Laskar Hizbullah, data:image |
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Gerakan Pemuda Islam (APS & Hizbullah)” ini dengan sebagaimana mestinya. Shalawat
besertakan salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita yakni nabi agung
Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kepada zaman yang
berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.
Makalah
ini kami susun dengan tujuan untuk menambah wawasan kita tentang kontribusi
besar gerakan pemuda Islam dalam membela dan mempertahankan NKRI yang pada masa
itu baru saja terbentuk. Meskipun dalam penyusunannya tidak sedikit kendala
yang kami temui, akan tetapi kami sangat mensyukuri adanya pertolongan Allah
swt sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Terlepas
dari itu semua, kami selaku penyusun makalah ini sangat menyadari banyaknya
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna perbaikan penulisan makalah kedepannya.
Akhir
kata, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Yogyakarta,
8 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
LATAR BELAKANG......................................................................................... 4
RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 5
TUJUAN PENULISAN....................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 7
PENGERTIAN HIZBULLAH........................................................................... 7
LATAR BELAKANG
TERBENTUKNYA HIZBULLAH............................. 7
TUGAS HIZBULLAH........................................................................................ 8
PERAN SERTA HIZBULLAH.......................................................................... 8
AKHIR PERJUANGAN
HIZBULLAH.......................................................... 11
PENGERTIAN ASKAR PERANG
SABIL.................................................... 12
LATAR BELAKANG
DIBENTUKNYA APS............................................... 12
KEANGGOTAAN APS.................................................................................... 13
PERAN SERTA APS DALAM
MEMPERTAHANKAN NKRI.................. 13
AKHIR PERJUANGAN APS.......................................................................... 16
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 17
KESIMPULAN.................................................................................................. 17
SARAN............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Dampak
dari adanya penyebaran agama Islam di Nusantara salah satunya ialah memunculkan
satu kelompok sosial yang disebut sebagai kaum santri. Seiring berjalannya waktu,
dunia kaum santri tidak lagi hanya terpusat pada pesantren dan kitab kuning
saja. Kaum santri telah berhasil membuat gebrakan besar dengan berperan langsung
mewarnai sejarah perjalanan bangsa ini. Seperti pada masa kolonialisme, kaum
santri ikut mengangkat senjata dalam membela kemerdekaan, menjadi tokoh bagi bangkitnya
pergerakan nasional, bahkan terlibat dalam perumusan dasar negara.
Kita
ketahui dalam sejumlah besar perjuangan melawan penjajah banyak dipelopori oleh
para ulama dan kaum santri. Seperti pada tahun 1821-1837, Tuanku Imam Bonjol memimpin
perlawanan kaum Paderi melawan kolonial Belanda di Minangkabau. Di Aceh, Islam
menjadi ruh penggerak utama dalam perjuangan melawan kolonial. Meskipun kemudian
Aceh berhasil ditaklukkan setelah Belanda menyusupkan Snouck Hurgronje untuk
menyelidiki dimana letak kekuatan masyarakat Aceh. Sebuah fakta didapatkan
bahwa kekuatan Aceh terletak pada ulama-ulama beserta pemuda-pemuda Islam yang
ada disana pada masa itu.
Memasuki
paruh pertama abad ke-20, Pemerintah Belanda menerapkan politik etis[1]
yang memberi kesempatan pada rakyat pribumi untuk mendapatkan pendidikan.
Banyak kelompok terpelajar yang muncul dari kalangan santri seperti M. Natsir,
Haji Agus Salim, dan Ki Bagus Hadikusumo. Mereka menjadi salah satu dari sekian
banyak tokoh penggerak bangkitnya kesadaran nasional akan persatuan dan
kesatuan. Sehingga banyak bermunculanlah organisasi-organisasi yang
berlandaskan ajaran Islam, seperti Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
Begitupun
pada masa pendudukan Jepang umat Islam Indonesia sesaat mendapat angin segar.
Mereka memiliki wadah bernama Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) yang
didirikan oleh tokoh-tokoh Islam, baik dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama.
Jepang juga mendirikan Shumubu yaitu sebuah Kantor Urusan Agama yang dipimpin
oleh Hadratus Syekh Hasyim Asyar'i. Jepang beranggapan bahwa wadah ini bisa
menjadi sarana mobilisasi kaum Muslimin untuk dapat membantu Jepang mengusir
Belanda. Meski begitu, dalam perkembangannya Jepang kemudian mengetahui bahwa
MIAI mulai menyentuh aktivitas politik yang dianggap membahayakan bagi posisi
mereka. Sehingga pada tahun 1943, MIAI pun dibubarkan. Akan tetapi kemudian Jepang
membentuk Masyumi sebagai gantinya.
