Filsafat Ilmu, data:image |
Secara
etimologi,
filsafat berarti hasil dari kreasi manusia berdasarkan sumber yang dimiliki
oleh manusia. Sedangkan ilmu dalam artian etimologi adalah pengetahuan dan ilmu
pengetahuan yakni pengalaman sehari hari dan juga pengetahuan sistematik. Dan
arti Filsafat Ilmu secara terminologi adalah kegiatan yang serius dalam
pengkajian dan pemahaman tentang kebenaran berdasarkan akal yakni kebenaran
tentang ilmu pengetahuan, jadi filsafat ilmu merupakan upaya mengkaji hakekat
ilmu,termasuk bagaimana cara memperoleh ilmu dan memanfaatannya bagi kehidupan
umat manusia.
Filsafat
Ilmu dan Filsafat Pengetahuan memanglah berbeda. Hal yang membedakan diantara keduanya
adalah dua konsep keilmuan,
yaitu bangunan filosofiknya. Filsafat Pengetahuan melihat hakekat pengalaman
sebagai sumber pengetahuan,
sedangkan Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah aspek keilmuannya.
ONTOLOGHY
Ontologi atau metafisik dapat di istilahkan sebagai Bangunan Dasar dari
sebuah Ilmu Pengetahuan. Hal inilah yang membedakan Pengetahuan itu sendiri,
yang membatasi antara Ilmu atau pengetahuan yang Ilmiah dengan yang tidak
ilmiah.
Kata
Metafisik pada dasarnya berarti
sesuatu yang ada diluar diri manusia dan alam. Begitu juga dengan ontologi, merupakan teori tentang sesuatu
yang ada. Jadi metafisik atau ontologi
identik dalam arti kata berarti sesuatu yang ada.
Objek
yang menjadi kajian dalam ontologi tersebut adalah realita yang ada yang
universal, dengan mencari pemikiran alam semesta universal. Tetapi secara umum semua kemungkinan
alam semesta metafisika dapat dilakukan pada tingkat tertinggi dari abstraksi.
Ontologi pengetahuan/ ilmu pengetahuan bisa bersifat materialistik atau
spiritulistik. Ilmu pengetahuan bersifat materialistik artinya segala sesuatu
bersumber dari materi sebagai sumber (asal) ilmu pengetahuan.
EPISTIMOLOGHY
Didalam
pengembangan ilmu yang berasal dari pengetahuan, landasan epistimologi berarti berbicara
tentang “bagaimana memperoleh pengetahuan”.
Dengan cara memperoleh
pemahaman kebenaran suatu pengetahuan
itu terdapat tiga kemungkinan, yakni dengan panca indra, akal, atau rasa (nurini/ hati
). Maka epistemologhy dalam pengembangan ilmu menentukan metode
ilmiah yang digunakan yakni berfikir empiric (faktual) dan rasional (ideal/
teoritik) atau kemungkinan transdental/ interpolasi.
Ilmu Pengetahuan yang ada di dunia ini sangatlah
banyak, namun dengan adanya epistimologi ini membuat sebuah ilmu pengetahuan
itu memiliki suatu karakteristik tersendiri yang membedakan antara ilmu satu
dengan yang lain. Kemudian, dibalik karakteristik tersebut terdapat suatu pola
pikir yang mendasari suatu ilmu tersebut, hal inilah yang membuat epistimologi
sangatlah penting bagi Keilmuan.
AXIOLOGHY
Dengan adanya Aksiologi ini, membuat sebuah pengetahuan menjadi lebih
jelas lagi atau lebih detail. Aksiologi
merupakan prinsip yang berbicara tentang manfaat, guna, dan makna sesuatu bagi
kehidupan. Dengan kata lain bagaimana sesuatu punya makna,bernilai, dan berguna
bagi kepentingan umum. Filsafat ilmu aksiologi merupakan dasar berfikir dalam
rangka pengembangan ilmu. Karena Aksiologi
inilah peran dan tanggung jawab seorang ilmuan menjadi lebih besar.
CURIOSITY
Curiosity dapat diartikan sebagai rasa keingintahuan sesorang akan
sebuah ilmu. Dengan curiosty sesorang tidak hanya melakukan sesuatu yang sudah
ada, namun ingin mencari tahu kenapa bisa seperti ini. Curiosity sangatlah
penting bagi manusia, karena dengan rasa keingin tahuan yang mendalam, Ilmu
pengetahuan dapat maju dengan luar biasa. Sesorang ilmuan yang ternama seperti
Einstein pastilah memiliki rasa curiosity, karena curiosity adalah dasar dari
keilmuan seseorang.
DOUBT
Tahap lebih lanjut dari Curiosity, Doubt adalah
Keraguan sesorang akan Sebuah Ilmu pengetahuan. Dengan doubt ini, sesorang
tidak hanya menerima suatu ilmu begitu saja, namun meragukan kebenarannya.
Tetapi tidak hanyak meragukan saja, orang tersebut dapat mengembangkannya
menjadi lebih baik, seperti “kenapa kok bisa seperti ini?”, dengan pemikiran
yang seperti ini seseorang akan mencari tahu kebenarannya. Dengan Doubt inilah
seseorang akan menjadi tertarik dan mengembangkan sebuah Ilmu Pengetahuan tadi.
