\Zaman Pra Sejarah, blogspot.com |
Peninggalan
Zaman Praaksara lengkap dengan Gambar dan Pembagian Tiga Zaman
Peninggalan
Zaman Praaksara – Selamat datang di tim Hidup Simpel kali ini kita akan
membahas peninggalan zaman praaksara. Benda-benda peninggalan zaman praaksara sebagai
hasil budaya manusia purba sudah terkubur selama puluhan ratusan bahkan ribuan
tahun yang lalu.
Dengan
kita melihat benda-benda peninggalan zaman praaksara tersebut, kita bisa
berfikir bahwa manusia selalu belajar dari pengalaman yang dialaminya sehari-hari
sebagai guru yang terbaik. Dari pengalaman tersebut mereka menghasilkan alat
yang lebih baik dari alat yang dibuat sebelumnya guna menunjang kegiatan pokok
sehari-hari, seperti mencari dan mengolah makanan serta untuk mempertahankan
hidup.
Faktor
daya pikir usaha kerja keras serta pengalaman berpengaruh terhadap terciptanya
kebudayaan dan peradaban yang lebih baik. Berikut hasil-hasil budaya manusia
sebelum masa aksara atau praaksara.
Studi
tentang Peninggalan Zaman Praaksara
Tidak
diketahui dengan pasti Siapakah pemilik benda-benda itu, dengan cara apa
benda-benda itu dibuat, serta untuk kepentingan apa benda-benda itu diciptakan.
oleh karena itu diperlukan ilmu bantu antara lain geologi arkeologi dan
antropologi budaya.
Geologi
diperlukan untuk mengetahui usia usia benda ukur yang terkubur berdasarkan
lapisan bumi. Arkeologi diperlukan untuk mengetahui peninggalan-peninggalan
purbakala atau zaman ketika orang belum mengenal tulisan. Adapun antropologi
budaya diperlukan untuk mengetahui kebudayaan manusia dari peninggalannya.
Peninggalan
Zaman Praaksara
Zaman
aksara dibagi menjadi 3 yaitu zaman paleothikum, neolithikum dan megalithikum.
Kita akan bahas kedua-duanya. berikut informasinya.
Peninggalan
Zaman paleolithikum
Pertama
kita akan membahas peninggalan zaman praaksara tepatnya zaman paleolithikum,
berikut informasinya.
1.
Kapak genggam
Pada
tahun 1935, Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah alat di Punung
Kabupaten Pacitan. Alat-alat tersebut berupa kapak genggam yang terbuat dari
batu dan Lempung. Bentuk fisiknya masih kasar. Alat-alat yang ditemukan di
Pacitan tersebut disebut chopper atau alat penetak.
alat-alat
yang ditemukan di Pacitan kemudian disebut kebudayaan Pacitan. Dari hasil
penelitian kebudayaan Pacitan dibuat dan digunakan oleh jenis manusia
Pithecanthropus. Selain di Pacitan chopper juga ditemukan di Parigi dan Gombong
(Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan). Alat ini
juga ditemukan di luar wilayah Indonesia yaitu di gua choukoutien peking.
Baca
Juga 51+ Motif Batik Modern Nusantara |
Gambar, Desain, Sederhana
2.
Kapak Sumatera
Kapak
sumatralith atau pebble adalah sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu
kali yang dipecah atau dibelah. Sisi luarnya yang sudah halus tidak
diapa-apakan Sedangkan Sisi dalamnya (tempat belah) dikerjakan lebih lanjut
sesuai dengan keperluannya. Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di
sepanjang Pantai Sumatra Timur Laut di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera
Utara).
3.
Kapak pendek
Kapak
pendek adalah sejenis kapak genggam yang bentuknya kira-kira setengah lingkaran
dan dibuat dengan mukuli dan memecahkan batu tanpa diasah. Tajamnya terdapat
pada sisi lengkung dan tidak diketahui secara pasti Apa kegunaan dari alat ini.
Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Sumatera Timur laut, di
antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).
4.
Pipisan
Pipisan
adalah batu-batu Penggiling beserta landasannya. Pipisan ini digunakan tidak
hanya untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk menghaluskan cat merah
seperti yang terlihat dari bekas-bekasnya. Aktivitas ini di perkirakan
berkaitan dengan upacara ritual dan kepercayaan. Alat ini ditemukan di
kjokkenmoddinger di sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan
Medan (Sumatera Utara).
Peninggalan
Sejarah Zaman Neolithikum
Setelah
kita membahas peninggalan zaman praaksara paleoithikum, saatny kita membahas
peninggalan sejarah neolithikum
1.
Kapak persegi
Nama
kapak persegi berasal dari von Heine Geldern berdasarkan penampang dari
alat-alatnya yang berupa persegi panjang atau berbentuk trapesium. Alat ini
bentuknya memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan bagian
pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai.
Selain
berfungsi sebagai kapak kapak persegi juga digunakan untuk keperluan lain
bergantung pada ukuran dan bentuknya.