Pada
masa persiapan kemerdekaan, peran serta kaum santri menjadi semakin meluas. Kaum
santri selalu melibatkan diri dalam BPUPKI, PPKI, dan Panitia Sembilan yang
merumuskan pembukaan UUD 1945 dan membentuk dasar negara Indonesia Pancasila.
Tampak bahwa kaum santri tidak lagi terbatas hanya bisa menjadi guru agama di
desa-desa, imam masjid, penghulu, atau berkutat di dunia pesantren saja. Akan
tetapi kaum santri pun mampu muncul sebagai bagian dari golongan terpelajar
yang memberikan kontribusi besar bagi kemerdekaan Indonesia.
- RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
Hizbullah ?
2. Bagaimana
latar belakang Hizbullah bisa terbentuk ?
3. Apa
saja tugas-tugas dari Hizbullah ?
4. Apakah
peran serta Hizbullah bagi NKRI ?
5. Bagaimana
akhir dari perjuangan Hizbullah ?
6. Apakah
APS ?
7. Bagaimana
awalnya Askar Perang Sabil bisa terbentuk ?
8. Siapa
saja yang bisa menjadi anggota Askar Perang Sabil ?
9. Apakah
peran serta Askar Perang Sabil bagi NKRI ?
10. Bagaimana
akhir dari perjuangan Askar Perang Sabil ?
- TUJUAN PENULISAN
- Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Hizbullah dan Askar Perang Sabil.
- Mengetahui
sejarah awal bagaimana Hizbullah dan Askar Perang Sabil bisa terbentuk.
- Mengetahui
siapa saja yang dapat masuk dalam keanggotaan Hizbullah dan Askar Perang
Sabil.
- Mengetahui
peran serta Hizbullah dan Askar Perang Sabil dalam menjaga keutuhan NKRI.
- Mengetahui
bagaimana akhir dari perjuangan anggota Hizbullah dan Askar Perang Sabil.
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN HIZBULLAH
Hizbullah
adalah sebuah organisasi semi-militer bentukan Jepang yang beranggotakan para
pemuda khususnya pemuda Islam. Dalam bahasa Jepang organisasi ini disebut
dengan nama Kaikyo Seinen Teishinti. Hizbullah sendiri berasal dari bahasa Arab
yang jika diarikan kedalam bahasa Indonesia berarti ‘Tentara Allah’.
- LATAR BELAKANG
MUNCULNYA HIZBULLAH
Dalam Perang
Asia Timur Raya posisi Jepang yang bersekutu dengan blok Sentral semakin terdesak.
Jepang tidak dapat menahan laju invasi kekuatan militer tentara Sekutu yang
memiliki persenjataan dan tentara yang jauh lebih banyak daripadanya. Keadaan
tersebut akhirnya memicu Jepang untuk menambah kekuatan dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah merencanakan pembentukan pasukan cadangan sebanyak 40.000
orang (yang juga terdiri dari para pemuda Islam). Dimana pasukan cadangan atau
tambahan tersebut ingin ia peroleh dari pemuda-pemuda yang berasal dari tanah jajahan
untuk dilatih kemiliteran dan siap maju ke medan perang.
Rencana
Jepang tersebut menyebar cepat di tengah-tengah masyarakat dan segera disambut
positif oleh para tokoh-tokoh Masyumi (sebuah organisasi Islam sebagai
pengganti MIAI yang dibubarkan Jepang karena dianggap membahayakan), pemuda Indonesia
dan pihak lainnya.
Bagi Jepang,
pasukan ini ditujukan agar dapat digunakan untuk membantu mereka dalam memenangkan
perang Asia Timur Raya melawan Sekutu. Sedangkan bagi Masyumi dan rakyat
Indonesia sendiri, kesempatan ini sebenarnya digunakan untuk mendapatkan
pengetahuan militer bagi para pemuda Indonesia khususnya pemuda Islam dalam
rangka persiapan menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Maka sehubungan
dengan itu, pemimpin-pemimpin Masyumi pun mengusulkan kepada Jepang untuk
membentuk pasukan sukarelawan yang khusus terdiri dari para pemuda Islam. Pihak
Jepang pun menyetujuinya karena memang tidak mengetahui maksud tersembunyi yang
ada dibelakangnya. Hingga kemudian
dibentuklah Hizbullah (tentara rakyat) pada tanggal 14 Oktober 1944 di Jakarta.
