoman Empire, galeri.uludagsozluk.com |
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin
Segala puji bagi Alloh SWT. Tuhan Semesta Alam
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan
Islam dan Budaya Lokal.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak
yang sangat berguna bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu penulis merasakan masih adanya kekurangan dalam
menyusun makalah ini, baik dari segi susunan kalimat ataupun tata bahasa yang
digunakan. Oleh kerena itu, masukan para
pembaca sangat diharapkan guna untuk memperbaiki isi dari makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini bisa menjadi refrensi bagi
para pembaca dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam
Yogyakarta, November 2017
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sejarah Islam, diketahui bahwa pada saat itu
kerajan-kerajan Islam mulai bermunculan di berbagai negara. Tentu saja
kerajan-kerajan tersebut memiliki fisi misi dalam memperkenalkan Islam dan memajukan
negara-negara yang telah dikuasinya.
Dalam sejarah, perkembangan Islam mengalami kemajuan dan
kemunduran. Begitu pula dengan perkembangan Islam pada masa Abbasiyah dan
keruntuhannya akibat serangan bangsa Mongol. Pada saat itu Islam benar-benar
mengalami kemuduran. Wilayah kekuasaan Islam terpecah belah dan membentuk
pemerintahan sendiri / terbagi menjadi kerajaan kecil yang saling bermusuhan.
Bahkan beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur
akibat serangan bangsa Mongol, tidak hanya itu Timur Lenk juga menghancurkan
pusat-pusat kekuasaan Islam lainnya.
Pada suasana yang
mencengkam akibat serangan bangsa Mongol yang mengakibatkan perpecahan wilayah Islam, muculah kesadaran
berpolitik di kalangan umat Islam. Kesadaran berpolitik ini mengalami kemajuan
yang pesat, sehingga menciptakan kerajaan besar Islam salah satunya adalah
kerajaan Turki Utsmani. Sebelum Dinasti Utsmani berkuasa, di wilayah Anatoli
dan Turki terdapat beberapa dinasti: Saljuk (1038-1194); Danishmandiyah
(1071-1177); dan Qarramaniyyah (1256-1483) Dimana seperti yang di ceritakan
dalam sejarah Islam kerajaan ini muncul
sebagai pelindung Islam, bahkan mereka membawa Islam sampai ke tengah-tengah
benua Eropa (sangat berperan dalam perkembangan peradaban Islam). Pengaruh
dinasti ini menjangkau wilayah yang sangat luas, termasuk Eropa Timur, Asia
Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kondisi sistem politik pada masa Kerajaan Turki Utsmani?
2. Bagaimana
kondisi sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Turki Utsmani?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui sistem politik pada masa Kerajaan Turki Utsmani.
2.
Untuk menegtahui sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Turki Utsmani.
BAB II
ISI
A. Asal-usul Dinasti Utsmani
Sejarah Islam
mencatat bahwa bangsa Turki dibagi menjadi dua dinasti yaitu dinasti Turki
Saljuk dan Turki Utsmani. Dinasti Saljuk berasal dari persatuan kabilah-kabilah
dalam rumpun Ghus. Mereka tinggal di bawah kekuasaan raja Bighu. Rumpun ini
oleh Saljuk Ibn Tuqaq dipersatukan dengan Salajiqah atau Turki Saljuk yang pada
akhirnya berhasil mendirikan dinasti Salajiqah selama kurang lebih 250 tahun
(1055-1300 M).
Pada saat kehancuran
dinasti Turki Saljuk oleh serangan pasukan Mongol merupakan momentum
pembentukan dinasti Turki Utsmani. Silsilah Turki Utsmani perpangkal pada
bangsa Turki yang berasal kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kurang lebih 3 abad, mereka pindah ke
Turkistan kemudian Persia dan Irak. Yang pada awalnya bangsa Turki Utsmani
merupakan suku nomaden, yang selalu mencari lahan perburuan baru di wilayah
yang sekarang ini dikenal sebagai Turki. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9
atau abad ke-10, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Di tengah tekanan
serangan Mongol pada abad ke-13, mereka melarikan diri ke daerah barat hingga
mereka bergabung dengan saudara keturunan mereka sendiri yaitu orang-orang
Turki Saljuk, di daratan tinggi Asia Kecil.
