Peta Islam di Indonesia


Peta Indonesia, wp.com

PENGANTAR

        Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Studi Islam yang berjudul “Peta Islam di Indonesia.
          Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dari sumber-sumber buku, internet dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
          Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat membuat pengetahuan tentang Peta Islam di Indonesia semakin baik.

Sleman, 25 Oktober 2015



          Irfan Hamid..
         


BAB I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

          Agama Islam merupakan agama yang lahir di negeri Timur Tengah khususnya Arab, namun dalam perkembangannya, agama ini terus menunjukan dominasi di berbagai negara. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki prosentase islam tinggi, dan penganut agama islam terbesar didunia di banding negara islam lain. Kita sebagai bangsa Indonesia khususnya rakyat Indonesia yang beragama islam alangkah baiknya  dapat mengetahui sejarah berkaitan tentang islam di Indonesia dari masa ke masa.
          Islam telah masuk ke Indonesia sejak sebelum masa kolonialisme, dan terus berkembang hingga saat ini. Namun perbedaan pendapat tentang masuknya islam di Indonesia sepertinya belum dapat dipecahkan, selain Karena waktu sudah terlampau jauh, juga disebabkan bukti-bukti konkret yang sulit dijumpai. Hal ini pula lah yang melatar belakangi makalah “Peta Islam di Indonesia” ini disusun. Demi memperjelas kapan islam masuk ke Indonesia, dan pembagian tahun yang jelas agar tidak menjadikan masalah baru.
          Indonesia adalah negara besar dikawasan Asia tenggara, tidak hanya besar, negara ini juga terdiri lebih dari belasan ribu pulau. Indonesia sampai saat ini mempunyai ±17,000 pulau. Maka alangkah baiknya jika kita tidak hanya membagi dengan periode waktu masuknya islam di Indonesia, tetapi juga membagi secara letak geografis dimana saja pusat-pusat peradaban islam di Indonesia. Indonesia memiliki 5 pulau besar dan 2 kepulauan besar, jadi 7 tempat inilah yang akan dibahas dalam makalah “Peta Islam di Indonesia”, untuk mempermudah mengkaji data-data yang ada.

B.  Rumusan Masalah


1.      Bagaimanakah Islam masuk ke Indonesia?
2.      Bagaimanakah awal peta Islam di Indonesia?

C.  Tujuan

1.      Mengetahui bagaimana Islam masuk ke Indonesia
2.      Mengetahui awal peta Islam di Indonesia


BAB II. PEMBAHASAN

A. Islam Masuk keIndonesia

1. Teori Abad 7 M/1 H

          Teori ini berasal dari berita China (sekarang Tiongkok), dari zama T-ang yang menceritakan ada orang Ta-shih (Arab) yang mengurungkan niatnya menyerang kesultanan Ho-ling (Kalingga) di Jawa pada tahun 674 M karena pemerintahan ratu Shima yang dikenal keras.[1] Chau Ju-Kau yang mengutip berita Chou Ku-Fei tahun 1178 mengatakan bahwa tempat orang-orang Ta-Shih itu ada 2. Tempat pertama bernama Folo-an (masih termasuk daerah Sriwijaya). Menurut P. Wheatley, tempat tersebut terletak di kota Kuala Brang, ±25 mil dari sungai Trengganu (Semenanjung Malaka). Tempat kedua berada di Sumatera Selatan karena dalam berita Chou Ju-kau itu dapat dicapai lima hari pelayaran dari Cho-po (Jawa).[2] Namun teori ini dibantah oleh Azra yang menyatakan kalaupun islam telah diperkenalkan ke Nusantara pada abad pertama hijriah. Namun setelah abad 12 masehi lah pengaruh islam tampak lebih nyata.[3]

