Kemajuan dan Kehancuran Peradaban Yunani Kuno, blogspot.com |
BAB
II PEMBAHASAN
Bangsa Yunani kuno memiliki peradaban yang tinggi dan
peradaban ini dikembangkan oleh bangsa barat. Peradaban bangsa Yunani ini
meliputi kebudayaan Kreta, polis, sistem kepercayaan dan hasil-hasil
kebudayaan. Yunani dikelilingi oleh laut Aegea dan laut Ionea. Yunani terdiri
atas dua bagian yaitu Yunani daratan dan Yunani kepulauan. Yunani daratan
terdiri atas pegunungan, daerahnya terpecah-pecah, pantainya berteluk-teluk,
dan airnya tenang sehingga sangat cocok untuk pelabuhan. Sementara itu, Yunani
kepulauan berada di laut Aegea (terdiri dari pulau-pulau), diantaranya terdapat
pulau Kreta (awal berkembangnya kebudayaan Yunani dan Romawi).
1. PERADABAN
PULAU KRETA ( 2600 SM – 1500 SM)
Sejarah Eropa kuno berawal dari kehidupan masyarakat
pulau Kreta yang terletak disebelah selatan Yunani. Pusat pemerintahannya
terletak di Knossus. Selain Knossus masih ada kota-kota besar yang lainnya
yaitu Phaestos, Tylissos, dan Hanos. Pulau Kreta sangat strategis, berada ditengah-tengah
jalur pelayaran antara Mesir, Yunani, dan Messopotamia. Keadaan ini
dimanfaatkan oleh masyarakat pulau Kreta untuk hidup dari sektor pelayaran dan
perdagangan. Sehingga menyebabkan pulau Kreta menjadi jembatan budaya antara
Asia, Afrika, dan Eropa.
Penduduk pulau Kreta berasal dari Asia kecil. Sekitar
3000-1500 SM, mereka telah memiliki kebudayaan tinggi yang dibangun akibat
adanya kekuatan maritim. Rakyatnya hidup dari perdagangan di laut Aegea dan
laut Tengah bagian timur. Kebudayaan pulau Kreta disebut “Kebudayaan Minos”.
Nama ini diambil dari Minos, yaitu raja pulau Kreta yang berkedudukan di kota
Knossus.
Hasil kebudayaannya berupa arsitektur, seni patung, dan
seni kerajinan yang terdapat di istana besar Knossus. Istana tersebut dibangun
oleh raja Minos pada 1600 SM. Masyarakat pulau Kreta juga mengenal seni lukis
fresko, seni porselin / gerabah, seni pahat pada gading atau media lain dan
logam. Karya seni ini juga menghasilkan peralatan rumah tangga misalnya alat
pertukangan, sepatu, pengecoran logam, dll. Tulisan masyarakat Kreta disebut
tulisan Minos (nama raja besar di pulau Kreta), dan budaya ini akhirnya disebut
kebudayaan Minoa. Meskipun telah ditemukan peninggalan tulisan namun sampai
sekarang belum bisa dibaca. Hal ini menyebabkan sejarah pulau Kreta belum dapat
diungkap secara jelas.
Pada abad ke-15 SM, kerajaan di pulau Kreta mengalami
keruntuhan. Menurut dugaan para ahli faktor penyebab runtuhnya peradaban pulau
Kreta karena bencana alam sekitar abad ke-15 SM. Gunung Thera yang letaknya 100
km di utara pulau Kreta meletus dan memuntahkan lava serta abu yang menutup
angkasa.
Peninggalan-peninggalan kebudayaan orang Minos berupa
istana yang memiliki 60 kamar, Thallos
(kuburan yang berbentuk sarang lebah), dan
gerbang singa dari Mikene.
Pada 1000 SM, pulau Kreta kedatangan bangsa pengembara
dari suku Achea, Ionia, Aeolia, dan Doria. Suku yang terkenal ialah suku Ionia.
Suku ini kemudian bercampur dengan penduduk asli yang menurunkan bangsa Yunani.
Penemuan peralatan dari bahan logam dan keramik
menandakan penduduk Kreta telah mengenal seni yang sangat maju. Para arkeolog
pun berhasil menemukan tumpukan tulang manusia yang jumlahnya mencapai 200
potong lebih, merupakan tulang tengkorak anak yang berusia antara 10-15 tahun.
Selain itu, arkeolog juga menemukan sebuah biara pemujaan yang membuktikan
bahwa penduduk Kreta telah melakukan pemujaan dengan mengorbankan manusia
hidup.