Di bawah pimpinan
Ertoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang
kebetulan pada saat itu sedang bertarung melawan Binzantium. Berkat bantuan
mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan. Sultan Alauddin menghadiahkan
sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Binzatium, sebagai tanda
terima kasinhnya. Sejak itulah mereka terus membina wilayah barunya dan memilih
kota Syuhud sebagai ibu kota. Sepeninggalan Ertoghul, atas persetujuan Sultan
Alauddin, kedudukan Ertoghul digantikan oleh putranya yang bernama Utsman.
Ketika bangsa
Mongol menyerang Kerajaan Saljuk yang terjadi pada tahun 1300, yang
mengakibatkan Sultan Alauddin wafat dan juga mengakibatkan Kerajaan Saljuk
terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Dalam kondisi kehancuran inilah,
Utsman mengklaim kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang dikedudukinya,
sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Utsmani. Kerajaan Turki
Utsmani memang terkenal dengan ketangguhan angkatan militernya karena itu
kekuatan militer Utsmani menjadi benteng pertahanan sultan dinasti-dinasti
kecil dari ancaman bahaya serangan Mongol. Dengan demikian secara tidak
langsung mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan bergelar
”Padinsyah Ali Utsman”. Sejak itu lah Kerajaan Turki Utsmani dinyatakan
berdiri.
B.
Sistem Politik dan Pemerintahan pada Masa Kerajaan Turki Utsmani
Keberhasilan ekspansi bangsa Turki dibidang militer
diiringi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam
pemerintahannya, Kesultanan Utsmaniyah menggunakan
sistem pemerintahan yang menganut sistem
pemerintahan monarki absolut (seorang raja mempunyai kekuasaan sepenuhnya) atau
diktator (kepala pemerintahan yang memepunyai kekuasaan mutlak). Menurut
pemahama Utsmaniyah tugas dari sebuah pemerintahan negara adalah mempertahankan
dan memperluas tanah muslim dan menjamin keamanan, dan keselarasan di dalam perbatasnnya
sesuai konteks praktik Islam ortodoks (berpegang teguh pada peraturan dan ajaran
resmi) serta kedaulatan dinasti.
Dalam menjalankan sistem
pemerintahan, pemimpin Turki Utsmani menggunakan gelar dua sekaligus yaitu
Khalifah dan Sultan. Dalam roda pemerintahan Sultan atau Khalifah yang di bantu
oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) dalam permasalahan/ urusan duniawi
yang membawahi Pasya (gubernur) yang sebagaimana Gubernur ini mengepali daerah
tingkat I, sedangkan yang memiliki wewenang untuk mewakili pemimpin Turki
Utsmani dalam melaksanakan wewenang sepiritual dan membantu Sultan atau Kalifah
dalam permasalahan/urusan sepiritual adalah seorang Mufti atau Syaikh
Al-Alawiyah. Meskipun Khalifah atau Sultan berkedudukan yang tertinggi dari
kedudukan pemerintah yang lain, kewenangan politik dan eksekutif Kalifah atau
Sultan didelegasikan ke orang lain. Dala pembagian wilayah Turki Utsmani,
wilayah tersebut dibagi menjadi beberapa provinsi yang dimana, provinsi
tersebut dipegang oleh seorang Pasya (Gubernur). Sebuah administrasi birokrat sangat diperlukan
dalam penggajian militer. Orkhan (1324-1360) melantik seorang wazir untuk
menangani administrasi dan kemiliteran pusat dan mengangkat sejumlah
gubernur-gubernur sipil untuk sejumlah provinsi yang ditaklukan. Lantaran
Dinasti Utsmani semakin meluas, beberapa provinsi yang semula merupakan daerah
jajahan yang harus menyerahkan upeti digabungkan menjadi sebuah sistem
administrasi. Unit propinsial yang terbesar, yang dinamakan baylerbayliks,
dibagi menjadi sanjak-bayliks dan selanjutnya dibagi menjadi timarlik yang
distrik tersebut diserahkan kepada pejabat-pejabat.