2. Teori Abad 13 M/6 H

          Sumber yang pertama berasal dari Marco Polo, dan sumber kedua dari Ibnu Battutah. Kedua pelaut dan ahli sejarah itu pernah mengunjungi Sumatera Utara dan singgah di beberapa negeri yang terletak di pantai Utara Aceh, yang mereka ceritakan dengan beberapa kalimat keadaannya dalam kitab perjalanannya. Dari pada cerita-cerita itu ahli ketimuran Belanda khususnya dan Barat umumnya menetapkan, bahwa Islam masuk ke Indonesia pertama-tama ke Perlak dan Pase.[4]
          Dr. C. Snouck Hurgronye menceriterakan dalam bukunya, "De Islam in Nederlandsch-Indie" Seri II, No. 9 dari "Groote Godsdiensten", menuliskan bahwa Islam secara tenang berkembang dan masuk ke pulau-pulau Indonesia dan sekitarnya setengah abad sebelum raja Mongol Hulagu dalam tahun 1258 M menghancurkan Baghdad yang lebih dari pada lima abad lamanya merupakan ibu kota kerajaan Islam. Daerah yang mengalami islamisasi waktu itu adalah negara-negara pesisir Sumatera, seluruh Jawa, keliling pantai Borneo dan Selebes, begitu juga beberapa banyak pulau-pulau kecil yang lain satu persatu masuk Islam, terutama dengan usaha saudagar-saudagar Islam atau orang-orang Islam yang hendak memperoleh tempat tinggal baru, datang dari daerah sebelah Barat.[5]

B.  Awal Peta Islam di Indonesia

          Jauh sebelum islam masuk Indonesia, pedagang dari India sudah masuk dan mengajarkan agama Hindu pada masyarakat Jawa-Sumatera, dan setelah India sudah di kuasai Islam, mereka meneruskan jalur perdagangan Hindustan ke Indonesia dan mulai mengajarkan Islam di sana sembari berdagang, walaupun saat itu India sudah terkontaminasi oleh Syi’ah yang sudah menyebar di pesisir Malabar dan Koromander. Penduduk Jawa dan Sumatera tidak sulit menerima ajaran baru, karena sebelum islam masuk, pribumi juga sudah mempercayai orang India dalam hal religiusme.[6]
          Para pembawa agama Islam bersikap arif, sopan, santun, dan bijak dalam pengambilan keputusan. Sikap suka menolong pada masyarakat pribumi, lembut, penyayang dan baik dalam berpenampilan, membuat pribumi tertarik mempelajari islam.[7]
          Dua alenia diatas sebagian besar hanya menjelaskan proses masuknya Islam di 2 pulau sentral yang ada di Indonesia, sedangkan pulau lain, sejarah masuknya islam dipulau lain hanya tergantung dari penuturan masyarakat pribumi yang terjadi secara turun temurun.[8]

1.  Sumatera

             Penyebaran islam ke nusantara khususnya pulau Sumatera dibawa orang-orang asing yang berasal dari Bengal (sebagian besar wilayah Bengal adalah Bangladesh), didukung dengan letak geografis Sumatera yang ada didalam wilayah teluk Bengal, yang mempermudah jalur perdagangan antar daerah tersebut. Serta menjelaskan bahwa Sultan Malik As-Saleh berasal dari Bengal Asia Tengah.[9]
            Aceh: Sampai sekarang belum dapat dipastikan dengan bukti bahan-bahan sejarah yang sah, bahwa ada tempat yang lebih dahulu dikunjungi Islam sebelum Perlak dan Pasai.[10] Samudra Pasai merupakan kerajaan yang didirikan oleh Sultan Malik As-saleh pada tahun 1267 M dan runtuh ditangan Portugis pada 1521 M.[11] Dan mempunyai daerah expansi di pesisir timur dan pesisir barat Sumatera bagian utara hingga semenanjung Malaya.[12] Mengapa pesisir? Karena tumbuhnya kerajaan ini tidak terlepas dari garis pelayaran dan perdagangan Arab-China melalui selat Malaka.[13] Peurlak berada dipesisir Timur pulau sumatera yang sekarang berada Provinsi Aceh.[14]
            Riau: Di provinsi ini saya sebagai pemakalah mengambil daerah Kampar sebagai sample islamisasi di Riau. Islam sampai ke Kampar bukan islam yang datang langsung dari Arab, tetapi melalui saringan tradisi India dan Persia, serta peran mubaligh lokal yang berguru/berhaji ke mekkah. Dan mereka dihormati disana, sehingga mereka dipercaya sebagai pemuka Agama.[15]
            Jambi: Pada abad XI, Jambi pernah menjadi pusat kerajaan maritim terbesar di Nusantara, yaitu maritim Sriwijaya-Hindu sebelum Islam masuk. Namun ketika pusat kerajaan dipindahkan, nama Jambi seakan-akan hilang dari catatan sejarah dan menyebabkan Jambi menjadi daerah yang kurang menguntungkan. Jambi yang terletak di sekitar sungai Batanghari menjadi pelabuhan transit perdagangan lada. Bagi Jambi lada yang dibawa dari Minangkabau menyusuri sungai Batanghari memang sangat berarti. tanpa lada Jambi bukanlah tempat yang berarti. Kesultanan Jambi, yang merupakan negara vassal Demak di awal abad XVI.[16]
            Palembang: Palembang menjadi tempat singgah pedagang melalui selat malaka dari India menuju China pada abad 7 M. Islam sudah masuk Palembang, dan diterima disana oleh kerajaan Sriwijaya pada saat itu. Dan Islam mulai berbentuk kerajaan pada akhir abad 15 M.[17]

