Kerajaan Sriwijaya, wikimedia.org |
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama dan yang paling utama, yaitu Puji
syukur atas kehadirat Allas S.W.T yang selalu melimpahkan Rahmat dan
karunia-Nya, sehinnga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula salam dan Shalawat selalu kita haturkan
kepada Nabi pembawa jalan kebenaran dan sebagai penyempurna Agama yaitu Nabi
Muhammad S.a.w yang membebaskan manusia dari Kejahiliaan. Dalam makalah ini
kami membahas tentang Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu Guna untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia. Dalam makalah ini
terdapat bantuan dari berbagai pihak
untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama dalam proses pembuatan
Makalah ini.oleh karena itu, Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut
serta membantu dalam menyelesaikan Makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta,
23 Maret 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………… 1
DAFTAR
ISI………………………………………………………... 2
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………… 3
B.
Rumusan
Masalah………………………………...…………… 3
C.
Tujuan…………………………………………………………. 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Sriwijaya…………………………………... 4
B. Perkembanagan Kerajaan Sriwijaya………………………….. 5
C. Struktur Kerajaan Sriwijaya………………………………….. 6
D. Sejarah Kerajaan Melayu……………………………………... 9
E. Perkembangan………………………………...……………..... 9
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………… 10
B. Saran………………………………………………………….. 11
DAFTAR
PUSTAKA
A. Latar Belakang
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang
pernah berdiri di pulau Sumatera
dan banyak memberi pengaruh di Nusanatara. Dalam bahasa sansekerta,
Sri
berarti “kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna
“kemenangan
yang gemilang”.Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Menurut
seorang pendata Tiongkok dari Dinasti Tang, I Tsing, menulis bahwa ia
mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama6 bulan.
Selanjutnya pada abad ke-7, muncul sejumlah berita tertulis yang
menginformasikan adanya kerajaan Buddha yang perkasa, bernama Sriwijaya. Dari prasasti yang ditemukan di Sumatera dan Bangka, bertarikh 682 Pusat Kerajaan Sriwijaya Menurut Prasasti Kedukan Bukit, yang bertarikh 605 Saka (683 M). Kadaulatan Sriwijaya pertama kali didirikan di sekitar Palembang, di tepian Sungai Musi.
mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama6 bulan.
Selanjutnya pada abad ke-7, muncul sejumlah berita tertulis yang
menginformasikan adanya kerajaan Buddha yang perkasa, bernama Sriwijaya. Dari prasasti yang ditemukan di Sumatera dan Bangka, bertarikh 682 Pusat Kerajaan Sriwijaya Menurut Prasasti Kedukan Bukit, yang bertarikh 605 Saka (683 M). Kadaulatan Sriwijaya pertama kali didirikan di sekitar Palembang, di tepian Sungai Musi.
Sebelum menetapkan pusat kerajaan Melayu, terlebih
dahulu membicarakan adat istiadat kaum pendatang yang mendirikan kerajaan
Melayu. Di seberang Utara Selat Malaka, terhampar daerah Semenanjung Melayu
yang disebut Malaya didiami oleh penduduk asli bangsa Melayu. Kemudian
diseberang selatan memanjang pantai Timur Sumatra, dimana terletak pelabuhan
Melayu yang sudah dikenal pada zaman Sriwijaya. Nama Malaya dan Melayu itu
sendiri berasal dari kata yang sama, yaitu Malaya yang
artinya: “Bukit”. Kata tersebut berkembang di dua tempat yang berbeda.
Diseberang Utara Selat Malaka, kata tersebut mempertahankan bentuk asli Malaya, sedangkan
di seberang Selatan kata tersebut mengalami Perubahan bunyi, menjadi Melayu.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah Kerajaan Sriwijaya ?
2.
Bagaimana
perkembangan dan Struktur Kerajaannya ?
3.
Bagaimana
Sejarah Kerajaan Melayu ?
4.
Bagaimana
Perkembanagan kerajaan Melayu ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana sejarah kerajaan Sriwijaya.
2.
Dapat
mengetahui perkembangan dan struktur
kerajaannya.
3.
Mengethui
Sejarah kerajaan Melayu.