PARADIGM
Paradigma berarti sesuatu tu dijadkan sebagai kerangka acuan, tolak
ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian,
Paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal
dalam kehidupan manusia.
Pergeseran
paradigma adalah suatu penempatan posisi tolak ukur seseorang, kerangka fikir,
kerangka bertindak, serta sumber untuk berfikir dengan mencapai suatu tujuan.
Menurut
Thomas Kuhn, tahap pergeseran paradigm ada lima, yaitu Pra Paradigma Science,
Paradigma Normal Science, Paradigma Anomali, Krisis Revolusi, dan Ilmu Normal.
Dari tiap tahapan pergeseran paradigma terdapat fenomena yang terjadi, seperti
pada tahap pertama yaitu Pra Paradigma dan Pra Science, pada tahap ini
aktivitas-aktivitas ilmiah dilakukan secara terpisah dan tidak terorganisir.
Kemudian tahap Normal Science, dalam tahap ini aktivitas ilmiah mulai
terorganisir. Selanjutnya Paradigma Anomali, pada tahap in mulai terdapat
adanya kelainan dalam aktivitas ilmiah. Kemudian Krisis dan Revolusim pada
tahao n terjadi kritis dan revolusi sains. Dan Ilmu Normal, pada tahap ini para
komunitas ilmiah menyusun kembali suatu paradigma baru.
PERIODISASI KEILMUAN
1.
Pra Yunani Kuno
Terjadi
pada Abad 15 – 7 Masehi. Pada masa ini manusia banyak mempercayai sesuatu dari
pengalaman.
2.
Zaman Yunani Kuno
Terjadi
pada Abad 7 – 12 Masehi. Zaman ini disebut zaman keemasan Filsafat karena pada
zaman ini manusia bebas mengeluarkan pendapatnya.
3.
Zaman Pertengahan
Terjadi
pada Abad 12 – 14 Masehi. Zaman ini muncul ditandai dengan tampilnya para
Teolog di Eropa.
4.
Masa Renaissance
Terjadi
pada Abad ke 15. Masa ini dikenal sebagai era kebangkitan kembali Ilmu
Pengetahuan di Eropa.
5.
Zaman Modern
Zaman
ini di tandai dengan terjadinya Revolusi Industri di Britania Raya, tepatnya di
Inggris. Pada masa ini, Mulailah berkembang ilmu-ilmu dalam bidang Ilmiah.
6.
Zaman Kontemporer
Dapat
dikatakan sebagai era atau tahun-tahun terkahir yang kita jalani hingga
sekarang.
THE PROGRESS OF SCIENCE
Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan, terdapat suatu istilah untuk
dijadikan pola pikir, yaitu “Higher Order of Thinking”. Didalam Higher Order of
Thinking, terdapat tiga tahap, yaitu.
1.
Falsification
Dalam mengembangkan ilmu, seseorang membutuhkan rasa
ragu atau tidak selalu mempercayai apa yang sudah ada.
2.
The Change of
Paradigm
Perubahan paradigm atau pola pikir seseorang
diperlukan dalam mengembangkan ilmu. Zaman atau kehidupan itu terus berjalan
dan pasti berubah tidak akan sama, begitu pula pikiran seseorang. Jika pola
pikir seseorang tidak ikut berjalan, maka akan stuck atau tetap disitu saja,
tidak akan berkembang dan berlanjut. Jadi paradigma seseorang harus pula
mengikuti perkembangan zaman.
3.
Program Research
Poin ini adalah yang paling puncak. Sebuah ilmu perlu
dikembangkan dengan penelitian, karena dengan meneliti seseorang akan
memperoleh hasil yang to the point,
atau dapat dikatakan sebagai hasil yang pas dan Perfect.
TEORI
KEBENARAN FILSAFAT
Berdasarkan potensi subjek, maka susunan tingkatan
kebenaran itu menjadi:
1.
Tingkatan
kebenaran indera, adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama yang
dialami manusia.
2.
Tingkatan Ilmiah,
pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indera, diolah pula
dengan rasio
3.
Tingkat Filosofis,
rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin
tinggi nilainya.
Teori kebenaran menurut Filsafat.:
1.
Correspondence:
Sesuai dengan realita atau fakta dilapangan. Kebenaran atau sesuatu keadaan
benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu
pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan
atau pendapat tersebut.
2.
Coeheren:
merupakan suatu usaha pengujian atau test atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen
dianggap benar apabila apa yang dilakukan objek sesuai dengan apa yang sudah di
tentukan.
3.
Pragmatis: sesuatu
itu benar apabila sesuatu tersebut bermanfaat atau memuaskan. Sesuatu hal akan
benar hanya jika sesuatu tersebut berguna atau mampu memecahkan problem yang
ada.
Baca Juga: Sejarah Periodesasi Perkembangan Ilmu Pengetahuan | Filsafat Ilmu
0 komentar:
Post a Comment