Renaisance Bangsa Eropa, blogspot.com |
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Makalah ini kami beri judul “Sejarah Renaisans dan Awal Kebangkitan
Eropa.”
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya bagi teman-teman
mahasiswa dan kami yang tengah mempelajari sejarah dunia di program studi
Sejarah dan Kebudayaan Isalam ini.
Makalah ini kami akui masih memiliki banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta,
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Utama...................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
1.1
Latar Belakang................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3
Tujuan..............................................................................................................
Bab II
Pembahasan............................................................................................
2.1
Latar Belakang Renaisans...............................................................................
2.2
Sejarah Terjadinya Renaisans..........................................................................
2.3
Karakteristik Renaisans...................................................................................
2.4
Tokoh Renaisans.............................................................................................
Bab III
Penutup..................................................................................................
3.1
Simpulan..........................................................................................................
3.2
Saran................................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah gerakan budaya
yang berkembang pada periode kira-kira abad ke-14 sampai abad ke-17, dimulai di
Italia pada Abad Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa,
inilah yang disebut dengan masanya Renaisans (Bahasa Inggris: Renaissance). Meskipun pemakaian kertas
dan penemuan barang metal mempercepat penyebaran ide gerakan ini dari abad
ke-15 dan seterusnya, perubahan Renaisans tidak terjadi secara bersamaan maupun
dapat dirasakan secara serentak di seluruh Eropa.
Setelah mengalami masa
kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani,
kebanyakan orang saat ini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai
alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain
yang mereka kenal dengan baik. Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model
serta dasar bagi seluruh peradaban manusia hampir di seluruh dunia.
Dalam dunia politik
dan ilmu pengetahuan misalnya, budaya Renaisans berkontribusi dalam
pengembangan konvensi diplomasi dan berkembang sebagai sarana meningkatkan
ketergantungan atau kebutuhan atas hasil pengamatan atau observasi.
Sejarawan sering
berargumen bahwa transformasi intelektual ini adalah jembatan antara Abad
Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaisans yang dipenuhi revolusi
terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik,
Renaisans mungkin paling dikenal karena perkembangan artistik dan kontribusi
dari polimatik seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang menginspirasi
berbagai kalangan dengan istilah "manusia Renaisans".
Beberapa konsensus
menyebutkan bahwa Renaisans dimulai di Florence, Italia, pada abad ke-14.
Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal usul dan karakteristiknya,
berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari
Florence pada beberapa waktu; struktur politik; perlindungan keluarga dominan,
Wangsa Medici; migrasi sarjana Yunani; terjemahan teks ke bahasa Italia setelah
Kejatuhan Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani, dan lain-lain. Dari hal-hal
inilah kami akan mencoba memaparkan secara singkat mengenai sejarah renaisans
sebagai awal kebangkitan di eropa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
- Bagaimana latar belakang terjadinya zaman
Renaisans?
- Bagaiaman sejarah terjadinya zaman
Renaisans?
- Bagaimana karakteristik dari zaman
Renaisans?
- Siapa tokoh yang berjasa pada zaman
Renaisans?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini
adalah:
- untuk mengetahui latar belakang zaman
Renaisans;
- untuk mengetahui sejarah zaman Renaisans;
- untuk mengetahui karakteristik zaman
Renaisans; dan
- untuk mengetahui tokoh yang berjasa pada zaman Renaisans.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang
Renaisans
Zaman
pertengahan merupakan zaman kegelapan dimana pengaruh keagaaman sangat terasa.
Gereja mengatur selurus aspek kehidupan masyarakat dari kreativitas sampai
pemerintahan. Raja sendiri seolah tidak memiliki kekuasaan, karena gerejalah
yang sebenarnya mengatur pemerintahan, ini dikarenakan semua kepentingan
haruslah demi kepentingan gereja, jika tidak gereja akan memberikan hukuman
yang kejam. Pemikiran manusia pada zaman ini mendapat doktrinasi dari gereja
sehingga segala tujuan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir yakni takdir
manusia telah ditentukan oleh Tuhan.
