Audio Visual, i.ytimg.com |
Teknologi audio visual merupakan cara menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual
adalah sebagai berikut: Bersifat linear, Menyajikan visualisasi yang dinamis, Digunakan dengan
cara yang telah ditetapkan sebelumya oleh perancang atau pembuatnya, Merupakan
representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak, Dikembangkan
menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif, Umumnya
berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan interaktif siswa yang
rendah. Sedangkan
media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media penyaluran pesan dengan
memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Diantara jenis media
audio-visual ini adalah media film, video dan televisi (TV).
a. Media Film dan Video
Film adalah gambar hidup, bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film
merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra,
penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuat cerita yang
banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan. Secara
empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa Inggris
yaitu visual dan audio. Kata Vi adalah singkatan dari Visual yang
berarti gambar, kemudian pada kata Deoadalah singkatan dari audio yang
suara. Ada juga pendapat yang mengatakan Video sebenarnya berasal dari bahasa
Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya
penglihatan); dapat melihat. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan
video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2)
rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Media film dan video memiliki kelebihan dan
kekurangan. Adapun kelebihannya yakni : 1) dapat melengkapi pengalaman dasar
dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan
lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan
objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika
berdenyut. 2) dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang. 3) menanamkan sikap dan segi-segi afektif
lainnya, seperti film religi 4) yang mengandung nilai-nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. 5) dapat
menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung perilaku
binatang buas. 6) dapat dapat ditunjukkan kepada kelompok besar ataupun kecil,
kelompok yang heterogen, maupun perorangan.7) film yang dalam kecepatan normal
memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
Adapun kekurangannya antara lain yaitu :1) Pengadaan film dan video
umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. 2) Pada saat film
dipertunjukkan, gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik mampu
mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film. 3) Film dan video yang
tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang
diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang khusus untuk kebutuhan
sendiri.
b. Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi berfungsi sebagai penerima
siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih)
maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele
(“jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan”. Televisi adalah sistem elektronik
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat
dilihat dan suara yang dapat didengar.
Di antara kelebihan media televisi adalah seperti berikut. 1) Televisi
dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film,
objek, spesimen, dan drama. 2) bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang
baik bagi peserta didik. 3) dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke
kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui
penyiaran langsung atau rekaman. 4) dapat menyajikan program yang dapat
dipahami oleh peserta didik dengan usia dan tingkatan pendidikan yang
berbeda-beda. 5) dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh
pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dental operation, dan lain-lain.
kelemahan yang dimiliki
media televisi adalah sebagai berikut :1) hanya mampu menyajikan komunikasi
satu arah 2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada
kesempatan untuk memahami pesannya sesuai dengan kemampuan individual peserta
didik. 3)Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi siaran/film sebelum
disiarkan. 4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjagkau kelas besar sehingga
sulit bagi semua peserta didik untuk melihat rinci gambar yang disiarkan. 5) Penayangan
di televisi memiliki waktu-waktu tertentu, sehingga tayangan yang diperlukan
untuk proses pembelajaran tidak dapat ditayangkan sewaktu-waktu.
Langkah-langkah
a. Langkah persiapan guru. Terlebih dulu guru mempersiapkan unit pelajaran, baru memilih film sebagai
alat untuk mencapai tujuan pelajaran itu. Tentang film itu perlu perlu dicatat
antara lain: panjangnya film, tingkat reproduksi film, tahun produksi film, dan
deskripsi dari film tersebut. Setelah memilih film diintegrasikan dengan
rencana pelajaran. Sebaiknya film tersebut dicoba dulu (preview). Melalui
preview guru dapat memperoleh data yang lengkap tentang film yang akan
dipergunakannya. Selanjutnya guru merencanakan secara eksplisit bagaimana
mengkorelasikan film itu dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
b. Langkah penyajian. Penyajian film di kelas adalah proses biasa dalam pengajaran. Dalam
proses ini dapat melihat kondisi kelas, apakah perlu dilakukan pengulangan atau
tidak. Selain itu, guru juga perlu memperhatikan alat-alat yang digunakan
sebagai sarana untuk menayangkan film di kelas. Seperti LCD, proyektor, sound,
tempat duduk peserta didik, dll.
c. Kegiatan lanjutan. Sesudah pemutaran film perlu dilakukan kegiatan lanjutan sebagai aplikasi
dengan maksud memperkuat materi yang telah disampaikan melalui film tersebut.
d. Membuat rekaman. Rekaman semacam ini berisi catatan, penilaian dan penemuan-penemuan dalam
sebuah film, reaksi siswa terhadap film, dan dapat pula mencantumkan reaksi
siswa terhadap film tersebut. Jadi segala sesuatu tentang film dan hubungannya
dengan murid, dengan pelajaran, dan lainnya dicatat dalam sebuah rekaman yang
menjadi milik guru.
Contoh Media Audio Visual dalam Pembelajaran Hadis
Film menjadi media audio visual yang cocok untuk pembelajaran hadis. Salah
satunya yaitu film kartun dengan judul Sabda-sabda Rasulullah SAW Vol. 8. Film
ini mengisahkan cerita pendek tentang aplikasi hadis Rasulullah SAW dalam
kehidupan sehari-hari. Film ini tepat digunakan dalam pembelajaran hadis di
tingkat Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dikarenakan
tokohnya dalam bentuk kartun dan dengan cerita yang sederhana serta mudah
diserap oleh anak-anak. Selain itu adanya lagu dalam film ini dapat membantu anak-anak
agar tidak cepat bosan.
Salah satu tayangan televisi yang cocok untuk pembelajaran hadis adalah
tayangan Khalifah di stasiun TV Trans 7 yang menayangkan kisah Imam Bukhari.
