Menara Kembar New York, trbimg.com |
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat
Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam dan Budaya Lokal dengan tepat waktu.
Pada makalah ini, penyusun menguraikan
tentang tragedi yang terjadi di New York Amerika Serikat pada 11 September 2001
silam dan bagaimana hubungan Islam dengan negara-negara Barat pasca tragedi
tersebut terjadi. Tentu saja makalah ini butuh banyak refrensi bacaan mengenai
peristiwa tersebut ataupun refrensi yang berkaitan. Karena itu dalam penyusunan
makalah ini penyusun dibantu oleh pihak lain demi menghasilkan makalah yang
sempurna.
Sehubungan dengan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak
yang berguna bagi tim penyusun, maka dari itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah bersedia membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari
semua itu tim penyusun tentu merasakan masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini bahkan jauh dari kata sempurna, baik dari segi susunan kalimat
ataupun tata bahasa yang digunakan. Oleh kerena itu, kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan, guna memperbaiki isi dari makalah ini.
Akhir kata,
penyusun berharap dengan makalah ini semoga bisa menjadi refrensi dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam.
Yogyakarta, 07
Desember 2017
Penyusun
Daftar
isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….
A. Latar
Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan
Masalah............................................................................................................
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………………………………………......
A. Serangan
11 September 2001…………………………………………………………...
B. Perkembangan
Islam Pasca Tragedi 9/11………………………………………………
BAB
III PENUTUPAN………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Peristiwa
11 September 2001 merupakan peristiwa yang sangat mengejutkan bagi warga negara
AS sendiri. Tidak hanya warga negara AS, peristiwa
ini juga menghebohkan umat manusia di seluruh dunia. Hampir seluruh media masa pada saat itu,di seluruh
belahan dunia membahas isu tentang tragedi 11 September 2001. Tragedi 11
September 2001 telah membawa dampak pada dinamika politik global. Bagaimana
tidak, ketika gedung World Trade Center yang menjadi pusat ekonomi Amerika
Serikat roboh di terjang pesawat yang dikendalikan oleh para teroris.
Pemberitahuan tersebut tidak hanya pemberitahuan tentang dampak langsung dari
serangan tersebut, tetapi juga memaparkan tentang dampak yang secara tidak
langsung mempengaruhi psikologis terhadap warga negara Amerika Serikat akibat
serangan tersebut.
Pasca tragedi tersebut terjadi, Amerika Serikat menyusun
sekenario dengan melakukan penangkap dan menghukum dalang & pihak yang terlibat dalam
tragedi tersebut. Seketika itu pro dan kontra pun bermunculan, terlebih ketika
presiden Amerika Serikat menyatakan perang dan mengkategorikan negara-negara
pembangkang sebagai Axis of Evil (International Herald Tribune:2009).
Sebagai negara yang mendukung penuh kebijakan Amerika Serikat yang hendak
memerangi terorisme, tentulah sangat pro dengan apa yang di lontarkan oleh
presiden Amerika Serikat, dan sebagian lagi, yang kontra dengan apa yang di
lontarkan oleh presiden Amerika Serikat beranggapan bahwa tragedi tersebut
menjadi bagian dari konspirasi politiknya. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya
dengan sengajanya, mereka membuat wacana-wacana tersebut untuk melancarkan
suatu misi yaitu menghancurkan Islam dan menguasai Timur-Tengah. Amerika
Serikat memanfaatkan momentum tersebut sebagai sarana mewacanakan citra Islam
yang identik dengan kekerasan. Karena identik dengan kekerasan maka harus
diperangi karena mengancam ketertiban dan kedamaian dunia.
Isu “Terorisme” dan “Islamofobia” pun marak di
perbincangkan dikalangan masyarakat. Hal ini kemudian direspon serius oleh
kalangan muslim.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologi tragedi WTC 11 september 2001?
