Peta Indonesia, wp.com |
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang Studi Islam yang berjudul “Peta Islam di Indonesia.”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dari sumber-sumber buku, internet dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat
membuat pengetahuan tentang Peta Islam di Indonesia semakin baik.
Sleman, 25 Oktober 2015
Irfan Hamid..
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam
merupakan agama yang lahir di negeri Timur Tengah khususnya Arab, namun dalam
perkembangannya, agama ini terus menunjukan dominasi di berbagai negara.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki prosentase islam tinggi, dan
penganut agama islam terbesar didunia di banding negara islam lain. Kita
sebagai bangsa Indonesia khususnya rakyat Indonesia yang beragama islam
alangkah baiknya dapat mengetahui
sejarah berkaitan tentang islam di Indonesia dari masa ke masa.
Islam
telah masuk ke Indonesia sejak sebelum masa kolonialisme, dan terus berkembang
hingga saat ini. Namun perbedaan pendapat tentang masuknya islam di Indonesia
sepertinya belum dapat dipecahkan, selain Karena waktu sudah terlampau jauh,
juga disebabkan bukti-bukti konkret yang sulit dijumpai. Hal ini pula lah yang
melatar belakangi makalah “Peta Islam di Indonesia” ini disusun. Demi
memperjelas kapan islam masuk ke Indonesia, dan pembagian tahun yang jelas agar
tidak menjadikan masalah baru.
Indonesia
adalah negara besar dikawasan Asia tenggara, tidak hanya besar, negara ini juga
terdiri lebih dari belasan ribu pulau. Indonesia sampai saat ini mempunyai
±17,000 pulau. Maka alangkah baiknya jika kita tidak hanya membagi dengan
periode waktu masuknya islam di Indonesia, tetapi juga membagi secara letak
geografis dimana saja pusat-pusat peradaban islam di Indonesia. Indonesia
memiliki 5 pulau besar dan 2 kepulauan besar, jadi 7 tempat inilah yang akan dibahas
dalam makalah “Peta Islam di Indonesia”, untuk mempermudah mengkaji data-data
yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Islam masuk ke Indonesia?
2. Bagaimanakah awal peta Islam di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Islam masuk ke Indonesia
2. Mengetahui awal peta Islam di Indonesia
BAB II. PEMBAHASAN
A. Islam Masuk keIndonesia
1. Teori Abad 7
M/1 H
Teori
ini berasal dari berita China (sekarang Tiongkok), dari zama T-ang yang
menceritakan ada orang Ta-shih (Arab) yang mengurungkan niatnya menyerang
kesultanan Ho-ling (Kalingga) di Jawa pada tahun 674 M karena pemerintahan ratu
Shima yang dikenal keras.[1] Chau Ju-Kau yang mengutip
berita Chou Ku-Fei tahun 1178 mengatakan bahwa tempat orang-orang Ta-Shih itu
ada 2. Tempat pertama bernama Folo-an (masih termasuk daerah Sriwijaya). Menurut
P. Wheatley, tempat tersebut terletak di kota Kuala Brang, ±25 mil dari sungai
Trengganu (Semenanjung Malaka). Tempat kedua berada di Sumatera Selatan karena
dalam berita Chou Ju-kau itu dapat dicapai lima hari pelayaran dari Cho-po (Jawa).[2] Namun teori ini dibantah
oleh Azra yang menyatakan kalaupun islam telah diperkenalkan ke Nusantara pada abad
pertama hijriah. Namun setelah abad 12 masehi lah pengaruh islam tampak lebih
nyata.[3]
2. Teori Abad 13
M/6 H
Sumber
yang pertama berasal dari Marco Polo, dan sumber kedua dari Ibnu Battutah.
Kedua pelaut dan ahli sejarah itu pernah mengunjungi Sumatera Utara dan singgah
di beberapa negeri yang terletak di pantai Utara Aceh, yang mereka ceritakan
dengan beberapa kalimat keadaannya dalam kitab perjalanannya. Dari pada
cerita-cerita itu ahli ketimuran Belanda khususnya dan Barat umumnya
menetapkan, bahwa Islam masuk ke Indonesia pertama-tama ke Perlak dan Pase.[4]
Dr. C.
