Politik dan Pemerintahan Kerajaan Turki Usmani


Ottoman Empire, galeri.uludagsozluk.com
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin
 Segala puji bagi Alloh SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dan Budaya Lokal.  
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang sangat berguna bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu penulis merasakan masih adanya kekurangan dalam menyusun makalah ini, baik dari segi susunan kalimat ataupun tata bahasa yang digunakan. Oleh kerena itu,  masukan para pembaca sangat diharapkan guna untuk memperbaiki isi dari makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini bisa menjadi refrensi bagi para pembaca dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam

                                    Yogyakarta,  November 2017

                                                    Tim Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

Dalam sejarah Islam, diketahui bahwa pada saat itu kerajan-kerajan Islam mulai bermunculan di berbagai negara. Tentu saja kerajan-kerajan tersebut memiliki fisi misi dalam memperkenalkan Islam dan memajukan negara-negara yang telah dikuasinya.
Dalam sejarah, perkembangan Islam mengalami kemajuan dan kemunduran. Begitu pula dengan perkembangan Islam pada masa Abbasiyah dan keruntuhannya akibat serangan bangsa Mongol. Pada saat itu Islam benar-benar mengalami kemuduran. Wilayah kekuasaan Islam terpecah belah dan membentuk pemerintahan sendiri / terbagi menjadi kerajaan kecil yang saling bermusuhan. Bahkan beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol, tidak hanya itu Timur Lenk juga menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam lainnya.
Pada suasana yang mencengkam akibat serangan bangsa Mongol yang mengakibatkan  perpecahan wilayah Islam, muculah kesadaran berpolitik di kalangan umat Islam. Kesadaran berpolitik ini mengalami kemajuan yang pesat, sehingga menciptakan kerajaan besar Islam salah satunya adalah kerajaan Turki Utsmani. Sebelum Dinasti Utsmani berkuasa, di wilayah Anatoli dan Turki terdapat beberapa dinasti: Saljuk (1038-1194); Danishmandiyah (1071-1177); dan Qarramaniyyah (1256-1483) Dimana seperti yang di ceritakan dalam sejarah Islam  kerajaan ini muncul sebagai pelindung Islam, bahkan mereka membawa Islam sampai ke tengah-tengah benua Eropa (sangat berperan dalam perkembangan peradaban Islam). Pengaruh dinasti ini menjangkau wilayah yang sangat luas, termasuk Eropa Timur, Asia Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi sistem politik pada masa Kerajaan Turki Utsmani?
2.   Bagaimana kondisi sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Turki Utsmani?
           C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui sistem politik pada masa Kerajaan Turki Utsmani.
2.      Untuk menegtahui sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Turki Utsmani.