Tayangan ini dapat memberi wawasan bagi peserta didik di tingkat SMP/MTs atau
SMA/MA tentang salah satu imam ahli hadis. Media ini dapat dimanfaatkan di
rumah peserta didik masing-masing sebagai salah satu pekerjaan rumah apabila
waktu penayangannya bertepatan ketika pembelajaran di sekolah telah usai. Namun
jika tidak memungkinkan, tayangan ini dapat di download atau ditayangakan
melalui aplikasi yang telah populer yakni Youtube. Kemudian guru dapat
menayangkan ulang di kelas disaat pembelajaran.
Media Pembelajaran Internet
Informasi begitu mudah diperoleh
baik lewat media massa, elektronik, maupun melalui jaringan teknologi internet. Dalam
pembelajaran perlu adanya media pembelajaran yaitu internet. Di samping itu
pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran sangat mempermudah siswa dalam
mengakses sebuah informasi pengetahuan,mengirim tugas-tugas sekolah lewat
email, dan sebagainnya. Selain
siswa, guru juga dapat mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran. Dengan
adanya pemanfaatan sumberbelajar yang berbasis Teknologi Informasi akan
mengurangi tingkat kejenuhan pada mahasiswadalam menerima materi pelajaran yang
diberikan seperti ketika mereka menggunakan literatur. Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengansubjek mata kuliah.
Adapun kendala yang dihadapi diantaranya adalah: 1) Tingkat
pemahaman, penguasan internet darimasing-masing guru masih berbeda 2) Adanya
gangguan dari jaringan internet 3) Pemadaman listrik yang membuat pelaksanaaan
pembelajaran menggunakan internettidak dapat dilaksanakan 4) Siswa menjadi
lebih ramai dikelas
Upaya yang pihak sekolah yang lakukan untuk
mengatasi kendala dari pemanfaatan internet adalah: 1) selalu mengadakan
peremajaaan baik komputer dan perangkat lain berasal dari sumbangan orangtua
siswa serta dari dana BOS 2) Mengupayakan pelatihan yang berkala untuk
memeratakan kemampuan guru dalam penguasaan, pemanfaatan teknologi 3) Mengadakan
kursus komputer kepada peserta didik.
Adapun kelebihan media ini adalah: 1) Pembelajaran jarak jauh, E-Learning memungkinkan
pelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas 2) dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran. 3) menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi 4) mempermudah
interaksi peserta didik dengan materi, dosen, guru,
instruktur, dan peserta didik. 5) Fleksibilitas dari sisi waktu dan tempat. 6) Suasana tidak
menegangkan.. 7) Peserta didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang
diajarkan karena menggunakan alat bantu seperti video, audio, atau komputer.
Kekurangan sebagai berikut: 1) Guru banyak
belum siap menggunakan E-Learning dan masih belum terampil
menggunakan fasilitasnya 2) Bagi orang yang
gagap teknologi, sistem ini belum bisa diterapkan. 3) Keterbatasan
jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah juga menghambat pelaksanaan E-Learning. 4) Kehadiran guru yang berinteraksi
secara langsung dengan para murid telah menghilang 5) Dibutuhkan
dukungan jaringan yang tepat dan stabil.
Langkah-langkah
a.Perencanaan
Awal: 1) Mengidentifikasi tujuan, kebutuhan dan masalah
yang muncul dalam pembelajaran. 2) Analisis
karakteristik siswa yang akan menggunakan dan pelajari materi yang akan
dikembangkan.
b. Menyiapkan
Materi: 1) Menguasai materi dan metodologi pengajaran. 2) Menguasai
prosedur pengembangan media. 3) Menguasai
teknik pemograman komputer. 4) Mengetahui
keterbatasan komputer
Media Pembelajaran Microsoft
Office Power Point
Microsoft power point merupakan
salah satu produk unggulan Microsoft Corporation dalam program aplikasi
presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Dengan microsoft power point
ini kita dapat merancang dan membuat presentasi yang lebih menarik dan
profesional. Microsoft power point menyediakan fasilitas slide untuk menampung
pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan
fasilitas animasi, suatu slide dapat dinodifikasi dengan menarik. Begitu juga
dengan adanya fasilitas front picture, sound, dan effect dapat
dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus.
Microsoft power point adalah sebuah program aplikasi dari microsoft
office yang berfungsi untuk membuat rancangan presentasi yang efektif, mudah,
dan menarik. Selain
itu, microsoft power point akan membantu dalam pembuatan slide, outline
presentasi, menampilkan slide yang dinamis, dan clip art yang menarik.
Keunggulan: 1) Praktis dan
dapat digunakan untuk semua ukuran kelas. 2) Memberikan
kemungkinan tatap muka dan mengamati respon dari penerima pesan. 3) Memberikan
kemungkinan bagi penerima pesan untuk mencatat. 4) Memiliki
variasi teknik penyajian dengan berbagai kombinsi warna dan aplikasi. 5) Dapat digunakan
berulang-ulang. 6) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar karena kontrol sepenuhnya pada
komunikator. 7) Lebih efektif daripada menggunakan papan tulis.
Kelemahan: 1) Memerlukan
komputer dan LCD untuk memproyeksikan pesan. 2) Pengadaan LCD
yang mahal sehingga tidak semua sekolah memilikinya. 3) Memerlukan persiapan yang
matang. 4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk
menuangkan pesan yang baik pada desain power point sehingga mudah dicerna.
Media Pembelajaran Multimedia
Multimedia secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yaitu multus
dan medium. Multus artinya banyak atau lebih dari satu. Sedangkan arti
dari kata medium adalah bentuk dan saran komunikasi. Jadi, multimedia berarti
memiliki banyak sarana. Sedangkan secara terminologi, kata multimedia di dalam
buku Multimedia in The Classroom diartikan sebagai combination of the
following elemen: text, color, animations, audio, and video. Pembelajaran
yang digunakan dengan menggabungkan antara teks, warna, animasi, audio, dan
video dalam satu kesatuan yang saling mendukung.