Snouck Hurgronye menceriterakan dalam bukunya, "De Islam in
Nederlandsch-Indie" Seri II, No. 9 dari "Groote Godsdiensten",
menuliskan bahwa Islam secara tenang berkembang dan masuk ke pulau-pulau
Indonesia dan sekitarnya setengah abad sebelum raja Mongol Hulagu dalam tahun
1258 M menghancurkan Baghdad yang lebih dari pada lima abad lamanya merupakan
ibu kota kerajaan Islam. Daerah yang mengalami islamisasi waktu itu adalah negara-negara
pesisir Sumatera, seluruh Jawa, keliling pantai Borneo dan Selebes, begitu juga
beberapa banyak pulau-pulau kecil yang lain satu persatu masuk Islam, terutama
dengan usaha saudagar-saudagar Islam atau orang-orang Islam yang hendak
memperoleh tempat tinggal baru, datang dari daerah sebelah Barat.[5]
B. Awal Peta Islam di Indonesia
Jauh
sebelum islam masuk Indonesia, pedagang dari India sudah masuk dan mengajarkan
agama Hindu pada masyarakat Jawa-Sumatera, dan setelah India sudah di kuasai
Islam, mereka meneruskan jalur perdagangan Hindustan ke Indonesia dan mulai
mengajarkan Islam di sana sembari berdagang, walaupun saat itu India sudah
terkontaminasi oleh Syi’ah yang sudah menyebar di pesisir Malabar dan
Koromander. Penduduk Jawa dan Sumatera tidak sulit menerima ajaran baru, karena
sebelum islam masuk, pribumi juga sudah mempercayai orang India dalam hal
religiusme.[6]
Para
pembawa agama Islam bersikap arif, sopan, santun, dan bijak dalam pengambilan
keputusan. Sikap suka menolong pada masyarakat pribumi, lembut, penyayang dan
baik dalam berpenampilan, membuat pribumi tertarik mempelajari islam.[7]
Dua alenia
diatas sebagian besar hanya menjelaskan proses masuknya Islam di 2 pulau
sentral yang ada di Indonesia, sedangkan pulau lain, sejarah masuknya islam
dipulau lain hanya tergantung dari penuturan masyarakat pribumi yang terjadi
secara turun temurun.[8]
1. Sumatera
Penyebaran islam ke nusantara khususnya pulau
Sumatera dibawa orang-orang asing yang berasal dari Bengal (sebagian besar
wilayah Bengal adalah Bangladesh), didukung dengan letak geografis Sumatera
yang ada didalam wilayah teluk Bengal, yang mempermudah jalur perdagangan antar
daerah tersebut. Serta menjelaskan bahwa Sultan Malik As-Saleh berasal dari
Bengal Asia Tengah.[9]
Aceh: Sampai
sekarang belum dapat dipastikan dengan bukti bahan-bahan sejarah yang sah,
bahwa ada tempat yang lebih dahulu dikunjungi Islam sebelum Perlak dan Pasai.[10] Samudra Pasai
merupakan kerajaan yang didirikan oleh Sultan Malik As-saleh pada tahun 1267 M
dan runtuh ditangan Portugis pada 1521 M.[11] Dan mempunyai daerah
expansi di pesisir timur dan pesisir barat Sumatera bagian utara hingga
semenanjung Malaya.[12] Mengapa pesisir? Karena
tumbuhnya kerajaan ini tidak terlepas dari garis pelayaran dan perdagangan
Arab-China melalui selat Malaka.[13] Peurlak berada
dipesisir Timur pulau sumatera yang sekarang berada Provinsi Aceh.[14]
Riau: Di provinsi
ini saya sebagai pemakalah mengambil daerah Kampar sebagai sample islamisasi di
Riau. Islam sampai ke Kampar bukan islam yang datang langsung dari Arab, tetapi
melalui saringan tradisi India dan Persia, serta peran mubaligh lokal yang
berguru/berhaji ke mekkah. Dan mereka dihormati disana, sehingga mereka
dipercaya sebagai pemuka Agama.[15]
Jambi: Pada abad
XI, Jambi pernah menjadi pusat kerajaan maritim terbesar di Nusantara, yaitu
maritim Sriwijaya-Hindu sebelum Islam masuk. Namun ketika pusat kerajaan
dipindahkan, nama Jambi seakan-akan hilang dari catatan sejarah dan menyebabkan
Jambi menjadi daerah yang kurang menguntungkan. Jambi yang terletak di sekitar
sungai Batanghari menjadi pelabuhan transit perdagangan lada. Bagi Jambi lada
yang dibawa dari Minangkabau menyusuri sungai Batanghari memang sangat berarti.
tanpa lada Jambi bukanlah tempat yang berarti. Kesultanan Jambi, yang merupakan
negara vassal Demak di awal abad XVI.[16]
Palembang: Palembang
menjadi tempat singgah pedagang melalui selat malaka dari India menuju China
pada abad 7 M. Islam sudah masuk Palembang, dan diterima disana oleh kerajaan
Sriwijaya pada saat itu. Dan Islam mulai berbentuk kerajaan pada akhir abad 15
M.[17]
2.