Pelatihan pertama
kali diselenggarakan di Cibarusa, Bogor, Jawa Barat dengan diikuti sekitar 500
orang pemuda muslim yang berasal dari 25 karesidenan di Jawa dan Madura.
Pelatihan ini dilakukan di bawah pengawasan seorang Perwira Jepang bernama
Yamagawa dengan dibantu sejumlah instruktur dari perwira PETA selama 3,5 bulan.
Dalam hal ini terdapat dua versi lain,ada yang menyebutkan Hizbullah dibentuk
seperti yang telah dipaparkan diatas. Ada pula yang menyebutkan bahwa
pembentukan Hizbullah dilakukan pada tanggal 15 Desember 1944. Sementara
pelatihan yang dilakukan di Cibarusa hanya berlangsung selama 2 bulan.
C. TUGAS HIZBULLAH
Hizbullah dalam
menjalankan tugasnya memiliki dua tugas yaitu sebagai tentara cadangan
pemerintah Jepang dan juga sebagai pemuda
Islam itu sendiri. Adapun tugasnya sebagai tentara cadangan Jepang ialah :
·
Membantu tentara Dai Nippon.
·
Melatih diri, jasmani dan rohani
dengan segiat – giatnya.
·
Menjaga bahaya udara dan mengintai
mata – mata musuh.
·
Menggiatkan dan menguatkan usaha –
usaha untuk kepentingan perang.
Sedangkan dengan
tidak melupakan jati diri sebagai pemuda Islam hizbullah memiliki tugas sebaga
berikut :
·
Membela agama dan umat Islam di
Indonesia.
·
Menyiarkan agama Islam.
·
Memimpin umat Islam untuk taat
beragama.
D. PERAN SERTA HIZBULLAH BAGI
INDONESIA
1.
Merebut
Yogyakarta dari kekuasaan Jepang.
Setelah Republik
Indonesia merdeka, segera di Yogjyakarta dibentuk Komite Nasional Indonesia
Daerah (KNID) yang diketuai oleh Muhammad Saleh, dan Badan Keamanan Rakyat
(BKR) yang diketuai oleh Sudarsono dari polisi. Selain itu sebelum adanya ketentuan resmi penataan badan perjuangan maka
BKR berperan sebagai coordinator.
Oleh karena itu,
ketika masyarakat Yogyakarta akan merebut kekuasaan dari tangan Jepang, maka
diadakan koordinasi antara KNI, BKR, Hizbullah dan lasykar lainnya. Mereka berusaha melakukan perundingan dengan pihak Jepang namun mengalami jalan
buntu. Maka kemudian diputuskan untuk
merebut kekuasan Jepang atas Yogyakarta dengan jalan perang. Hizbullah daerah Yogyakarta mengerahkan pasukannya dan bergabung dengan BKR, polisi, dan lasykar lainnya. Pertama kali merebut kantor KOOTI, kemudian
merebut markas dan gudang senjata Jepang Buta Itjo di Kota Baru.
Dalam pertempuran di Kota Baru itu gugur dari pihak Indonesia sebanyak 21 orang dan 32 orang luka-luka. Di antara yang gugur itu
terdapat 3 orang dari Hizbullah, yaitu Abu Bakar Ali, Wardani, dan Ahmad
Djazuli. Mereka dikuburkan di makam Syuhada’
barat Masjid Gedhe kauman Yogyakarta. Sedangkan sebagai monumen perang di Kota Baru dibangun
Masjid Syuhada’.[2]
2. Perang Mempertahankan Kemerdekaan RI
a. Pertempuran 10 November 1945
Peristiwa
pertempuran 10 November 1945 terjadi di kota Surabaya yang hingga kini kita
peringati sebagai Hari Pahlawan. Pertempuran tercetus sebagai akibat dari
terbunuhnya Gubernur Jenderal Inggris yaitu A.W.S Mallaby dalam insiden baku tembak
dengan rakyat Surabaya. Sehingga pihak Inggris tidak terima dan mengultimatum
rakyat Surabaya untuk menyerahkan diri dan senjatanya. Apabila tidak diindahkan
maka Surabaya akan digempur dari darat, laut dan udara. Rakyat Surabaya pada
saat itu memilih menentang ultimatum tersebut.
