Asal Usul Dinasti Timuriyah


 
Asal Usul Dinasti Timuriyah, 1.bp.blogspot.com

Pada tahun 1336 M, setelah meninggalnya Abu Sa’id penguasa dinasti Il-Khan, perpecahan terjadi dalam dinasti Il-Khan, masing masing perpecahan tersebut saling berperang untuk menjadi penguasa. Di tengah kekacauan tersebut muncul salah seorang tokoh keturunan Jenghis Khan yang terkenal akan ketangkasannya dalam berperang, tokoh tersebut adalah Timur Lenk. Seiring berkembangnya pemerintahan beserta upaya-upaya yang dilakukan untuk menjadikan kerajaan lebih maju, dinasti timuriyah mengalami banyak kemenangan dalam beberapa penaklukan yang dilakukannya.
Dinasti Timuriyah merupakan dinasti yang menganut Islam Sunni di Asia Tengah yang meliputi seluruh Asia Tengah, Iran, Afganistan dan Pakistan, dan juga sebagian dari India, Mesopotamia dan Kaukasus. Kekaisaran ini didirikan oleh Sang penakluk legendaris Timur Lenk pada abad ke-14.
Makalah ini akan menjelaskan mulai dari asal-usul, perkembangan, hingga kemunduran dinasty timuriyah secara singkat.
1.2  Rumusan Makalah
Dari uraian di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
     1.      Bagaimana asal-usul Dinasti Timuriyah?
     2.      Bagaimana perkembangan Dinasti Timuriyah?
     3.      Bagaimana bentuk-bentuk peradaban Dinasti Timuriyah?
1.3  Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
      1.      Untuk mengetahui asal-usul Dinasti Timuriyah.
      2.      Untuk menjelaskan perkembangan Diansti Timuriyah.
      3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk peradaban pada masa Dinasti Timuriyah.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Asal-Usul Dinasti Timuriyah

Dinasti Timuriyah didirikan oleh Timur Lenklahir di dekat Kesh (sekarang Khakhrisyabz, “kota hijau”, Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8 April 1336 M/ 25 Sya’ban 736 H, dan meninggal di Otrar pada tahun 1405 M. Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Krachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putra Jengis Khan[1]. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke barat dan menetap di Samarkand. Taragai menjadi gubernur Kesh. Keluarganya mengaku sebagai keturunan Jenghis Khan.Sejak usia muda, keberanian, dan ketangkasannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda liar. Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan serta keberanian yang menjadikan namanya terkenal di kalangan bangsanya.Setelah ayahnya meninggal, sejarah kehebatan Timur Lenk baru dimulai.
Pasca Jagatai wafat masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk pada saat itu mengabdikan dirinya kepada Gubernur Transoxiana, Amir Qazghan. Ketika Qzaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Mighulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Setelah melihat kehebatan Timur dalam berperang, Tughluq Temur menawarkan jabatan gubernur di negeri kelahirannya, tawaran tersebut diterima Timur Lenk.
Setahun pasca Timur Lenk menjadi gubernur, tepatnya tahun 1361 M, Tugluq Temur mengangkat putranya Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand menggeser jabatan Timur Lenk sebelumnya. Timur Lenk dijadikan wazir Ilyas Khoja, tentu saja Timur Lenk menjadi murka akibat perlakuan ini. Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain, untuk melaksanakan pemberontakan. Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Temur dan Ilyas Khoja dalam pertempuran.Segera setelah berhasil mengalahkan Tughluq Temur ambisi untuk menjadi raja besar muncul. Ia mempunyai suatu pandangan jika hanya Tuhan yang berkuasa di langit, maka di dunia pun hendaknya satu raja yang berkuasa, yaitu dirinya sendiri. Karena ambisinya tersebut iaberbalik melawan Amir Husain, dalam pertempuran tersebut ia berhasil mengalahkan dan membunuh Amir Husain di Balkh. Pada 10 April 1370 ia menjadikan Samarkand sebagai ibu kotanya, sehingga ia menjadi penerus dari penguasa-penguasa Mongol cabang Chaghatay di Transoxania.Dalam memerintah Timur didukung oleh elite Muslim setempat termasuk Syaikh al-Islam (kepala dewan konsultan Islam) di Samarkand dan kalangan Sufi yang menjadi penasihat spiritualnya. Untuk memerintah imperiumnya, Timur mengangkat beberapa putra dan cucunya sebagai gubernur-gubernur popinsial, tetapi dengan penuh kewaspadaan ia membatasi kekuasaan mereka dengan terus menerus mengadakan pergantian beberapa jabatan gubernur, melantik beberapa jenderal, dan pengumpul pajak yang bertanggung jawab langsung kepadanya, dan dengan melantik waakil-wakil pribadinya (darughas) untuk mengawasi pemerintahan mereka.