4.
Mengetahui
perkembangan Kerajaan Melayu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan
Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7.
Kekuasaannya sangat luas dan membentang dari pulau Jawa, Sumatra, pesisir
Kalimantan, hingga sebagian wilayah di Negara Malaysia, Kamboja dan Thailand
selatan. Sehingga dengan daerah kekuasaan yang sangat luas itu, kerajaan
Sriwijaya menjadi sangat kuat dan terkenal pada masa itu.[1]
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan
yang berdiri di pulau Sumatra, dan banyak memberi pengaruh di Nusantara. Dalam
bahasa Sanskerta Sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, sedangkan Sriwijaya
berarti “kemenangan yang gilang gemilang”. Bukti awal yang menyatakan bahwa
kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7, seorang pendeta Tiongkok, I Tsing,
menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan
untuk mendalami bahasa Sanskerta. Selanjutnya pada abad ke-7 muncul sejumlah
berita tertulis yang menginformasikan adanya kerajaan budha yang perkasa,
bernama Sriwijaya. Dari prasasti yang di temukan di Sumatra dan Bangka sekitar
tahun 682 M.
Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak sebutan yang
berbeda-beda. Orang Tionghoa menyebut kerajaan Sriwijaya dengan Shih-li-fo-shih
atau sanfots’I, orang-orang yang menggunakan Bahasa sansekerta dan Bahasa Pali
menyebut kerajaan sriwijaya dengan Yavadesh atau juag javadeh, sedanngkan
bangsa Arab menyebut dengan Zabaj dan orang-orang Khmer mennyebutnya dengan
sebutan Melayu.[2]
Selain dari itu ada juga berita yang menyatakan
bahwa prasasti peninggalankerajaan sriwijaya, diantaranya adalah kedukan bukit
(683 M) yang ditemukan di Palembang. Isi prasasti tersebut adalah Dapunta Hyang
mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20 ribu tentara dan berhasil
menaklukkan beberapa daerah. Dari dua bukti yang sudah disebutkan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kerajaan sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan Raja
pertamanya adalah Daphung Tyang.
B. Perkembanngan Kerajaan Srwijaya
1) Perkembangan
dari berita Arab
Pada permulaan abad ke
10 pedagang pedagang Arab cukup unggul dalam perdaagangan maritim di Asia
Tenggara, dengan kapal kapal nya yang indah, menyediakan pengangkutan dalam
perdagangan Internasional Antara China dan India. Peran tersebut kemudian
menurun pada abad ke 12 dan ke 13. Itulah sebabnya sejumlah berita Arab
memberikan informasi penting mengenai Sriwijaya, terutama kejayaan dan
kemakmurannya.
Sumber
pertama Arab berasal dari Ibn hordadzbeh tahun 844 – 848. Ia mengatakan bahwa
raja Dzabag disebut Maharaja. Yang kekuasaannya meliputi pulau pulau di Lautan
Timur. Hasil negeri nya adalah Kapur Barus, dan terdapat banyak gajah disana.
Setiap hari maharaja menerima 200 Mann [3]emas.
Emas emas itu dilebur menjadi satu batang, kemudian dilemparkan kedalam air
sambil berkata “ini harta ku”. Pada tahun 902 M Ibn alfakih memberitakan bahwa
barang dagangan kerajaan itu terdiri dari Cengkih, Kayu Cendana, Kapur Barus
dan Pala. Pelabuhannya yang besar di Pantai barat Sumatra adalah Barus[4].
2) Perkembangan
berita dari China
Berdasarkan dari berita china,pada tahun1003, raja
Selichulawunifumatiauhwa atau Sri Cumadamaniwarmadewa mengirim dua utusan ke
China untuk mebawa upeti. Utusan itu mengatakan bahwa di Negerinya di dirikan
sebuah bangunan suci agama Budha, bernama Chengtienwashou, untuk mmuja agar
Kaisar panjang umur.