KarakteristikPembelajaranMultimedia
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu
multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah
multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan berurutan. Contoh dari
multimedia linier ini adalah TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif
adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif ini adalah
pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain. Multimedia
interaktif mempunyai banyak aplikasi untuk menampilkan berbagai animasi dan
simulasi. Karakteristik: 1) Suatu sistem yang dikontrol oleh komputer.
2) Sistem yang terintegrasiantara teks, animasi, audio, dan video. 3) Informasi
dipresentasikan dalam bentuk digital dan dala bentuk audio-visual. 4) Bersifat
interaktif, memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. 5) Bersifat
mandiri, memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Kelebihan: 1) Bersifat interaktif yang menciptakan hubungan dua arah di antara pengguna
multimedia. Contoh interaksi tersebut adalah seperti pengguna harus menekan keyboard
atau melakukan klik dengan mouse untuk memindah halaman (display)
atau memasukkan jawaban dari suatu latihan kemudian komputer merespon dengan
memberikan jawaban benar atau salah melalui suatu umpan balik (feedback).
2) Kemampuan untuk mengakses informasi secara update dan memberikan
informasi yang lebih dalam dan lebih banyak 3) Bersifat multi-sensorik
karena banyak merangsang indra, sehingga mendapat perhatian yang baik 4) Media
alternatif dalam penyampaian pesan yang diperkuat dengan teks, suara, gambar,
video, dan animasi 5) Lebih komunikatif dengan adanya gambar dan
animasi. 6) Mudah melakukan perubahan (menambahkan, mengembangkan)
sesuai dengan perkembangan. 7) Lebih leluasa menuangkan kreatifitas.
Kekurangan: 1) Siswa seolah-olah dikondisikan untuk
menjadi individualis dan menjadikan kontak sosial dengan teman menjadi sesuatu
yang asing. 2) Design yang buruk akan menyebabkan kebosanan atau pesan
tidak tersampaikan dengan baik 2) Biaya untuk kelengkapan media yang mahal dan
belum bisa menjangkau semua institusi pendidikan
MediaPembelajaran Audio
Pengertian: Audio adalah
yang bersifat dapat didengar atau alat peraga yang bersifat dapat didengar. Apabila
digabungkan media audio adalah media
yang bentuk sarana penyampai, pembawa, dan pengantar pesannya di tangkap
melalui indra pendengar.
Macam-macam Media Audio : 1) Radio, merupakan alat pendidikan yang digunakan secara efeketif
untuk seluruh level dan fase pendidikan. Keuntungan radio Harga relatif murah,
Sifatnya mudah dipindahkan, Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan
bersama-sama, Kelemahan radio, Sifat komunikasi satu arah (one way
comunication), Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat
mengontrol, danPenjadwalan dan siaran sering menimbulkan masalah. 2) Alat
perekam pita magnetik, adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset.
Pita tersebut di gulung-gulung pada kumparan yang berada dalam kotak yang
disebut kaset. Keuntungan kaset, Guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu
dengan baik, Guru dapat memutar kembali program yang telah disampaikan, Mata
pelajaran dapat disajikan diluar kelas. Kelemahannya:Daya jangkaunnya terbatas
di tempat program yang disajikan, Biaya pengadaannya untuk jumlah banyak lebih
mahal.3) Rekaman audio tape. 4) Perekam suara
Keunggulan: a) Tidak
begitu mahal untuk kegiatan pembelajaran, b) Dapat digunakan untuk pembeljaran
kelompok maupun individual, c) Pelajar yang tuna netra maupun tuna aksara dapat
belajar melalui media audio, d) Untuk pelajar yang masih anak-anak atau pelajar
yang belum bisa membaca, media audio dapat membentuk pengalaman belajar bahasa
dalam fase permulaan, e) Media audio dapat membawakan pesan verbal yang lebih
dramatis daripada media cetak. f) Dengan sedikit imaginasi guru, program audio
dapat bervariasi, g) Media audio yang berformat
digital sangat menarik, h) Materi pelajaran sudah tetap, terpatri, dan
dapat direproduksi dengan hasil yang tetap sama, i) Berdaya partisipatif, j)
Membantu mengembangkan sifat-sifat perasaan (ilusi dan fantasi), k)
Membangkitkan kesadaran pribadi dan kesadaran kritis, l) Lebih berdaya sugestif
daripada menerangkan sesuatu.
Kelemahan:a) Mendengarkan
urutan penyajian yang tetap sehingga kadang-kadang membosankan, b) Tanpa ada
penaji yang bertatap muka langsung dengan pelajar, beberapa pelajar kurang
memperhatikan penyajian itu, c) Pengembangan audio yang baik, akan banyak
menyita waktu, d) Penentuan cara penyamaian informasi dapat menimbulkan
kesulitan bila pendengar memiliki latar belakang serta kemampuan mendengar yang
berbeda, e) Tidak dapat diperoleh balikan secara langsung karena hanya ada satu
jalur penyampaian informasi, f) Hanya dapat didengar, g)Sulit dikontrol
terutama yang disiarkan.
Media
Pembelajaran Visual
Media visual adalah cara
menyampaikan materi, seperti contohnya buku dan materi yang mengandung
kebutuhan visualisasi terutama melalui proses percetakan mekanis maupun
fotografis. Maka pemahaman dari materi tersebut dapat mudah disampaikan,
disamping karena keterkaitan dari materi yang ingin disampaikan oleh pendidik
dengan dunia nyata yang divisualkan tersebut. Media pembelajaran berbasis
visual dibagi menjadi dua, yaitu: media visual yang tidak diproyeksikan dan
media visual yang diproyeksikan.