2. TUMBUH
DAN BERKEMBANGNYA PERADABAN YUNANI
Yunani merupakan salah satu kota peradaban tertua di Eropa.
Daerah Yunani terletak diujung tenggara benua Eropa. Sebagian besar kepulauan
ini terletak di laut Aegea dan laut Ionia masuk wilayah Yunani. Sebelah utara
Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria dan Turki di daratan
Eropa. Disebelah timurnya Yunani dikelilingi oleh laut Aegea. Disebelah selatan
dengan laut Tengah dan disebelah barat dengan barat Ionia. Yunani ini beriklim
laut Tengah yang nyaman. Sebenarnya peradaban Yunani lahir dilingkungan
geografis yang tidak mendukung, tanahnya tidak seperti Messopotamia, Huang Ho,
ataupun Mesir yang subur. Yunani merupakan tanah yang kering dan banyak benteng
alam yang kuat berupa jurang-jurang yang terjal, gunung-gunung yang tinggi
serta pantai yang curam. Hujan pun sangat jarang ditemui di Yunani.
a. Kehidupan
Masyarakat
Tanah Yunani bergunung-gunung pada umumnya kurang subur.
Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk
mencari daerah yang subur, para petani (disebut colonus) meninggalkan negerinya
dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara
lain Italia selatan, Mesir, Palestina, dan Asia kecil (Turki sekarang). Selain
kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui
kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan
laut Tengah.
Kehidupan masyarakat Yunani yang mendiami wilayah
beriklim mediteran yang selalu hangat dan segar memungkinkannya bersikap
optimis dan berwatak riang. Suasana langit yang terang tanpa banyak awan di
daerah Attica (Athena) juga menyebabkan semangat penduduknya tinggi. Itulah
sebabnya mengapa Athena kemudian berkembang pesat baik dibidang seni maupun
ilmu pengetahuan dan filsafat.
b. Polis
Bangsa Yunani kuno terdiri atas berbagai suku bangsa.
Mereka mendiami wilayah yang disebut “negara
kota” atau “polis”. Polis yaitu
sebuah kota yang terbentang sebagai pusat kota dengan daerah pedesaan
disekitarnya. Setiap polis didiami oleh masyarakat merdeka dengan hak pemerintahan
sendiri. Polis pada hakikatnya adalah sebuah negara kecil yang merdeka. Di Yunani
terdapat tiga polis besar dan kuat yaitu Athena, Sparta, dan Thebe.
Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga
antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Sebesar 30% dari luas wilayahnya
berupa daratan rendah yang terdapat didekat laut dan terbentuk oleh endapan
lumpur sungai. Sisanya berupa jazirah, yaitu Peloponessos dan Attica.
Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya menghalangi
komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah
merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami dan menjadi
pemisah kesatuan politik.
c. Serangan
Bangsa Persia
Keberadaan polis-polis mengakibatkan mereka saling
bersaing dalam memperebutkan hegemoni dan kekuasaan atas wilayah Yunani. Tidaklah
mengherankan apabila dahulu di Yunani selalu terjadi peperangan diantara sesama
polis-polis tersebut. Akan tetapi, ketika datang tentara ancaman dari luar
seperti Persia yang akan menginvasi daerah Yunani, maka polis-polis yang ada
terutama Sparta dan Athena bersatu untuk menghadapi Persia tersebut.
Serangan bangsa Persia atas Yunani berlangsung sebanyak tiga
kali antara 500-480 SM dan disebut Perang
Persia Yunani. Sebab perang adalah Yunani membantu daerah koloninya di Asia
kecil yang menjadi sasaran ekspansi raja Persia yang bernama Darius Agung. Pada
serangan yang kedua tahun 490 SM, tentara Persia dapat dikalahkan oleh pasukan
Athena didekat kota Marathon. Prajurit yang bernama Feidippides mengabarkan
berita kemenangan ini dengan berlari sejauh 42 km dari Marathon ke Athena.
Untuk mengenang peristiwa itulah maka di dunia dikenal adanya lomba lari
marathon.
Periode dalam Perang Persia Yunani sebagai berikut :
1.
Perang
Persia Yunani I (492 SM). Peperangan antara Persia dan Yunani tidak terjadi
karena armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan terpaksa harus pulang
kembali.
2.
Perang
Persia Yunani II (490 SM). Pertempuran terjadi di Marathon dan berhasil
dimenangkan oleh bangsa Yunani. Para prajurit Yunani harus berlari sepanjang 42
km antara Marathon dan Athena dalam rangka berkonsolidasi dan meminta bantuan.