2.2 Perkembangan Dinasti Timuriyah
Setelah Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Temur Khan dan Ilyas Khoja. Keduanya tewas dalam pertempuran. Ambisi Timur Lenk untuk menjadi raja besar segera muncul. Karena ambisi itulah ia kemudian berbalik memaklumkan perang melawan Amir Husain, walaupun iparnya sendiri. Dalam pertempuran antara keduanya, ia berhasil mengalahkan dan membunuh Amir Husain di Balkh. Setelah itu pada 10 April 1370 M, ia memproklamirkan dirinya untuk penguasa tunggal di Transoxiana,pelanjut Jagatai dan keturunan Jengis Khan,Sepuluh tahun pertama pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm dengan sembilan ekspedisi.Setelah Jata dan Khawarizm dapat ditaklukkan, kekuasaannya mulai kokoh. Ketika itulah Timur Lenk mulai menyusun rencana untuk mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar, dan berusaha menaklukkan daerah-daerah yang ada kalanya dikuasai oleh Jengis Khan. Ia berkata, Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.
Pada tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan. Setelah itu serbuan ditujukan ke arah Herat. Di sini ia juga keluar untuk pemenang. Ia tidak berhenti mencapai di situ, namun terus menjalankan serangan ke negeri-negeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang menjalankan perlawanan. Di Sabzawar, Afganistan, bahkan ia mendirikan menara, disusun dari 2000 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfa, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk. Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Dari sana ia meneruskan ekspansinya ke Irak, Syria dan Jazirah Anatolia (Turki).
Pada tahun 1393 M ia menghancurkan dinasti Muzhaffari,di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu pula Baghdad dijarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad waktu itu, Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke Syria. Ia kemudian menjadi Vassal dari Sultan Mesir, Al-Malik al-Zahir Barquq. Penguasa Dinasti Mamalik yang berpusat di Mesir ini adalah satu-satunya raja yang tidak bersedia dan tidak berhasil ditundukkannya. Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk. Mesir, sebagaimana pada masa serangan-serangan Hulagu Khan, kembali selamat dari serang bangsa Mongol. Karena Sultan Barquq tidak bersedia mengekstradisi Ahmad Jalair yang berada dalam perlindungannya, Timur Lenk kemudian melancarkan invasi ke Asia Kecil menjarah kota-kota yaitu, Tikrit, Mardin dan Amid. Di Tikrit, kota kelahiran Shalahuddin al-Ayyubi, ia mendirikan suatu piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.
Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukkan Moskow yang didudukinya selama lebih dari setahun. Tiga tahun kemudian ia menyerang India. Konon alasan penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran terhadap penganut Hindu. Ia sendiri berpendapat, semestinya penguasa muslim itu memaksakan Islam kepada penduduknya. Di Indiaia membantai lebih dari 80.000 tawanan.Dalam rangka pembangunan masjid di Samarkand, ia membutuhkan batu-batu besar. Untuk itu, 90 ekor gajah dipekerjakan mengangkat batu-batu besar itu dari Delhi ke Samarkand.
Setelah fondasi masjid dibangun, tahun 1399 M Timur Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir yang membantu Ahmad Jalair, penguasa Mongol di Baghdad yang lari ketika ia menduduki kota itu sebelumnya, dan memerangi Daulah Bani Ustmani di bawah Sultan Yildirim Bayazid I Rahimahullah. Dalam perjalanannya itu, ia menaklukkan Georgia. Di kota Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan tertumpah jika mereka menyerah.
Pada tahun 1401 M, ia memasuki Syiria bagian utara. Tiga hari lamanya, Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar. Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Hamah, Homs, dan Ba’labak berturut-turut jatuh ke tangannya. Pasukan sultan Daraj dari kerjaan Mamalik dapat dikalahkan dalam suatu pertempuran dahsyat, sehingga Damaskus, jatuh ke tangan Timur Lenk. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih berdiri tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli, dibawanya ke Samarkand. Ia memerintahkan ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakannya itu. Setelah itu, serangan dilanjutkan ke Baghdad. Ketika Baghdad berhasil ditaklukan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyak terntarnya sewaktu mengepung kota itu. Di sini, seperti biasanya ia mendirikan 120 buah piramida dari kepala mayat-mayat sebagai tanda kemenangan.