Renaisans muncul dari timbulnya kota-kota
dagang yang makmur akibat perdagangan. Mereka membebaskan diri menjadi
masyarakat yang bebas, termasuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga
fokus dalam hal kemajuan. Dukungan dari keluarga saudagar kaya memberikan
semangat Renaisans sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
Zaman Renaisans terjadi pada abad ke-14 M
sampai abad ke-17 M, dimulai dari Italia kemudian menyebar ke seluruh Eropa di
akhir abad pertengahan. Renaisans merupakan kelahiran kembali dari budaya
Yunani dan Romawi kuno, masyarakat Italia percaya bahwa zaman Renaisans
merupakan kembalinya sumber pengetahuan dan standar dari keindahan maupun tata
krama yang telah dibentuk oleh masyarakat Yunani dan Romawi Kuno.[1]
Sedangkan
istilah Renaisans pertama kali disebut oleh Vasari, kemudian Michelet. Pada
1860 M Jacob Burckhardt kembali memperkenalkan istilah tersebut dalam karyanya:
Die cultuur der Renaissance in Italien.
Sejak tahun 1860 M itulah istilah Renaisans populer digunakan.
Pusat dan awal dari Renaisans Eropa
terletak di Florence, Italia pada abad 14 M. Ini dikarenakan faktor kekhasan
sosial dan kemasyarakatan Florence pada struktur politik, perlindungan keluarga
bangsawan, serta keluarga Medici yang memberikan perlindungan kepada segolongan
sarjana Yunani yang akhirnya mengabdikan diri ke keluarga tersebut.[2]
Florence juga merupakan kota yang strategis dan pusat industri wol terbaik di
Italia, sehingga Florencia menjadi pusat perdagangan dan kota pertemuan dagang
yang kaya raya.
Dengan jatuhnya Konstatinopel di tahun 1453
M menghasilkan gelombang imigran yang membawa naskah dari Yunani Kuno, yang
kemudian menjadikan fokus baru untuk
mempelajari karya-karya Yunani, filsafat, serta matematika. Selain itu,
selama abad ke 14 M, masyarakat Italia umumnya menghabiskan sebagain besar
uangnya untuk mendukung seni. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Renaisans
menjadi tempat mencari karya seni yang akan membantu talenta-talenta seni
mengubah sejarah Barat dari zaman pertengahan ke zaman baru.[3]
Wabah hitam juga menjadi latar belakang
secara tidak langsung terjadinya Renaisans. Wabah hitam yang terjadi pada tahun
1348 M menhancurkan hampir separuh populasi Italia, dan megakibatkan resesi
ekonomi. Mereka yang akhirnya selamat dari wabah ini menjadi lebih kaya dari
sebelumnya, serta bertindak sebagai pendorong untuk menjalani kehidupan yang
mewah.[4]
Masyarakat meningkatkan mobilitas sosial mereka, terutama di Florence, dimana
rakyat ingin merekam status sosial dan politik masing-masing. Seni rumah, harta
benda, dan pakaian adalah cara memeragakan status dan menyumbang kembali
kebangkitan budaya.