Sumber kemakmura
Sriwijaya tak lepas dari hubungannya dengan negeri lain. Hubungannya dengan
China tercatat dalam sejarah dinasti Tang (Sintangshu). Pendirian bangunan suci
tadi, selain karena kepentingan agama dan hubungan politik Antara Sriwijaya
dengan China dan juga India, juga merupakan wujud kemakmuran negeri itu. [5]
3) Perkembangan
berita dari India selatan
Sriwijaya
juga menjalin hubunan dengan kerajaaan Chola di India selatan. Hubungn ini
selain untuk tujuan politik dan ekonomi, juga pengembangan agama Budha Mahayana
di Sriwijaya. Tetapi hubunn ini tidak berlangsung baik secara terus menerus.
Kemudian pada tahun 1007, raja Chola mulai memperluas kekuasaannya dengan jalan
penaklukan ke timur. Raja Chola mengklaim telah menaklukan 12 ribu pulau. Pada
tahun 1012 raja Chola Rajendracola bergerak maju ke wilayah Sriwijaya di
Semenanjung. Kemudian dilanjutkan tahun 1025, Maharaja Sriwijaya masih mengirim
utusan ke istana Chola untuk membicarakan permasalahan yang timbul di Kuil
Budha Sriwijaya di Negapatma.
C. Struktur Kerajaan Sriwijaya
a) Hubungan
dengan Luar Negeri
Berbeda dengan hubungan
luar negeri kerjaan-kerajaan lain di Indonesia jelas sekali bahwa hubungan luar
negeri Sriwijaya lebih aktif sifatnya. Bukan hanya di India Sriwijaya focus
pada bangunan agama, tetapi jga di negeri China. Bukan hanya pada bangunan,
tapi perdagangan juga berkembang sangat pesat. Karena letak Geografis Sumatra
sangat cocok dalam kegiatan pedagangan Internasional yang mulai berkembang
Antara India dengan daratan Asia Tenggara sejak awal Tarikh Masehi. Letak selat
Malaka menarik perhatian perdagangan didaratan Asia tenggara untuk meluas ke
selatan. Suatu hal yang baru terjadi setelah perdagangan dengan India
berkembang, penduduk Sumatra, khususnya di pantai timur bukanlah orang-orang
awam lagi dalam hal perdagangan Internasional.
Keadaan tersebut terus
berkembang hinnga saat orang-orang China datang sendiri ke kawasan selatan
untuk berdagang. Hal ini berlangsung pada abad 12. Pada tahun 1178 kapal-kapal
dari china merapat di Lamuri di Sumatra Utara sambil menunggu Angin musim yang
baik, dan berbagai kerajaan kecil di Sumatra mulai mengirimkan utusan mereka.
Misalnya sampai di pantai timur Sumatra Utara. Kemudian tumbuh kerajaan Melayu
yang menggantikan Kedudukan Sriwijaya. Tetapi melayu tidak pernah tumbuh menjadi
kekuasaan tunggal seperti Sriwijaya.[6]
b) Keamanan
yang memadai
Dibanding dengan
kerajaan besar lainnya Sriwijaya lebih menunjuukkan keKhasannya dengan
ditemukannya Prsasti-prasasti yang mencatat penyelesaian hokum sengketa Antara
sesama warga masyarakat. Prasasti-prasasti tersebut umumnya berasal dari abad
ke 7 atau ke 8 yaitu pada masa awal tumbuhnya kerajaan Sriwijaya sebagai suatu
kekuatan. Dari prasasti-prasasti tersebut timbul kesan bahwa masa itu adalah
masa penaklukkan. Tentara Sriwijaya bergerak di seluruh negeri dalam suatu
usaha Pasifikasi.
Sebagian dari prasasti-prasasti itu
mengandung ancaman kutukan yang ditujukan kepada keluarga raja sendiri.
Walaupun hal tersebut kedengaran aneh, tetapi ada pendapat yang menganggap hal
itu mungkin. Sebabnya karena keluarga
raja yang diancam itu memang berada di luar pengawasan langsung. Mereka adalah
anak-anak raja yang diberi kuasa pada setiap daerah-daerah.