Jawa
Di jawa islam disebarkan oleh para wali yang
dikenal dengan walisongo. Tentang siapa-siapa yang termasuk dalam kelompok
walisongo itu, dikalangan jawa tidak dijumpai kesatuan pendapat. Umumnya orang
berpendapat bahwa yang termasuk kelompok walisongo.[18] Para wali berkelana dari
dusun ke dusun, memberikan ajaran-ajaran moral keagamaan. adalah:
1)
Syeikh
Maulana Malik Ibrahim
Syeikh
Maulana Malik Ibrahim berasal dari suatu daerah bernama Samarkand di Asia
Tengah, lalu ia tinggal di Campa. Menurut ensiklopedi islam Van Nederlandish
Indie, terletak di suatu negeri kecil di Kamboja. Sedangkan menurut Raffles
campa adalah suatu daerah di Aceh yang bernama Jempa.[19] Syeikh Maulana Malik
Ibrahim menyebarkan islam di daerah Gersik (Jawa Timur). Ada 2 kisah yang
terkenal tentang Syeikh Maulana Malik Ibrahim, yaitu saat mengislamkan
gerombolan perampok, dan membantah upacara adat memanggil hujan dan
mengislamkan para penduduk pribumi yang pada awalnya pengikut pendeta murtad.[20]
2)
Sunan
Ampel (Raden Rahmat)
Sunan
Ampel lahir di Campa awal abad 15, dan pindah ke jawa sekitar tahun 1440-1443,
sebelum serangan Vietnam ke Campa tahun 1446. Namun sempat menetap di Palembang
selama 3 tahun, dan berhasil mengislamkan Arya Damar.[21] Sunan Ampel mendakwahkan
Islam di daerah Surabaya, dengan cara mendirikan pondok pesantren. Sunan Ampel
adalah guru dari Sunan Giri, Raden Patah, Raden Makdum, Sunan Bonang, dan Sunan
Drajat.[22] Dengan eksistensi Raden
Rahmat, Majapahit menikahkan nya dengan Putri Wilakata. Hal ini membuat Raden Rahmat mempunyai wewenang dalam
kebijakan kerajaan. Antara lain menguntungkan perkembangan islam di Jawa dan
Madura.[23]
3)
Sunan
Giri (Raden Paku)
Sunan
Giri perannya dalam mendirikan kerajaan Demak sangat penting dan ia juga turut
serta dalam penyerangan Hindu Majapahit, sebagai penasihat Militer.[24]
4)
Sunan
Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Adalah
pembawa islam dari samudra Pasai ke tanah sunda pada tahun 1525/1526 M. atas
perintah sultan Demak. Di Banten ia berhasil menyingkirkan bupati setempat, dan
menjadi penguasa Islam di tanah Banten, Jakarta hingga Cirebon, serta berhasil
menguasai pelabuhan Sunda Kelapa yang ada dalam daerah kerajaan Padjajaran yang
belakangan dikenal sebagai Jakarta.[25]
5)
Sunan
Bonang (Makdum Ibrahim)
Daerah
dakwahnya meliputi Tuban, Madura, Pati, dan Pulau Bawean. Cara dakwahnya yang
terkenal adalah mengundang masyarakat untuk datang ke masjid dengan menggunakan
alat musik bonang yang suaranya disenangi masyarakat, dan dakwahnya berisikan
tembang jawa yang berisikan ajaran Islam.[26]
6)
Sunan
Drajat
7)
Sunan
Kalijaga
Lahir
±1450 M, dan merupakan keturunan ke 20 Abdul Muthalib. Kakek sunan kalijaga
adalah bupati Tuban.[27] Dengan begitu sunan
Kalijaga adalah anak bangsawan. Dalam kisah, sunan Kalijaga adalah pemuda yang
suka mencuri, maksudnya adalah mencuri ilmu dari Guru yang sedang memberi
wejangan kepada muridnya. Ia juga suka merampok, maksudnya adalah merampok ke
tempat orang yang kaya akan pengetahuan dan memaksa nya memberi wejangan. Dan
hasil rampokannya digunakan untuk berjudi, dalam artian berdebat dengan orang
lain dan ada kalanya ia kalah.[28]
8)
Sunan
Kudus
9)
Sunan
Muria
Sunan
Muria menyebarkan islam pada daerah Jepara, Tayu, Juana dan sekitar Kudus. Hal