Melihat situasi
yang berkembang semacam itu, K.H. Hasyim Asy’ariy mengundang para
ulama yang tergabung dalam Nahdatul Ulama dari seluruh Pulau Jawa dan Madura untuk berkumpul di Surabaya
pada tanggal 21-22 Oktober 1945. Ketokohannya sebagai ketua Masyumi dan
sekaligus menjadi sosok sentral Nahdlatul Ulama memungkinkan beliau untuk
memperoleh dukungan kekuatan dari berbagai elemen umat Islam pada masa itu.
Hasilnya, para tokoh yang berkumpul akan menggerakkan umat untuk siap sedia
berjihad mempertahankan kemerdekaan. Kesepahaman itu kemudian melahirkan sebuah
fatwa yang dikenal dengan sebutan Resolusi
Jihad. Pada bagian inilah akhirnya Barisan Sabilillah
(Ulama’) dan Barisan Hizbullah memiliki peran besar untuk
mengkoordinasikan kekuatan rakyat dalam perjuangan. Pada saat itu barisan Hizbullah
yang berkiprah adalah pimpinan dari Moestopo.
b. Pertempuran Ambarawa
Peristiwa Palagan
Ambarawa berlangsung antara tanggal 20 November hingga 25 Desember 1945.
Bermula dari kedatangan Inggris di Ambarawa yang mestinya bertugas untuk
mengurus tawanan perang, ternyata justru memboncengi NICA dan mempersenjatai
tawanannya. Hal ini memicu munculnya kemarahan rakyat dan berakhir dengan
meletusnya pertempuran.
Untuk mendukung
perjuangan, Hizbullah seringkali mengkoordinasikan kekuatan rakyat. Setelah
Belanda yang membonceng Sekutu mundur dari Ambarawa ke Semarang, komandan
Hizbullah yang bernama Munawir mengumpulkan
masyarakat Ungaran untuk dilatih kemiliteran. Mereka terdiri dari guru
madrasah, kyai, lurah, camat, pegawai kabupaten, dan masyarakat umum. Para
peserta ini berasal dari seluruh kecamatan di Ungaran yang rata-rata dibawa
oleh para Kyai dan pimpinan pondok Pesantren masing-masing. Antara lain dari
Gunung Pati dibawa oleh Naib Mustajab.
dari Pringapus, Klepu dipimpin oleh Naib M. Turmudi, dan dari daerah lain oleh Carik Suprapto, Kyai Syakur, dan lain-lain. Pelatihan di laksanakan di lapangan
Bandarejo di kaki Gunung Sewakul. Di dekat lapangan itu terdapat bekas pabrik
tenun milik orang Arab yang kemudian diserahkan untuk difungsikan sebagai
markaz Hizbullah. Mereka dipersiapkan agar bisa mempertahankan wilayah jika
sewaktu-waktu serangan musuh datang kembali.
c. Pertempuran Srondol
Hizbullah Yogyakarta juga mengirim sebagian dari kompi Rebo untuk
membantu menahan serbuan NICA Belanda yang akan meluaskan wilayahnya ke selatan. Pada tanggal 4 Juli
1946 terjadi pertempuran. Dalam pertempuran itu pihak NICA Belanda mengerahkan pasukan ateleri dan dibantu oleh pesawat tempur udara.
Pihak RI yang di dalamnya terdapat kompi Hizbullah Yogyakarta terpaksa mundur ke daerah Banyumanik. Dalam pertempuran Srondol ini gugur 2
orang anggota Hizbullah yaitu Ahmad Dahlan bin Hilal
(cucu K.H. Ahmad Dahlan) dan Hajid bin Jalil. Keduanya dimakamkan di makam Syuhada Kauman Yogyakarta.[3]
d. Pemberontakan PKI Madiun 1948
Tahun 1948
menjadi ujian yang berat bagi bangsa Indonesia. Sejak dicetuskannya Negara
Komunis (Negara Republik Indonesia Sovyet) di Madiun pada 18 September tahun
itu, umat Islam sering mendapatkan berbagai gangguan dari kalangan komunis.
Sejumlah pesantren di serang berikut ulama-ulama dan santri-santri pun tak
luput menjadi korban kebiadaban mereka. Setiap saat dalam gerakan-gerakan yang
dilakukan kalangan komunis ini sering meneriakkan yel-yel “Pesantren Ambruk”,
“Masjid Bangkrut”, dan “Santri dikubur”. Di sini jelas bahwa permusuhan
tersebut diantaranya ditujukan kepada umat Islam.