Di bawahnya
terdapat beberapa orang Az-Zanaziq atau Al-Alawiyah (bupati) yang bertugas
dalam membantu tugas-tugas pemerintahan seorang Pasya.1 Provinsi-provinsi
tersebut adalah :
1. Iraq, terdiri
dari 4 provinsi yaitu Baghdad, Basra, Mosul, Shahrizur.
2.
Syria, terdiri dari 4 provinsi yaitu Aleppo, Damaskus,Tripoli Sudan.
3.
Arab, terdiri dari 2 provinsi yaitu Hijaz dan Yaman.
4.
Afrika, terdiri dari 4 provinsi yaitu Mesir, Tripoli,Tunis,Aljazair.
Sebagaimana diketahui, para Sultan
Utsmani dalam menjalankan mengandalkan pasukan Janissari. Pasukan Janissari
dilengkapi dengan pasukan kavaleri propinsial. Mereka direkrut penduduk Turki
non budak yang didanai oleh timar, sejenis dengan iqtha’ di Timur Tengah–pemberian pendapatan
pajak sebagai imbalan bagi tugas kemiliteran. Selain pasukan meliter yang telah
disebutkan di muka, juga terdapat beberapa prajurit dan penyerbu di wilayah
pertahanan yang digaji dengan pembebasan pajak.
Sultan, pasukan Jannesari dan tarekat-tarekat
bekerja sama. Hal ini terlihat pada Tarekat Bektasyi (Bektasia) yang memiliki
banyak pengikut dari kalangan Janissari. Oleh karena itu, mereka di juluki
”Angkatan Bersenjata Bektasyi”. Tarekat Maulawi (Molevis) didukung oleh para
sultan untuk menghadang ancaman mereka dari kerjasama Janassari-Bektasy. Jadi,
di sini tampak bahwa tentara sangat berperan. Walaupun demikian, untuk mempertahankan keseimbangan
kekuasaan misalnya Muhammad II dibentuklah divisi fungsional diantara jabatan
Shadr Al-A’zham, tokoh-tokoh agama, jabatan administrasi keuangan Negara dan
beberapa keluarga Turki dipulihkan martabanya dan diperkenankan menjadi anggota
dalam pemerintahan. Muhammad II juga berusaha mendukung dewan kependetaan
Yunani ortodoks dengan mengakui hak sipil mereka sebagai hak otooritas
keagamaan atas jama’ah gereja. Pada masa Sultan Sulaiman I,dominasi Janissari
tidak tertandingi. Meskipun demikian, kemenangan final mereka merusak
keseimbangan kekuasaan internal, merangsang faksionalisme dan intrik, sehingga
untuk mengatur urusan pemerintahan negaranya, disusunlah sebuah kitab
undang-undang yang diberi nama Multaq Al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum
bagi kerajaan Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena
jasanya dalam merumuskan undang-undang, Sultan Sulaiman I diberi gelar
Al-Qanuni.
Sebagaimana penguasa Abbasiyah dan
penguasa imperium Persia masa belakangan, sultan Utsmani menggabungkan dimensi
patrimonial Islam dan dimensi Imperial. Otoritas patrimonial sultan-sultan
Utsmani sangatlah menonjol. Negara merupakan rumah tangganya, rakyat merupakan
pembantu pribadinya. Teritorial imperium merupakan properti pribadinya, bahkan
sebagian diberikan kepada kelompok penguasa. Pengalihan hak atas pendapatan
negara dalam bentuk apapun tidaklah dipandang sebagai penyimpangan atas
kepemilikan absolut sang sultan.
Adapun struktur masyarakatnya sangat
heterogen. Sampai pada tingkatan yang luar biasa, Dinasti Utsmani tersebut
mendominasi, mengendalikan, dan membentuk masyarakat yang diperintahnya. Salah
satu konsep utama yang diterapkan oleh Utsmani adalah perbedaan antara askeri
dan re’aya yakni antara kalangan elit penguasa dan yang dikuasai, elit
pemerintah dan warga negara, antara tentara dan pedagang, antara pemungut pajak
dan pembayar pajak.