BAB II
ISI
A.   Asal-usul Dinasti Utsmani
Sejarah Islam mencatat bahwa bangsa Turki dibagi menjadi dua dinasti yaitu dinasti Turki Saljuk dan Turki Utsmani. Dinasti Saljuk berasal dari persatuan kabilah-kabilah dalam rumpun Ghus. Mereka tinggal di bawah kekuasaan raja Bighu. Rumpun ini oleh Saljuk Ibn Tuqaq dipersatukan dengan Salajiqah atau Turki Saljuk yang pada akhirnya berhasil mendirikan dinasti Salajiqah selama kurang lebih 250 tahun (1055-1300 M).
Pada saat kehancuran dinasti Turki Saljuk oleh serangan pasukan Mongol merupakan momentum pembentukan dinasti Turki Utsmani. Silsilah Turki Utsmani perpangkal pada bangsa Turki yang berasal kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kurang lebih 3 abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Yang pada awalnya bangsa Turki Utsmani merupakan suku nomaden, yang selalu mencari lahan perburuan baru di wilayah yang sekarang ini dikenal sebagai Turki. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9 atau abad ke-10, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Di tengah tekanan serangan Mongol pada abad ke-13, mereka melarikan diri ke daerah barat hingga mereka bergabung dengan saudara keturunan mereka sendiri yaitu orang-orang Turki Saljuk, di daratan tinggi Asia Kecil.
Di bawah pimpinan Ertoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang kebetulan pada saat itu sedang bertarung melawan Binzantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan. Sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Binzatium, sebagai tanda terima kasinhnya. Sejak itulah mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syuhud sebagai ibu kota. Sepeninggalan Ertoghul, atas persetujuan Sultan Alauddin, kedudukan Ertoghul digantikan oleh putranya yang bernama Utsman.
Ketika bangsa Mongol menyerang Kerajaan Saljuk yang terjadi pada tahun 1300, yang mengakibatkan Sultan Alauddin wafat dan juga mengakibatkan Kerajaan Saljuk terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Dalam kondisi kehancuran inilah, Utsman mengklaim kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang dikedudukinya, sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Utsmani. Kerajaan Turki Utsmani memang terkenal dengan ketangguhan angkatan militernya karena itu kekuatan militer Utsmani menjadi benteng pertahanan sultan dinasti-dinasti kecil dari ancaman bahaya serangan Mongol. Dengan demikian secara tidak langsung mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan bergelar ”Padinsyah Ali Utsman”. Sejak itu lah Kerajaan Turki Utsmani dinyatakan berdiri.