ini dibuktikan oleh cerita warga local, bahwa sunan Muria berdakwah dengan
menciptakan lagu-lagu jawa. Dalam dakwah memang Sunan Muria menyokong
sepenuhnya gaya yang dilaksanakan Sunan Kalijaga dengan tidak melawan budaya
yang ada.[29]
Di jawa
selain peran walisongo juga terdapat kerajaan-kerajaan yang pada awalnya
bercorak Hindu, berganti menjadi corak Islam. Di Jawa kejatuhan kerajaan Hindu
Majapahit kira-kira dalam tahun 1581 M., merupakan hasil yang gilang gemilang
bagi perjuangan yang gigih dari Islam terhadap agama Hindu.[30] Contoh kerajaan Islam ditanah Jawa adalah:
1)
Kerajaan
Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di
pantai utara Jawa. Kerajaan ini tercatat
menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Eksistensi kerajaan
ini hanya berlangsung dari akhir abad 15 sampai pertengahan abad 16.[31]
2)
Kerajaan
Mataram Islam
Kerajaan
ini dimulai dari tahun 1577, dan mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan
sultan Agung pada tahun 1613-1646 M, yang ditandai expansi besar-besaran ke
wilayah Jawa Timur dan Madura. Dari seluruh wilayah jawa, hanya jawa bagian barat
sajalah yang belum bisa dikuasai hingga masa kemunduran Mataram islam, yaitu
pada masa sultan Agung Hatta akhirnya ditahun 1755 M, Mataram terbagi menjadi 2
bagian yaitu Yogyakarta yang dipimpin Hamengkubuwono dan Surakarta dibawah
kekuasaan Pakubuwono.[32]
3)
Kerajaan
Banten
Peletak
dasar nilai keislaman di kawasan Sunda ialah Nurullah dari Samudera Pasai.
Beliau datang ke sana pada tahun 1525 atau 1526 atas perintah Sultan Demak
(Trenggono). Kedatangan Nurullah atau Syarif Hidayatullah atau Fatahilah yang
kemudian menjadi Sunan Gunung Jati di Jawa bagian barat itu dengan missi
pertama penyebaran Islam (missi agama) dan kedua memperluas wilayah kekuasaan
Demak (misi politik).[33]
3. Kalimantan
Banjarmasin:
Dalam hikayat
Banjar. Sekitar abad XII berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Negara Dipa.
Kerajaan ini dibangun oleh Empu Jatmika. Ia datang ke Pulau Hujung Tanah
(Kalimantan) dengan rombongannya memakai kapal Prabajaksa, dalam rangka memenuhi
wasiat almarhum ayahnya Mangkubumi. Sepeninggal ayahnya Empu Jatmika disuruh
meninggalkan Negeri Keling dan mencari tempat tinggal baru yang tanahnya panas
dan berbau harum.[34]
4. Sulawesi
Makassar:
Islam datang nya
dari suatu tempat dibagian nusantara, yang letaknya disebelah barat Sulawesi
(Jawa, Sumatera, atau Malaka), abad ke-16, saudagar melayu sudah menetap.[35]
5. Maluku
Kedatangan
Islam ke Indonesia bagian Timur, yaitu ke daerah Maluku tidak dapat dipisahkan
dengan pusat lalu lintas pelayaran dan perdagangan intemasional, yaitu :
Malaka, Jawa dan Maluku.[36] Islam masuk ke daerah
Maluku secara resmi pada abad ke-15. Kerajaan Tidore merupakan salah satu dari
kerajaan di Maluku, yaitu : Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Pengaruh Islam
masuk ke daerah Maluku menurut catatan sejarah, adalah melalui para saudagar
Arab Persia yang pada mulanya hendak mencari rempah-rempah di maluku untuk
diperniagakan ke Eropa. Kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh orang-orang Arab
Persia untuk mengambil hasil bumi yang sebesar-besarnya disamping mereka dapat
menyebarkan agama Islam di Maluku.[37]
Baca Juga : Pemikiran Teologi Asy'ariyah
6.