2.3 Bentuk-Bentuk Peradaban Dinasti Timuriyah
1. Arsitektur
Timur Lenk pernah merupakan salah seorang penakluk dan raja yang paling di takuti. Sepanjang langkahnya membangun kekaisarannya yang melintasi Asia dan Eropa di akhir abad ke 14, menurut catatan para sejarawan, Timur Lenk telah membunuh 5% penduduk di bumi. Namun ia juga mewariskan sejumlah peninggalan berbentuk keindahan pula.
Dan kini penguasa kontroversial ini ditetapkan sebagai pahlawan agung Uzbekistan, saat peringatan 25 tahun kemerdekaan negeri itu, dengan di tandai pemugaran berbagai bangunan yang didirikan oleh Timur Lenk.
Samarkand, merupakan kota gurun yang dulu merupakan ibukota kekaisaran global Timur lenk, sangatkah eksotis dan megah, penuh dengan istana dan masjid, madrasah mausoleum, menara masjid yang menjulang dan kubah raksasa. Berikut adalah beberapa bentuk bentuk peradaban pada masa Dinasti Timuriyah.
a)      Masjid Bibi Khanum
Dibangun dalam ukuran yang menabjukan. Masjid yang dibangun setelah melancarkan serangan ke India pada akhir abad ke 14, aslinya memiliki 450 pilar marmer dan dibangun dengan menggerakan hampir 100 ekor gajah dalam pembuatan masjid Bibi Khanum. Dinding luar masjid memiliki panjang 167 meter dan lebar 109 meter. Sementara, tinggi kubah utamanya mencapai 40 meter, dan pintu masuk nyasetinggi 35 meter. Serta ada marmer besar dengan kaligrafi Islam yang berdiri anggun di tengah tengah halaman. Sayangnya, gempa yang besar yang terjadi pada 1897 merusak sebagian besar bangunan ini.
b)      Madrasah Ulugh Beg
Yang dibangun pada 1417-1420 dengan gaya arsitektur Islam yang khas. Kompleks Madrasah Ulugh Beg berada di kawasan situs kota tua Registan, Samarkand. Sekolah ini diapit oleh sejumlah menara tinggi. Di halamannya yang berbentuk persegi berdiri sebuah masjid dan ruangan kuliah yang dibatasi oleh asrama tempat para siswa tinggal selama menjalani pendidikan.

Madrasah Ulugh Beg menjadi salah satu peguruan tinggi terbaik pada abad ke-15. Kampus ini berhasil mencetak sejumlah sarjana terkenal di zamannya. Di antaranya adalah filsuf dan penyair besar Persia, Abdul Rahman Jami.
c)      Registan ( jatung kekaisaran )
Meskipun kekaisaran yang dibangun Timur Lenk membentang dari lokasi yang sekarang adalah India hingga Turkie, dan dari Russia sampai Arab Saudi, jantung kekuasaaannya adalah Registan (bahasa persia yang berarti “tempat berpasir”) di Samarkand.alun-alun ini dulunya merupakan tempat penyelenggaraan acara acara kerajaan rumah bagi proklamasi kerajaan, juga sebagai temoat eksekusi di depan umum. Sekarang tempat ini digunakan untuk acara-acara penting, termasuk festival-festival musik.
d)     Di kenal sebagai kota Kubah
Samarkand merupakan kota kubah, dan sejumlah kubah akan lebih indah bila dilihat dari dalam. Tersebar keseluruh kota  kota, kubah-kubah ini adalah kesaksian yang menjulang tentang warisan arsitektur Timur Lenk, yang membuat kota ini dinobatkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia






BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Dinasti Timuriyah lahir dari ambisi dan tekad sang penakluk Timur Lenk untuk berkuasa dan bertakhta di kawasan Asia Tengah pada abad ke-14 setelah Dinasty IL-Khan juga runtuh bersamaan dengan mulai dilakukannya penaklukan demi penaklukan oleh Timur Lenk.
Perkembangan kekaisaran Timur ini berjalan cukup signifikan, dimana ekspansi wilayah yang dilakukan cukup masif dan mengalami banyak kemenangan dalam beberapa penaklukannya, meskipun dengan cara-cara yang kejam dan biadab. Di sisi lain, perkembangan dunia Islam pun ikut berkembang dengan adanya beberapa upaya yang dilakukan raja pada saat itu.
Adapun peradaban peradaban islam yang dibuat pada masa dinasti timuriyah memberikan sumbangsi yang besar bagi perjalanan Islam keberbagai wilayah. Hal tersebut juga menjadi catatan sejarah Islam dan akan selalu di kenang berkat kemasyhuran pemerintahannya.

  
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiya II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Karim, M. Abdul. 2014. Sejarah Dinasti Mongol- Islam di Asia Tengah. Yogyakarta: Suka Pres.
http://wawasansejarah.com/dinasti-timuriyah/
http://dinastiislam.blogspot.com/2015/03/dinasti-timuriyah.html
http://pdf.ykpi.web.id/id3/2360-2257/Timuriyah_109130_pdf-ykpi.html

Baca Juga: Islam Masa Abad Pertengahan


[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1993), hlm. 117.

0 komentar:

Post a Comment