Bersama TNI
Divisi Siliwangi, Barisan Hizbullah mengadakan serangan serentak ke Madiun
melalui Gunung Lawu. Di Magetan, pasukan yang dipimpin Mayor Umar
Wirahadikusumah melakukan pembersihan terhadap elemen-elemen yang terlibat
gerakan makar. Aksi ini berlanjut pada penumpasan pemberontak yang berada di
Madiun. Pada 30 September 1948, TNI berhasil memasuki Madiun dan memukul mundur
tokoh-tokoh PKI meninggalkan kota tersebut.
Dalam penumpasan
pemberontakan di Madiun ini, banyak anggota Barisan Hizbullah yang gugur dan
menjadi tawanan PKI. Nasib akhir menjadi tawanan pihak komunis tetap sama,
yaitu mati. Sebelum dibunuh mereka dianiaya sedemikian rupa melebihi batas
kemanusiaan. Demikian juga banyak anggota Masyumi yang dibantai setelah
sebelumnya mereka dimasukkan dalam black-list. Barisan Hizbullah, baik
yang sudah bergabung menjadi anggota TNI maupun yang masih berada di luar,
memiliki peran cukup penting dalam penumpasan pemberontakan yang dikenail
dengan sebutan Madiun Affairs tersebut.
E.
AKHIR PERJUANGAN HIZBULLAH
Dengan adanya Perundingan Linggarjati yang
memerintahkan agar perang dihentikan, maka
pasukan Hizbullah ditarik kembali. Selama tidak berperang, di kalangan Hizbullah terus diadakan pembinaan
gama Islam, mental, akhlaq, dan latihan fisik lainnya. Anggota
Hizbullah ini kemudian berbaur
dengan masyarakat. Ada yang menjadi guru mengaji,
melatih ketrampilan para pemuda sebagai kader yang akan datang, dan juga ada
yang aktif dalam politik serta organisasi sosial-keagamaan lainnya.
Lalu kemudian dengan adanya Peraturan Pemerintah tanggal 3 Juni 1947, tentang peleburan seluruh
badan perjuangan, laskar, dan kelompok bersenjata lainnya ke dalam Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Maka sebagian
anggota Hizbullah pun masuk bergabung kedalam TNI. Dalam TNI mantan pasukan Hizbullah tetap aktif bertempur dalam
skala yang lebih besar seperti ukuran perang internasional.
Adapun
sebagian yang tidak melebur kedalam TNI ada yang masuk kedalam
Askar Perang Sabil dan ada juga yang tetap kembali ke
masyarakat menurut profesinya masing-masing. Meskipun begitu mereka tetap dalam keadaan siaga, siap tempur membela Republik Indonesia bila
dibutuhkan. Pertemuan-pertemuan diantara mereka tetap diadakan dalam koordinasi
Masyumi. Dalam pertemuan-pertemuan itu dibicarakan mengenai bahaya kembalinya
Belanda menjajah Indonesia, bahaya provokasi
PKI yang membahayakan kehidupan beragama di Indonesia, dan juga
tukar-menukar informasi.
F.
PENGERTIAN APS
APS adalah
singkatan dari Askar Perang Sabil. Yaitu sebuah badan perjuangan yang terdiri
dari para pemuda Islam yang tidak masuk kedalam TNI. Tujuan APS didirikan ialah
untuk membantu Negara Republik Indonesia yang pada saat itu baru saja berdiri
menghadapi serangan yang datang dari luar yaitu agresi yang dilakukan oleh
Belanda yang ingin kembali menduduki Indonesia.
Pada mulanya nama
Askar Perang Sabil adalah Laskar Angkatan Perang Sabil, namun agar tidak
terjadi salah pengertian dengan bentuk kesatuan yang terdapat dalam Tentara
Nasional Indonesia (TNI), maka nama Laskar Angkatan Perang Sabil ini pun diubah
menjadi Askar Perang Sabil.
G.
LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA APS
Pada tanggal 21 Juli 1947 terjadi Agresi Belanda I
yang berhasil menduduki beberapa
daerah di Jawa Tengah. Hal ini di mata para ulama Yogyakarta merupakan ancaman bagi keberadaan Ibukota Republik Indonesia yang pada saat itu berada di Yogyakarta.