B.     Sistem Politik dan Pemerintahan pada Masa Kerajaan Turki Utsmani
Keberhasilan ekspansi bangsa Turki dibidang militer diiringi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam pemerintahannya, Kesultanan Utsmaniyah  menggunakan sistem pemerintahan yang menganut sistem pemerintahan monarki absolut (seorang raja mempunyai kekuasaan sepenuhnya) atau diktator (kepala pemerintahan yang memepunyai kekuasaan mutlak). Menurut pemahama Utsmaniyah tugas dari sebuah pemerintahan negara adalah mempertahankan dan memperluas tanah muslim dan menjamin keamanan, dan keselarasan di dalam perbatasnnya sesuai konteks praktik Islam ortodoks (berpegang teguh pada peraturan dan ajaran resmi) serta kedaulatan dinasti.
Dalam menjalankan sistem pemerintahan, pemimpin Turki Utsmani menggunakan gelar dua sekaligus yaitu Khalifah dan Sultan. Dalam roda pemerintahan Sultan atau Khalifah yang di bantu oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) dalam permasalahan/ urusan duniawi yang membawahi Pasya (gubernur) yang sebagaimana Gubernur ini mengepali daerah tingkat I, sedangkan yang memiliki wewenang untuk mewakili pemimpin Turki Utsmani dalam melaksanakan wewenang sepiritual dan membantu Sultan atau Kalifah dalam permasalahan/urusan sepiritual adalah seorang Mufti atau Syaikh Al-Alawiyah. Meskipun Khalifah atau Sultan berkedudukan yang tertinggi dari kedudukan pemerintah yang lain, kewenangan politik dan eksekutif Kalifah atau Sultan didelegasikan ke orang lain. Dala pembagian wilayah Turki Utsmani, wilayah tersebut dibagi  menjadi  beberapa provinsi yang dimana, provinsi tersebut dipegang oleh seorang Pasya (Gubernur). Sebuah administrasi birokrat sangat diperlukan dalam penggajian militer. Orkhan (1324-1360) melantik seorang wazir untuk menangani administrasi dan kemiliteran pusat dan mengangkat sejumlah gubernur-gubernur sipil untuk sejumlah provinsi yang ditaklukan. Lantaran Dinasti Utsmani semakin meluas, beberapa provinsi yang semula merupakan daerah jajahan yang harus menyerahkan upeti digabungkan menjadi sebuah sistem administrasi. Unit propinsial yang terbesar, yang dinamakan baylerbayliks, dibagi menjadi sanjak-bayliks dan selanjutnya dibagi menjadi timarlik yang distrik tersebut diserahkan kepada pejabat-pejabat.  
Di bawahnya terdapat beberapa orang Az-Zanaziq atau Al-Alawiyah (bupati) yang bertugas dalam membantu tugas-tugas pemerintahan seorang Pasya.1 Provinsi-provinsi tersebut adalah :
1.   Iraq, terdiri dari 4 provinsi yaitu Baghdad, Basra, Mosul, Shahrizur.
2.      Syria, terdiri dari 4 provinsi yaitu Aleppo, Damaskus,Tripoli Sudan.
3.      Arab, terdiri dari 2 provinsi yaitu Hijaz dan Yaman.
4.      Afrika, terdiri dari 4 provinsi yaitu Mesir, Tripoli,Tunis,Aljazair.
Sebagaimana diketahui, para Sultan Utsmani dalam menjalankan mengandalkan pasukan Janissari. Pasukan Janissari dilengkapi dengan pasukan kavaleri propinsial. Mereka direkrut penduduk Turki non budak yang didanai oleh timar, sejenis dengan iqtha’ di Timur Tengah–pemberian pendapatan pajak sebagai imbalan bagi tugas kemiliteran. Selain pasukan meliter yang telah disebutkan di muka, juga terdapat beberapa prajurit dan penyerbu di wilayah pertahanan yang digaji dengan pembebasan pajak.
Sultan, pasukan Jannesari dan tarekat-tarekat bekerja sama. Hal ini terlihat pada Tarekat Bektasyi (Bektasia) yang memiliki banyak pengikut dari kalangan Janissari. Oleh karena itu, mereka di juluki ”Angkatan Bersenjata Bektasyi”. Tarekat Maulawi (Molevis) didukung oleh para sultan untuk menghadang ancaman mereka dari kerjasama Janassari-Bektasy. Jadi, di sini tampak bahwa tentara sangat berperan. Walaupun demikian, untuk mempertahankan keseimbangan kekuasaan misalnya Muhammad II dibentuklah divisi fungsional diantara jabatan Shadr Al-A’zham, tokoh-tokoh agama, jabatan administrasi keuangan Negara dan beberapa keluarga Turki dipulihkan martabanya dan diperkenankan menjadi anggota dalam pemerintahan. Muhammad II juga berusaha mendukung dewan kependetaan Yunani ortodoks dengan mengakui hak sipil mereka sebagai hak otooritas keagamaan atas jama’ah gereja. Pada masa Sultan Sulaiman I,dominasi Janissari tidak tertandingi. Meskipun demikian, kemenangan final mereka merusak keseimbangan kekuasaan internal, merangsang faksionalisme dan intrik, sehingga untuk mengatur urusan pemerintahan negaranya, disusunlah sebuah kitab undang-undang yang diberi nama Multaq Al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya dalam merumuskan undang-undang, Sultan Sulaiman I diberi gelar Al-Qanuni.
