Secara
harfiah kata mamluk adalah budak-budak yang dimiliki, berasal dari orang Turki
dan Mongol yang menjadi tentara Al Malik Ash-Shalih Najmuddin Ayyub. Para budak
tersebut dibeli oleh kholifah yang kemudian dididik menjadi militer yang
tangguh untuk mengawal jalannya politik Dinasti Ayyubiyah. Mereka memiliki
sifat pemberani dan pantang menyerah, mereka tidak pernah menyatakan loyalitas
kepada siapapun kecuali kepada islam.
mamluk
di bagi menjadi dua begian yakni mamluk bahri dan mamluk burji, dinamakan
mamluk bahri karena barak para budak atau pengawal khaifah berada di pulau Ar
Raudhah di Nil. Aybak adalah sultan yang pertama dalam dinasti mamluk bahri,
sebelumnya mamluk bahri di pimpin oleh seorang sultanah yaitu syajar Ad Durr, ia adalah istri dari khalifah terakhir
dinasti Ayyubiyah Al Malik Ash Sholih Najmuddin Ayyub, kemudian karena banyak
yang menentang, Syajar Ad Durr di gantikan oleh Aybak.
RUMUSAN
MASALAH
1. Sistem
politik Mamluk Bahri dan perkembangannya
2. Khalifah-khalifah
Abbasiyah dalam kerajaan Mamluk Bahri
PEMBAHASAN
1. Sistem
Politik Mamluk Bahri dan Perkembangannya
Pemerintahan Mamluk Bahri didirikan oleh Al Malik
Ash Shaleh Najmuddin Ayyub, kemudian mereka mendirikan benteng di kepulauan
Raudhah tahun 638 H. Aybak adalah sultan
pertama dalam dinasti mamluk, ia memerintah dari tahun 1250-1257 H. runtutan
penguasa dinasti mamluk tidak teratur dan terbagi dalam dua dinasti besar yakni
mamluk bahri dan mamluk burji. Mamluk bahri mengenal konsep kekuasaan yang diwariskan
yaitu putra-putra sultanlah yang menggantikan tahta kerajaan. Kemudian setelah
muncul mamluk burji, konsep tersebut sudah tidak digunakan lagi, mamluk burji
lebih memilih konsep oligarki, tahta menjadi milik siapapun yang mampu
meraihnya atau bisa mempengaruhi para amir untuk memilih dirinya. Dalam beberapa
kasus terjadi , para budak lebih sering menggantikan kekuasaan ketimbang
putra-putra sultan sehingga banyak sultan yang berakhir dengan mengenaskan
disaat mereka masih muda. Kekuasaan sultan dikendalikan oleh tokoh-tokoh amir
dan birokrasi, ketidak stabilan kesultanan terlihat dalam pergantian penguasa
yang sangat cepat.
Tugas pertama dinasti baru ini adalah melakukan
konsolidasi atas seluruh wilayah kerajaan dan mengamankan daerah perbatasan. Aybak
menghabiskan sebagian besar waktunya dalam peperangan di Suriah, Palestina dan
Mesir. Kemudian setelah Baybars menjadi sultan, tugas pertama yang dilaksanakan
adalah melakukan konsolidasi dalam
negeri dan meminimalisasi berbagai potensi
dari setiap ancaman yang datang dari luar dan Negara-negraa tetangga.
Baybars tidak terlalu mengalami kesulitan dalam melakukan konsolidasi karena ia
adalah sultan yang agung, pengusa dan pendiri sejati dinasti mamluk. Kemenangan
pertama ia dapat memenangkan dalam perang Ain Jalut melawan Mongol kemudian ia
juga dapat memenangkan dalam perang melawan tentara salib. Selain itu ia juga
berhasil menghancurkan kelompok Hasyasyin untuk selama-lamanya dalam dalam
ekspedidi terakhir di utara Suriah[1].
Dinasti mamalik atau mamluk telah berhasil
mendudukkan elite militer menjadi elit politis, tetapi tidak didukung oleh
legalitas spiritual, sultan bukanlah jabatan politis yang berdiri sendiri tanpa
mendapat legitimasi keagamaan. Oleh karena itu, dalam usaha melakukan
konsolidasi ke dalam, Baybars kemudian meminta seorang keturunan Abbasiyah yang
selamat dari upaya pembunuhan Hulagu Khan untuk menjadi Khalifah di Mesir.
Kemudian Khalifah Al Mustansir melantik Baybars sebagai sultan dalam upacara
sesuai dengan tradisi khalifah terdahulu[2]
Pergantian kesultanan mamluk burji dilakukan
sebanyak 30 kali. Dari beberapa sutan tersebut ada yang menjabat lebih dari
sekali. Sultan yang terakhir sebelum datang mamluk burji adalah Hajji dengan
gelar kehormatan Al Muzhaffar atau Al Manshur.
2. Khalifah-khalifah
Abbasiyah dalam Kerajaan Mamluk Bahri
|
KESIMPULAN
Mamluk bahri adalah sebuah dinasti yang
didirikan oleh sekelompok budak milik khalifah dinasti Ayyubiyah yang telah
dididik menjadi tentara dan pegawai pemerintah yang berada di pulau Rawdhah di
singai Nil (al Bahr) pada tahun 648 Hijriyah. Kehidupan politik mamluk bahri
tidaklah berjalan mulus, pemimpin atau penguasa bergantian secara cepat dan
banyak juga diantara mereka yang mengambil alih kekuasaan dengan kekerasan dan
pembunuhan. Pada masa mamluk bahri, mereka melakukan konsolidari terhadap
daerah yang diserang oleh tentara Mongol dan daerah kekuasaan perang salib.
Baybars adalah sultan yang ke lima setelah Qutus atau Qutz, dia berhasil
melakukan konsolidasi diberbagai tempat dan mengalahkan pasukan Mongol dan Salib.
Berakhirnya kekuasaan mamluk bahri juga
merupakan berakhirnya kekuasaan dinasti Abbasiyah, pada tahun 1517 M, sultan
Salim dari dinasti utsmani merebut Mesir dari tangan dinasti mamluk, ia juga
membawa serta khalifah Al Mutawakkil ke Konstantinopel.
DAFTAR
PUSTAKA
Ibrahim,
Qosim A dan Shaleh, Muhammad A. 2014.Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah
Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini. Jakarta: Zaman.
Kusdiana,
Ading. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Bosworth.
1993. Dinasti-Dinasti Islam. Bandung: Penerbit Mizan.
Hitti,
Phillip k. 2006. History Of The Arabs. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
0 komentar:
Post a Comment