Nusa
Tenggara dan Bali
Lombok: Kehadiran Islam ke daerah Nusa Tenggara antara
lain ke Lombok diperkirakan sejak abad ke-16 yang diperkenalkan Sunan Perapen,
putra Sunan Giri. Islam masuk ke Sumbawa kemungkinan dating lewat Sulawesi,
melalui dakwah para mubalig dari Makassar antara 1540-1550. Kemudian berkembang
pula kerajaan Islam salah satunya adalah Kerajaan Selaparang di Lombok.[38]
Flores: Agama
Islam pertama kali memasuki Nusa Tenggara Timur pada abad ke-15 yang dibawa
oleh para pedagang dan
ulama tepatnya di Pulau Solor, Flores
Timur. Penyebaran agama Islam ini pertama kali dilakukan
seorang ulama pedagang dari Palembang yang
bernama Syahbudin bin Salman Al Faris yang kemudian dikenal dengan sebutan
Sultan Menanga.[39]
Bali:
Gelombang Muslim yang terjadi saat
Belanda (VOC) berhasil menguasai Makassar pada tahun 1667 M. di bawah tekanan
Belanda, penduduk Makassar banyak melarikan diri meninggalkan pulau Sulawesi.
Salah satu tujuan pelarian adalah pulau Bali. Etnis Bugis tersebut mendarat
pertama kali di Air Kuning, yang saat itu masih jarang penduduknya. Hingga pada
akhirnya, atas ijin dari Penguasa kerajaan Jembrana kala itu I Gusti Ngurah
Pancoran, jadilah Air Kuning sebagai perkampungan Islam pertama di Jembrana.
Baru kemudian pada sekitar abad ke 18 M datang rombongan Muslim melayu
pontianak yang dipimpin Syarif Abdullah bin Yahya Al-Qodary, yang nantinya
menjadi cikal bakal keberadaan kampung Islam Loloan.[40]
7. Irian
Jaya
Syiar Islam di Bumi Papua terjadi terutama terkonsentrasi di
wilayah Papua Barat, mulai dari Raja Ampat hingga Fakfak. Ada beberapa versi
mengenai masuknya Islam di Papua. Kebanyakan sumber sejarah masuknya Islam di
Papua berdasarkan sumber-sumber lisan masyarakat setempat.[41] Versi Aceh dan versi Jawa.
Versi
Papua:
mereka berpendapat islam bukanlah datang dari luar, melainkan dari Papua
sendiri. Masyarakat berpendapat bahwa islam sudah ada sejak pulau Papua
diciptakan oleh Allah. Pernyataan ini dikemukakan oleh legenda masyarakat
Fakfak, kaimana, manokwari, raja ampat, teluk bintuni, dan wondama.[42]
Versi
Aceh: Dibawa
oleh utusan Tuan Iskandar Syah dari Aceh yaitu Syekh Abdurrauf untuk melakukan
perjalanan dakwah ke Papua pada 17 juli 1224 ke Fakfak. Ke papua sultan
Iskandar Syah membawa Musaf Alquran, kitab Fiqih, dan Tauhid. Konon si pembawa
islam ke tanah Papua, menggali makamnya sendiri dan kemudian memandikan dan
mengkafani dirinya sendiri dan wafat ditempat itu juga. Makamnya ada didasar
laut namun sebagai simbolis, maka dibuat juga didarat. Dan 1 lagi kisah bahwa
pembawa islam di Maluku adalah dari papua, bukan Arab.[43]
Versi
Jawa: menurut
versi jawa, sultan adipati M. Yunus (anak Raden Patah dari Demak) menjalin
kerjasama dengan Ternate-Tidore untuk mengirim mubaligh ke Papua.[44]
Versi
Tidore dan Ternate: sebuah catatan sejarah, pada tahun 1443 M, Sultan Tidore yang ke X
dengan armadanya menjalankan ekspedisi kedaratan tanah besar (Papua). Ekspedisi
ini berhasil menaklukkan beberapa wilayah dibagian barat Pulau papua (Kepala
burung) menjadi wilayah kekuasaan Tidore, seperti Raja Ampat, Gamsio, dan Mafor
Soa Raha. [45]
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulannya
adalah bahwa sebelum islam masuk ke Indonesia sudah ada agama Hindu yang
berkembang cukup luas di Indonesia yang dibawa oleh India. Dan setelah India menerima
ajaran Islam, maka muslim India mengikuti jalur pendahulunya dan berdagang
serta membawa ajaran Islam yang pada Abad 13 masuk ke Aceh khususnya di perlak
dan pase.
Dalam
perkembangannya agama Islam mejadi agama yang diperhitungkan dalam masyarakat pribumi
Indonesia, dari mulai awal menjadi minoritas dan tak dipandang. Seiring
perkembangan nya, islam menjadi agama yang diakui di kota-kota yang akhir-akhir
ini menjadi pusat peradaban islam di Indonesia.