2.2 Sejarah
Terjadinya Renaisans
Banyak
sejawaran yang menyatakan bahwa Renaisans merupakan sebuah fase yang unik dari berbagai macam ide
mulai dari sastra sampai politik. Mulai tumbuh di Italia pada abad ke-14 M,
kebangkitan ini secara perlahan menyebar ke seluruh dataran Eropa. Renaisans bermula
di Florence sekitar tahun 1400 M dikarenakan berbagai gabungan keadaan,
sebagian adalah karena masalah keberuntungan, sebagian karena berkaitan dengan
struktur sosial dan politik Florence.[5]
Kemudian
setumpuk buku berbahasa Yunani yang diperoleh Chrysoloras dari Yunani terdapat
buku Geography karangan dari
Ptolemeus yang tidak hanya akan mengajakan teori perspektif kepada para seniman
Florence, namun juga meyumbang berbagai penemuan Dunia Baru. Dikarenakan hal
tersebut jumlah siswa di sekolah-sekolah lorene meningkat secara drastis. Dari
100.000 jumlah penduduk, 10.000 anak muda menghadiri sekolah khusus yang
mengajarkan pendidikan dasar, dari jumlah tersebut 1.000 anak muda bersekolah
di sekolah khusus matematika dan bisnis. Juga, 500 anak belajar pembelajaran
secara umum. Dari perubahan tersebut semangat Renaisans mengubah sebagian besar
pandangan umum masyarakat Barat.[6]
Gaya hidup dan politik Florence kemudian
memaikan peranan yang penting dalam memperluaskan gerakan Renaisans. Florence
juga dijuluki sebagai republik sastra yang peredara ide-idenya tidak melalui
cetakan atau publikasi, namun melalui jalan-jalan, toko, gereja, serta
pemerintahannya yang terbuka. Dalam hal politik, pemegang jabatan masih terbats
pada anggota Gilda[7],
dimana para Gilda bertangung jawab terhadap sebagian besar monumen yang berada
di kota; kateral, menara lonceng, gereja, serta lembaga lain seperti pasar
gandum yang ada Orsanmichele dan panti asuhan Innocenti. Masyarakat juga
mengizinkan anggota Gilda turut ambil bagian dalam proyek pembangunan dan
pekerjaan seni yang mereka garap, hal ini menumbuhkan kepekaan artistik rakyat
dalam semua jenis pekerjaan.
2.3
Karakteristik Renaisans
Berkembangnya
ilmu filsafat baru di Eropa, yaitu filsafat skolastik memunculkan Renaisans.
Ciri utama dari Renaissance adalah pandangan manusia yang tidak hanya
memikirkan hidupnya yang ditakdirkan
oleh Tuhan. Nasib manusia bisa diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia,
inilah asal mula Renaisans Humanisme. Pemikiran manusia kemudian bersifat
konkret, realistis dan nyata. Manusia juga lebih memuja dirinya sendiri sebagai
pencipta, sehingga keberadaan agama cenderung diremehkan. Semboyan mereka
adalah, “religion was not highest
expression of human values”. Leon Batista Alberti, secara tegas mengatakan
“man can do all things if they will”.[8]
Ketika
pemikiran Renaisans telah berkembang luas, mereka sudah tidak mementingkan
agama. Bagi mereka berbakti kepada Tuhan dan ingat akan kematian atau Memento Mori sudah tidak berlaku,
prinsip mereka berubah menjadi Carpe Diem
atau menikmati hidup. Selain itu, perkembangan seni, arsitektur dan sastra
berkembang dengan pesat pada zaman Renaisans. Paham Antrposentrisme[9]
juga menjadi paham yang cukup populer di zaman ini.
Peletak dan pendiri kecenderungan Renaisans
adalah Petrach, ia mengubah sikap orang-orang terhadap buku, mendorong
terciptanya perpustakaan-perpustakaan yang pada gilirannya mengubah pengetahuan
ilmiah dan sikap-sikap terhadap sejarah. Buku-buku karangan klasik seperti; Commentaries milik Julius Caesar, Illiad
dan Odyssey milik Homer, Lives-nya
Plutarch, Dailogues-nya Plato, serta Geography milik Ptolomeus dibawa ke
Florence untuk dirjemahkan. Dengan meningkatnya keakraban dengan pengarang
klasik mendorong pendekatan krtitis yang baru terhadap manuskrip-manuskrip
kuno.