Rakyat (re’aya), terorganisasikan menjadi sejumlah
kelompok komunitas kecil yang banyak sekali. Dari sudut pandang Utsmani,
komunitas keagamaan yang diorganisasikan untuk menjalankan urusan pendidikan,
pengadilan dan urusan shadaqh adalah sangat fundamental. Sebagai sebuah warga atau penduduk awam, diorganisasikan
dalam sebuah cara yang sejenis. Kaum muslim terbagi-bagi menjadi sejumlah mazhab
hukum dan tarekat. Dukungan Utsmani ini mengantarkan pada pengorganisasian
sebuah sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas, setelah merebut konstanti
nopel tahun 1453 turki muncul menjadi negara besar yang terorganisasi hierarkis
dan efisien yang kemakmuran dan kebudayaanya menyaingi Abbasiyyah dan turki
ustmani mejadi negara yang memiliki banyak kekuasaan yang tersebar luas milai
dari mesir hinnga ke bagian-bagian samudra hindia.
Adapun nama nama sultan yang
memerintah pada masa kerajaan turki ustmani :
no
|
nama
|
Lahir /meninggal
|
Tahun memerintah
|
1
|
Ustman I
|
1258-1323/ 1324
|
1300-1526
|
2
|
Murad I
|
1288-1359
|
1359-1389
|
3
|
Bayazid I
|
1326-juni 1389
|
1389-1403
|
4
|
Muhammad I
|
1360-8 maret 1403
|
1402-1421
|
5
|
Bayazid II
|
1379/1389-26 mei 1421
|
1481-1512
|
6
|
Salim I
|
1403/1404-26 mei 1421
|
1512-1520
|
7
|
Sulaiman I
|
30 mar 1432-3 mei 1481
|
1520-1566
|
8
|
Salim II
|
1447-1448-26 mei 1512
|
1566-1574
|
9
|
Murad III
|
1466/1467-22 sep 1520
|
1574-1595
|
10
|
Muhammad III
|
6 nov 1494-5 sep 1566
|
1595-1603
|
11
|
Ahmad I
|
30 mei 1524-13 des 1574
|
1603-1617
|
12
|
Mustafa I
|
4 juli 1546-14 jan 1595
|
1617-1618
|
13
|
Usman II
|
26 mei 1566-22 des 1617
|
1618-1622
|
14
|
Mustafa I
|
18 apr 1590-22 nov 1617
|
1622-1623
|
15
|
Murad IIII
|
1592-20 jan 1639
|
1623-1640
|
16
|
Ibrahim
|
30 nov 1604-20 mei 1622
|
1640-1648
|
17
|
Muhammad IIII
|
1592-20 jan 1539
|
1648-1687
|
18
|
Sulaiman II
|
27 juli 1612-9 feb 1640
|
1687-1691
|
19
|
Ahmad II
|
4 nov 1615-18 agustus 1648
|
1691-1695
|
20
|
Mustafa II
|
2 jan 1642-6 jan 1693
|
1695-1703
|
21
|
Ahmad III
|
15 april 1642-23 jun 1691
|
1703-1730
|
22
|
Mahmud I
|
1 agust 1642-8 feb 1693
|
1730-1758
|
23
|
Ustman III
|
5 jun 1664-29 des 1703
|
1754-1757
|
24
|
Mustafa III
|
12 des 1673-juni 1937
|
1757-1773
|
25
|
Abdul hamid I
|
12 agustus 1696-14 des 1754
|
1773-1789
|
26
|
Salim III
|
2 jan 1699-30 okt 1757
|
1789-1807
|
27
|
Mustafa IIII
|
28 jan 1717-21 jan 1774
|
1807-1808
|
28
|
Mahmud II
|
20 juli 1785-1 jul 1839
|
1808-1839
|
29
|
Abdul Majid
|
23 apr 1823-24 jun 1861
|
1839-1861
|
30
|
Abdul Aziz
|
9 feb 1830-4 jun 1876
|
1861-1876
|
31
|
Abdul Hamid II
|
22 sept.1842-10 feb 1918
|
1876-1909
|
32
|
Muhammad IIIII
|
3 nov 1844-2 juli 1918
|
1909-1918
|
33
|
Muhammad IIIIII
|
2 feb 1861-15 mei 1926
|
1918-1923
|
Masa kemunduran
dinasti Turki Ustmani
Kejatuhan
kerajaan turki merupakan sebuah proses sejarah panjang dan tidak terjadi
sejarah tiba-tiba.dalam sejarahnya selama lima abad akhir abad ke tiga belas
hingga awal abad ke sembilan belas kerajaan turki ustmani mengalami pasang
surut. Disatu sisi sebuah sistem politik yang diwarisi oleh pendahulunya, turki
