Historiografi Thucydides, blogspot.com |
Pada
pengantar ini membahas mengenai Thucydides dan kehidupannya, kemudian pada
bahasan berikutnya disajikan hubungan Thucydides dengan historiografi dan karya
sejarahnya. Thucydides adalah seorang sejarawan kedua dari zaman Yunani Klasik
setelah Herodotus. Thucydides lahir pada tahun 460 SM. Dia merupakan penduduk
Athena yang memiliki ayah bernama Olorus.
Thucydides
keturunan Thrase dan sebagai pemilik tambang emas di Thrace yang menghadap
Pulau Thasos dan menurut cerita dia termasuk orang berpengaruh[1] . Thucydides
lahir di kota Alimos yang menghubungkan antara Athena dan Miltiades. Dia
mengatakan bahwa ia adalah seorang Anthenian[2] . Thucydides memiliki dua rumah
dan ia sering berpindah-pindah, yaitu Athena dan Thrace. Faktor keluargalah yang
membuat Thucydides menulis sejarah.
Pada
usianya yang kedua puluh tahun, perang Peloponnesian dimulai, yaitu pada 431
SM. Pada 424SM, Thucydides diangkat menjadi
Strategies
, satu dari sepuluh orang jenderal yang dipilih setiap tahun. Thucydides
memimpin pasukan dengan tujuh buah kapal atau armada di daerah Thraceward [3] .
Namun, Thucydides gagal menguasai kota Amphipolis dengan jenderal Sparta
Brasidas yang melancarkan serangan mendadak di musim dingin. Kemudian, dia
diadili dan menjalani pengasingan di Athena. Pengasingannya berakhir pada saat
kekalahan Athena saat berperang pada 404 SM. Thucydides dikenal sebagai orang
yang pembawaannya kering, tanpa humor, dan pesimistik. Thucydides kembali ke
Athena dan meninggal sebelum 400 SM.
Perlu
untuk diketahui, Thucydides juga pernah belajar ilmu Sophist. Guru-gurunya
berasal dari Athena dan banyak mengajarkan tentang kebenaran. Pengetahuan yang
ia miliki berupa filosofi dan astronomi. Thucydidas menulis selalu dekat dengan
kebenaran dan tidak penuh kebohongan, bahkan bisa dikatakan tulisan Thucydides
lebih jujur daripada Herodotus. Oleh karena itu, Thucydides disebut sebagai
storyteller
yang baik.
2.
Thucydides dan Historiografi
Sumbangan
Thucydides terhadap historiografi terletak pada bidang kritik dan metodologi.
Menurutnya, akurasi atau ketepatan pernyataan jauh lebih penting dan bernilai
bagi sejarah dibandingkan dengan narasi yang bersifat retoris. Akurasi data
harus menjadi pondasi bagi penulisan sejarah yang benar. Norma utama kedua
dalam penulisan sejarah, menurut Thucydides adalah masalah relevansi dan
kebenaran suatu sumber sejarah. Pada norma ini sejarawan dituntut untuk
memiliki kemampuan yang memadai dalam menseleksi sumber melalui langkah-langkah
kritik. Kemudian, Thucydides disebut sebagai “Bapak Sejarah Kritis”.
Thucydides
meyakini bahwa nilai-nilai praktis sejarah, yakni sebagai sumber keteladanan.
Menurutnya, pengetahuan yang akurat tentang sesuatu yang telah terjadi akan
berguna karena hal-hal serupa akan terjadi lagi. Dalam sejarah akan ada pola-pola
yang berulang. Untuk itu, agar tulisan bermanfaat karena keakuratnnya,
Thucydides secara ketat melakukan seleksi sumber mendasarkan kisah pada
informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Serta mengorganisasikan dan
menginterpretasikannya.Thucydides menulis dengan kebenaran yang nyata. Hal yang
harus diingat adalah Thucydides mengenalkan premis-premis metodologi sehingga
ia disebut sebagi sejarawan.
Tulisan
sejarah Thucydides seolah ingin menunjukkan kepada umum bahwa konsep dari
karyanya menyatakan prinsip yang diatur dalam komposisi yang dinamis.
Tulisannya memegang secara sungguh-sungguh arah yang telah dipilih. Bahkan, ia
sangat memperhatikan keakuratan data dan relevansi[4] . Karyanya yang paling
populer adalah sejarang perang Peloponnesia, yang disebut dengan History of The
Pelopponesian War. Dalam halaman pengantar, Thucydides meyakini akan pentingnya
tema yang dia bahas dalam bukunya. Dalam pandangannya, perang Peloponnesia
merupakan perang terbesar yang pernah mengguncang orang Yunani yang juga meluas
ke sebagian orang Barbar, orang pun mengatakan ini adalah guncangan terbesar
bagi kebanyakan manusia. Ia juga menyatakan bahwa tulisan Herodotus dan Homerus
menjadi literaratur dalam karya sejarahnya.
Perang
Peloponnesia merupakan perang antarorang Yunani dengan Sparta yang berlangsung
sekitar 431-404 SM. Thucydides membeberkan alasan terkejam terjadinya perang
Peloponnesia, yaitu ekspansionisme Athena. Adapun perbedaan antara Athena dan
Sparta. Athena merupakan negara yang memiliki kekuatan bahari. Armada laut
Athena yang membebaskan Ionia dari kekuasaan Persia. Anggota angkatan lautnya
diberi gaji dan dijadikan anggota majelis sehingga Athena dikenal dengan watak
demokratis. Namun berbeda dengan Sparta yang cenderung militer dan menyokong
angkatan darat dengan pasukan artileri bersenjata berat. Sparta juga melakukan
pemaksaan militer. Perang terjadi ketika Athena meluaskan pengaruhnya di negara
yang termasuk liga Peloponnesia dan memiliki konflik dengan Corinth mengenai
Corrycra.