3.
Perang
Persia dan Yunani III. Bangsa Persia datang kembali dan pasukan Yunani
menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur, namun raja Sparta
terbunuh dalam pertempuran itu.
Pada 448 SM diadakan perdamaian antara Yunani dan Persia.
Dengan menangnya Yunani atas Persia membawa kemajuan pada kesenian dan ilmu
pengetahuan serta adanya filsuf-filsuf. Hal ini membuat Sparta iri dan terjadilah
Perang Peloponessos yang membuat
Athena kalah dan menjadikan Yunani terpecah-pecah. Seiring lemahnya Yunani,
menjadikannya mudah untuk ditaklukan oleh kerajaan Makedonia dibawah pimpinan Philippus
pada 338 SM.
d. Sistem
Pemerintahan Yunani
Pada zaman kuno bangsa Yunani masih terpecah kedalam
beberapa polis. Kota-kotanya dikelilingi oleh tembok pertahanan. Hal ini merupakan
tata pemerintahan gaya Sparta dan Athena. Tata pemerintahan di Sparta
digariskan oleh Lycurgus (sekitar 900 SM) dan bersifat aristokratis militer.
Kaum bangsawan memegang peranan besar dalam pemerintahan.
Sementara itu, tata pemerintahan Athena digariskan oleh
Solon (sekitar 600 SM) dan sifatnya oligarkis demokratis. Pemerintahan berada
ditangan orang baik-baik, tetapi kekuasaan berada ditangan rakyat. Solon
mengeluarkan peraturan yang menguntungkan rakyat, misalnya melarang perbudakan.
Rakyat kecil diberi wakil dalam Dewan Rakyat. Selain itu Yunani juga memiliki
seorang negarawan lain yang bernama Pericles (460-429 SM). Untuk menjamin
keamanan negerinya dari gangguan bangsa asing, ia mengadakan perjanjian dengan
Sparta (446 SM). Untuk memakmurkan rakyatnya perdagangan diatur dengan baik
sehingga Athena menjadi pusat kegiatan perdagangan di laut Tengah. Kemakmuran tersebut
menyebabkan kebudayaan Yunani berkembang pesat.
Sistem pemerintahan dari dua polis terkemuka di Yunani,
yaitu Sparta dan Athena dengan konstitusi yang berbeda sebagai berikut :
1). Polis Sparta
Konstitusi Sparta membagi masyarakat menjadi tiga
golongan yaitu citizens, helot, dan
peirokoi. Citizens adalah orang-orang Sparta yang jumlahnya antara 5-10%
dari seluruh penduduk. Mereka terdiri atas para penguasa dan tentara. Kaum
helot merupakan sebagian besar dari penduduk yang bekerja sebagai petani, buruh
tani dan pelayan dari orang-orang Sparta. Adapun peiroikoi adalah orang-orang
yang tinggal di pinggiran kota, hidup sebagai petani, pedagang, dan bekerja di
pertambangan. Mereka menyukai kebebasan pribadi.
Sistem pemerintahan Sparta yang militeris tersebut
mengutamakan latihan kemiliteran dan disiplin keras bagi masyarakat. Anak yang baru
lahir harus menjalani pemeriksaan fisik di depan Ephor (pemimpin Sparta). Bayi
yang cacat dibuang di gua-gua atau di gunung-gunung dan dibiarkan mati atau
agar dipungut oleh orang-orang helot. Orang tua membesarkan anak laki-lakinya hanya
sampai pada usia 7 tahun. Setelah itu mereka dimasukkan ke sekolah militer yang
diselenggarakan negara untuk dididik menajdi tentara yang tangguh.
Pemerintahan Sparta dijalankan oleh dua orang raja
sekaligus secara turun temurun. Dewan yang membantu panglima militer dan
pemimpin disebut Ephor sebanyak 5 orang dan 28 orang usia 60 sebagai orang yang
mempersiapkan UU yang akan diajukan Dewan Rakyat.
2). Polis Athena
Polis Athena jauh berbeda dengan Sparta. Athena
memberikan jaminan kepada warganya dan menghapuskan perbudakan. Warga
difokuskan untuk kemajuan seni, teknologi, dan filsafat. Sistem yang digunakan
adalah demokrasi yang diperkenalkan oleh Solon (638-559 SM). Pelaksanaan pemerintahan
dilakukan oleh 9 orang Archon yang setiap tahun diganti. Para Archon diawasi
oleh Aeropagus (mahkamah agung) yang anggotanya berasal dari mantan anggota Archon.