2.    Jawa

             Di jawa islam disebarkan oleh para wali yang dikenal dengan walisongo. Tentang siapa-siapa yang termasuk dalam kelompok walisongo itu, dikalangan jawa tidak dijumpai kesatuan pendapat. Umumnya orang berpendapat bahwa yang termasuk kelompok walisongo.[18] Para wali berkelana dari dusun ke dusun, memberikan ajaran-ajaran moral keagamaan. adalah:

1)        Syeikh Maulana Malik Ibrahim
          Syeikh Maulana Malik Ibrahim berasal dari suatu daerah bernama Samarkand di Asia Tengah, lalu ia tinggal di Campa. Menurut ensiklopedi islam Van Nederlandish Indie, terletak di suatu negeri kecil di Kamboja. Sedangkan menurut Raffles campa adalah suatu daerah di Aceh yang bernama Jempa.[19] Syeikh Maulana Malik Ibrahim menyebarkan islam di daerah Gersik (Jawa Timur). Ada 2 kisah yang terkenal tentang Syeikh Maulana Malik Ibrahim, yaitu saat mengislamkan gerombolan perampok, dan membantah upacara adat memanggil hujan dan mengislamkan para penduduk pribumi yang pada awalnya pengikut pendeta murtad.[20]
2)        Sunan Ampel (Raden Rahmat)
          Sunan Ampel lahir di Campa awal abad 15, dan pindah ke jawa sekitar tahun 1440-1443, sebelum serangan Vietnam ke Campa tahun 1446. Namun sempat menetap di Palembang selama 3 tahun, dan berhasil mengislamkan Arya Damar.[21] Sunan Ampel mendakwahkan Islam di daerah Surabaya, dengan cara mendirikan pondok pesantren. Sunan Ampel adalah guru dari Sunan Giri, Raden Patah, Raden Makdum, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat.[22] Dengan eksistensi Raden Rahmat, Majapahit menikahkan nya dengan Putri Wilakata. Hal ini membuat  Raden Rahmat mempunyai wewenang dalam kebijakan kerajaan. Antara lain menguntungkan perkembangan islam di Jawa dan Madura.[23]
3)        Sunan Giri (Raden Paku)
          Sunan Giri perannya dalam mendirikan kerajaan Demak sangat penting dan ia juga turut serta dalam penyerangan Hindu Majapahit, sebagai penasihat Militer.[24]
4)        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
          Adalah pembawa islam dari samudra Pasai ke tanah sunda pada tahun 1525/1526 M. atas perintah sultan Demak. Di Banten ia berhasil menyingkirkan bupati setempat, dan menjadi penguasa Islam di tanah Banten, Jakarta hingga Cirebon, serta berhasil menguasai pelabuhan Sunda Kelapa yang ada dalam daerah kerajaan Padjajaran yang belakangan dikenal sebagai Jakarta.[25]
5)        Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
          Daerah dakwahnya meliputi Tuban, Madura, Pati, dan Pulau Bawean. Cara dakwahnya yang terkenal adalah mengundang masyarakat untuk datang ke masjid dengan menggunakan alat musik bonang yang suaranya disenangi masyarakat, dan dakwahnya berisikan tembang jawa yang berisikan ajaran Islam.[26]
6)        Sunan Drajat
7)        Sunan Kalijaga
          Lahir ±1450 M, dan merupakan keturunan ke 20 Abdul Muthalib. Kakek sunan kalijaga adalah bupati Tuban.[27] Dengan begitu sunan Kalijaga adalah anak bangsawan. Dalam kisah, sunan Kalijaga adalah pemuda yang suka mencuri, maksudnya adalah mencuri ilmu dari Guru yang sedang memberi wejangan kepada muridnya. Ia juga suka merampok, maksudnya adalah merampok ke tempat orang yang kaya akan pengetahuan dan memaksa nya memberi wejangan. Dan hasil rampokannya digunakan untuk berjudi, dalam artian berdebat dengan orang lain dan ada kalanya ia kalah.[28]
8)        Sunan Kudus
9)        Sunan Muria
          Sunan Muria menyebarkan islam pada daerah Jepara, Tayu, Juana dan sekitar Kudus. Hal ini dibuktikan oleh cerita warga local, bahwa sunan Muria berdakwah dengan menciptakan lagu-lagu jawa. Dalam dakwah memang Sunan Muria menyokong sepenuhnya gaya yang dilaksanakan Sunan Kalijaga dengan tidak melawan budaya yang ada.[29]