Selain kekuatan yang dapat
menghilangkan niat untuk bersaing dan kekayan yang termashur, sriwijaya juga
memenuhi kewajibannya kepada mereka yang berdagang dengannya engan menjamin
keamanan jalur-jalur pelayaran yang menuju ke Sriwijaya. Karena sebagai sebuah
Negara maritim yang berdagang Sriwijaya telah mengembangkan suatu tradisi
diplomasi yang menyebabkan kerajaan tersebut lebih metropolitan sifatnya. Untuk
dapat mempertahankan peranannya sebagai Negara berdagang, sriwijaya lebih
memerlukan kekuatan Militer yang dapat melakukan gerakan expedisioner dari pada
sebuah Negara agraris.[7]
Raja-raja
yang pernah berkuasa dan memerintah kerajaan Sriwijaya sampai saat ini masih
menyimpan teka-teki besar. Walaupun begitu, dari hasil interprestasi para
peneliti, prasasti-prasasti sriwijaya, berita-berita china, serta catatan
pelajaran orang-orang Arab-Persia telah memberikan sedikit gambaran mengenai
penguasa atau raja-raja yang memerintah kerajaan ini. Paling tidak, sejak tahun
683 M disebutkan dalam prasasti Kedukan Bukti sampai tahun 1044 M yang tertera
pada prasast Chola. Masa pemerintahan dari masing-masing raja Sriwijaya
tersebut belum diketahui karena tidak disebutkan. Angka dan tahun yag ada
hanyalah angka yang diduga kuat sebagai tahun pembuatan prasasti atau penulisan
berita. Berikut ini adalah beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan
Sriwijaya Berdasarkan dari Sumber-sumber tersebut : [8]
Tahun
|
Nama Raja
|
Ibu Kota
|
Prasasti,
catatan pengiriman Utusan ke Tiongkok, dan peristiwa
|
671
|
Dapunta Hyang atau Sri jayanasah
(pendiri)
|
Sriwijaya
|
·
Catatan perjalanan I Tsing pada tahun 671-685,
penaklukan Melayu, penaklukan Jawa
·
Prasasti kedudukan bukti (683), Talang Tuo (684),
Kota Kpur (686) Karang Brahi, dan Palas Pasemah.
|
702
|
Sri Indrawarman
|
Sriwijaya
|
·
Utusan ke Tiongkok 702-716 dan 724
·
Utusan ke Khalifah Muawiyyah 1dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
|
728
|
Rudra Vikraman
|
Sriwijaya
|
·
Utusan ke Tiongkok 728-742
|
743-774
|
·
Belum ada berita pada periode ini
|
||
775
|
Sri Maharaja
|
Sriwijaya
|
·
Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat,
selatan Thailand dan menaklukan Kamboja.
|
Pindah ke Jawa (Jawa Tengah atau Yogyakarta)
|
·
Wangsa Sailendra menggantikan Wangsa Sanjaya.
|
||
778
|
Dharranindra atau Rakai Panangkaran
|
Jawa
|
·
Prasasti Kelurak 782 di sebelah utara kompleks
Candi Prambanan.
·
Prasasti Kalasan tahun 778 di Candi Kalasan.
|
782
|
Samaragrawira atau Rakai Warak
|
Jawa
|
·
Prasasti Ngalanda dan Prasasti Mantyasih tahun
907.
|
792
|
Simaratungga atau Rakai Garun
|
Jawa
|
·
Prasasti Karang tengah tahun 824
·
825 menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur.
|
840
|
·
Kebangkitan Wangsa Sanjaya atau Rakai Pikatan.
|
||
856
|
Balaputradewa
|
Suwarnadwipa
|
·
Kehilangan kekuasaan di Jawa dan kembali ke
Suwarnadwipa.
·
Prasasti Nalanda tahun 860, India.
|
861-959
|
·
Belum ada berita pada periode ini
|
||
960
|
Sri UdayadityaWarmadewa
|
Sriwajaya
|
·
Utusan ke Tongkok 960-962.
|
980
|
·
Utusan ke Tiongkok 980 dan 939: dengan raja, Hie-tche
(Haji)
|
||
988
|
Sri Cudamani Warmadewa
|
Sriwijaya Malayagiri (Suwarnadwipa)
|
·
990Jawa menyerang Sriwijaya, dari catatan Atisa.