1. Media Visual Yang Tidak Diproyeksikan
Media visual jenis ini merupakan media
yang sederhana, tidak membutuhkan alat proyeksi atau projektor untuk
memproyeksikan materi yang terkandung dalam perangkat lunak. Penggunaan media jenis ini lebih mudah karena komposisi sarana yang
dapat dan mudah dikompromikan dengan ketersediaan perangkat ada. Hal ini
disebabkan karena berapa faktor, seperti sulitnya akses penunjang prasarana,
tidak cukup ketersediaan peralatan, dan seperti halnya berada di daerah yang
terpencil dan sukar menemukan alat-alat lainnya.
a. Gambar atau
foto
Gambar atau foto merupakan media
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam gambar atau foto
melalui indera penglihatan. Pesan yang ingin disampaikan sendiri dicurahkan
dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual. Gambar atau foto sendiri juga
bertujuan menarik perhatian, memperjelas materi dan mengilustrasikan dan
menginformasikan makna yang mudah ditangkap jika menggunakan gambar atau foto, mempermudah
proses pemberian pengertian dalam belajar mengajar, dapat memperjelas
bagain-bagian yang penting, dan dapat menyingkat uraian yang panjang.
Kelebihan gambar: 1) Dapat menerjemahkan ide-ide dan materi yang
abstrak ke bentuk yang lebih riil 2) Banyak terdapat
dan tecantum dalam buku-buku, terutama buku pembelajaran; 3) Sangat mudah dipakai dan diterapkan di berbagai materi
karen membutuhkan perlatan yang sedikit; dan 4) Dapat dipakai untuk berbagai tingkatan jenjang
pendidikan.
Kelemahan gambar: 1) Kadang menjadi media yang terlampau kecil
untuk ditujukan kepada kelas yang besar (jika fisik dari gambat atau foto
tersebut tidak diproyeksikan); 2) Gambar atau
foto berbentuk dua dimensi, maka akan memerlukan gambaran dimensi ketiga jika
materi yang disampaikan membutuhkan hal tersebut; 3) Tidak dapat menunjukkan gerak; 4) Tidak semua murid dapat menginterpretasikan gambar atau
foto yang ditampilkan; dan 5) Kurang ramah
terhadap penyandang disabilitasyakni tunanetra, kecuali gambar atau foto
dicetak dalam bentuk cetak timbul.
b. Ilustrasi
Ilustrasi berasal dari bahasa latin ilustrare yang berarti menerangkan atau
membuat sesuatu menjadi lebih jelas. Ilustrasi juga diartikan sebagai gambar
atau wujud yang menyertai teks, agar teks tersebut dapat terangkum dengan mudah
dengan bantuan bayangan gambar dari teks yang ingin disampikan tersebut. FBeberapa fungsi dari ilustrasi yakni memberikan bayangan terhadap karakter
yang terdapat cerita, meberikan gambaran bentuk alat-alat yang digunakan dalam
suatu pekerjaan, memberikan bayangan langkah kerja, dan menerangkan suatu
konsep yang diinginkan.
c. Karikatur
Karikatur merupakan gambar yang disederhanakan bentuknya, dan biasanya
berisi sindiran. Membuat gambaran dan perencanaan dari karikatur tidak mudah,
dan jika disampaikan pada jenjang pendidikan dasar harus disertai dengan
pengertain dan artian dari gambaran tersebut, karena murid belum tentu memahami
secara baik penggambaran yang disampaikan melalui karikatur. Bahasa dari
karikatur sendiri menggunakan bahasa universal, sebenarnya dapat diterima oleh
kalangan manapun yang dapat mengetahui makna yang terkandung dari gambaran
tersebut.
d. Poster
Poster adalah media yang mengombinasikan unsur gambar, garis dan kata yang
bertujuan menarik perhatian dan mengkomunikasikan pesan singkat. Untuk
efektifitas, poster seharusnya mengandung warna dan gambar yang dapat menarik
secara visual secara langsung, dan dapat mengutarkan maksud dari pesan yang
dikandung tersebut secara cepat.
e. Bagan (chart)
Fungsi dari bagan sendiri adalah menyajikan ide dan konsep dalam suatu
materi yang sulit jika hanya disampaikan secara lisan dan tertulis. Bagan dapat
membantu ringkasan poin penting dari materi tersebut dan membentuknya dengan
tambahan gambar, keterangan, daftar, dan sebagainya.
f. Diagram
Diagram adalah gambaran terbuka yang merepresentasikan struktur kompenen
suatu benda atau proses. Diagram juga diartikan sebagai lambang-lambang
tertentu yang dapat digunakan untuk mejelaskan prosedur dengan menyederhanakan
sesuatu yang rumit. Contoh dari diagram sendiri adalah gambar penampang bumi
dengan nama-nama lapisannya.
g. Grafik
Grafik adalah gambaran sederhana berupa titik-titik dan garis-garis dan
sering dilengkapi dengan gambar verbal. Grafik digunakan untuk menyajikan
visualisasi dari perbandingan dan perbedaan dari data-data yang ingin
disajikan. Grafik sendiri lebih banyak disajikan dengan garis-garis kurva. MBeberapa macam grafik antara lain: 1) Grafik garis, yaitu grafik dalam bentuk kurva yang dikaitkan dengan garis,
dan penggambaran hubungan kemajuannya. 2) Grafik batang, yakni grafik yang
menggunakan batabg, yang berfungsi sebagai simbol dari dari data yang ingin
disampaikan, dan data yang digambarkan mengunakan batang tersebut berdiri
masing-masing sendiri.
h. Peta
Peta digunakan untuk menyajikan data lokasi, dengan penggambaran permukaan
bumi pada bidang datar dengan skala tertentu. Peta dapat disajikan dalam bentuk
konvensional maupun menggunakan peta digital dalam alat elektronik. Fungsi peta
antara lain adalah untuk menyeleksi data, memperlihatkan ukuran, menunjukkan
lokasi, dan memperlihatkan bentuk.
i. Model
Model adalah media tiga dimensi yang mewakili dan merepresentasi benda yang
sebenarnya. Benda tiga dimensi ini memiliki ukuran, baik panjang, tinggi dan
lebar. Model sendiri dapat lebih besar atau lebih kecil dari benda yang
sebenarnya. Model tersebut dapat lebih lengkap, lebih terinci, atau juga dapat
lebih sederhana sesuai dengan pembelajaran yang dibutuhkan. Hampir semua obyek,
terutama obyek dalam pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk model.
j. Diorama
Diorama merupakan gambaran dari suatu kejadian, baik kejadian sejarah atau
bukan, yang disajikan dalam bentuk gambaran kecil dan berpola tiga dimensi.