          Di jawa selain peran walisongo juga terdapat kerajaan-kerajaan yang pada awalnya bercorak Hindu, berganti menjadi corak Islam. Di Jawa kejatuhan kerajaan Hindu Majapahit kira-kira dalam tahun 1581 M., merupakan hasil yang gilang gemilang bagi perjuangan yang gigih dari Islam terhadap agama Hindu.[30]  Contoh kerajaan Islam ditanah Jawa adalah:
1)        Kerajaan Demak
          Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Eksistensi kerajaan ini hanya berlangsung dari akhir abad 15 sampai pertengahan abad 16.[31]
2)        Kerajaan Mataram Islam
          Kerajaan ini dimulai dari tahun 1577, dan mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan sultan Agung pada tahun 1613-1646 M, yang ditandai expansi besar-besaran ke wilayah Jawa Timur dan Madura. Dari seluruh wilayah jawa, hanya jawa bagian barat sajalah yang belum bisa dikuasai hingga masa kemunduran Mataram islam, yaitu pada masa sultan Agung Hatta akhirnya ditahun 1755 M, Mataram terbagi menjadi 2 bagian yaitu Yogyakarta yang dipimpin Hamengkubuwono dan Surakarta dibawah kekuasaan Pakubuwono.[32]
3)        Kerajaan Banten
          Peletak dasar nilai keislaman di kawasan Sunda ialah Nurullah dari Samudera Pasai. Beliau datang ke sana pada tahun 1525 atau 1526 atas perintah Sultan Demak (Trenggono). Kedatangan Nurullah atau Syarif Hidayatullah atau Fatahilah yang kemudian menjadi Sunan Gunung Jati di Jawa bagian barat itu dengan missi pertama penyebaran Islam (missi agama) dan kedua memperluas wilayah kekuasaan Demak (misi politik).[33]

3. Kalimantan

            Banjarmasin: Dalam hikayat Banjar. Sekitar abad XII berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Negara Dipa. Kerajaan ini dibangun oleh Empu Jatmika. Ia datang ke Pulau Hujung Tanah (Kalimantan) dengan rombongannya memakai kapal Prabajaksa, dalam rangka memenuhi wasiat almarhum ayahnya Mangkubumi. Sepeninggal ayahnya Empu Jatmika disuruh meninggalkan Negeri Keling dan mencari tempat tinggal baru yang tanahnya panas dan berbau harum.[34]

4.  Sulawesi

            Makassar: Islam datang nya dari suatu tempat dibagian nusantara, yang letaknya disebelah barat Sulawesi (Jawa, Sumatera, atau Malaka), abad ke-16, saudagar melayu sudah menetap.[35]