·
Utusan ke Tiongkok 988-992 pembangunan candi untuk
Kaisar China yang diberi nama Cheng tien wan shou.
|
1008
|
Sri Mara Vijayotunggawarman
|
Kataha
|
·
Prasasti Leiden dan utusan ke Tiongkok tahun 1008.
|
1017
|
·
Utusan San-fo-ts’I ke Tiongkok 1017: dengan raja,
Ha-ch’i-su-wa-ch’a-p’u. (Haji
Sumatrabhumi)
|
||
1025
|
Sangrama Vijayoutunggawarman
|
Sriwijaya Kadaram
|
·
Di serang oleh Rajendra Chola 1 dan menjadi
tawanan.
·
Prasasti Tanjore bertarikh 1030 pada Candi
Rajaraja, Tanjore, India.
|
1030
|
·
Di bawah Dinasti Chola dari Koromande.
|
||
1079
|
·
Utusan San-fo-ts,I dengan Raja Kulothunga Chola ke
Tiongkok tahun 1079 membantu memperbaiki Candi Tien Ching di Kuang Cho.
|
||
1082
|
·
Utusan San-fo-ts’I dari Jambi ke Tiongkok 1082 dan
1088.
|
||
1089-1177
|
·
Belum ada berita pada tahun ini
|
||
1178
|
·
Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-chi berisi
daftar koloni San-fo-ts’i
|
||
1183
|
Srimat Trailokrayaja Maulibhusana
Warmadewa
|
Dharmasraya
|
·
Dibawah Dinasti Mauli, Kerajaan Melayu, Prasasti
Grahi tahun 1183 di selatan Thailand.[9]
|
D. Sejarah Kerajaan Melayu
Berita yang tertua mengenai kerajaan Melayu berasal
dari dinasti Tang, yang disusun pada tahun 961 pada masa pemerintahan dinasti
Tang dan dri Hsin Tang Shu, yang disusun pada awal abad ke 7[10],
lokasi kerajaan Melayu dianggap penting dikarenakan memiliki wilayah yang
berada dalam jalur perdagangan di selat Malaka dan memiliki tambang emas.
Kerajaan Melayu bisa disebut juga kerajaan Dharmasraya, atau kerajaan Jambi
berdiri antara abad ke 7 dan ke 14.
Setelah serangan dari Rajendracola pada tahun 102
ditemukan prasasti tertua atas nama raja Mauli tahun 1183 di selatan Thailand.
Prasasti kedua muncul lebih dari satu abad kemudian, yaitu prasasti Padang Roco
pada tahun 1286, prasasti ini menyatakan adanya seorang raja bernama Maharja
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Kemudian Dharmasraya disebut dengan nama
Melayu, dengan demikian Tribhuwanaraja dapat pula disebut sebagai raja Melayu.
Tribhuwanaraja kemungkinan besar adalah keturunan dari Trailokyaraja. Daerah
kekuasaannya pada tahun 1183 telah mencapai Grahi, yang terletak di Selatan
Thailand (Chaiya sekarang) artinya bahwa setelah Sriwijaya megalami kekalahan
Melayu bangkit kembali sebagai penguasa selat malaka.
E. Perkembangan
Kerajaan Melayu
Sejak penklukan Melayu oleh
Sriwijaya sekitar tahun 685 M memang tidak dijumpai nama Melayu disebut di
dalam sumber tertulis. Kebangkitan kembali kerajaan Melayu diawali dengan
serangan Rajendracola dari India pada Sriwijaya tahun 1025 M, Rajendra cola ini
sangat berambisi menaklukan pusat pusat perdagangan diselat Malaka. Kemudian
pada pertengahan abad ke 13 M, nama Melayu kembali disebut didalam Kakawin
Nagarakartagama (pupuh 13 bait 1 dan 2 dan 41 bait 5) dn kitab pararaton. Kedua
sumber ini menyebutkan pada tahun 1275 M, raja Kartanegara dari kerajaan
Singasari mengirimkan pasukan ke Melayu, yang kemudian disebut Pamalayu.
Melalui pengiriman pasukan tersebut, kerajaan Singasari menjalin persahabatan
dan mengakui kedaulatan Melayu. Untuk membuktikannya, Raja Kartanegara
mengirimkan archa Amoghapasa. Pada alas archa tersebut dituliskan bahwa
Kartanegara menghadiahkan archa bagi Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa.