Untuk
kapak persegi yang berukuran kecil digunakan untuk memotong kayu sedangkan
kapak persegi yang berukuran lebih besar berbentuk beliung atau Pacul biasanya
digunakan sebagai alat cangkul. Kapak persegi ini dibuat dari bahan batu api
dan batu chalcedon.
Baca
Juga Syarat Membuat NPWP
Berdasarkan
penelitian kapak kapak persegi tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke
wilayah Indonesia melalui jalan Barat.
2.
Kapak bahu
kapak
bahwa adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher sehingga
menyerupai bentuk botol persegi. Pada umumnya di wilayah Indonesia kapak bahu
tidak dikenal, hanya di daerah Minahasa Sulawesi Utara kapak ini ditemukan.
3.
Kapak lonjong
Nama
kapak lonjong didasarkan pada penampang Alangnya yang berbentuk lonjong dengan
ujung pangkal runcing dan melebar. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kapak
lonjong adalah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak kapak lonjong tersebut
memiliki berbagai ukuran dari yang besar sampai yang kecil.
Daerah
pusat kapak lonjong adalah Papua selain itu juga ditemukan di siram gorong
Tanimbar Leti Minahasa dan Serawak. Menurut penelitian kapak kapak lonjong
tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan
Timur.
4.
Perhiasan
Ternyata
masyarakat praaksara sudah terlebih dahulu mengenal perhiasan diantaranya
berupa gelang kalung dan anting-anting. Perhiasan ini pada umumnya ditemukan di
Jawa Barat dan Jawa Tengah dan bahan yang biasa digunakan adalah batu-batu
indah seperti agat, chalcedon dan jaspis.
5.
Pakaian
Masyarakat
pra aksara juga mengenal pakaian. Hal ini dibuktikan berdasarkan penemuan alat
pemukul kayu yang biasanya digunakan untuk membuat pakaian dari kulit kayu di
Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Selain membuat pakaian dari kulit kayu baik
juga sudah pandai menenun tekstil nya agak halus. Namun peninggalannya tidak
bisa diketahui karena tidak tahan lama. Satu-satunya petunjuk tentang hal
tersebut bisa didapat dari adanya hiasan tenunan yang terdapat pada periuk belanga
dari peninggalan zaman praaksara tersebut.
Peninggalan
Zaman Megalithikum
Selanjutnya
kita akan membahas peninggalan zaman praaksara tepatnya zaman megalithikum.
1.
Sarkofagus
Sarkofagus
atau keranda adalah peti bangunan megalith berupa peti mati tempat menyimpan
mayat. Bentuknya seperti Palung atau resume yang terbuat dari batu utuh dan
diberi penutup. salah satu tempat
penemuan sarkofagus adalah di Bali, bisa juga di temukan di Bondowoso Jawa
Timur . Isinya tulang-belulang manusia barang-barang perunggu dan besi serta
manik-manik.
Baca
Juga Kerajinan dari Kain Flanel
2.
Menhir
Menhir
adalah tiang atau tugu terbuat dari batu yang didirikan sebagai tanda
peringatan dengan melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda
pujaan. Menhir banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan
antara wilayah Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores), Gunung Kidul,
Rembang(Jawa Tengah), Sungai Talang Koto dan daerah lainnya.
3.
Dolmen
Dolmen
adalah meja batu berkakikan menhir tempat sesajen dan pemujaan kepada nenek
moyang yang berfungsi sebagai penutup sarkofagus atau keranda. Dolmen banyak
ditemukan di daerah Besuki Jawa Timur. Di daerah tersebut biasanya dinamai
pandhusa.
4.
Kubur batu
Kubur
batu adalah peti mati yang terbuat dari batu. Keempat Sisinya berdindingkan
papan-papan batu begitu pula alas dan bidang atasnya dari papan batu.
Peninggalan megalitik ini banyak ditemukan di daerah pasemah Wonosari Cepu dan
Cirebon.
Waruga
adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat. Bangunan ini terbuat dari
batu besar yang utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah sulawesi utara dan
tengah.
5.
Arca atau patung
Arca
atau patung adalah bangunan peninggalan zaman praaksara yang terbuat dari batu
berbentuk binatang atau manusia yang melambangkan nenek moyang dan menjadi
pujaan. Peninggalan megalitik ini banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah
Lembah bada Sulawesi Tengah.
7.
Punden berundak
Punden
berundak adalah bangunan megalith berupa susunan batu bertingkat sebagai tempat
pemujaan terhadap nenek moyang. Peninggalan megalitik ini antara lain ditemukan
di Lebak sibedug, Banten Selatan, Leles (Garut) dan Kuningan. Dalam
perkembangan selanjutnya punden berundak merupakan dasar bagi pembuatan candi
Keraton atau bangunan keagamaan lainnya.
Baca Juga: Kerajaan Tertua di Indonesia
0 komentar:
Post a Comment