5.  Maluku

            Kedatangan Islam ke Indonesia bagian Timur, yaitu ke daerah Maluku tidak dapat dipisahkan dengan pusat lalu lintas pelayaran dan perdagangan intemasional, yaitu : Malaka, Jawa dan Maluku.[36] Islam masuk ke daerah Maluku secara resmi pada abad ke-15. Kerajaan Tidore merupakan salah satu dari kerajaan di Maluku, yaitu : Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Pengaruh Islam masuk ke daerah Maluku menurut catatan sejarah, adalah melalui para saudagar Arab Persia yang pada mulanya hendak mencari rempah-rempah di maluku untuk diperniagakan ke Eropa. Kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh orang-orang Arab Persia untuk mengambil hasil bumi yang sebesar-besarnya disamping mereka dapat menyebarkan agama Islam di Maluku.[37]

6.    Nusa Tenggara dan Bali

            Lombok: Kehadiran Islam ke daerah Nusa Tenggara antara lain ke Lombok diperkirakan sejak abad ke-16 yang diperkenalkan Sunan Perapen, putra Sunan Giri. Islam masuk ke Sumbawa kemungkinan dating lewat Sulawesi, melalui dakwah para mubalig dari Makassar antara 1540-1550. Kemudian berkembang pula kerajaan Islam salah satunya adalah Kerajaan Selaparang di Lombok.[38]
            Flores: Agama Islam pertama kali memasuki Nusa Tenggara Timur pada abad ke-15 yang dibawa oleh para pedagang dan ulama tepatnya di Pulau Solor, Flores Timur. Penyebaran agama Islam ini pertama kali dilakukan seorang ulama pedagang dari Palembang yang bernama Syahbudin bin Salman Al Faris yang kemudian dikenal dengan sebutan Sultan Menanga.[39]
            Bali: Gelombang Muslim yang terjadi saat Belanda (VOC) berhasil menguasai Makassar pada tahun 1667 M. di bawah tekanan Belanda, penduduk Makassar banyak melarikan diri meninggalkan pulau Sulawesi. Salah satu tujuan pelarian adalah pulau Bali. Etnis Bugis tersebut mendarat pertama kali di Air Kuning, yang saat itu masih jarang penduduknya. Hingga pada akhirnya, atas ijin dari Penguasa kerajaan Jembrana kala itu I Gusti Ngurah Pancoran, jadilah Air Kuning sebagai perkampungan Islam pertama di Jembrana. Baru kemudian pada sekitar abad ke 18 M datang rombongan Muslim melayu pontianak yang dipimpin Syarif Abdullah bin Yahya Al-Qodary, yang nantinya menjadi cikal bakal keberadaan kampung Islam Loloan.[40]

7.  Irian Jaya

            Syiar Islam di Bumi Papua terjadi terutama terkonsentrasi di wilayah Papua Barat, mulai dari Raja Ampat hingga Fakfak. Ada beberapa versi mengenai masuknya Islam di Papua. Kebanyakan sumber sejarah masuknya Islam di Papua berdasarkan sumber-sumber lisan masyarakat setempat.[41] Versi Aceh dan versi Jawa.
            Versi Papua: mereka berpendapat islam bukanlah datang dari luar, melainkan dari Papua sendiri. Masyarakat berpendapat bahwa islam sudah ada sejak pulau Papua diciptakan oleh Allah. Pernyataan ini dikemukakan oleh legenda masyarakat Fakfak, kaimana, manokwari, raja ampat, teluk bintuni, dan wondama.[42]
            Versi Aceh: Dibawa oleh utusan Tuan Iskandar Syah dari Aceh yaitu Syekh Abdurrauf untuk melakukan perjalanan dakwah ke Papua pada 17 juli 1224 ke Fakfak. Ke papua sultan Iskandar Syah membawa Musaf Alquran, kitab Fiqih, dan Tauhid. Konon si pembawa islam ke tanah Papua, menggali makamnya sendiri dan kemudian memandikan dan mengkafani dirinya sendiri dan wafat ditempat itu juga. Makamnya ada didasar laut namun sebagai simbolis, maka dibuat juga didarat. Dan 1 lagi kisah bahwa pembawa islam di Maluku adalah dari papua, bukan Arab.[43]
            Versi Jawa: menurut versi jawa, sultan adipati M. Yunus (anak Raden Patah dari Demak) menjalin kerjasama dengan Ternate-Tidore untuk mengirim mubaligh ke Papua.[44]
            Versi Tidore dan Ternate: sebuah catatan sejarah, pada tahun 1443 M, Sultan Tidore yang ke X dengan armadanya menjalankan ekspedisi kedaratan tanah besar (Papua). Ekspedisi ini berhasil menaklukkan beberapa wilayah dibagian barat Pulau papua (Kepala burung) menjadi wilayah kekuasaan Tidore, seperti Raja Ampat, Gamsio, dan Mafor Soa Raha. [45]

