Kerajaan Tertua di Indonesia

Kerajaan Tertua di Indonesia, moondoggiesmusic.com
KATA PENGANTAR 
            Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Kerajaan Tertua di Indonesia: Kutai dan Tarumanegara”.
            Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin serta telah mendapat bantuan dari berbagai pihak yang berguna untuk kelancaran pembuatan makalah. Untuk itu, kami sampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah berkontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam pembuatan makalah kami.
            Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun isi serta kelengkapannya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk kritik serta saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian, Amiin.




Yogyakarta, Maret 2018


Penyusun


 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.1 Sejarah berdirinya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.................................... 2
2.2 Kehidupan masyarakat Kerajaan Kutai dan Tarumanegara............................ 4
2.3 Bukti sejarah bahwa Kerajaan Kutai dan Tarumanegara pernah berdiri......... 5
2.4 Runtuhnya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara............................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10



BAB I

PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
Dikatakan bahwa agama Hindu telah menyebar dari abad ke II dan III Masehi dibawa dengan jalan damai melalui penganutnya yang rata-rata sebagai saudagar, pedagang, dan sebagainya. Mereka menetap di wilayah Indonesia dan terjadilah pembauran kebudayaan dan kepercayaan, dimulai dengan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut dengan ditemukannya tujuh buah prasasti berbentuk Yupa yang diperkirakan dibuat pada abad ke-4 Masehi.
Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 sampai ke-7 Masehi. Wilayah kekuasannya  meliputi pesisir Jakarta sampai pedalaman di kaki Gunung Gede berdasarkan prasasti Ciareteun.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara?
2.    Bagaimana kehidupan masyarakat Kerajaan Kutai dan Tarumanegara?
3.    Apa bukti sejarah bahwa Kerajaan Kutai dan Tarumanegara pernah berdiri?
4.    Bagaimana runtuhnya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara?


1.3  TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
2.    Mengetahui kehidupan masyarakat Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
3.    Mengetahui bukti sejarah bukti berdirinya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
4.    Mengetahui runtuhnya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.

 BAB II
PEMBAHASAN
 2.1 SEJARAH KERAJAAN KUTAI
     Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang diperkirakan berdiri sekitar abad ke-5 Masehi. Kerajaan ini berdiri di Muara Kaman, di daerah aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.[1] Keberadaan kerajaan ini diketahui dari prasasti yang berbetuk tiang (Yupa), yang ditemukan di Muara Kaman, bertuliskan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sansakerta. Yupa merupakan tugu batu peringatan yang didirikan sebagai tanda adanya suatu peristiwa penting.
Nama Kutai diberikan oleh para ahli dengan mengambil nama tempat ditemukannya prasati yang menunjukkan keberadaan kerajaan tersebut. Karena di dalam Yupa tidak disebutkan secara jelas nama dari kerajaan ini, dan memang hanya sedikit informasi yang bisa diperoleh. Terdapat tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah tersebut, salah satunya menyebutkan raja yang memerintah kerajaan Kutai bernama Mulawarman. Selain Yupa terdapat juga bukti peninggalan kerajaan Kutai, yaitu: Kalung Cina yang terbuat dari emas, satu arca Bulus, dan dua belas arca batu.[2]
Salah satu Yupa tersebut telah diterjemahkan dan berbunyi: “Sang Mulawarman, raja yang mulia  dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang seperti api. Di dalam tanah yang sangat suci, Waprakeswara.[3] Untuk peringatan kebaikan budi sang raja, tugu ini dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat ini.”[4]
Adapun Yupa yang lain menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Kudungga mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman sudah mendapat pengaruh dari agama Hindu, hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.
Sedangkan raja Kudungga masih menggunakan nama lokal daerah. Sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa Kudungga Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukannya dulu merupakan kepala suku, setelah agama Hindu masuk ia mengubahnya menjadi sistem kerajaan, dan mengangkat dirinya sebagai raja. Kemudian, pergantian pemimpin dilakukan secara turun temurun.
Maka, tiga raja pertama yang paling berpengaruh adalah Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Sedangkan, raja terakhir sebagai tanda runtuhnya Kerajaan Kutai adalah Maharaja Dharma Setia. Ia terbunuh dalam peperangan melawan Aji Pengeran Panji Mendapa dari Kesultanan Islam Kutai Kartanegara.
Selanjutnya, aspek-aspek kehidupan yang mempengaruhi Kerajaan Kutai.
a.       Aspek Sosial
Dalam kehidupan sosial, terlihat dari hubungan yang harmonis antara Raja Mulawarman dengan Kaum Brahmana, yang menduduki status paling tinggi. Mereka menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, serta pemimpin dalam upacara ritual keagamaan. Sedang untuk Kaum Kesatria terdiri atas kaum bangsawan atau para kerabat kerajaan. Dan diluar golongan itu adalah rakyat biasa yang masih memegang teguh tradisi nenek moyang.[5]
b.      Aspek Ekonomi
Dalam masalah ekonomi tidak dijelaskan secara pasti dalam prasasti, tetapi para sejarawan berpendapat dengan adanya sedekah dari Raja Mulawarman berupa 20.000 ekor sapi membuktikan perekonomian Kerajaan Kutai sudah kuat pada masa itu, yang didasarkan pada pertanian, peternakan dan perdagangan.[6]
c.       Aspek Keagamaan
Terdapat prasasti yang membicarakan upacara selamatan di dalam memperingati salah satu kebaikan atau pekerjaan yang yang dilakukan oleh Mulawarman. Disebutkannya nama Ansauman, yaitu dewa matahari dalam agama Hindu. Hal itu memberikan kepastian bahwa Mulawarman adalah penganut agama Hindu.

2.2 Kerajaan Tarumanegara
            Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu yang pernah berkuasa di wilayah barat Pulau Jawa (Jawa Barat) pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. kerajaan didirikan oleh Raja Jayasingawarman (358-382 M), ia merupakan Maharesi dari Salankayana di India, yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan ole Maharaja Samudragupta dari Kerjaan Magada. Setelah mendirikan Kerajaan Taruma maka kekuasaan beralih dari Rajatapura ke Tarumanegara.
            Dari catatan sejarah dan peninggalan artefak yang ada di sekitar lokasi kerajaan, dapat disimpulkan Kerajaan Tarumanegara dalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu. Terletak di wilayah Jawa Barat sekitar Bogor. Wilayah kekuasaannya meliputi Banten, Jakarta, dan Cirebon. Sumber sejarah yang menunjang keberadaan Kerajaan Tarumanegara adalah berita Cina dan prasasti.[7] Untuk memastikan sejak kapan Kerajaan Taruma para ahli sejarah berusaha mencari sumber dari Cina. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.[8]
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga dan Tarumanegara


[1]  Adi Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia, Yogyakarta Diva Press, 2014, hlm. 58
[2]  Reny Yuliati, Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm. 4
[3]  Waprakesmara adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa, yang kalau di pulau Jawa disebut dengan Baprakeswara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agama yang dianut Mulawarman adalah Hindu aliran Syiwa artinya dewa yang dipuja adalah Syiwa. (Dwi Hartini, Pertumbuhan dan Perkembangan Agama serta Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, Modul Sejarah, hlm. 21)
[4]  Marwati Juned Pusponegoro, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlm. 33
[5] Marwati Juned Pusponegoro, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlmn. 61-62
[6] Dwi Hartini, Pertumbuhan dan Perkembangan Agama serta Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, Modul Sejarah, hlmn. 21
[7] Marwati Juned Pusponegoro, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlmn. 63
[8]

0 komentar:

Post a Comment