Filsafat | Tahu, Pengetahuan,dan Keyakinan

wp.com


Tahu adalah suatu hal yang membuat sesorang puas setelah mengalami “tahu” tersebut. Tahu didapat saat seseorang mendapat jawaban dari apa yang menjadi pertanyaannya. Tahu membawa kepuasan karena pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya mengganjal telah terjawab dan berbuah tahu. Tahu dicari dalam rangka untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan, dan apabila telah dijawab maka sementara pertanyaannya terpuaskan. Mengapa saya katakana “sementara”, karena jika ia di waktu selanjutnya tahu bahwa yang ia ketahui selama ini adalah salah, maka hilanglah kepuasannya dan lenyaplah tahunya. Maka disinilah dapat kita katakana bahwa tahu sangat dekat dengan benar, dan benar menjadi syarat penting dalam mencapai kepuasan.
Proses terjadinya tahu adalah saat kita merasa ingin tahu, sedangkan ingin tahu dapat berasal atau berakar dari tertarik akan sesuatu, dan berasal dari “tahu” yang lain. Maksudnya adalah jika seorang remaja tertarik akan lawan jenisnya, maka ia akan mencoba untuk mencari tahu informasi terkait lawan jenis itu, maka itulah yang disebut ingin tahu yang berasal dari tertarik. Sedangkan ingin tahu yang berasal dari tahu yang lain adalah, saat seseorang mengetahui ada sebuah bom meledak, lalu ia ingin tahu berapa jumlah korban, siapa pelakunya, dan jumlah kerugiannya, dan inilah ingin tahu yang berawal dari tahu.

Pengetahuan adalah sesuatu yang terus bertambah dalam akal manusia, dan penekanannya adalah pada aspek kuantitas. Pertambahan ini terus berjalan selaras dengan bertambahnya usia seorang manusia, dan kuantitasnya tergantung dari masing-masing individu dalam mendapatkan sebuah pengetahuan. Perbedaan pengetahuan dari setiap individu disebabkan perbedaan pengalaman antara satu manusia dengan manusia lainnya selama hidup dari bayi sampai mati. Ini pulalah yang membedakan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan sudah jelas batas dan penekanannya, sudah jelas standard dan fokus kajiannya. Sedangkan pengetahuan hanyalah bersifat abstrak dan sangat subjektif tergantung dari masing-masing indivudu yang menerima pengetahuan tersebut.
Kalau diatas kita sudah mengetahui bahwa pengetahuan lebih ditekankan ke arah kuantitas dan sifatnya subjektif, maka ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sifatnya lebih ilmiah/akademik dan kebenarannya bersifat objektif dan dapat diterima setiap individu. Ilmu pengetahuan juga hadir dalam berbagai kajian keilmuan yang menampilkan sisi pribadi/kekhususan sebuah ilmu pengetahuan itu disbanding ilmu pengetahuan lain. Jika kita sudah memahami jika ilmu pengetahuan berasal dari berbagai kajian keilmuan, maka sudah jelas jika kita bandingkan dengan pengertian pengetahuan. Ilmu pengetahuan sifatnya terbatas dan sudah ditentukan fokus serta standar-standarnya, sedangkan pengetahuan sangatlah luas mencakup semua pengalaman kita dari lahir sampai mati. Maka dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan.
Bicara soal ilmu pengetahuan yang bersifat objektif dan ilmiah, maka dekat dengan makna kebenaran secara logis. Kebenaran inilah yang belum dimilik pengetahuan yang masih sangat umum mengartikan sebuah pengalaman. Maka disinilah peran dari ilmu pengetahuan bagi manusia, ilmu pengetahuan bias menjadi filter yang baik untuk berbagai macam pengetahuan yang didapatkan manusia, apakah ini pengetahuan yang baik, atau pengetahuan yang tidak perlu direalisasi, atau diantar keduanya. Yang jelas kesimpulannya adalah, ilmu pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan dan digunakan sebagai filter untuk menilai sebuah pengetahuan sesuai dengan kajian keilmuan dari sebuah ilmu pengetahuan.

Jika kita sudah mengetahui “pengetahuan” adalah sesuatu yang secara empiric telah kita alami dan kepuasan telah kita dapat setelah kita tahu bahwa itu adalah kebenaran, maka sah lah sesuatu itu menjadi pengetahuan. Namun bagaimanakah dengan keyakinan? Dan apa perbedaannya dengan pengetahuan?. Sebenarnya antara pengetahuan dan keyakinan adalah hal yang sangat dekat dan saling terkait. Namun istilahnya dibedakan karena ada syarat-syarat yang berbeda yang dimiliki keduanya. Syarat pengetahuan atau tahu adalah sesuatu yang secara inderawi dapat diterima, masuk akal, dan benar. Namun lain halnya dengan keyakinan, keyakinan memiliki jangkauan yang lebih luas dari pengetahuan, hal ini disebabkan karena saat sesorang yakin, ia hanya butuh meyakini bahwa sesuatu itu benar, walaupun secara inderawi masih belum jelas dan tidak bisa dirasionalkan dengan akal. Kenyakinan inilah yang banyak terdapat dalam konsep-konsep keagamaan yang mengarahkan umatnya untuk yakin. Misalnya adalah peristiwa isra’ dan mi’raj Rasulullah SAW dalam agama islam, yang secara rasional dan empiris tidaklah masuk dalam syarat pengetahuan, namun untuk keyakinan, umat islam diwajibkan yakin & kenyataannya adalah mereka itu yakin.s

 Baca Juga: Filsafat | Sarana Berfikir Ilmiah

0 komentar:

Post a Comment