Ibnu Khaldun | Akar Konflik Sepanjang Zaman

Patung Ibnu Khaldun, Wiki

Siapa yang tak kenal dengan ibnu Khaldun, teori sosialnya dalam ilmu sejarah bak mata pisau yang tajam mengupas segalam macam persoalan dalam sejarah. Suatu kejadian dibaca bukan hanya dengan apa yang tampak dan terjadi, namun lebih dari itu ibnu Khaldun mendedel semua tali sebab akibat dengan teorinya sehingga mendapatkan sebab yang mendasar dalam peristiwa sejarah. Bakatnya sebagai calon orang besar memang telah tampak dari ambisinya ketika masa muda. Dari karirnya yang tinggi dalam bidang politik di usia mudanya, membuat ibnu Khaldun terasah dan terbiasa dengan lingkungan seperti itu. Keluarganya yang berasal dari keluarga berada juga menjadi salah satu factor pendorong ibnu Khaldun mencapai apa yang ia inginkan (gengsi). Hal ini membuatnya tidak hanya sebagai pencetus teori social yang bermanfaat dalam ilmu sejarah, namun juga ia telah berpengalaman dengan terjun langsung dalam keadaaan politik langsung.
Filsafat dapat dikatakan sebagai induk dari setiap cabang ilmu pengetahuan, karena filsafat berbicara tentang dasar atau landasan sebuah ilmu pengetahuan. Ibnu Khaldun memiliki pandangan sendiri terkait filsafat sebagai sarana pencari kebenaran. Menurutnya akal manusia memiliki keterbatasan menangkap sebuah fenomena. Maka dari itu ibnu Khaldun berangapan bahwa sesuatu yang terjadi harus dicari pangkal nya langsung dari penyebab dari segala sebab. Karena akal tidak bisa menjelaskan fenomena, maka akal sebagai sarana mencari kebenaran tidak dapat diharapkan.
Ibnu Khaldun juga mempersoalkan tentang idealisme dan realisme. Dalam pandangan umum realisme dan idealisme adalah dua hal yang sebenarnya berbeda, namun di suatu kondisi bisa juga menjadi satu kesatuan yang sama. Idealisme sebagai sesuatu yang seharusnya terjadi dekat dengan kerangka teori dan perhitungan kualitatifnya, sedangkan realisme adalah apa yang sebenarnya terjadi yang dekat dengan empirisme. Ibnu Khaldun menanggapi ini dengan mengatakan bahwa sebenarnya empirisme dan idealisme adalah sama, namun keduanya harus dipisahkan.
Karena ibnu Khaldun adalah seorang sosiolog, maka pemikiran filsafat yang dihasilkan adalah yang menyangkut masalah manusia. Untuk memahami pemikirannya mengenai teori social, kita harus memahami pemikiran ibnu khaldun mengenai manusia. Karena manusia memiliki cara pandang yang berbeda, maka teori sosialnya menjadi sangatlah kompleks dan berlaku khusus seta terperinci dalam kasus yang ada. Teori yang dibuatnya bukanlah sebuah teori kaku hitam-putih, namun lebih luas lagi adalah sebuah teori untuk memahami manusia dalam gerak sejarah dengan segala keunikannya.
Telah disebutkan di atas bahwa ibnu Khaldun selain pencetus teori-teori social, ia juga menghadapi berbagai pengalaman langsung dalam bidang politik yang membuatb teorinya “hdiup” dan telah teruji dalam kehidupannya. Maka dari itu ia paham betuh akan perbedaan-perbedaan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. ia merasakan sendiri bagaimana orang-orang dengan ras, kebudayaan, bahkan agama yang sama, ternyata masih memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang sebuah permasalahan. Tidak hanya mengamati dan menuangkannya dalam teori, ternyata ibnu Khaldun juga merasakan perbedaan pandangan yang demikian itu dengan sesame kelompok, ras, dan agama nya.
Perannya dalam politik yang besar dan keberhasilannya dalam merancang teori menjadikannya dikenal sebagai ilmuan politik. Kecakapannya dalam berdiplomasi membuatnya selalu menduduki jabatan penting dalam pemerintahan. Hal inilah yang menjadi kelebihan teori social politik ibnu Khaldun dengan yang lainnya. Jika ilmuan politik biasa adalah orang yang duduk di belakang meja dan menjadi pengamat bertahun-tahun, maka seorang ilmuan seperti ibnu Khaldun adalah ilmuan yang memiliki dasar sebagai pelaku politik.
Dalam konsep bernegara ibnu Khaldun mengusung evolusi kekuasaan dari pribadi sampai kolektif. Dimulai akan kebutuhan manusia akan makanan, maka secara pribadi manusia akan mencari dan memenuhi kebutuhannya itu. Selain itu pembelaan terhadap diri sendiri adalah sebuah kebutuhan yang sifatnya pribadi. Individu yang seperti ini akhirnya mengembara dan berkembang menjadi masyarakat pengembara sampai ia dapat mengolah makanan dan memanfaaatkan lahan sehingga ia menetap. Karena itulah lambat laun penduduk makin banyak dan jadilah kota/polis yang berisi masyarakat besar. Masyarakat yang besar sudah pasti butuh seorang pemimpin entah itu raja, presiden, atau sultan.
Salah satu teori yang terkenal dari ibnu Khaldun adalah teori konflik. Terminology teori konflik memang tidak ditemukan dalam muqaddimah. Namun sistematika pemikiran tersebut perlu dilakukan terlebih dahulu untuk dapat dikaji dengan lebih baik. Karena memang teori ini lahir belakangan disbanding teori lainnya. Perbedaan ibnu Khaldun dengan para sejaraawan laun adalah cara ia mengupas fakta dalam sejarah. Kalau sejarawan lain hanya menuliskan sejarah hanya dengan keterangan tahun (yang bisa saja salah), namun lebih dari itu, ibnu Khaldun mengupasnya dari segi teori social dalam muqaddimahnya yang sangat tebal tersebut. Yang menandakan keseriusannya dalam bidang itu.


Baca Juga : Sosiologi Sebagai Alat Analisis Sosial

0 komentar:

Post a Comment