Archa tersebut kemudian diletakkan ditempat Suci Dharmasraya. Saaat ini,
prasasti pada archa Amogpasa berada di Padangroco (Sumatra) tahun 1286 Masehi.
Letak
kerajaan melayu di pantai timur Sumatra merupakan lokasi yang strategis untuk
memegang peranan penting di dunia pelayaran dan perdagangan yang melalui selat
Malaka, yaitu antara India, China, dan Daerah daerah Indonesia bagian timur.
Setelah peristiwaa pamalayu tidak ada lagi berita mengenai kerajaan Melayu. Selanjutnya
kerajaan melayu mampu memainkan peran kembali di Sumatra pada pertengahan abad
ke 14, pada saat itu melayu dipimpin oleh raja Adityawarman. Nama Adityawarman
disebutkan pada archa manjusri di Candi Jago, Jawa timur. Didalam prasasti
tersebut diterangkan bahwa Adityawarman bersama dengan Gajah Mada telh berhasil
menaklukan pulau Bali.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Kerajaan
Sriwijaya
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang
pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusanatara. Dalam bahasa sansekerta, Sri
berarti “kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan
yang gemilang”. Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang kuat di
pulau Sumatra dan banyak
memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi dari abad ke-7 (bahkan mungkin sebelumnya) hingga
abad ke-12. Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad 6-10 M dengan
menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini
mempunyai wilayah kekuasaan yang hampir menyeluruh sampai Asia Tengggara,
diantaranya adalah Jawa, Sumatera,
Semenanjung, Malay, Thailand, Kamboja, Vietnam dan juga Filipina. Kerajaan yang
berbasis di pesisir ini terkenal dengan armada maritimnya yang kuat sampai
disegani oleh lawan-lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk
memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat. Sriwijaya mencapai puncak
kejayaannya pada masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Ia dikenal sangat pandai dalam meramu taktik perang dan
juga peduli terhadap rakyatnya. Selama Dapunta Hyang Sri Jayanaga memerintah,
kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai semua wilayah kerajaan yang meliputi
hampir seluruh AsiaTenggara.
Kejayaan
Sriwijaya Mulai pudar sejak abad ke11Sebagaimana telah dikemukakan, Sriwijaya
selalu mengadakan hubungan baik dengan kerajaan tetangganya. Entah apa
sebabnya, hubungannya dengan Kerajaan Cola (India) menjadi buruk. Pada tahun
1024 Masehi, Cola menyerang Sriwijaya. Serangan itu diulang kembali pada tahun
1030. Banyak kapal Sriwijaya tenggelam dan hancur akibat peperangan tersebut.
Tidaklah heran kalau peperangan itu melemahkan angkatan laut Sriwijaya.Semakin
rapuhnya kekuatan militer mengakibatkan kontrol terhadap wilayah bawahan pun
menjadi semakin lemah. Kelemahan itu terbukti dari sikap Kerajaan Melayu yang
melepaskan diri dari Sriwijaya. Dari berita Cina diketahui bahwa pada abad
kesebelas, Melayu mengirim utusannya sendiri ke Cina. Setelah itu, daerah
kekuasaan Sriwijaya yang lain ikut melepaskan diri pula. Wilayah Sriwijaya
semakin ciut. Akan tetapi, Sriwijaya sendiri tidak mampu bertindak tegas terhadap
wilayah-wilayah yang membangkang. Ia tidak lagi memiliki angkatan laut yang
kuat.
b) Kerajaan Melayu
Kerajaan
Melayu atau dalam Bahasa China ditulis Ma-La-Yu
merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di pulau Sumatra. Dari bukti dan
keterangan yang disimpulkan dari bukti prasasti dan berita dari China,
keberadaan kerajaan yang mengalami naik turun ini dapat diketahui dimulai pada
abad ke-7. Kerajaan ini berada di Pulau Swarnadipa Atau Srawarnabumi yang oleh
para pendatang disebut sebagai pulau emas yag memiliki tambang emas, dan pada
awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol perdagangan di selat Malaka
sebelum direbut oleh kerajaan Sriwijaya. Prasasti Melayu Kuno tidak banyak
diungkap. Padahal pada beberapa kalangan pakar dari bidang sejarah, arkeologi,
maupun etnografi Linguistik, menduga kerajaan melayu kuno di Sumatra adalah
kerajaan yang lebih tua daripada Sriwijaya, di awal-awal Abad ke-7 Masehi.
