Daftar Isi............................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN
Teori awal masuknya Islam ke Nusantara............................................................. 1
Faktor pendukung masuknya Islam ke Nusantara................................................ 5
Manfaat mempelajari sejarah................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................ 8
Saran...................................................................................................................... 8
Dari seluruh Negara di dunia, Indonesia dianggap sebagai
negara yang memiliki penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Masuknya agama
Islam ke Indonesiadan menjadi agama yang besar di Indonesia, tentunya tidak
terjadi begitu saja, namun mengalami proses yang cukup panjang. Proses itu
meliputi jasa para da’i, mubalig,ulama, dan pemimpin bidang masing-masing dalam
proses penyebaran agama Islam diIndonesia.
Kedatangan Islam pada abad ke-7 M ke dunia, dianggap oleh sejarawan
sebagai pembangunan dunia baru dengan pemikiran baru, cita-cita baru, kebudayaan serta
peradaban baru. Selama lebih dari empat belas abad sejak nabi Muhammad
menyebarkan ajaran-ajaran baru dalam bidang teologi monoteistis, bidang
kehidupan individu, bidang kehidupan masyarakat, dan kenegaraan, terbentanglah peradaban
Islam dari wilayah Spanyol sampai benteng Cina, dari lembah Sungai Wolga di
Rusia sampai ke Asia Tenggara, belakangan bahkan sudah hampir keseluruh dunia,
yang dirintis oleh Rasul Muhammad, Khulafa al-Rasyidin, Amawiyah, Abbasiyah.
Saat Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah
mempunyai peradaban yang bersumber dari kebudayaan asli pengaruh dari peradaban
Hindu-Budha dari India, yang pengaruh penyebarannya tidak merata. Penyebaran
Islam di sebagaian daerah di Indonesia berkembang dengan pesat.
Hal itu disebabkan Islam yang dibawa oleh pedagang maupun para da’i dan ulama, penyebarannya
menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara
kualitatif lebih maju dari peradaban yang ada. Dengan kedatangan Islam,
masyarakat Indonesia mengalami transformasi dari masyarakat
agraris feodal pengaruh Hindu-Budha kearah masyarakat kota pengaruh Islam.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
v Beberapa teori
awal masuknya Islam ke Nusantara
Proses masuknya
agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan
tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para
sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi
menjadi:
1.
Teori Gujarat
Hanya
akibat sistem penulisan, sejarah Islam Indonesia mengikuti hasil penulisan
sarjana Belanda, terutama mengikuti teori prof. Dr. C. Snouck Hurgronje maka diteorikan
Islam masuk dari Gujarat. Menurutnya, Islam tidak mungkin masuk ke Nusantara
Indonesia langsung dari Arabia tanpa melalui ajaran tasawuf yang berkembang di
India. Dijelaskan pula bahwa daerah India tersebut adalah Gujarat. Daerah
pertama yang dimasuki adalah kesultanan samudra pasai. Waktunya adalh abad
ke-13 M. Snouck tidak menjelaskan antara masuk dan berkembangnya Islam. Tidak
pula dijelaskan di Gujarat menganut madzab apa dan di samudra pasai berkembang
madzab apa? Mungkinkah Islam begitu masuk ke samudra pasai langsung mendirikan
kekuasaan politik atau kesultan?[2]
Teori lain muncul dari J. Pijnapel dari Universitas Leiden
pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim
di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke 7 Masehi), namun yang
menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab
langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke
dunia timur, termasuk Indonesia.
2.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan
terhadap teori lamayaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
1.
Pada abad ke 7
yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam
(Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan
di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
2.
Kerajaan
Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah
penganut mazhab Hanafi.
3.
Raja-raja
Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari
Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold.
Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri
kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya
yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa
Arab sendiri.[3]
3.
Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini
adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam
memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada
kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau
Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi
Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di
Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang
ditranslasi melalui bahasa Parsi.
Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya
antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi
Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati dihukum oleh penguasa
setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketauhidan Islam
(murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang
dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni
kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di
Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab
Syafei, sama seperti kebanyak muslim di Iran.
4.
Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur
dengan penduduk Indonesia—terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam
telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto
Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawamenyatakan, menurut
kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam
pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Teori
Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal
(babad dan hikayat), dapat diterima.
Bahkan menurut sejumlah sumber lokat tersebut ditulis bahwa raja
Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan
keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan
(sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin,
nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan
istilah Cina, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta
“Cu-cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel” ditafsirkan merupakan kata
lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang berbatasan dengan Rusia.
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai
arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat,
terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15 seperti
Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para
pelaut dan pedagang Cina.
Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan
tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masing-masing
teori tersebut. Meminjam istilah Azyumardi Azra, sesungguhnya kedatangan
Islam ke Indonesia datang dalam kompleksitas; artinya tidak berasal dari satu
tempat, peran kelompok tunggal, dan tidak dalam waktu yang bersamaan.[4]
5.
Teori Maritim
Hal
itu terjadi menurut N.A. Baloch sejarawan Pakistan, masuk dari perkembangan
Islam di Nusantara Indonesia, akibat umat Islam memiliki navigator atau mualim
dan wirausaha muslim yang dinamik dalam penguasaan maritim dan pasar. Melalui
aktivitas ini, ajaran Islam ini dikenalkan di sepanjang jalan laut niaga di
pantai-pantai tempat persinggahannya pada masa abad ke-1 H atau abad ke-7 M.
Oleh
karena itu, langkah awal sejarahnya, ajaran Islam dikenalkan di pantai-pantai
Nusantara Indonesia hingga di Cina utara oleh para wirausahawan Arab. Demikian
pendapat N.A. Baloch dalam The Advent of Islam in Indonesia. Dijelaskan pula
tentang waktunya, terjadi pada abad ke-1 H atau 7 M. Adapun proses waktu yang
dilalui dalam dakwah pengenalan ajaran Islam ini, berlangsung selama 5 abad,
dari abad ke 1-5 H/7-12 M.
Langkah
berikutnya, N.A.Baloch menjelaskan mulai abad ke-6 H/13 M terjadi pengembangan
Islam hingga ke pedalaman. Pada periode ini pengembangan agama Islam ke
pedalaman dilakukan oleh para wirausahawan pribumi. Selain itu, dimulai dari
Aceh pada abad ke-9 M. Kemudian, diikuti di wilayah lainnya di Nusntara,
kekuasaan politik Islam atau kesultanan mulai tumbuh.[5]
v Faktor pendukung masuknya Islam ke Indonesia
Sebagaimana
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya islam masuk di Indonesia dibawa oleh
pedagang asing yang singgah di Indonesia sehingga bisa disimpulkan masuknya
islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai atau tanpa ada penumpahan darah.
1. Saluran perdagangan
Masuknya pedagang-pedagang asing dikepulauan Indonesia seperti
arab. Cina, Persia dan India merupakan awal mula masuknya islam di Indonesia
yaitu bermula dari bermukimnya para pedagang asing di pesisir jawa yang
penduduknya masih kafir. Hingga akhirnya mereka mampu mendirikan masjid-masjid
dan pemukiman-pemukiman muslim.
2. Saluran perkawinan
Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial lebih baik dari pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit
penduduk pribumi yang tertarik denan para pedagang muslim tersebut khususnya
putri-putri raja dan bangsawan. Proses islamisasi ini dilakukan sebem adanya
pernikahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pernikahan sampai pada
akhirnya mereka mempunyai keturunan dan mampu membuat daerah-daerah atau bahkan
kerajaan-kerajaan islam.
Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara
saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena
bangsawan, raja, dan adipati dapat mempercepat proses masuknya islam di
Indonesia.
Demikianlah yang terjadi antara raden rahmat atau sunan ampel
dengan nyai manila. Sunan gunung jati dengan putrid kaunganten. Brawijaya
dengan putri campa yang menurunkan raden fatah ( raja pertama demak ).