Athena pun menghasilkan banyak filsuf yang pemikirannya sangat berpengaruh pada
kehidupan sekarang, diantaranya Anaximender, Anaximenes, Phytagoras,
Heraclitus, Parmenindes, Hippocartus, Sokrates, Plato, Aristoteles, dll.
E. Kepercayaan
Kepercayaan bangsa Yunani kuno adalah politeisme. Dewa
tertinggi adalah dewa Zeus yang merupakan sumber kesusilaan, pelindung, dan
pencipta keadilan. Dewa-dewa lainnya adalah Ares (dewa perang), Apollo (dewa
kesenian), Pallas Athena (dewi pengetahuan), Aphrodite (dewi kecantikan),
Hermes ( dewa perdagangan), Poseidon (dewa laut), dan Artemis (dewa perburuan).
Menurut kepercayaan Yunani kuno para dewa-dewa mereka tersebut bersemayam di Bukit
Olympus, dipimpin oleh Dewa Zeus yang beristri Hera, yaitu dewi asmara.
Berbeda dengan sikap orang timur terhadap dewa yang
dipandang sebagai pribadi yang disembah karena takut, masyarakat Yunani
menggambarkan dewa-dewa yang disembahnya bertubuh dan berperilaku seperti
manusia. Bahkan orang Athena menyatakan diri mereka sebagai keturunan Ion,
yaitu anak dewa Apollo. Menurut pandangan Yunani, dewa-dewa itu memiliki tubuh
seperti manusia tetapi lebih besar, lebih indah serta tidak dapat mati.
Untuk menghormati dewa Zeus, sejak 776 SM diselenggarakan
pesta olahraga selama 5 hari di gunung Olympus disebut Olympiade. Cabang
olahraga yang dipertandingkan meliputi lari, loncat, lempar lembing, lempar
peluru, lempar cakram, gulat, pacuan kuda, dan lomba kereta kuda. Selain itu,
para pemenang juga memperoleh berbagai hadiah misalnya 100 buyung minyak
zaitun. Olympiade bermanfaat sebagai alat pemersatu bagi bangsa Yunani. Pada saat
Olympiade yang diadakan setiap 4 tahun sekali berlangsung, semua polis harus
menjaga perdamaian dan menghentikan peperangan. Oleh karena fungsinya sangat
penting sebagai sarana pemersatu maka pesta Olympiade dijadikan pesta olahraga
dunia.
f. Karya
Sastra
Karya sastra yang terkenal dari Yunani kuno adalah dua
buku cerita kepahlawanan, yaitu Illiad dan Odyssey karya Homerus (abad ke 8
SM). Selain seni sastra karya Homerus yang bersifat wira carita, masyarakat Yunani
kuno juga menyenangi seni drama. Orang Yunani lah yang pertama menulis drama
yang dapat merasakan tentang orang lain dari sisi kehdiupan, cerita, kebencian,
pembunuhan, misteri, dll. Beberapa tokoh drama tragedi antara lain Aeschylus
dengan karyanya yang berjudul “Oresteia”, Sopochles dengan karyanya berjudul
“Antigone”. Sementara itu drama komedi tokohnya Aristophanes dengan karyanya
yang berjudul “Lysistrata”.
g. Seni
Bangunan Dan Seni Pahat
Pada awalnya seni patung/pahat Yunani kuno menghasilkan
patung seperti bangsa Mesir, kemudian dikembangkan menjadi lebih hidup dengan
gaya naturalis. Patung dibuat dari marmer dan perunggu. Pemahat yang terkenal
di Yunani kuno bernama Phidias, sedangkan arsitek bangunan bernama Ikhtinus.
Seni pahat menghasilkan patung dewa Zeus, Perikles, Plato, Aristoteles, dll.
Pada masa Perikles seni bangunan Yunani berkembang pesat.
Peninggalannya antara lain berupa kuil pemujaan di Bukit Acropolis dan berdiri
megah kuil Parthenon dan kuil Erechtum yang didalamnya terdapat patung dewi Pallas
Athena. Di Olympus dibangun kuil untuk Zeus. Serta di daerah koloni pun juga
dibangun banyak kuil-kuil.
h. Filsafat
Dan Ilmu Pengetahuan
Polis Athena melahirkan banyak ahli pikir yang mewariskan
pengetahuannya bagi umat manusia. Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani
kuno disebabkan oleh faktor-faktor :
a.
Faktor
geografis daerah Yunani kuno yang tidak subur dan bergunung-gunung memacu penduduknya untuk
berpikir dan berkreasi agar mampu bertahan hidup.
b.