Untuk membuat diorama, diperlukan skala yang sama.
k. Papan
Berbagai jenis papan merupakan media yang sangat sering digunakan oleh
pendidik untuk menyampaikan materi, baik dari zaman dahulu sampai zaman
sekarang. Papan sendiri sangat menunjang, terutama papan tulis yang digunakan
untuk menunjang penjelasan yang disampaikan melalui lisan. Papan tulis sendiri
memiliki warna yang berbeda-beda, namun di Indonesia sering banyak digunakan
blackboard dan whiteboard.
2. Media Visual Yang Diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah media visual yang membutuhkan
bantuan proyektor untuk menyampaikan informasi dan pesan. Namun seperti halnya
media yang tidak diproyeksikan, media ini juga membutuhkan rangsangan terhadap
indera penglihatan. Beberapa jenis media proyeksi adalah Over Head Projector,
Opaque projector dan lain-lain. Namun media-media proyeksi jenis ini
sudah jarang digunakan karena bergeser dengan media komputer yang dapat
memproyeksikan materi pembelajaran lebih baik dan lebih variatif dari proyektor
sebelumnya.
Kelebihan: 1) Dapat menunjukkan peristiwa secara realistis dan kongkret
(gambar atau foto). 2) Dapat mengatasi
kekurangan ruang dan waktu (gambar dan foto). 3) Dapat disampaikan dan dipasang dimana saja (poster). 4) Menggunakan bahasa yang simpel, menarik dan mudah diingat
(poster). 5) Visualisasi secara nyata dan terkonsep dalam
bagian-bagiannya. (peta). 6) Memberi
informasi secara simbolis (bagan, grafik dan diagram). 7) Dapat memperjelas data yang rumit (bagan, grafik dan
diagram).
Kekurangan: 1) Kurang ramah terhadap penyandang disabilitas
yakni tunanetra, kecuali gambar atau foto dicetak dalam bentuk cetak timbul dan
dapat dimengerti dengan indera peraba. 2) Memerlukan berbagai keterampilan khusus, seperti menggambar, mencari angel
foto terbaik, menyusun rancangan bagan, grafik, amupun diagaram yang mudah
dimengerti, dan lain sejenisnya. 3) Pendidik harus
benar-benar memahami materi yang ingin disampaikan melalui media pembelajaran
berbasis visual. 4) Penyampaian harus sesuai, tepat dan matang,
agar tidak menimbulkan salah pengartian. 5) Memerlukan biaya dan penyiapan waktu yang cukup lama untuk mematangkan
materi yang ingin disampaikan.
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah sebuah metode penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa melakukan
percobaan dan mengalaminya, membuktikan, melakukan, mengikuti suatu proses,
mengamati objek, menganalisis, menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek.
Metode eksperimen sebanarnya merupakan tindak lanjut dari penerapan metode
demonstrasi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jika anak hanya mengamati
sebuah proses tertentu tanpa praktik agar bisa merasakan, meneliti, mengalami,
dan melakukannya sendiri dalam tindakan, maka materi yang disampaikan oleh guru
menggunakan metode demonstrasi akan menuai hasil yang kurang maksimal. Jika
hasil ynag didapat tidak maksimal maka secara otomatis tujuan pembelajaran pun
tidak akan tercapai dengan baik. Metode eksperimen adalah cara pengajaran
dimana guru dan murid bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan unruk
mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi. Metode ini cocok digunakan
apabila; 1) Untuk memberikan latihan keterampilan tertentu kepada siswa 2) Untuk
memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat
terampil melakukannya 3) Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses
secara cermat dan teliti
Langkah-langkah: 1) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan 2) Usahakan
siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen 3) Sebelum
dilakukan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan dan
petunjuk-petunjuk seperlunya 4) Lakukan pengelompokan atau masing-masing
individu mengerjakan percobaan-percobaan yang telah direncanakan, dan apabila
hasilnya belum memuaskan dapat dilakukan eksperimen ulangan untuk membuktikan
kebenarannya 5) Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil
percobaannya secara tertulis.
Kelebihan: 1) Seorang anak dapat belajar dari sesuatu yang diamatinya melalui pengalaman
secara langsung (praktik) 2) Anak langsung mendapatkan pengalaman dan
keterampilan dalam melakukan eksperimen 3) Mempertinggi partisipasi
anak, baik secara individu maupun kelompok 4) Anak akan terbiasa dengan
pola pikir ilmiah, yang akhirnya ia akan bekerja dengan prinsip-prinsip ilmiah
yang telah ditetapkan 5) Minat belajar anak akan tinggi karena kegiatan
pembelajaran menjadi semakin asyik 6) Menumbuhkan sikap untuk melakukan
atau mengadakan studi eksploratif tentang sains atau teknologi 7) Hasil
pembelajaran akan berbekas dan bertahan lama dalam ingatan
Kekurangan: 1) Alat-alat yang tersedia terbatas, sehingga anak-anak tidak semuanya
mendapatkan kesempatan untuk melakukan percobaan 2) Kurangnya pengetahuan
dan pengalaman guru yang melakukan eksperimen sehingga terkadang eksperimen
bersifat kaku dan kurang menunjang materi yang dibahas 3) Terkdang,
siswa belum pernah melakukan eksperimen sama sekali sehingga guru mengalami
kesulitan-kesulitan 4) Kemampuan keilmuan siswa yang terkadang belum
cukup karena daya kemampuan dan serap setiap siswa pasti berbeda 5) Membutuhkan
waktu yang lama, sehingga dapat menghambat laju pembelajaran 6) Kegagalan
dalam bereksperimen akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan dan mencari
sebuah kesimpulan.