3. Saluran tasawuf
Pengajar-pengajar tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi
yangb bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Mereka mempunyai kemampuan dan kekuatan-kekuatan menyembuhkan.
Diantara mereka ada juga yang mengawini putri-putri bangsawan setempat . dengan
ilmu tasawufnya mereka mengajarkan islam kepada pribumi yang mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yangb se4belumnya menganut agama hindu,
sehingga agama baru itu mudah dimenerti dan di terima. Diantara ahli-ahli
tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia pra islam itu adalah Hamzah Fansuri di aceh, syeh lemah abang, dan
sunan panggung di jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di Indonesia
di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun
pondok yang diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di
pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dam kiai mendapat
pendidikan agama. Setelah kelua dari pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing kemudian mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkan islam.
Misalnya, pesantren yang didirikan oleh raden rahmat di Ampel Denta Surabaya
dan sunan giri di giri. Keluaran pesantren giri ini banyak yang di undang ke
maluku untuk mengajarkan agama islam.
5. Saluran kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, sunan kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian
besar cerita wayang masih dipetik dari cerita mahabarata dan Ramayana, tetapi
di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan islam.
Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra (
hikayat, babad, dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran politik
Di maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk islam
setelah rajanya memeluk islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat
membantu tersebarnya islam didaerah ini. Di samping itu, baik di sumatera dan
jawa maupun di Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik,
kerajaan-kerajaan islam memerangi kerajaan-kerajaan non-islam. Kemenangan
kerajaan islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan islam itu
masuk islam.
v Manfaat mempelajari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki
warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya,
kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.[6]
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.[6]
BAB
III
PENUTUP
v Kesimpulan
Ada beberapa
pendapat mengenai masuknya islam ke Indonesia. Teori yang dapat
dijadikan sebagai acuan juga tidak hanya satu. Jadi memang datangnya agama
islam ke Indonesia belum diketahui secara pasti, ini dikarenakan kejadiannya
telah berlangsung sejak dahulu. Sehingga orang pada masa kini hanya bisa
menerka-nerkan prosesnya. Namun bersamaan dengan itikad itu, kita
juga dapat memperoleh pelajaran mengenai masuknya islam ke Indonesia sehingga
bisa menambah wawasan dan memperkokoh iman islam kita.
v Saran
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata
“sempurna”. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan
memperbaiki makalah ini, dengan senang hati dan terbuka saya menerima kritik
dan saran dari pembaca. Akhir kata penyusun makalah mengharapkan agar makalah
ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan refrensi khususnya di dalam menyikapi
teori sejarah awal masuknya Islam ke Nusantara, ada sebuah kata-kata mutiara
mengenai betapa pentingnya mempelajari sebuah sejarah “Bila Sejarawan Mulai Membisu , Hilanglah Kebesaran Masa Depan
Generasi Bangsa”, dari sini kita memahami betapa wajibnya melestarikan sejarah
peradaban kita sendiri.
Baca Juga: Sejarah Kebangktikan Umat Islam di Indonesia
[1]
Musyrifah Sunanto,”Sejarah Peradaban Islam Indonesia”,(Jakarta:Raja
Gafindo Persada,2005),h.1-4.
[3]
Guru sejarah “Teori masuknya Islam ke Indonesia”. http://www.gurusejarah.com/2013/05/teori-masuknya-islam-ke-indonesia.html.diakses
pada tanggal 6 Des 2016.
[4]
Haryo Adi,”Sejarah masuknya Islam ke Indonesia”, diakses dari http://adinurahman.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sejarah-masuknya-islam-ke.html,
pada tanggal 7 Des 2016.
[6]
Haryo Adi,”Sejarah masuknya Islam ke Indonesia”, diakses dari http://adinurahman.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sejarah-masuknya-islam-ke.html,
pada tanggal 7 Des 2016.
0 komentar:
Post a Comment