2. Bagaimana kondisi perkembangan islam barat pasca tragedi
11 September 2001?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui kronologi tragedy WTC 11 September 2001.
2. Untuk
mengetahui Kondisi perkembangan islam barat pasca tragedi 11 September 2001.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Serangan 11 September
2001
Membahas peristiwa serangan 11
September 2001 atau yang lebih dikenal dengan
sebutan
tragedi 9/11, selalu berarti membahas hal-hal tentang terorisme dan kemudian
dihubungkan dengan agama. Kalau tragedi 9/11 sering diasosiasikan kepada Islam,
maka sesungguhnya tindak kekerasan memang seringkali mengatasnamakan agama,
atau dituduhkan dilakukan orang dengan atas nama ajaran suatu agama. Seorang
guru besar Sosiologi dari University of California, Santa Barbara (UCSB), Mark
Juergensmeyer dalam bukunya Terror in the Mind of God: the Global Rise of
Religious Violence, menampilkan
beberapa
kasus kekerasan dengan mengatasnamakan agama atau keyakinan yang terjadi di
berbagai belahan dunia. Dia sebutkan beberapa kekerasan, terutama setelah
berakhirnya Perang Dingin, yang seringkali dikaitkan dengan agama tertentu.
Tragedi 9/11 itu hingga sekarang masih diliputi kontroversi mengenai misteri
dan keganjilan-keganjilan di balik kejadian tersebut. Hal tersebut muncul
karena sasaran yang menjadi korban serangan tersebut setidaknya ada 2 kawasan
yang sangat strategis secara bersamaan, yaitu pusat perdagangan termegah di
dunia World Trade Center (WTC) di New York dan markas besar militer AS di
Pentagon. Gedung WTC adalah gedung yang sangat kokoh dengan kekuatan baja
seberat 200.000 ton. Sementara Pentagon adalah kawasan yang tidak mungkin
sembarang orang dapat menembusnya. Akan tetapi tulisan ini tidak ingin membahas
masalah tersebut, melainkan melihat kejadian itu sebagai sebuah tragedi yang
telah terjadi dan berdampak luas, khususnya bagi umat Islam, baik di Amerika
maupun di dunia. Peristiwa
runtuhnya menara kembar WTC di New York adalah sebuah tragedi yang memilukan
bukan hanya bagi keluarga korban dan masyarakat Amerika melainkan jugajuga
masyarakat dunia. Karena itu wajar apabila karena tragedi itu terlontar
kata-kata kemarahan dan kutukan terhadap pelakunya. Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di
Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan dampaknya, mengalami
kondisi tekanan psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang,
dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum
Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah
George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum
imigran Muslim secara berlebihan.
Penderitaan psikis kaum Muslim Amerika tercermin misalnya dalam survei
yang dilakukan oleh lembaga Pewforum pada tahun 2007, menyebutkan bahwa 53% orang
Muslim Amerika mengaku bahwa lebih sulit menjadi seorang Muslim setelah
serangan 9/11. Lebih dari 10 persen mengaku diperlakukan diskriminatif,
sebanyak 15% dipandang sebagai teroris, sebanyak 13% menyebut ketidaktahuan
publik tentang Islam, dan stereotip sebanyak 12%. Ada pandangan bahwa kegiatan
anti-terorisme pemerintah AS hanya tertuju kepada kaum Muslim (54%). Hasil
survei juga menunjukkan bahwa 76% Muslim Amerika yang disurvei menyebutkan
bahwa mereka prihatin dengan munculnya ekstremisme Islam di seluruh dunia,
sementara 61% menyatakan keprihatinan yang sama tentang kemungkinan ekstremisme
Islam di Amerika Serikat. Setelah terjadinya tragedi 9/11 itu sebuah lembaga
resmi di Amerika bernama Council on American-Islamic Relations (CAIR) gencar melakukan
kampanye Anti-Terorisme, melalui dokumen setebal 68 halaman antara lain berisi
kecaman terhadap tindakan terorisme tersebut. Tidak hanya itu, CAIR juga
menerbitkan fatwa-fatwa anti-terorisme yang dirilis dalam bahasa Inggris, Arab,
dan Urdu. CAIR juga merilis sebuah petisi berjudul “Not in the Name of Islam”,
yang berisi antara lain: “We, the
undersigned Muslims, wish to state clearly that those who commit acts of
terror, murder and cruelty in the name of Islam are not only destroying
innocent lives, but are also betraying the values of the faith they claim to
represent. No injustice done to Muslims can ever justify the massacre of
innocent people, and no act of terror will ever serve the cause of Islam. We
repudiate and dissociate ourselves from any Muslim group or individual who
commits such brutal and un-Islamic acts. We refuse to allow our faith to be
held hostage by the criminal actions of a tiny minority acting outside the
teachings of both the Quran and the Prophet Muhammad, peace be upon him.”