Metode Drill
(Latihan)
Metode drill adalah suatu metode berupa latihan dengan pengulangan
yang berkali-kali guna memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan tertentu
dari apa yang telah dipelajari agar stimulus dan respon menjadi sangat kuat dan
tidak mudah dilupakan. Dalam pembelajaran keagamaan, materi yang biasa diajarkan dengan
metode ini diantaranya adalah materi yang bersifat pembiasaan, seperti ibadah
shalat, mengkafani jenazah, baca tulis al-Qur`an dan lain-lain.
Tujuan Metode Drill pada dasarnya dimaksudkan untuk memperoleh keterampilan latihan terhadap
apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu
pengetahuan dapat disempurnakan. Tujuan
digunaknnya metode ini adalah untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti
mengulas, menghafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin, permainan dan
atletik, dan untuk memperoleh kecakapan mental (intelek), seperti melakukan
perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda atau simbol, dan sebagainya.
Kelebihan: 1) Pembentukan
kebiasaan yang dilakukan dengan metode ini akan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan. 2) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi
dalam pelaksanaannya. 3) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat berbagai
gerakan-gerakan yang kompleks dan rumit menjadi lebih mudah dan otomatis. 4) Dalam waktu yang relatif singkat dan cepat dapat diperoleh
penguasaan dan keterampilan yang diharapkan. 5) Akan menanamkan kebiasaan belajar secara
rutin dan disiplin. 6) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa
yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang
berguna di kemudian hari. 7) Guru lebih
mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya
dan mana yang kurang, dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa disaat
berlangsungnya pengajaran. 8) Menghindarkan ketegangan dalam proses pembelajaran.
Kelemahan: 1) Peserta didik
cenderung belajar secara mekanis dan membentuk kebiasaan yang kaku. 2) Dapat
menyebabkan kebosanan jika dilakukan secara monoton. 3) Dapat mematikan
kreativitas siswa, dimana inisiatif dan minat siswa yang berbeda dengan
petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan. 4) Dapat
menimbulkan verbalisme, terutama dalam pelajaran yang bersifat menghafal dimana
siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara
otomatis mengingatkannya tanpa suatu proses berpikir secara logis.
Macam-macam:
a.
Teknik Kerja Kelompok
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa untuk
bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang
diberikan.
b.
Teknik Mikro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai
pengetahuan, kecakapan, dan sikap sebagai guru.
c.
Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.
d.
Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan
dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam bimbingan guru, baik dalam
kelas maupun di luar kelas.
Prinsip:
a.
Siswa harus diberi pengertian yang
mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b.
Guru harus menyiapkan soal-soal atau
tugas yang akan dijadikan bahan untuk latihan (drill).
c.
Mengatur dengan sangat teliti agar
bahan drill tidak terkesan mengulang-ulang.
d.
Guru harus cerdas dan cermat dalam
menetapkan jam guna kegiatan belajar dengan metode drill (karena kegiatan ini
lebih terkesan individu dan sangat berbeda dengan metode belajar kelompok).
e.
Guru harus cermat memperhatikan
keadaan siswanya.
f.
Membuat standarisasi penilaian.
g.
Menyiapkan bahan dan alat untuk
evaluasi.
Langkah-langkah
1) Tahap Persiapan
a.
Rumuskan Tujuan yang harus dicapai
oleh siswa.Dalam makalah ini penulis merumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu
“siswa dapat mengetahui, menghafal, dan mempraktikkan hadis-hadis tentang tata
cara pelaksanaan shalat jenazah”. Tentukan dengan jelas keterampilan secara
spesifik dan berurutan. Keterampilan yang akan didapat yaitu siswa dapat
menshalati jenazah dengan baik dan benar.
b.
Tentukan rangkaian gerakan atau
langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan. Dalam hal ini
pendidik menjelaskan kepada siswa tentang posisi mayat, imam, dan makmum, serta
rukun shalat jenazah.
c.
Lakukan kegiatan pra-drill sebelum
menerapkan metode ini secara penuh. Dalam hal ini seperti menjelaskan dan
mencontohkan terlebih dahulu kepada siswa tentang tatacara shalat jenazah
sebelum siswa mempraktekkan.
2) Tahap Pelaksanaan
a.
Langkah Pembukaan
Dalam langkah
pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya
mengemukakan tujuan yang harus dicapai dan bentuk-bentuk latihan yang akan
dilakukan. Dalam hal ini telah disebutkan oleh penulis dalam tahap persiapan.
b.
Langkah Pelaksanaan
- Memulai latihan
dengan hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Dalam hal ini bisa dimulai
dengan membaca dan mengulang hadis-hadisnya terlebih dahulu. Tidak semua hadis
harus dihafalkan dan dipraktekkan sekaligus, bisa dengan membagi beberapa hadis
diatas kedalam beberapa pertemuan. Contoh: satu pertemuan menghafal dan
mempraktekkan satu atau dua hadis.
- Ciptakan
suasana yang menyenangkan. Seorang guru tidak terlalu kaku dalam mengatur
jalannya kelas.
- Yakinkan
bahwa semua siswa tertarik untuk ikut. Seperti dengan menyelingi sedikit kisah.
- Berikan
kesempatan kepada siswa untuk terus berlatih. Selagi menunggu semua siswa
melakukan latihan, para siswa yang telah mempraktekkan di depan kelas diminta
agar mengulangi sendiri hingga kelas selesai.
c.
Langkah Mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan
motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga
latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil, dan terbiasa.
3) Penutup
a.
Melaksanakan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan oleh siswa. Menyebutkan letak kesalahan
yang banyak dilakukan oleh siswa disertai dengan perbaikannya.
b.
Memberikan latihan penenangan.
Latihan penenangan dalam hal ini bisa berbentuk review bersama di akhir kelas.