Orang
Yunani kuno membuka diri dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir, Babylonia, sehingga
terjadilah proses tukar menukar pengetahuan.
c.
Penduduk
Yunani kuno memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran dibidang ekonomi,
sehingga dapat berkonsentrasi untuk mengembangkan pengetahuan.
d.
Bangsa
Yunani kuno mengahrgai logika dan cara berpikir yang rasional.
e.
Bangsa
Yunani kuno selalu aktif dalam urusan politik, ekonomi dan sosial. Sehingga
selalu kritis dalam mencari pemecahan setiap masalah yang dihadapi.
Karya-karya
Yunani kuno dalam bidang pengetahuan dan teknologi diantaranya :
a.
Menciptakan
perahu layar yang ramping sebagai sarana mengarungi laut Tengah dan
menghubungkan daratan Yunani dengan daerah-daerah di pantai timur pulau Sisilia.
b.
Membuat
barang dari tanah liat.
c.
Menghasilkan
karya arsitektur yang megah seperti kuil Zeus, kuil Parthenon, dan gedung
teater raksasa.
d.
Mengembangkn
industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik dalam bentuk yang
beraneka ragam dan dihiasi dengan indah.
e.
Menghasilkan
karya-karya benda logam, terutama penyediaan alat-alat perang.
3.
MASA AKHIR KEJAYAAN YUNANI
a. Perang
Peloponessos (431-404 SM)
Persaingan antar polis di Yunani kuno semakin menghebat
dengan ditandai adanya perang Peloponessos, dikarenakan Athena yang memimpin
persekutuan polis-polis di Attica (disebut Liga Delos) memiliki pengaruh yang
terlalu kuat baik di bidang politik maupun ekonomi Yunani. Akibatnya banyak
polis yang khawatir menjadi sasaran dan ekspansi Athena. Keadaan ini
menyebabkan Sparta sebagai pemimpin Liga Peloponessos bangkit memimpin
polis-polis lain menghadapi Athena.
Athena tangguh dengan angkatan lautnya sedangkan Sparta
kuat dengan angkatan daratnya. Perang mulai meletus pada 431 SM. Dalam perang
tersebut Sparta menebangi pohon zaitun dan menghancurkan tanaman yang lain
untuk melumpuhkan ekonomi Athena. Selain itu, munculnya wabah penyakit akibat
buruknya sanitasi menyebabkan kematian seperempat jumlah penduduk Athena
termasuk pemimpinnya sendiri yaitu Perikles pada 429 SM.
Kematian Perikles menyebabkan lemahnya kepemimpinan Athena.
Pada 404 SM Sparta dapat mengalahkan Athena karena mendapat bantuan dari Persia.
Perang tersebut dikisahkan sejarawan Thucydides secara ilmiah. Ia menulis
sejarah berdasarkan fakta dan mencoba menuliskan nya secara obyektif. Perang
tersebut mengakibatkan rapuhnya pertahanan Yunani kuno untuk menghadapai
ancaman dari luar berupa penaklukan oleh Raja Makedonia.
4. YUNANI
JATUH KETANGAN ALEXANDER AGUNG DARI MAKEDONIA
Pada 338 SM raja Philipus dari Makedonia dapat menaklukan
Yunani. Namun Philipus terbunuh dan digantikan oleh putranya yang bernama Alexander
Agung yang memerintah pada 336-323 SM. Ia menjadi raja pada usia 20 tahun. Ia
adalah murid Aristoteles. Cita-citanya adalah menguasai kerajaan dunia pada
waktu itu yang meliputi Eropa (Yunani), Afrika (Mesir), dan Asia (Messopotamia
dan Persia).
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut Alexander Agung memimpin
pasukannya melakukan berbagai penaklukan. Di setiap daerah yang diduduki raja
menganjurkan prajuritnya menikahi putri setempat. Alexander Agung sendiri
menikahi Roxana, putri raja Darwis III dari Persia, juga putri Persia yang lain
bernama Stateira.
Di wilayah kekuasaannya raja menggantikan budaya setempat
dengan budaya Yunani sehingga lahirlah budaya baru disebut Hellenisme. Pada 325
SM, Alexander Agung meninggal dunia. Sejak 323 SM, pemegang kekuasaan di
sejumlah wilayah kerajaan Makedonia antara lain Jenderal Antigamis yang
menguasai Makedonia dan Yunani, Jenderal Seleucos menguasai Syria, dan Jenderal
Pteolomeus menguasai daerah Mesir.
Baca Juga: Sejarah Dunia
0 komentar:
Post a Comment