saljuk yaitu menjadikan kerajaan adalah milik keluarga kerajaan dan menjadikan
sultan sebagai sentrsl kekuatan politik ,membuat kerajaan ini begitu rentan
terhadap faktor faktor kejatuhan sebuah di nasti diantara beberapa hal yang
patut dipandang sebagai penyebab kejatuhan dinasti Turki Ustmani adalah
melemahnya sistem birokrasi,melemahnya kekuatan militer turki ustmani,hancurnya
perekonomian kerajaan,muncul dan menguatnya kekuatan baru didaratan Eropa dan
serangan balik terhadap kerajaan Turki usmani.
A.kelemahan para
sultan dan sistem birokrasi
Dari beberapa sultan yang memerintah
mulai dari sultan yang pertama hingga sultan terakghir kerajaan TurkiUstmani
memiliki keadaan masing masing yang membuat kerajaan turki ustmanoi melemah
sampai mengalami kemunduran,kemunduran yang paling terlihat terjadi ketika
instabilitas politik di perburuk ketika sultan Ibrahim diturunkan dari tahtanya
oleh pemberontakan janissari dan ulama dan akhirnya dikucilkan dengan fatwa
ulama. Ia digantikan oleh putranya Muhammad 6 {1648-1687} yang saat itu barusia
enam tahun sehingga perebutan pengaruh dikalangan politik elit sekeliling
sultan tidak dapat dihindari.mereka adalah ibunya sendiri {sofu mahmed
pasya},janissari dan sipahi. Koalisi yang dijalin prdana mentri dengan pasukan
janissari akhirnya justru menguntungkan pihak terakhir.dan memaksa shofu mahmed
pasya menyerahkan jabatan sebagai perdana mentri kepada pemimpin mereka kara
murad aga pada tanggal 21 mei 1649.dengan berkuasanya kara murad aga dipusat
pemerintahan. sejarah turki ustmani mengenalnya dengan kesultanan para aga
{1648-1651}.para aga terbagi kedalam dua faksi ,pertama dipimpin oleh kasim
sultan yang di bantu oleh kara murad aga dan faksi kedua dipimpin oleh ibunda
sultan muhammad ,tuhan hatice sultan yang di bantu bektas aga yang merupakan
salah seorang pemimpin janissari.setelahnya turki ustmani lebih didominasi oleh
poltik para wazir ketimbang politik para.diantara mereka adalah torhoncu ahmad
pasya {20 juni 1652-31 maret 1653},mahmed koprulu {1653-1661},fazil ahmad
pasya{1661-1676}dan kara mustafa pasya {1676-1683}.
B.kemerosotan
kondisi sosial ekonomi
1.ledakan jumlah penduduk
Problem kependudukan
saat itu lebih banyak disebabkan oleh tingkat pertambaha yang sedemikian tinggi
saat terjadi imigrasi besar besaran bangsa turki kewilayah anatolia pada
periode turki saljuk untuk menghindari kekuatan pejajah yang datang dari asia
tengah hanya saja imigrasi tersebut hanya bersifat temporer dan kepadatan
penduduk akan segera berakhir lewat prose deportasi surgun. Mereka pindah
kewilayah eropa tenggara ,pulau aegia,dan wilayah mediterania.sekitar abad ke
enam belas sebenarnya arus imigrasi telah menurun, akan tetapi problem kependudukan saat itu lebih banyak di
sebabkan oleh tingkat pertambahan penduduk yang sedemikian tinggi dan di tambah
dengan menurunnya angka kematian akibat masa damai dan aman yang diciptakan
kerajaan serta menurunnya frekuensi penakklukkan .di antara wilayah yang
dijadikan tempat emigrasi adalah cyprus setelah ditaklukkan pada tahun 1570.