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan

          Kesimpulannya adalah bahwa sebelum islam masuk ke Indonesia sudah ada agama Hindu yang berkembang cukup luas di Indonesia yang dibawa oleh India. Dan setelah India menerima ajaran Islam, maka muslim India mengikuti jalur pendahulunya dan berdagang serta membawa ajaran Islam yang pada Abad 13 masuk ke Aceh khususnya di perlak dan pase.
          Dalam perkembangannya agama Islam mejadi agama yang diperhitungkan dalam masyarakat pribumi Indonesia, dari mulai awal menjadi minoritas dan tak dipandang. Seiring perkembangan nya, islam menjadi agama yang diakui di kota-kota yang akhir-akhir ini menjadi pusat peradaban islam di Indonesia.
          Kesuksesan Islam di Indonesia juga tak terlepas dari peran walisongo, walaupun walisongo hanya menyebarkan islam di pulau Jawa, namun dari pulau jawa itulah islam akhirnya berkembang juga ke pulau-pulau lainnya, seperti Sulawesi, Lombok, dan Sumbawa. Walisongo juga mampu menghancurkan kerajaan hindu majapahit dan islam berhasil memonopoli wilayah kekuasaan majapahit kala itu. Dan di masa modern ini islam berhasil menjadi agama Mayoritas disebagian besar provinsi di Indonesia.

Lampiran Persentase Islam Di Indonesia

No
Provinsi
Jumlah Muslim (jiwa)
Persentase Muslim (%)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
4.413.244
98,19
2
Sumatera Utara
8.579.830
66,09
3
Sumatera Barat
4.721.924
97,42
4
Riau
4.872.873
87,98
5
Jambi
2.950.195
95,41
6
Sumatera Selatan
7.218.951
96,89
7
Bengkulu
1.669.081
97,29
8
Lampung
7.264.783
95,48
9
Bangka Belitung
1.088.791
89,00
10
Kepulauan Riau
1.332.201
79,34
11
DKI Jakarta
8.200.796
85,36
12
Jawa Barat
41.763.592
97,00
13
Jawa Tengah
31.328.341
96,74
14
DI Yogyakarta
3.179.129
91,95
15
Jawa Timur
36.113.369
96,36
16
Banten
10.065.783
94,67
17
Bali
520.244
13,37
18
Nusa Tenggara Barat
4.341.284
96,47
19
Nusa Tenggara Timur
423.925
9,05
20
Kalimantan Barat
2.603.318
59,22
21
Kalimantan Tengah
1.643.715
74,31
22
Kalimantan Selatan
3.505.846
96,67
23
KalimantanTimur
3.033.705
85,38
24
Sulawesi Utara
701.699
30,90
25
Sulawesi Selatan


26
Sulawesi Tengah
2.047.959
77,72
27
Sulawesi Tenggara
2.126.126
95,23
28
Sulawesi Barat
957.735
82,66
29
Gorontalo
1.017.396
97,81
30
Maluku
776.130
50,61
31
Maluku Utara
771.110
74,28
32
Papua Barat
292.026
38,40
33
Papua
450.096
15.89


 