Nafsu terhadap buku terlihat dari
didirikannya perpustakaan-perpustakaan yang didirikan oleh Paus dan Pangeran
untuk kepentingan mereka ‘yang terpandang dan terpelajar’. Perpustakaan
tersebut memiliki ciri Renaisans yang khas, yaitu: komitmen warga terhadap
pengetahuan dan nafsu individu terhadap buku, hasrat yang dinilai cukup
prestise di masa tesebut. Para sarjana Renaisans juga memperkenalkan standar
baru kritik historis dan kesusastraan yang mengubah sikap seseorang terhadap
masa lampau.[10]
Terdapat tiga perubahan yang sangat penting
dalam hal kepustakaan; pertama adanya perpustakaan yang baru di Florence dan
Roma, kedua; penemuan mesin cetak yang yang memungkinkan suatu ketelitian di
dalam pengetahuan tekstual, dengan memungkinkan para humanisme di seluruh Italia
untuk mempunyai salinan teks klasik yang seragam, dan ketiga rasa percaya diri
yang diperoleh dari perpaduan kaya humanis terdahulu.
Di masa Renaissance, cinta terhadap
kebebasan juga merupakann karakteristik utama. Republikanisme klasik juga telah
didefinisikan ulang dan sekarang diakui lebih bersifat elitis dan konservatif
di dalam praktik juga di dalam teori daripada republikasi individualistis Eropa
dan Amerika di kemudian hari. Seni retorika, atau berbicara secara persuasif
ditemukan dalam warga yang mengadopsi tekhnik tersebut dari Cicero dan
Quintilian. Mereka menggunakannya sebagai laporan mengenai pertemuan politik.
Seni dan arsitektur mendapat perhatian yang
tak kalah besar, masyarakat Florence sadar bahwa seni dan arsitektur merupakan
tanda dari seorang manusia yang terlatih atau ahli menilai seni.[11]
Menurut Petrarch, prestasi Renaisans yang lain, kreasi bukan hanya mengenai
karya seni, tetapi juga mengenai pecinta seni, serta masyarakat yang cukup
berbudaya untuk menghargai dan menyokongnya. Sehingga, dalam sudut pandang ini,
seni dicintai dan ditiru oleh para humanis yang mencerminkan cita rasa dan
semangat mereka yang berwawasan luas.
Prestasi yang paling mencolok ialah
pembangunan kubah besar katedral yang masih mendominasi Florence sampai
sekarang. Menjelang abad ke-15 M, pusat patronase seni berpindah ke Roma.
Kesanalah para pelukis serta seniman berbakat Florence dikirim untuk melukis
Kapel Sixtus IV di tahun 1480-an.
Renaissance
juga memberikan dampak dan pengaruh yang dapat dirasakan hampir di seluruh
dataran Eropa. Kemunculan Renaisans menjadi asal mula kebebasan dan kebangkitan
mulai berkembang di Eropa, kebebasan akal seperti aliran Humanisme,
rasionalisme serta nasionalisme mulai berkembang pesat di abad 18 M yang
berhasil dengan berani mempersoalkan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang
telah ditakdirkan oleh gereja.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan, teknologi serta seni dan budaya, yang menjadikan Italia
sebagai pusat ilmu yang terkenal di Eropa pada abad ke-15 M. Sehingga melahirkan
tokoh-tokoh yang berkontribusi besar seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo,
Donatello, Descartes, Galileo-Galilei dan masih banyak lagi. Mereka tidak hanya
mengeluti bidang sastra dan budaya, namun juga berbagai macam ilmu akam,
matematika, arsitektur, sosial serta politik.
Masyarakat
juga hidup dengan makmur, ini dikarenakan Renaissance membentuk masyarakat yang
berdaya maju, serta menguatnya kedudukan kaum burjois sehinggga mereka tumbuh
menjadi penguasa. Di kemudian hari, mereka terdorong untuk mencari pencarian
daerah baru dan mulailah era penjelajahan samudera.
2.4 Tokoh
Renaisans
Terdapat
beberapa tokoh yang menjadi pioner di zaman Renaisans, antara lain:
a. Roger
Bacon
Bacon berpendapat bahwa pengalaman
menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan.