Di antara isi pokok petisi tersebut adalah pernyataan bahwa bahwa pelaku teror
tidak hanya melanggar nilai-nilai kemanusiaan melainkan juga melanggar
nilai-nilai keimanan. Terorisme adalah tindakan brutal dan tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Karena itu tindakan keji tersebut tidak mungkin mengatasnamakan
Islam, karena bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan ajaran Rasul.
B.
Perkembangan Islam Pasca Tragedi 9/11
Dakwah Islam di seluruh
dunia terus berlangsung, cepat atau lambat, mudah atau sulit. Demikian juga
halnya dengan dakwah Islam di Amerika, meskipun terhitung sebagai keyakinan
minoritas bagi masyarakat Amerika, yang jumlahnya kurang dari satu persen,
namun perlahan tapi pasti terus mengalami pertumbuhan. Setelah tragedi 9/11
terjadi Islam dan umat Islam di Amerika khususnya dan di Negara-negara
non-Muslim menjadi sorotan perhatian dengan kecurigaan, sinisme, kebencian,
bahkan permusuhan. Keadaan tersebut tidak dapat dihindari karena citra yang
timbul adalah bahwa Islam diidentikkan dengan kekerasan dan Muslim adalah orang
yang berkomitmen pada terorisme. Tidak sedikit Muslim di Amerika dan di Eropa
yang mendapat perlakuan diskriminatif, bahkan berlebih-lebihan.
Setelah kejadian tersebut seorang
akademisi, Dr. Walid A. Fatihi dari The Harvard Medical Faculty membuat sebuah
tulisan yang dimuat di Al-Ahrâm al-‘Arabî sebuah media mingguan di Mesir. Bahwa
dia tersentak dengan kejadian itu, dan terbayang olehnya bahwa apa yang selama
ini ia kerjakan untuk mendakwahkan Islam di Amerika akan mengalami set back 50
tahun. Meskipun dia menyadari bahwa ungkapan itu tidak tepat. Kemudian dia
lakukan kunjungan ke beberapa gereja dan juga ke forum-forum dilakukannya
dialog-dialog agama dan antar-keyakinan. Dia juga menjelaskan bagaimana
sesungguhnya ajaran Islam, dan pandangannya mengenai kekerasan yang terjadi
yang dikaitkan dengan Islam itu. Akan
tetapi sebuah keajaiban sejarah terjadi, sebab tampaknya Islam berkembang
dengan caranya sendiri. Realitas menunjukkan bahwa Islam berhasil mematahkan
logika akal sehat awam, di mana banyak orang mengecam Islam dan
orang Muslim karena peristiwa itu, tetapi pada saat bersamaan orang juga
mempertanyakan kebenaran kejadian itu. Logika seperti terbalik-balik, dari satu
sisi orang bisa percaya Islam mengajarkan “jihad” yang mungkin saja dapat
ditampilkan dalam tindak kekerasan, tetapi dari sisi yang lain orang menjadi
ragu tentang kemungkinan agama mengajarkan penghancuran peradaban dan
kemanusiaan. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh
banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama. Tidak lama setelah
peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk
Islam dan mengaku menemukan kedamaian di dalamnya. Dengan demikikan tragedi
9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak
logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun
setelah peristiwa itu, di negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea,
Jepang, dst.) ribuan orang juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam.