Sebagaimana penguasa Abbasiyah dan penguasa imperium Persia masa belakangan, sultan Utsmani menggabungkan dimensi patrimonial Islam dan dimensi Imperial. Otoritas patrimonial sultan-sultan Utsmani sangatlah menonjol. Negara merupakan rumah tangganya, rakyat merupakan pembantu pribadinya. Teritorial imperium merupakan properti pribadinya, bahkan sebagian diberikan kepada kelompok penguasa. Pengalihan hak atas pendapatan negara dalam bentuk apapun tidaklah dipandang sebagai penyimpangan atas kepemilikan absolut sang sultan.
Adapun struktur masyarakatnya sangat heterogen. Sampai pada tingkatan yang luar biasa, Dinasti Utsmani tersebut mendominasi, mengendalikan, dan membentuk masyarakat yang diperintahnya. Salah satu konsep utama yang diterapkan oleh Utsmani adalah perbedaan antara askeri dan re’aya yakni antara kalangan elit penguasa dan yang dikuasai, elit pemerintah dan warga negara, antara tentara dan pedagang, antara pemungut pajak dan pembayar pajak.
Rakyat (re’aya), terorganisasikan menjadi sejumlah kelompok komunitas kecil yang banyak sekali. Dari sudut pandang Utsmani, komunitas keagamaan yang diorganisasikan untuk menjalankan urusan pendidikan, pengadilan dan urusan shadaqh adalah sangat fundamental. Sebagai  sebuah warga atau penduduk awam, diorganisasikan dalam sebuah cara yang sejenis. Kaum muslim terbagi-bagi menjadi sejumlah mazhab hukum dan tarekat. Dukungan Utsmani ini mengantarkan pada pengorganisasian sebuah sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas, setelah merebut konstanti nopel tahun 1453 turki muncul menjadi negara besar yang terorganisasi hierarkis dan efisien yang kemakmuran dan kebudayaanya menyaingi Abbasiyyah dan turki ustmani mejadi negara yang memiliki banyak kekuasaan yang tersebar luas milai dari mesir hinnga ke bagian-bagian samudra hindia.
            Adapun nama nama sultan yang memerintah pada masa kerajaan turki ustmani :
no
nama
Lahir /meninggal
Tahun memerintah
1
Ustman I
1258-1323/ 1324
1300-1526
2
Murad I
1288-1359
1359-1389
3
Bayazid I
1326-juni 1389
1389-1403
4
Muhammad I
1360-8 maret 1403
1402-1421
5
Bayazid II
1379/1389-26 mei 1421
1481-1512
6
Salim I
1403/1404-26 mei 1421
1512-1520
7
Sulaiman I
30 mar 1432-3 mei 1481
1520-1566
8
Salim II
1447-1448-26 mei 1512
1566-1574
9
Murad III
1466/1467-22 sep 1520
1574-1595
10
Muhammad III
6 nov 1494-5 sep 1566
1595-1603
11
Ahmad I
30 mei 1524-13 des 1574
1603-1617
12
Mustafa I
4 juli 1546-14 jan 1595
1617-1618
13
Usman II
26 mei 1566-22 des 1617
1618-1622
14
Mustafa I
18 apr 1590-22 nov 1617
1622-1623
15
Murad IIII
1592-20 jan 1639
1623-1640
16
Ibrahim
30 nov 1604-20 mei 1622
1640-1648
17
Muhammad IIII
1592-20 jan 1539
1648-1687
18
Sulaiman II
27 juli 1612-9 feb 1640
1687-1691
19
Ahmad II
4 nov 1615-18 agustus 1648
1691-1695
20
Mustafa II
2 jan 1642-6 jan 1693
1695-1703
21
Ahmad III
15 april 1642-23 jun 1691
1703-1730
22
Mahmud I
1 agust 1642-8 feb 1693
1730-1758
23
Ustman III
5 jun 1664-29 des 1703
1754-1757
24
Mustafa III
12 des 1673-juni 1937
1757-1773
25
Abdul hamid I
12 agustus 1696-14 des 1754
1773-1789
26
Salim III
2 jan 1699-30 okt 1757
1789-1807
27
Mustafa IIII
28 jan 1717-21 jan 1774
1807-1808
28
Mahmud II
20 juli 1785-1 jul 1839
1808-1839
29
Abdul Majid
23 apr 1823-24 jun 1861
1839-1861
30
Abdul Aziz
9 feb 1830-4 jun 1876
1861-1876
31
Abdul Hamid II
22 sept.1842-10 feb 1918
1876-1909
32
Muhammad  IIIII
3 nov 1844-2 juli 1918
1909-1918
33
Muhammad IIIIII
2 feb 1861-15 mei 1926
1918-1923