2.lemahnya perekonomian dan
perdagangan
Pada saat yang sama
kerajaan menghadapi problem internal sebagai dampak pertumbuhan perdagangan dan
ekonomi internasional sistem perekonomian kerajaan turki ustmani saat itu
berbasiskan pada prinsip pemenuhan pada negri kerajaan .akan tetapi kemampuan
kerajaan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mulai melemah pada abad ke enam
belas dan pada saat yang sama bangsa eropa mengembangkan struktur kekuatan ekonomi
dan keuangan baru dibelahan eropa merupakan buah dari perkembangan ekonomi
merkantilis terpusat diwilayah eropa barat kemudian pada abad ke enam belas
turki ustmani bersaing dengan portugis untuk menguasai jalur perdagangan di
perairan india ,dua abad kemudian muncullah dua kekuatan baru yaitu inggris dan
belanda yang mendominasi jalur perdagangan di perairan india dan menguasai
perdagangan asia.
Kontrol perdagangan
bangsa eropa diwilayah asia membantu mereka untuk membangun posisi penting di
pedagangan wilayah mediterania,kemudiam persaingan dagang yang terjadi antar
belanda,inggris dan perancis pada abad ke tujuh belas dan delapan belas menjadi
semakin meruncing .inggris dan belanda mengerahkan armada dagangnya dalam
jumlah yang besar untuk menyerang kapal perdagangan prancis.akibat lain yaitu
munculnya kapitalisme bangsa eropa dan dominasi mereka dibidang perdagangan
adalah terus menurunnya produksi industri kerjinan masyarakat turki,pada abad
ini juga ditandai dengan persaingan kekuasaan terbuka yang ditandai dengan
pemberontakan jejali berulangkali yang di pimpin oleh para anggota militer
tingkat menengah dan pejabat administrasi yang memcoba meraih posisi penting
pada pemerintahan lokal.
C.munculnya
kekuatan eropa
Munculnya kekuatan politik baru
didaratan eropa dapat di anggap secara umum sebagai faktor yang mempercepat
keruntuhan kerajaan turki ustmani.munculnya kekuatan baru tersebut disebabkan
oleh beberapa penemuan dibidang teknologi yang selanjutnya mendorong bangkitnya
kekuatan baru dibidang ekonomi maupun militer pada tahun 1918 aliansi bangsa
bangsa eropa mengalahkan aliansi militer jerman ,turki dan australia.setelah
itu inggri s menaklukkan palestina syria dan iraq sedangkan kekuatan gabungan
mengambil alih kontrol atas kota istambul .negara negara baru muncul diwilayah
libanon syiria dan palestina transjordan dan iraq.mesir menjadi negara
protektorat inggris dan bebas secara total dari kerajaan turki ustmani .proses
politik yang terjadi semenjak dua abad yang lalu ,yaitu proses reduksi dan
partisi kerajaan turki ustmani mencapai pengertiian yang sederhana dengan
munculnya sistem baru negara negara kebangsaan
Pembaharuan
diwilayah turki
Pragram pembaharuan diwilayah turki dilaksanakan pada
periode sultan mahmud II mahmud dua sering kali dibandingkan dengan peter yang
agung dalam berbagai aspek terjangnya ia lahir di saray juli 1785. Ketika ia
naik tahta sultan mahmud II memutuskan perhatiannya pada berbagai perubahan
internal perbaikan internal tersebut dipusatkan pada rekontruksi kekuatan
angkatan bersenjata kerajaan.pada tahu 1827 ia mendirikan sekolah kedokteran di
istanbul yang bertujuan untuk mendidik dokter militer baru.pada antara tahun
1831 dua lembaga pendidikan untuk tujuan militer juga didirikan.selain itu
administrasi pusat juga mulai dibenahi ,sistem kementrian model eropa mulai
diperkenalkan dan seluruh mentri bertanggung jawab kepada seluruh perdana
mentri
Kemudian ada istilah tanzimat dalam bahasa turki dikenal
dengan istilah tanzimat i-khayriye adalah gerakan pembaharuaan diturki yang
diperkenalkan dalam sistem birokrasi dan pemerintahan turki ustmani semenjak
pemerintahan sultan Abd al-majid {1839-1861.tokoh utama pada masa tanzimat
adalah mustafa pasya dikenal dengan gelar bayrakdar.ia menjadi perdana mentri
dan melakukan pembaharuan di lembaga militer.selanjutnya tokoh tanzimat yang
pemikirannya banyak diketahui adalah mehmed sadik rifat pasya {1807-1856},ia
menyalurkan dan melaksanakan ide pembaharuan dengan medirikan dewan tanzimat
dan ia sendiri yang menjadi ketuanya.