Berita tertua mengenai Melayu Kuno didapatkan dari berita Dinasti Tang di
China. Gambaran mengenai Melayu Kuno selalu tak terpisahkan dengan Sriwijaya.
Keduanya merupakan kerajaan Maritim yang sibuk dengan aktifitas perdagangan
sehingga tidak meninggalkan prasasti-prasasti sebanyak peninggalan kerajaan di
Jawa.
Persebaran
bahasa Melayu kuno ada diberbagai daerah dipulau Sumatra, Jawa, hingga seluruh
wilayah Nusantara. Juga di Semenenjung Malaya,Filipina dan Thailand. Tetapi
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof.Harimurti Kridalaksana,
menyimpulkan bahwa bahasa Melayu Kuno berasal dari Sumatra karena di Sumatralah
banyak ditemukan prasasti-prasasti yang berbahasa Melayu.
B. Saran
Berdasarkan
dari penjelasan di atas, diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan mengenai
Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Dalam mata Kuliah “Sejarah
Kebudayaan Indonesia”. Karena Penjelasan di atas masih belum mencakup semua
aspek tentang Sejarah yang lengkap mengenai kehidupan dan kerajaan Sriwijaya
dan Melayu, kami mengharapkan Kitik dan Saran yang sifatnya membangun. Kami
ucapkan Terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Adam,Asvi Warman. 2010. Menguak Misteri Sejarah. Jakarta: Buku
Kompas.
Ali, R. Moh.2005. Penantar Ilmu Sejarah Indonesia.
Yogyakarta: LKiS.
Amran, Rusli. 1981. Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang.
Jakarta: Sinar Harapan.
Anthony, Reid. 1992. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga
1450-1680. Jilid I. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Hamid, Abd Rahman. 2013. Sejarah Maritim Indonesia. Yogykarta:
Penerbit Ombak.
Kartodirdjo, Sartono. Dkk.
1977. Sejarah Nasional Indonesia II.
Jakarta: Balai Pustaka.
Muljana, Slamet. 2006. Sejarah Indonesia Sriwijaya.
Yogyakarta: LKiS
Uli Kozok. 2006. Kitab Undang- Undang Tanjung Tanah ( Naskah
Melayu Yang Tertua).
Yayasan Naskah Nusantara: Jakarta. Halaman 21.
[1]
Adi Sudirman. Sejarah Lengkap Indonesia.
2014. Yogyakarta: Diva Press. Hlm 81.
[2]
Adi Sudirman. Sejarah Lengkap Indonesia. 2014. Yogyakarta: Diva Press. Hlm 82.
[3]
Hingga kini, kata Munoz (2009), ukuran Emas Sriwijaya
itu, Mann, tidak diketahui padanan
nilainya.
[4]
Abd Rahman Hamid. Sejarah Maririm
Indonesia. 2013. Yogyakarta: Ombak. Hlm 58.
[5]
Abd Rahman Hamid. Sejarah Maririm
Indonesia. 2013. Yogyakarta: Ombak. Hlm 61.
[6]
Marwati Djoened Poesponegoro. Sejarah
Nasional Indonesia II. 1997. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm 63. Hlm 65.
[7]
Marwati Djoened Poesponegoro. Sejarah
Nasional Indonesia II. 1997. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm 65. Hlm 67-69.
[8]Adi
Sudirman. Sejarah Lengkap Indonesia.
2014. Yogyakarta: Diva Press. Hlm 86.
[9]
Slamet Muljana, Sriwijaya (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara,2006,) Hlm. 78.
[10]
Slamet Muljana, Sriwijaya (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara,2006,) Hlm. 61.
"Build historical understanding from home! Join our interactive history webinar and enjoy discounts for early registration." let's visit our website here https://sejarahdunia72.blogspot.com/
ReplyDelete