Masa kemunduran dinasti Turki Ustmani
Kejatuhan kerajaan turki merupakan sebuah proses sejarah panjang dan tidak terjadi sejarah tiba-tiba.dalam sejarahnya selama lima abad akhir abad ke tiga belas hingga awal abad ke sembilan belas kerajaan turki ustmani mengalami pasang surut. Disatu sisi sebuah sistem politik yang diwarisi oleh pendahulunya, turki saljuk yaitu menjadikan kerajaan adalah milik keluarga kerajaan dan menjadikan sultan sebagai sentrsl kekuatan politik ,membuat kerajaan ini begitu rentan terhadap faktor faktor kejatuhan sebuah di nasti diantara beberapa hal yang patut dipandang sebagai penyebab kejatuhan dinasti Turki Ustmani adalah melemahnya sistem birokrasi,melemahnya kekuatan militer turki ustmani,hancurnya perekonomian kerajaan,muncul dan menguatnya kekuatan baru didaratan Eropa dan serangan balik terhadap kerajaan Turki usmani.
A.kelemahan para sultan dan sistem birokrasi
            Dari beberapa sultan yang memerintah mulai dari sultan yang pertama hingga sultan terakghir kerajaan TurkiUstmani memiliki keadaan masing masing yang membuat kerajaan turki ustmanoi melemah sampai mengalami kemunduran,kemunduran yang paling terlihat terjadi ketika instabilitas politik di perburuk ketika sultan Ibrahim diturunkan dari tahtanya oleh pemberontakan janissari dan ulama dan akhirnya dikucilkan dengan fatwa ulama. Ia digantikan oleh putranya Muhammad 6 {1648-1687} yang saat itu barusia enam tahun sehingga perebutan pengaruh dikalangan politik elit sekeliling sultan tidak dapat dihindari.mereka adalah ibunya sendiri {sofu mahmed pasya},janissari dan sipahi. Koalisi yang dijalin prdana mentri dengan pasukan janissari akhirnya justru menguntungkan pihak terakhir.dan memaksa shofu mahmed pasya menyerahkan jabatan sebagai perdana mentri kepada pemimpin mereka kara murad aga pada tanggal 21 mei 1649.dengan berkuasanya kara murad aga dipusat pemerintahan. sejarah turki ustmani mengenalnya dengan kesultanan para aga {1648-1651}.para aga terbagi kedalam dua faksi ,pertama dipimpin oleh kasim sultan yang di bantu oleh kara murad aga dan faksi kedua dipimpin oleh ibunda sultan muhammad ,tuhan hatice sultan yang di bantu bektas aga yang merupakan salah seorang pemimpin janissari.setelahnya turki ustmani lebih didominasi oleh poltik para wazir ketimbang politik para.diantara mereka adalah torhoncu ahmad pasya {20 juni 1652-31 maret 1653},mahmed koprulu {1653-1661},fazil ahmad pasya{1661-1676}dan kara mustafa pasya {1676-1683}.
B.kemerosotan kondisi sosial ekonomi
            1.ledakan jumlah penduduk
                        Problem kependudukan saat itu lebih banyak disebabkan oleh tingkat pertambaha yang sedemikian tinggi saat terjadi imigrasi besar besaran bangsa turki kewilayah anatolia pada periode turki saljuk untuk menghindari kekuatan pejajah yang datang dari asia tengah hanya saja imigrasi tersebut hanya bersifat temporer dan kepadatan penduduk akan segera berakhir lewat prose deportasi surgun. Mereka pindah kewilayah eropa tenggara ,pulau aegia,dan wilayah mediterania.sekitar abad ke enam belas sebenarnya arus imigrasi telah menurun, akan tetapi problem  kependudukan saat itu lebih banyak di sebabkan oleh tingkat pertambahan penduduk yang sedemikian tinggi dan di tambah dengan menurunnya angka kematian akibat masa damai dan aman yang diciptakan kerajaan serta menurunnya frekuensi penakklukkan .di antara wilayah yang dijadikan tempat emigrasi adalah cyprus setelah ditaklukkan pada tahun 1570.
            2.lemahnya perekonomian dan perdagangan
                        Pada saat yang sama kerajaan menghadapi problem internal sebagai dampak pertumbuhan perdagangan dan ekonomi internasional sistem perekonomian kerajaan turki ustmani saat itu berbasiskan pada prinsip pemenuhan pada negri kerajaan .akan tetapi kemampuan kerajaan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mulai melemah pada abad ke enam belas dan pada saat yang sama bangsa eropa mengembangkan struktur kekuatan ekonomi dan keuangan baru dibelahan eropa merupakan buah dari perkembangan ekonomi merkantilis terpusat diwilayah eropa barat kemudian pada abad ke enam belas turki ustmani bersaing dengan portugis untuk menguasai jalur perdagangan di perairan india ,dua abad kemudian muncullah dua kekuatan baru yaitu inggris dan belanda yang mendominasi jalur perdagangan di perairan india dan menguasai perdagangan asia.
                        Kontrol perdagangan bangsa eropa diwilayah asia membantu mereka untuk membangun posisi penting di pedagangan wilayah mediterania,kemudiam persaingan dagang yang terjadi antar belanda,inggris dan perancis pada abad ke tujuh belas dan delapan belas menjadi semakin meruncing .inggris dan belanda mengerahkan armada dagangnya dalam jumlah yang besar untuk menyerang kapal perdagangan prancis.akibat lain yaitu munculnya kapitalisme bangsa eropa dan dominasi mereka dibidang perdagangan adalah terus menurunnya produksi industri kerjinan masyarakat turki,pada abad ini juga ditandai dengan persaingan kekuasaan terbuka yang ditandai dengan pemberontakan jejali berulangkali yang di pimpin oleh para anggota militer tingkat menengah dan pejabat administrasi yang memcoba meraih posisi penting pada pemerintahan lokal.
C.munculnya kekuatan eropa
            Munculnya kekuatan politik baru didaratan eropa dapat di anggap secara umum sebagai faktor yang mempercepat keruntuhan kerajaan turki ustmani.munculnya kekuatan baru tersebut disebabkan oleh beberapa penemuan dibidang teknologi yang selanjutnya mendorong bangkitnya kekuatan baru dibidang ekonomi maupun militer pada tahun 1918 aliansi bangsa bangsa eropa mengalahkan aliansi militer jerman ,turki dan australia.setelah itu inggri s menaklukkan palestina syria dan iraq sedangkan kekuatan gabungan mengambil alih kontrol atas kota istambul .negara negara baru muncul diwilayah libanon syiria dan palestina transjordan dan iraq.mesir menjadi negara protektorat inggris dan bebas secara total dari kerajaan turki ustmani .proses politik yang terjadi semenjak dua abad yang lalu ,yaitu proses reduksi dan partisi kerajaan turki ustmani mencapai pengertiian yang sederhana dengan munculnya sistem baru negara negara kebangsaan