Ia juga berpendapat bahwa matematika merupakan syarat mutlak untuk mengolah
semua pengetahuan.
b. Copernicus
Merupakan ilmuwan yang berpendapat bahwa
matahari lah pusat tata surya, bukan bumi seperti yang di doktrinkan oleh
gereja saat itu. Paham ini kemudian disebut sebagai Heliosentrisme.
c. Johannes
Kepler
Kepler menemukan tiga hukum yang
melengkapi penyelidikan Brahe[12]
sebelumnya, yaitu:
1. Gerak
benda angkasa bukan berbentuk lintasan lingkaran, melainkan gerak mengikuti
lintasan elips. Kepler menyatakan bahwa semua lisntasan planet berbentuk elips.
2. Dalam
waktu yang sama, garis peghubung antar planet dan matahari selalu melintasi
bidang luas yang sama.
3. Dalam
matematika, terbukti bahwa bila jarak dua planet A dan B dengan matahari adalah
X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit adalah P dan Q, maka P2:Q2 =
X3:Y3
d. Galileo
Galilei
Pembuat teropong terbesar zaman itu
untuk mengamati peristiwa di angkasa secara langsung. Ia menemukan bahwa Venus
dan Merkurius tidak memancarkan cahayanya sendiri, melainkan memantulkan cahaya
dari matahari.
e. Dante
Alighiere
Merupakan seorang pengkritik dan
penentang otoritas moral kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral.
Kemudian, dia menuliskan sebuah buku berjudul De Monarchia yang berisi tentang kedudukan dan keabsahan Paus
sebagai pemimpin spiritualn tertinggi, mengapa harus sekaligus menjadi raja
dunia yang otoriter. Bukunya yang paling terkenal adalah Comedia yang mengisahkan perjalanan jiwa manusia dalam perjalanan
menuju alam gahib ketika ia berada dalam pengasingan di Revenna.
f. Niccolo
Machiavelli
Seorang filosof politik di Italia, dia
mengabdi selama 14 tahun kepada Florence dan terlibat dalam berbagai misi
diplomatik. Karyanya yang paling populer adalah ISCORSI Sopra la prima deca di Tito Livio dan Il Principe, yang ditulis untuk memperbaiki kondisi pemerintahan di
Italia. Il Principe menguraikan tindakan yang bisa atau perlu dilakukan
seseorang untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Namanya, Machiavelli
kemudian diasosiasikan dengan hal yang kurang baik, yaitu menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuan.
g. Leonardo
Da Vinci
Da Vinci adalah seorang verstail[13],
ia memberikan kontribusi yang besar, terutama di bidang seni. Karya nya yang
paling terkenal adalah Mona Lisa dan Last Supper, sedangkan dalam bidang
kedokteran berupa anatomi tubuh manusia.
h. Johann
Guttenberg
Merupakan penemu mesin cetak, walaupun
mesin cetak pertama kali telah ditemukan di Cina, tapi buatan Guttenberg lebih
modern dan memiliki banyak kelebihan. Guttenberg menggabungkan elemen-elemen
dasar percetakan seperti; huruf cetak yang bergerak, penggunaan tinta yang
serasi untuk menghasilkan cetakan, dan bahan sejenis kertas untuk mencetaknya,
sehingga dapat berproduksi secara masif.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Renaians merupakan suatu zaman peralihan di
Eropa, dimana sebelumnya pengaruh gereja memberikan dampak yang kurang baik di
masyarakat, seperti tidak berkembangnya kreativitas dan pemerintahan yang harus
sesuai kehendak gereja. Dengan terjadinya renaisans dimulai dari Itali hingga
menyebar ke Eropa mulai melakukan kebangkitan kembali budaya-budaya Ronawi dan
Yunani untuk membebaskan diri dari doktrin gereja.