DAFTAR PUSTAKA


Dr. M. Taufik Mandailing, Islam Kampar (Yogyakarta: Idea Press, 2012)
Dr. Toni Victor, Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di tanah Papua (Jakarta: Badan Litbang dan   Diklat DEPAG RI, 2009)
Drs. Ridin Sofyan, dkk, Islamisasi di Jawa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
J. Noorduyn, Islamisasi Makassar (Jakarta: Bhkartara, 1972)
Jurnal: Beggy Rizkiyansyah
K. H. O. Gadjahnata, editor, Masuk dan berkembangnya Islam di Sumatera selatan (Jakarta:        UI-Press, 1986),
M . Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012)
M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI & XVII (Kurnia Kalam Sejahtera:             Yogyakarta, 1995)
Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia III (Jakarta: Balai Pustaka, 2008)
Prof. D. H. Aboebakar Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia (Solo: Ramadani, 1971)
Yudhistira, Atlas Indonesia dan Dunia, Lingkar Media
http://www.gurusejarah.com/2015/01/kerajaan-kerajaan-islam-di-nusa-tenggara.html
http://www.kompasiana.com/iboy/islam-isasi-di-bali
http://chaerolriezal.blogspot.co.id/2014/02/kerajaan-islam-yang-pertama-di.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Nusa_Tenggara_Timur
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samude



                [1] Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia III (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 161
                [2] Ibid, hlm. 162
                [3] M . Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012), hlm. 326
                [4] Prof. D. H. Aboebakar Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia (Solo: Ramadani, 1971), hlm. 2
                [5] Ibid, hlm. 2
                [6] Ibid, hlm. 4
                [7] M . Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012), hlm. 326
                [8] Prof. D. H. Aboebakar Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia (Solo: Ramadani, 1971), hlm. 3
                [9] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012), hlm. 324
                [10] Prof. D. H. Aboebakar Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia (Solo: Ramadani, 1971), hlm. 13
                [11] https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai
                [12] http://chaerolriezal.blogspot.co.id/2014/02/kerajaan-islam-yang-pertama-di.html
                [13] Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia III (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 22
                [14] Yudhistira, Atlas Indonesia dan Dunia, Lingkar Media, hlm. 67
                [15] Dr. M. Taufik Mandailing, Islam Kampar (Yogyakarta: Idea Press, 2012) hlm. 99-100
                [16] M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI & XVII (Kurnia Kalam Sejahtera: Yogyakarta, 1995), hlm. 87
                [17] K. H. O. Gadjahnata, editor, Masuk dan berkembangnya Islam di Sumatera selatan (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm. 19-20
                [18] Drs. Ridin Sofyan, dkk, Islamisasi di Jawa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 11-12
                [19] Ibid, hlm. 35-36
                [20] Ibid, hlm. 25-31
                [21] Ibid, hlm. 44
                [22] Ibid, hlm. 35
                [23] Ibid, hlm. 51-52
                [24] Ibid, hlm. 65
                [25] M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI & XVII (Kurnia Kalam Sejahtera: Yogyakarta, 1995), hlm. 33
                [26] Drs. Ridin Sofyan, dkk, Islamisasi di Jawa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 74-75
                [27] Ibid, hlm. 84-85
                [28] Ibid, hlm. 111-112
                [29] Ibid, hlm. 157-158
                [30] Prof. D. H. Aboebakar Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia (Solo: Ramadani, 1971), hlm. 3
                [31] https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak
                [32] M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI & XVII (Kurnia Kalam Sejahtera: Yogyakarta, 1995), hlm. 23-28
                [33] Ibid, hlm. 33
                [34] Ibid,  hlm. 71-72
                [35] J. Noorduyn, Islamisasi Makassar (Jakarta: Bhkartara, 1972), hlm. 11
                [36] M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI & XVII (Kurnia Kalam Sejahtera: Yogyakarta, 1995), hlm. 54
                [37] Ibid, hlm. 59
                [38] http://www.gurusejarah.com/2015/01/kerajaan-kerajaan-islam-di-nusa-tenggara.html
                [39] https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Nusa_Tenggara_Timur                                
                [40] http://www.kompasiana.com/iboy/islam-isasi-di-bali
                [41] Jurnal: Beggy Rizkiyansyah
                [42] Dr. Toni Victor, Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di tanah Papua (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat DEPAG RI, 2009), hlm. 54
                [43] Ibid, hlm. 54-55
                [44] Ibid, hlm. 56
                [45] Ibid, hlm. 64

0 komentar:

Post a Comment