Kemudian ustmani muda tanzimat juga melahirkan
perkembangan politik yang unik dengan munculnya tiga kelompok masyarakat yang
memandang program tersebut secara kritis pertama adalah kelompok oposisi dari
kalangan sosialis ,kedua kelompok intelektual yang memberikan krutik yang lebih baik dar pada kelompk
pertama,kelompok ketiga yaitu mereka yang berkeinginan untuk menghapuskan
sultan sebagai sebuah kekuatan politik .dari bidang ilmu pengetahuan sendiri
para sultan mendorong di cetaknya tidak kurang 4000 buku semasa pemerintahannya
dengan kurang lebih 1200 di antaranya adalah karya dibidang hukum ,mengingat
penulisan politik dibidang hukum dilarang
maka para cendekiawan memusatkan tulisannya dibidang kesusastraan ini
mengakibatkan kesusastraan turki mengalami kemajuan yang sangat pesat pada zamannya.
KESIMPULAN
Kerajaan turki ustmani
adalah salah satu kerajaan islam dari hasil peradaban yang panjang dari proses
pendudukan dan islamisasi dari penduduk
turki dan daerah sekitar yang sekarang dikenal dengan daerah turki ustmani .
Turki ustmani sendiri
berasal dari suku bangsa pengembara dari wilayah asia tengah yang dikenal
dengan suku kayi yang dimana saat itu melakukan penyerbuan terhadap bangsa
mongol tetapi bangsa mongollah yang lebih dulu atau meraih kemenangan atas
pertempuran tersebut dan berhasil menaklukkan wilayah islam yang berada dibawah
kekuasaan dinasti khwaarazm syah tahun 1219-1220.
Sistem pemerintahan
turki ustmani sendiri diperintah oleh seorang yang bergelar sultan dan khalifah
,mereja mendapat kekuasaam secara turun temurun bahkan ada perkembanganselanjutnya
dimana pergantian kekuasaan itu juga diserahkan kepada saudar sultan bukan
kepada anaknya,ini juga bersangkutan dengan sebuah sistem administrasi
birokratis dalam pengajian militer budak dan beberapa hal yang menyebabkan
kemunduran diwilayah turki ustmani yaitu kelemahan sultan dan
birokrasinya,kemerosotan kondisi sosial dan ekonomi ,munculnya keuatan
eropa.dan pembaharuan kerajaan turki juga disebabkan karena beberapa hal yaitu
adanya pembaharuan yang dilakukan oleh sultan mahmud II,dan adanya tanzimat
serta beberapa hal lainnya.
Daftar pustaka
A.Mughni. syafi.SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM DITURKI.BUKIT PEMULANG INDAH: LOGOS WACANA ILMU,Januari
1997 M.
YATIM. BADRI. SEJARAH PERADABAN ISLAM DIRASAH
ISLAMIYYAH II. JAKARTA: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, SEPTEMBER 2011.
SODIQIN ALI. SEJARAH PERADABAN ISLAM DARI MASA
KLASIK HINNGA SEKARANG.MANGUAHARJO YOGYAKARTA: LESFI, 2017.
0 komentar:
Post a Comment