Pada tanggal 23 Juli 1947 bertepatan tanggal 17 Romadlon 1367 H para ulama Yogyakarta mengadakan
musyawarah dan sebelumnya diawali sholat lail dan I’tikaf bermunajah kepada Allah swt di Masjid Taqwa
Suronatan Yogyakarta.
Hasil dari pertemuan tersebut ialah kedaulatan tekad para ulama untuk membentuk badan perjuangan yang bernama Angkatan Perang
Sabil(APS). Bertujuan untuk membantu pemerintah RI dalam menghadapi kesulitan menanggulangi
musuh yang akan merobohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk merealisasikan
keputusan itu maka diutuslah beberapa ulama menghadap Sri Sultan Hamengku
Buwana IX (selaku Menteri Pertahanan) dan Panglima Besar Sudirman( selaku pimpinan
TNI) untuk minta dispensasi agar
diizinkan mendirikan lasykar Angkatan
Perang Sabil (APS). Dengan mempertimbangkan berbagai aspek maka Sri
Sultan Hamengkubuwono pun menyetujuinya.
H.
KEANGGOTAAN HIZBULLAH
Dilihat dari
keanggotaannya, APS di Yogyakarta dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, adalah bekas Laskar Sabillillah yang didirikan pada akhir
pendudukan Jepang. Sedangkan kelompok kedua adalah pemuda bekas Laskar
Hizbullah dan kelompok pemuda kampung yang berumur dibawah 40 tahun, terutama
pemuda Islam yang telah mendapat izin dari orang tuanya. Kelompok pemuda inilah
yang diorganisasikan oleh bekas Laskar Sabillillah untuk dipersenjatai dan
mendapat tugas melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda di front-front
pertempuran.
Akan tetapi
meskipun begitu, keanggotaan APS tidak hanya berasal dari masyarakat atas saja,
tetapi juga berasal dari berbagai lapisan masyarakat seperti dari masyarakat
kota hingga masyarakat desa. Mereka juga memiliki berbagai profesi seperti
ulama, guru, murid, pedagang, petani, santri, dan sebagainya.[4]
I.
PERAN SERTA APS DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI
a. Merintangi Masuknya Belanda ke Yogyakarta
Pada tanggal 19 Desember 1948 adalah hari bersejarah dimana kolonial Belanda
mulai menduduki Ibukota RI yang berada di kota Yogyakarta. Laskar APS ikut menghadang masuknya tentara Belanda dan berusaha mempertahankan kota Yogyakarta agar tidak jatuh ke tangan Belanda. Dalam peristiwa ini jumlah korban yang jatuh
dari pihak APS sebanyak 9 orang.
b.
Mengamankan Bantul
Serangan Belanda terhadap Bantul menyebabkan kota
Bantul menjadi kosong dari penjagaan dan pemerintahan. Maka terjadilah perampokan dan penggedoran
liar terhadap rumah-rumah penduduk. Melihat adanya situasi yang tidak sehat ini, maka
pimpinan MU-APS mengambil kebijakan untuk bertindak mengamankan dan mengatur
pemerintahan darurat agar kehidupan rakyat jadi tenang dan tentram.
c. Menyerang Kota Yogyakarta
Pada tanggal 8
Januari 1949 atas ajakan Letnan Kolonel Suhud dari TNI, APS menyerbu Yogyakarta
bersama pasukan TNI untuk mengusir penjajah Belanda yang masih bercokol di kota
itu. Penyerbuan itu dipimpin oleh Imam besar K.H. A. Machfudz dan Komandan APS Muh. Sjarbini. Serbuan
tersebut membawa hasil yang baik dan membuat pasukan Belanda kocar-kacir.
Setelah serbuan itu pasukan APS kembali ke markasnya. Di samping terdapat 2 regu pasukan APS di bawah pimpinan Abdullah Mabrur yang tetap meneruskan perang gerilya didalam kota dan berpos di Sonosewu (barat batas
kota Yogya sekitar ½ km dari Ketanggungan). Perang gerilya APS yang 2 regu ini
bertahan sampai seminggu dan berhasil menghancurkan beberapa daerah pokok Belanda.