Metode
pemecahan masalah
Metode pemecahan masalah adalah metode dalam pendidikan
dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak/siswa untuk menghadapi
masalah-masalah yang paling sederhana. Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan
usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. Metode
pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu penyajian materi pelajaran yang
menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan
penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang
diberikan.Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan
hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.
Langkah-langkah:
1.
Mengidentifkasi
dan merumuskan masalah
Dalam
hal ini masalah dirumuskan secara jelas, sehingga mempermudah
pemecahannya.Apabila masalahnya merupakan masalah kelompok, rumusan masalah
dapat dilakukan bersama-sama. Untuk memudahkan pembuatan rumusan masalah dapat
dilakukan bersama-sama , meminta untuk masing-masing anggota kelompok untuk
mengemukakan pikirannya dengan bebas dulu. Dari berbagai macam pendapat
tersebut kemudian dibuat rumusan masalahnya.
2.
Mencari sumber
dan memperkirakan sebab-sebab masalah
Setelah
masalah dirumusakan dengan jelas, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi sebab-sebab masalah.
Data yang terkumpul kemudian dipilih mana yang merupakan pendorong pemecahan
masalah dan mana yang menghambat.
3.
Mencari
alternatif pemecahan masalah
Setelah
sumber dan sebab masalah telah ditemukan, dan data yang dapat mendorong
pemecahan masalah telah terkumpul., langkah selanjutnya adalah menemukan beberapa alternative pemecahan
masalah. Masing-masing masing anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya.Dari pendapat yang bermacam-macam itu dibuat dua atau tiga
alternative pemecahan masalah.
4.
Menguji
kekuatan atau kelemahan dari masing—masing alternatif
Langkah
memilih altenatif adalah mengambil keputusan mana dari alternative-alternatif
itu yang dipilih. Pemilihan alternatif didasarkan dengan cara menguji
kelemahankelmahan masing-masing alternative. Setelah alternative yang dipandang
tepat, yaitu alternatif yang mempunya
seikit kelemahan.
5.
Memilih dan
melaksanakan alternative yang dianggap paling tepat
6.
Mengadakan
penilaian terhadap yang dicapai
Penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai dilakukan dengan melihat aoakah ada
kesenjangan antara masalah yang dirumuskan dengan pelaksanaan pemecahannya atau
tidak. Apabila masih terdapat kesenjangan setelah diadakan penilaian, maka
masalahnya ditinjaukembali dengan menggunakan langkah—langkah yang sama.
Kelebihan: 1) Melatih siswa
untuk belajar mandiri. 2) Meningkatkan kemampuan analisis siswa. 3) Menumbuhkan
kebanggaan dalam dir siswa ketika ia berhasil memecahkan masalah yang dihadapi. 4) Situasi belajar
akan aktif, hidup, bermutu dan berdaya guna. 5) Disamping
penguasaan bahan pelajaran sekaligus merupakan latihan berfkir kritis dan
analitis dalam menghadapi masalah—masalah. 6) Latihan bagi
para siswa/murid untuk berani menghadapi masalah-masalah kehidupan kelak. 7) Latihan keberanian dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri.
Kekurangan: 1) Kesulitan mencari/memilih masalah yang tepat, berguna, sesuai dengan
kemampuan siswa untuk memecahkannya. 2) Banyak
menimbulkan resiko, terutama bagi para murid yang kurang mampu akan menyebabkan
frustasi (putus asa). 3) Guru akan mengalami kesulitan
mengevaluir secara tepat proses pemecahan masalah yang ditempuh anak. 4) Membutuhkan
waktu dan proses yang lebih lama dari model pembelajaran konvensional. 5) Untuk beberapa
jenis mata pelajaran, kasus atau masalah yang diberikan kepada siswa membutuhka
tenaga tambahan dan biaya tambahan. Contoh dari biaya dan tenaga tambahan ini
antara lain seperti penyediaan bahan atau peralatan praktik.
Metode Pembelajaran Research
Research atau
yang lebih sering disebut penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan
untuk mengetahui atau mempelajai fakta-fakta baru. Dapat pula penelitian
diartikan sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia. Jadi, mengadakan suatu
research adalah mempertanyakan suatu hal untuk mendapatkan jawabannya. Anak didik disuguhi berbagai macam masalah dan
anak didik secara bersama-sama menghadapi masalah tersebut dengan mengikuti
langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis. Cara demikian adalah teknik yang modern, karena
siswa tidak dapat begitu saja menghadapi persoalan-persoalan tanpa
pemikiran-pemikiran ilmiah, logis, dan sistematis.
Sekolah pada hakekatnya berkewajiban mempersiapkan anak didiknya agar tidak
canggung hidup di tengah-tengah masyarakat yang semakin kompleks dengan
masalah-masalah yang mengitarinya. Itu sebabnya, seorang guru berkewajiban
melatih anak didik untuk memberikan kemampuan teknik menghadapi masalah-masalah
dalam masyarakat.
Pusat
kegiatan ini terletak pada anak didik, dan guru berfungsi sebagai pembimbing
mekanisme kerja anak didik dengan bekerja bersama-sama. Namun demikian, karena
tiap-tiap anak didik mempunyai minat dan kesenangan masing-masing, maka dapat
pula anak didik secara individual dalam hal-hal tertentu menghadapi masalah itu
sendiri sesuai dengan minat yang dipilihnya.
Langkah-Langkah:
1.
Merealisasikan adanya masalah
Anak
didik menyadari adanya sesuatu yang menjadi problem seperti kesulitan, rasa
kebimbangan, bingung dan lain-lain. Masalah itu lalu dikaji sehingga akan
ditemukan kesulitan-kesulitan itu.4
Setiap
orang yang ingin mengetahui kesulitan atau ingin mengetahui hakekat sesuatu,
tentu akan mendorong pikirannya untuk bekerja secara aktif, yaitu berpikir,
menyelidiki, menganalisi dan seterusnya. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran.
2.