Pembaharuan diwilayah turki                       
Pragram pembaharuan diwilayah turki dilaksanakan pada periode sultan mahmud II mahmud dua sering kali dibandingkan dengan peter yang agung dalam berbagai aspek terjangnya ia lahir di saray juli 1785. Ketika ia naik tahta sultan mahmud II memutuskan perhatiannya pada berbagai perubahan internal perbaikan internal tersebut dipusatkan pada rekontruksi kekuatan angkatan bersenjata kerajaan.pada tahu 1827 ia mendirikan sekolah kedokteran di istanbul yang bertujuan untuk mendidik dokter militer baru.pada antara tahun 1831 dua lembaga pendidikan untuk tujuan militer juga didirikan.selain itu administrasi pusat juga mulai dibenahi ,sistem kementrian model eropa mulai diperkenalkan dan seluruh mentri bertanggung jawab kepada seluruh perdana mentri         
Kemudian ada istilah tanzimat dalam bahasa turki dikenal dengan istilah tanzimat i-khayriye adalah gerakan pembaharuaan diturki yang diperkenalkan dalam sistem birokrasi dan pemerintahan turki ustmani semenjak pemerintahan sultan Abd al-majid {1839-1861.tokoh utama pada masa tanzimat adalah mustafa pasya dikenal dengan gelar bayrakdar.ia menjadi perdana mentri dan melakukan pembaharuan di lembaga militer.selanjutnya tokoh tanzimat yang pemikirannya banyak diketahui adalah mehmed sadik rifat pasya {1807-1856},ia menyalurkan dan melaksanakan ide pembaharuan dengan medirikan dewan tanzimat dan ia sendiri yang menjadi ketuanya.
Kemudian ustmani muda tanzimat juga melahirkan perkembangan politik yang unik dengan munculnya tiga kelompok masyarakat yang memandang program tersebut secara kritis pertama adalah kelompok oposisi dari kalangan sosialis ,kedua kelompok intelektual yang memberikan krutik  yang lebih baik dar pada kelompk pertama,kelompok ketiga yaitu mereka yang berkeinginan untuk menghapuskan sultan sebagai sebuah kekuatan politik .dari bidang ilmu pengetahuan sendiri para sultan mendorong di cetaknya tidak kurang 4000 buku semasa pemerintahannya dengan kurang lebih 1200 di antaranya adalah karya dibidang hukum ,mengingat penulisan politik dibidang hukum dilarang  maka para cendekiawan memusatkan tulisannya dibidang kesusastraan ini mengakibatkan kesusastraan turki mengalami kemajuan yang sangat pesat pada zamannya.