Akan tetapi pada tanggal 14 januari 1949 Belanda mengadakan serbuan besar-besaran ke
Sonosewu dengan satu Kompi serdadu dilengkapi senjata berat ringan yang
lengkap. Lasykar APS di Pos Sonosewu pada saat itu hanya terdapat dua regu, sedang
pasukan TNI yang bersenjata sudah
meninggalkan Sonosewu. Akibat dari serangan Belanda tersebut 12 anggota APS gugur menemui syahidnya. Korban tersebut merupakan korban terbanyak bagi APS dalam
pertempuran selama dua tahun. Oleh penduduk setempat, pahlawan yang gugur itu dimakamkan
di Kuburan Sonosewu, dan selalu diziarahi setiap peringatan kemerdekaan Indonesia.
- Pertempuran
Wonosari
Markas APS
cabang Wonosari berada di wilayah Kedung Pring yang punya peranan menjembatani pasukan dengan masyarakat,
dan juga mengkomunikasikan rencana-rencana operasional. Akan tetapi
kemudian markas tersebut diketahui oleh Belanda, dan kemudian digempurnya. Dalam peristiwa ini gugur sebanyak 4 orang pasukan APS sebagai syahid yaitu Al Ustadz Abdul Jabar, Ahmad Hisyam, Muh. Bustam Syah dan Muh. Bachrom.
- Mengamankan
Kulonprogo
Pada waktu
revolusi fisik sering
terjadi banyak terdapat pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan jalan merampok dan membobol rumah
penduduk. Oleh karena itu MU-APS cabang Kulon Progo bersama bantuan APS
Yogyakarta yang dipimpin oleh seorang mahasiswa Gadjah Mada, yaitu Muh. Harun
Alrosyid, berhasil mengamankan mentertibkan daerah Kulon Progo.
Di Kulon Progo sendiri terjadi pembagian tugas, yaitu TNI yang berhadapan di front prtempuran
sedangkan APS bertugas mengamankan daerah-daerah agar masyarakat tentram dan terhindar dari perampokan.
- Menjaga Keraton
Yogyakarta dan Lingkungannya
Dalam rangka menyiapkan pengembalian kota Yogyakarta kepada Republik Indonesia maka pasukan TNI dan kelasykaran disiapkan pula untuk berjaga-jaga di sekitar kota Yogyakarta. Dalam hal ini lasykar APS mendapat tugas untuk menjaga Kraton Yogyakarta.
- Penumpasan PKI di
Gunungkidul
Peristiwa pemberontakan
PKI juga terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI. Yogyakarta. Banyak
pihak yang terlibat di dalam operasi penumpasan pemberontakan ini, salah
satunya adalah APS.
Di Gunungkidul,
PKI sudah mulai mengumpulkan massa dan menjadikan Gunungkidul sebagai basis
kekuatan PKI di DI. Yogyakarta. Selain sebagai bentuk bantuan kepada TNI,
keterlibatan APS dalam usaha penumpasan PKI juga dilatarbelakangi oleh adanya pertentangan
ideologi antara ideologi komunis dengan Islam, terutama Muhammadiyah.
Dalam usaha
penumpasan pemberontakan PKI di Gunungkidul APS memiliki peranan yang cukup
penting. Peranan APS tidak hanya ketika terjun di medan perang saja, tetapi
mereka juga banyak memiliki peranan di belakang garis pertempuran. Dengan
segala kelebihan kekuatan spiritual yang dimiliki, mereka bisa menjadi
pelindung bagi para pejuang yang lain.
J.
AKHIR PERJUANGAN ASKAR PERANG SABIL
Setelah selesainya Perundingan Roem-Royen dan kota Yogyakarta dikembalikan pada Republik Indonesia, maka pasukan APS pun dikembalikan
ke masyarakat. Mereka kemudian bekerja menurut profesi dan keahliannya masing-masing. Sebagian ada yang meneruskan untuk belajar melanjutkan pendidikan. Namun adapula yang memilih untuk bergabung bersama menjadi
anggota Tentara Nasional Indonesia.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Hizbullah
Hizbullah adalah organisasi
semi-militer bentukan Jepang yang terdiri dari para pemuda Islam. jepang
membentuk Hizbullah dengan tujuan agar dapat membantunya dalam memenangkan
Perang Asia Timur Raya. Sedangkan bagi Indonesia, pembentukan Hizbullah
dimanfaatkan sebagai kesempatan mendapatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan
militer dalam rangka menuju Indonesia merdeka.
Hizbullah memiliki dua tugas yaitu
sebagi tentara cadangan Jepang dan juga sebagai pemuda Islam. Tugas-tugasnya
adalah sebagai tentara cadangan Jepang : membantu tentara Dai Nippon, melatih
diri, jasmani dan rohani dengan segiat-giatnya, menjaga bahaya udara dan
mengintai mata-mata musuh, serta menggiatkan dan mengusahakan usaha-usaha untuk
kepentingan perang.