Renaisans memberikan pengaruh yang besar dalam
kebangkitan Eropa, bermula di Florence, pengaruhnya menyebar ke seluruh Eropa
membawa perubahan baik dalam bidang seni, sastra, politik, arsitektur, dan
perkembangan ilmu pengetahuan yang masif. Ini terjadi karena banyak faktor;
Italia yang menjadi pusat perdagangan, minat masyarakat yang meningkat terhadap
karya seni, serta keinginan untuk kembali menggunakan kebudayaan Yunani dan
Romawi.
Hal tersebut membuat Eropa bangkit setelah
terpuruk di masa Dark Age. Dari zaman Renaisans muncullah tokoh-tokoh sentral
yang sampai sekarang karyanya tetap dikenang dan memberikan kontribusi yang
besar di bidangnya, seperti Leonardo Da Vinci, Kepler, Machiavelli dan
tokoh-tokoh lainnya.
3.2 Saran
Membahas suatu kegemilangan
suatu masa memang menarik untuk selalu dikaji dan didiskusikan, apalagi hal
tersebut bisa menambah motivasi dan dorangan belajar, khususnya bagi mahasiswa,
disisi lain kami belum sepenuhnya tuntas membahas tentang awal kebangkitan
eropa di masa renaisans ini, oleh karena itu pengkajian lebih lanjut
diperlukan, guna melengkapi kekurangan kami dan lagi, semoga apa yang telah
kami paparkan bermanfaat untuk kedepannya.
Daftar Pustaka
Brown, Alison. 2009. Sejarah Renaisans Eropa. Kreasi Wacana: Yogyakarta
Dennis, Sherman. 2004. The West in the World: a Mid-length
narrative history renaissance to presennt, McGraw Hill Higher Education:
New York
Saifullah. 2014.
Renaissance dan Humanisme sebagai
Jembatan Lahirnya Filsafat Modern. Jurnal Ushuludin Vol. 21 No. 2
Sudrajat. On the Move to the New Era: Renaissance dan
Eksplorasi Samudera. Modul Perkuliahan Sejarah Universitas Negeri
Yogyakarta
Supriatna, Encep. Renaissance.
Modul Perkuliahan Sejarah
Fathoni, Rifai
Shodiq. 2016. Sejarah Renaissance Eropa. http://wawasansejarah.com/sejarah-renaisans/
diakses pada 9 April 2018 pada pukul 10.14
Setyaningsih,
Wahyu. 2011. Sejarah Renaissance. https://www.kompasiana.com/wahyu_setyaningsih/sejarahrenaissance_55007ea5813311971ffa78ad
diakses pada 5 April 2018 pukul 08.31
Baca Juga: Peradaban Pegunungan Andes
[1] Dennis Sherman, The West in the World: a Mid-length narative
history renaissance to present, McGraw
Hill Higher Education, New York, 2004, hlm. 332
[2] Encep Supriatna, Renaissance, Modul Pembelajaran
[3] Denis Sheman, The West in the Wold.., hlm. 333
[4] Allison Brown, Sejarah renaisanse Eropa, Kreasi Wacana,
Yogyakarta, 2009, hlm. 45
[5] Ibid, hlm. 58
[6] Dennis Sherman, The West in the World.., hlm. 335
[7] Perkumpulan dari pengusaha yang
mendapatkan monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah
[8] Wahyu Setyaningsih, Sejarah Renaissance, https://www.kompasiana.com/wahyu_setyaningsih/sejarah-renaissance_55007ea5813311971ffa78ad,
diakses pada 05 April 2018
[9] Menempatkan manusia sebagai
pusat segala peristiwa dalam kehidupan
[10] Allison Brown, Sejarah renaisanse Eropa, hlm. 90
[11] Ibid, hlm. 117
[12] Tycho Brahe, seorang astronom
di masa Raja Fredereick, pengarang buku astronomi berjudul De Stella Supernova
[13] Menguasai hampir semua bidang
ilmu
0 komentar:
Post a Comment