Thucydides
juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu
Ia
tidak sepenuhnya mampu memegang konsep waktu atau memandang fakta-fakta dalam
perspektif sejarah. Bagaimanapun juga, peristiwa dalam dimensi sejarah harus
jelas tahap-tahap kewaktuannya. Yang terjadi pada suatu masa berkait dengan
banyak-banyak hal pada masa-masa sebelumnya.
Ia
tidak memiliki apresiasi yang kuat terhadap nilai penting faktor-faktor
geografi dalam sejarah
Ia
terlalu membatasi kajian sejarah pada bidang politik diplomasi dan militer yang
bersifat eksternal
Ia
mengabaikan signifikasi kekuatan-kekuatan kultural, sosial, dan ekonomi dalam
proses sejarah. Kisah sejarah politik yang disusun tidak dieksplorasi lebih
lanjut keterkaitannya dengan berbagai hal yang bersifat nonpolitik.
Thucydides
memiliki beberapa perbedaan dengan Herodotus. Thucydides dimasukkan dalam
sejarawan politik sedangkan Herodotus dikelompokkan dalam sejarawan kebudayaan.
Thucydides memiliki pengaruh besar dalam membawa historiografi di bawah
dominasi politik sampai akhir abad 19. Selain itu, Thucydides tidak pernah
menggunakan cerita rakyat seperti Herodotus (The Lier). Dia cenderung
menggunakan riset dan memiliki bukti-bukti khusus, seperi militer dan politik
dan karyanya tidak pernah melantur dari pokok bahasan sehingga berbeda dengan
Herodotus yang selalu memakai “kata orang” atau legenda yang berkembang di
masyarakat tanpa melakukan riset.
Thucydides
memakai inskripsi dan bukti yang disediakan oleh orakel-orakel untuk melengkapi
dan memperkuat catatannya tentang peristiwa. Bukti material juga digunakan
untuk menyempurnakan catatannya tentang kejadian masa lampau, misalnya dia
memakai bukti arkeologis untuk menunjukkan bukti arkeologis untuk menunjukkan
bahwa bangunan tembok kota di Athena pada 478 dibuat secara terburu-buru. Fokus
Thucydides pada perang membuatnya menjadi sejarawan terkenal. Metode riset yang
digunakan Thucydides menjadi populer di kalangan sejarawan. Thucydides
sebenarnya tidak ingin pembaca hanya mengagumi metodologi dan kemampuan
literernya, tetapi juga mempersilakan pada pembaca untuk memikirkan dan
menyadari apa yang terjadi ketika orang tidak lagi memiliki panduan moral dan
sosial untuk bertindak.
3.
Karya Thucydides
Adapun
karya Thucydides yang dianggap penting, yaitu karya monumentalnya berjudul
History of The Pelopponesian War yang terjalin 8 jilid. Pada jilid 1 sampai
empat mengenai sepuluh tahun pertama perang Peloponnesia, Perang Achidamia,
antara Athena dan Sparta, dan perjanjian damai Nicias pada 431 sampai 421 SM
dan jilid kelima membahas penyelesaian konflik pada tahun antata 421 SM sampai
413 SM. Pada jilid enam dan tujuh berisi upaya Athena untuk menaklukan Sicily
pada 415 sampai 413SM. Jilid delapan mengungkap pendudukan Sparta terhadap
benteng Decelea di wilayah Athena.
PERKEMBANGAN
HISTORIOGRAFI ZAMAN YUNANI KUNO
Penulisan
sejarah muncul di Yunani awalnya berbentuk sebuah puisi yang merupakan karya
Homer. Karya tersebut dituliskan berdasarkan cerita-cerita lama yang mengandung
informasi mengenai kebudayaan dan masyarakat pada zamannya. Pada abad ke-6 SM penulisan
sejarah berbentuk prosa baru muncul di Lonia. Hal ini dikarenakan masyarakatnya
pada waktu itu memungkinkan perorangan untuk berekspresi. Adanya kebebasan
untuk berfikir dan berfilsafat kritis.
Para
Sejarawan Yunani pada umumnya berasal dari golongan keluarga yang berada dalam
lingkup kekaisaran. Mereka disamping menjadi seorang sejarawan, diantaranya
juga sudah ada yang menjalani profesi sebagai guru, dokter, militer, politikus,
atau pegawai. Profesi ini tetap mereka jalani baik itu dari sebelum mereka
menjadi sejarawan ataupun saat mereka masih menjadi seorang sejarawan. Para
Sejarawan pada zaman Yunani ini menulis tentang sejarah lama, kontemporer,
ataupun sejarah zamannya sendiri. Lingkup geografinya mencakup Yunani dan
sejarah lokal khususnya sejarah Attica. Sejarawan Yunani umumnya menulis atau
mengisahkan tentang sejarah masa lampau berdasarkan pada cerita rakyat,
kisah-kisah yang disampaikan secara turun-temurun oleh para penulis terdahulu.
Pada awalnya tradisi penulisan sejarah pada zaman Yunani kuno adalah apa yang
disebut dengan tradisi Homerus.s
Baca Juga: Historiografi Lainya
0 komentar:
Post a Comment