Sedangkan dengan
tidak melupakan jati diri sebagai pemuda Islam hizbullah memiliki tugas sebagai
berikut : membela agama dan umat Islam di Indonesia, menyiarkan agama Islam, memimpin
umat Islam untuk taat beragama.
Kontribusi hizbullah dalam rangka
membela dan mempertahankan NKRI diantaranya adalah merebut kota Yogyakarta dari kekuasaan Jepang,
perang mempertahankan kemerdekaan RI ; Peristiwa 10 November di Surabaya,
Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Srondol, dan Penumpasan PKI di Madiun 1948.
- Askar
Perang Sabil
APS atau Askar Perang Sabil adalah sebuah badan
perjuangan yang terdiri dari para pemuda Islam yang tidak masuk kedalam TNI.
Tujuan didirikannya ialah untuk membantu Negara Republik Indonesia yang pada
saat itu baru saja berdiri menghadapi serangan yang datang dari luar yaitu
agresi yang dilakukan oleh Belanda yang ingin kembali menduduki Indonesia.
APS didirikan
berawal dari kekhawatiran para ulama di Yogyakarta melihat kondisi RI yang pada
saat itu beribukota di Yogyakarta berada dalam keadaan darurat. Berbagai
ancaman datang silih berganti menghantam negara yang baru berdiri ini. Seperti
ancaman yang datang dari luar yaitu adanya agresi militer Belanda I yang
dilancarkan Belanda untuk dapat menguasai kembali Indonesia. Serta ancaman yang
berasal dari dalam negeri sendiri yang berasal dari PKI yang ingin mengubah RI
menjadi negara Komunis.
Keanggotaan APS
berasal dari berbagai lapisan masyarakat Islam. Seperti dari mantan anggota
Hizbullah dan Sabilillah, para kiai, guru madrasah, pedagang, petani, buruh dan
santri.
Peran serta yang
ditujukan APS dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara
lain : menghalangi masuknya Belanda kembali ke Indonesia melalui agresi
militernya yang kedua, mengamankn Bantul dan Kulon Progo, Menyerang markas
Belanda yang berada di wilayah Yogyakarta, dan ikut serta penumpasan PKI di
Gunungkidul.
- SARAN
Ada ungkapan yang
menyatakan bahwa “sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa
para pahlawannya”. Kita sebagai bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang
tidak bisa dilepaskan dari sejarah para pahlawan yang telah mengorbankan
segenap jiwa dan raga. Selama 3,5 abad lamanya bangsa kita berjuang lepas dari
cengkaraman penjajahan dan bercita-cita luhur menjadi bangsa yang merdeka,
adil, dan makmur seperti yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.
Maka sudah
sepantasnya kita untuk selalu mengenang jasa para pahlawan dan melakukan banyak
hal positif dalam rangka mengisi kemerdekaan. Sehingga tetesan darah dan jutaan
peluh yang jatuh dari sosok-sosok perkasa para pejuang kita tidak menjadi
sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/15/10/27/nwv1s624-memaknai-sejarah-pergerakan-kaum-santri
http://www.siswamaster.com/2016/01/organisasi-bentukan-jepang-militer-dan-semimiliter-di-indonesia.html
http://jejakislam.net/barisan-hizbullah-jihad-dalam-kemerdekaan/
http://www.idsejarah.net/2017/05/organisasi-organisasi-bentukan-jepang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis
http://adabydarban.blogspot.co.id/2012/04/kaum-santri-melawan-kolonial-dari.html
http://digilib.uin-suka.ac.id/2142/
http://eprints.uny.ac.id/21260/
http://wawasansejarah.com/resolusi-jihad-laskar-hizbullah-dalam-mempertahankan-kemerdekaan/
Baca Juga: Semua Refrensih Lainya
[1] Politik balas budi yang programnya termaktub dalam Trias Van Deventer
yaitu irigasi, imigrasi, dan edukasi.
[2] http://adabydarban.blogspot.co.id/2012/04/kaum-santri-melawan-kolonial-dari.html
[3] http://adabydarban.blogspot.co.id/2012/04/kaum-santri-melawan-kolonial-dari.html
[4] http://digilib.uin-suka.ac.id/2142/
0 komentar:
Post a Comment