Kesuksesan
Islam di Indonesia juga tak terlepas dari peran walisongo, walaupun walisongo
hanya menyebarkan islam di pulau Jawa, namun dari pulau jawa itulah islam
akhirnya berkembang juga ke pulau-pulau lainnya, seperti Sulawesi, Lombok, dan
Sumbawa. Walisongo juga mampu menghancurkan kerajaan hindu majapahit dan islam
berhasil memonopoli wilayah kekuasaan majapahit kala itu. Dan di masa modern
ini islam berhasil menjadi agama Mayoritas disebagian besar provinsi di
Indonesia.
Lampiran
Persentase Islam Di Indonesia
No
|
Provinsi
|
Jumlah Muslim (jiwa)
|
Persentase Muslim (%)
|
1
|
Nanggroe Aceh Darussalam
|
4.413.244
|
98,19
|
2
|
Sumatera Utara
|
8.579.830
|
66,09
|
3
|
Sumatera Barat
|
4.721.924
|
97,42
|
4
|
Riau
|
4.872.873
|
87,98
|
5
|
Jambi
|
2.950.195
|
95,41
|
6
|
Sumatera Selatan
|
7.218.951
|
96,89
|
7
|
Bengkulu
|
1.669.081
|
97,29
|
8
|
Lampung
|
7.264.783
|
95,48
|
9
|
Bangka Belitung
|
1.088.791
|
89,00
|
10
|
Kepulauan Riau
|
1.332.201
|
79,34
|
11
|
DKI Jakarta
|
8.200.796
|
85,36
|
12
|
Jawa Barat
|
41.763.592
|
97,00
|
13
|
Jawa Tengah
|
31.328.341
|
96,74
|
14
|
DI Yogyakarta
|
3.179.129
|
91,95
|
15
|
Jawa Timur
|
36.113.369
|
96,36
|
16
|
Banten
|
10.065.783
|
94,67
|
17
|
Bali
|
520.244
|
13,37
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
4.341.284
|
96,47
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
423.925
|
9,05
|
20
|
Kalimantan Barat
|
2.603.318
|
59,22
|
21
|
Kalimantan Tengah
|
1.643.715
|
74,31
|
22
|
Kalimantan Selatan
|
3.505.846
|
96,67
|
23
|
KalimantanTimur
|
3.033.705
|
85,38
|
24
|
Sulawesi
Utara
|
701.699
|
30,90
|
25
|
Sulawesi Selatan
|
||
26
|
Sulawesi Tengah
|
2.047.959
|
77,72
|
27
|
Sulawesi Tenggara
|
2.126.126
|
95,23
|
28
|
Sulawesi Barat
|
957.735
|
82,66
|
29
|
Gorontalo
|
1.017.396
|
97,81
|
30
|
Maluku
|
776.130
|
50,61
|
31
|
Maluku Utara
|
771.110
|
74,28
|
32
|
Papua Barat
|
292.026
|
38,40
|
33
|
Papua
|
450.096
|
15.89
|
DAFTAR PUSTAKA
Dr. M. Taufik Mandailing, Islam
Kampar (Yogyakarta: Idea Press, 2012)
Dr. Toni Victor, Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di
tanah Papua (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
DEPAG RI, 2009)
Drs. Ridin Sofyan, dkk, Islamisasi di Jawa (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004)
J. Noorduyn, Islamisasi Makassar (Jakarta:
Bhkartara, 1972)
Jurnal: Beggy Rizkiyansyah
K. H. O. Gadjahnata, editor, Masuk dan berkembangnya
Islam di Sumatera selatan (Jakarta: UI-Press, 1986),
M . Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban
Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012)
M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI
& XVII (Kurnia Kalam Sejahtera: Yogyakarta,
1995)
Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia III (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008)
Prof. D. H. Aboebakar Atjeh, Sekitar Masuknya Islam
Ke Indonesia (Solo: Ramadani, 1971)
Yudhistira, Atlas Indonesia
dan Dunia, Lingkar Media
http://www.gurusejarah.com/2015/01/kerajaan-kerajaan-islam-di-nusa-tenggara.html
http://www.kompasiana.com/iboy/islam-isasi-di-bali
http://chaerolriezal.blogspot.co.id/2014/02/kerajaan-islam-yang-pertama-di.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Nusa_Tenggara_Timur
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samude
0 komentar:
Post a Comment