KESIMPULAN

                        Kerajaan turki ustmani adalah salah satu kerajaan islam dari hasil peradaban yang panjang dari proses pendudukan  dan islamisasi dari penduduk turki dan daerah sekitar yang sekarang dikenal dengan daerah turki ustmani .
                        Turki ustmani sendiri berasal dari suku bangsa pengembara dari wilayah asia tengah yang dikenal dengan suku kayi yang dimana saat itu melakukan penyerbuan terhadap bangsa mongol tetapi bangsa mongollah yang lebih dulu atau meraih kemenangan atas pertempuran tersebut dan berhasil menaklukkan wilayah islam yang berada dibawah kekuasaan dinasti khwaarazm syah tahun 1219-1220.
                        Sistem pemerintahan turki ustmani sendiri diperintah oleh seorang yang bergelar sultan dan khalifah ,mereja mendapat kekuasaam secara turun temurun bahkan ada perkembanganselanjutnya dimana pergantian kekuasaan itu juga diserahkan kepada saudar sultan bukan kepada anaknya,ini juga bersangkutan dengan sebuah sistem administrasi birokratis dalam pengajian militer budak dan beberapa hal yang menyebabkan kemunduran diwilayah turki ustmani yaitu kelemahan sultan dan birokrasinya,kemerosotan kondisi sosial dan ekonomi ,munculnya keuatan eropa.dan pembaharuan kerajaan turki juga disebabkan karena beberapa hal yaitu adanya pembaharuan yang dilakukan oleh sultan mahmud II,dan adanya tanzimat serta beberapa hal lainnya.
Daftar pustaka

A.Mughni. syafi.SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DITURKI.BUKIT PEMULANG INDAH: LOGOS WACANA ILMU,Januari 1997 M.

YATIM. BADRI. SEJARAH PERADABAN ISLAM DIRASAH ISLAMIYYAH II. JAKARTA: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, SEPTEMBER 2011.

SODIQIN ALI. SEJARAH PERADABAN ISLAM DARI MASA KLASIK HINNGA SEKARANG.MANGUAHARJO YOGYAKARTA: LESFI, 2017.


0 komentar:

Post a Comment