Ternyata ada “tangan Tuhan” dalam bentuk blessing in disguise atau “ada hikmah
di balik peristiwa” betul-betul nyata setelah tragedi 9/11 dan ini diakui oleh
masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu
dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian
terundang curiousity (keingintahuan) mereka untuk mengetahui Islam lebih jauh.
Tentu saja semakin dekat dan semakin tahu maka semakin ini masuk ke dalam agama
itu, dan itulah yang terjadi.
Populasi Muslim di Amerika telah meningkat
dalam seratus tahun terakhir, di mana sebagain besar pertumbuhan ini didorong
oleh adanya imigrasi dari berbagai negeri Timur Tengah, Afrika, Indo-Pakistan,
Asia Timur, dan sebagainya. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam
menjadi penduduk Amerika hampir 96.000 orang setiap tahun dibanding dua dekade
sebelumnya, maka pada tahun 2009 penduduk Muslim melebihi 115.000 orang. Selain
karena tren atau teori pertumbuhan Muslim dunia, kejadian 9/11 itu mempercepat
perkembangan jumlah penganut Islam di Amerika Serikat, dan demikian juga di
negara-negara non-Muslim lainnya pun mengalami peningkatan. Beberapa sumber
menyebutkan banyak faktor yang menjadi penyebab percepatan perkembangan jumlah
penganut Islam di dunia. Khusus di Amerika Serikat, antara lain yang diperoleh
Penulis saat mengikuti program Study of the United States Institutes on
Religious Pluralisme and Public Presence di University of California, Santa
Barbara (2008) dan kemudian studi banding di beberapa institusi keagamaan,
sosial, dan politik di Amerika Serikat (2008), hal-hal berikut ini yang
melatarbelakangi pesatnya pertumbuhan pengikut Islam:
1)
Kedatangan imigran dari Negara-negara
Muslim baik di Timur Tengah, Afrika, maupun Asia.
2)
Konversi ke dalam Islam setelah mengetahui
realitas keragaman dan kesetaraan etnis dalam Islam, sebagaimana terlihat pada
pelaksanaan-pelaksanaan ritual keagamaan dalam shalat Jumat misalnya, tidak ada
masjid yang mengkhususkan jamaahnya dari etnis tertentu.
3)
Konversi ke dalam Islam setelah mempelajari
sumber-sumber Islam, misalnya Al-Quran atau buku-buku tentang Islam. Ada pula
yang melakukan konversi setelah mengikuti dialog antar agama atau keyakinan
(interfaith dialogue).
4)
Konversi ke dalam Islam setelah
mendapatkan pembinaan spiritual di dalam penjara-penjara.
5)
Konversi ke dalam Islam setelah mendengar
atau mendapat informasi mengenai Islam dan umat Islam melalui media massa, di
mana informasi yang disampaikan terasa ganjil dan tidak rasional.
6)
Konversi ke dalam Islam karena perkawinan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
uraian sekilas mengenai latar belakang sejarah Islam di Amerika hingga kejadian
tragedi 9/11 dan dampak yang timbul terhadap perkembangan dakwah Islam di
Amerika, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Islam di Amerika memiliki perjalanan sejarah yang panjang, dimulai
dari kedatangan orang Muslim dalam misi ekspedisi, masuknya tenaga kerja dan
orang-orang Afrika yang diperbudak, hingga kedatangan imigran.
2. Keberadaan Islam di Amerika Serikat telah diakui sebagai bagian
dari keragaman masyarakat Amerika, meskipun orang-orang Muslim tetap menjadi
kelompok minoritas.
3. Ada tren perkembangan jumlah pengikut agama Islam di dunia, begitu
juga terjadi di Amerika. Akan tetapi pasca tragedi 9/11 jumlah pemeluk Islam di
Amerika mengalami peningkatan besar sehingga dakwa Islam di Amerika pun
mengalami perkembangan yang signifikan.
0 komentar:
Post a Comment