Menyusun hipotesis
Dugaan
atau terkaan terhadap jawaban dari suatu masalah adalah langkah untuk
menyelesaikan masalah, tidak perlu takut berbuat salah, mungkin dugaan benar
mungkin juga salah. Mungkin sebagian benar tapi hipotesis/dugaan itu akan kita
buktikan kebenaran/kesalahannya dengan melakukan langkah-langkah selanjutnya.
3.
Mengumpulkan data dan informasi
Untuk
mengetahui benar tidaknya suatu hipotesis diperlukan keterangan-keterangan yang
didukung oleh data-data. Bahan-bahan berupa data tersebut didapat melalui
berbagai cara, seperti langsung bertanya, melalui penelitian dari buku-buku,
mengadakan wawancara dan lain-lain. Akan tetapi data itupun harus dinilai dan
diklasifikasikan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu informasi yang benar.
Data
yang kita dapatkan belum tentu benar, atau sejauh mana data itu sesuai dengan
kepentingan masalah yang sedang kita hadapi, karena itu, data perlu dianalisi
dan diteliti terlebih dahulu. Apabila data yang kita dapat belum cukup
mendukung hipotesis kita, maka harus mencari data lain lagi dengan menambah
berbagai informasi.
4.
Menyimpulkan
Masalah
yang diberikan guru, oleh anak didik harus juga dipertanggung-jawabkan, maka
disusunlah suatu laporan. Isi laporan itu memuat kesimpulan-kesimpulan dan
semua proses pekerjaan dari awal sampai akhir. Kesimpulan-kesimpulan yang kuta
tuangkan dalam laporan tersebut juga harus dilengkapi dengan bukti-bukti
kebenaran. Pada tingkat ini pelapor masih punya kesempatan untuk menguji,
menilai, dan mengecak semua proses pemecahan masalah terutama yang sudah kita
simpulkan tersebut.
Kelebihan: 1) Dapat
merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan. 2) Melalui
metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan dengan terpadu, sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan: 1). Kurikulum yang
berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum
menunjang pelaksanaan metode ini. 2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan,
dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru,
sedangkan para guru belum dipersiapkan untuk ini 3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat
sesuai dengan kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber
belajar yang diperlukan. 4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga
dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
Metode
Pembelajaran
Pemberian
Tugas
Metode Pembelajaran Pemberian Tugas ini adalah
metode dengan cara memberikan tugas kepada siswa dengan tujuan tertentu, yang dapat dilakukan tidak
hanya di rumah, tetapi juga langsung
di lapangan. Adapun tujuan umum dari metode ini adalah menanamkan rasa tanggungjawab atas tugas
tersebut kepada guru.
Macam-macam:
a. Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari suatu teks
buku, baik secara kelompok ataupun secara perorangan, diberi waktu tertentu untuk
mengerjakannya kemudian mempertanggungjawabkannya.
b.
Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal yang bersifat
kecakapan mental dan motorik.
Misalnya adalah menugaskan siswa untuk melakukan tugas
penelitian tentang fenomena kehidupan beragama di suatu tempat, atau menyusun laporan (baik lisan
maupun tulisan) tentang
fenomena perilaku ibadah para peserta pengajian di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, atau
memberikann tugas motoric
dengan menugaskan siswa untuk menuliskan ayat-ayat al-Qur’an yang terkait dengan anjuran berbuat
baik kepada sesama.
c.
Siswa diberi tugas untuk melaksanakan eksperimen, biasanya siswa ini dalam studi IPA dengan tujuan
memberikan pengalaman yang
berguna sehingga timbul ketrampilan.
d.
Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu dengan cara mencoba memecahkannya. Dengan tujuan agar siswa
mampu berpikir ilmiah (logis dan sistematis) dalam
memecahkan suatu masalah.
e.
Siswa diberi tugas melaksanakan proyek, dengan tujuan siswasiswa membiasakan diri bertanggungjawab terhadap
suatu penyelesaian suatu masalah, yang telah
disediakan dan bagaimana mengoah
selanjutnya.
Langkah-langkah:
1) Tahap pemberian tugas.
a. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik dan
harus jelas arahnya.
b. Para siswa harus diberi petunjuk-petunjuk
dalam pelaksanaannya untuk
menghindari kebingungan mereka.
c. Pemusatan perhatian siswa pada hal-hal pokon
dengan tidak menghilangkan
aspek-aspek lainnya yang berkaitan.
d. Waktu yang diberikan harus cukup untuk
mengerjakan tugas.
2) Tahap mengerjakan tugas, yakni siswa melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dan
petunjuk yang diberikan oleh
guru. Pada waktu siswa melaksanakan tugasnya, hendaknya guru:
a. Memberi bimbingan dan pengawasan.
b. Mendorong agar siswa mampu
mengerjakan tugasnya
c. Mengusahakan agar tugasnya itu
dikerjakan oeh siswa sendiri
d. Meminta siswa agar mencatat hasil
tugasnya secara sistematis.
3) Tahap resitasi, dimana siswa bertanggungjawab atas hasil yang dikerjakannya. Pada tahap ini
yang dilakukan guru adalah:
a. Meminta laporan tugas dari siswa,
baik secara lisan maupun tulisan.
b. Mengadakan tanyajawab atau
mengadakan diskusi kelas.
c. Menilai hasil pekerjaan siswa,
baik secara tes maupun nontes atau cara
lainnya.
Kelebihan: 1) Siswa lebih banyak mengalami sendiri
apa yang dialaminya sendiri
apa yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka. 2) Sangat
berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa dapat
melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif. 3) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggungjawab.
Kelemahan: 1) Dapat
menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan pekerjaan yang diberikan kepada
siswa justru dikerjakan oleh orang lain. 2) Guru sering mengalami kesulitan
dalam pemberian tugas yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki siswa, karena adanya perbeaan kemampuan individual, intelegensi, dan
kematangan mental
masing-masing individu. 3) Bilamana
tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya
kestabiln mental pikiran siswa.
Baca Juga: Metode Pembelajaran Hadis
0 komentar:
Post a Comment