Biografi Hjj. Ani Idrus

Biografi Hjj. Ani Idrus, https://i2.wp.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partisipasi perempuan dalam pers dan politik di kota Medan dimulai pada awal abad ke 20. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari pemberlakuan politik etis oleh pemerintah kolonial terutama bidang pendidikan. Terbukanya akses pendidikan bagi perempuan kemudian berdampak pada peningkatan aktivitas perempuan dalam bidang pers, sosial dan politik.
Mereka menyuarakan perasaannya dan pemikirannya dalam pers melalui surat kabar.
Ani Rusdi meupakan salah satu pejuang wanita di Indonesia yang aktif dalam dunia pers dan politik di Kota Medan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Ani Idrus
2. Apa Saja peran Ani Idrus terhadap perempuan dan masyarakat Indonesia

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biografi Ani Idrus
2. Mengetahui peran Ani Idrus terhadap perempuan dan masyarakat indonsia


BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Ani Idrus
Ani Idrus merupakan salah satu tokoh pejuang wanita di bidang pers atau media cetak. Ia Lahir di Sawah Lunto, Sumatra Barat pada tanggal 25 November 1918. Pendidikannya dimulai di Sekolah Dasar Sawah Lunto, kemudian berlanjut ke sekolah madrasah dan mengaji di suaru. Selanjutnya tahunn1928 pindah ke Medan. Setelah itu ia masuk ke Methodist English School, Meisjeskop School, Schakel School, Mulo (Taman Siswa) dan SMA sederajat. Ia menjadi mahasiswa pada fakultas hokum Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Medan di tahun 1962-1965, kemudian pada tanggal 19 Juli 1990 menyelesaikan ujian meja hijau dalam  rangka memperoleh gelar doctoranda untuk jurusan ilmu social politik Universitas Islam Sumatra Utara (UISU).
Ani Idrus dimakamkan di Pemakaman Umum Jalan Thamrin - Area. Terakhir beliau menjabat Kepala Umum/Kepala Redaksi Harian Waspada dan Majalah Dunia Wanita di Area.

B. Peran Ani Idrus terhadap Perempuan dan Masyarakat
Ani Idrus adalah jurnalis dan politisi perempuan di Kota Medan yang hadir dan bertahan sejak periode 1930-an sampai 1970-an. Tulisannya dapat ditemukan dalam surat kabar Sinar Deli, Penjedar, Seruan Kita, Waspada dan majalah Dunia Wanita. Tulisan-tulisan tersebut yang dijadikan sumber dalam studi ini. Ani Idrus juga berpartisipasi dalam organisasi dan partai politik, seperti Indonesia Muda, Gerindo, organisasi perempuan Wanita Demokrat dibawah PNI serta anggota DPR-GR Sumatera Utara. Hal-hal yang dibahas dalam tulisannya lebih banyak berhubungan dengan masalah-masalah perempuan. Ia mengangkat tema tersebut karena pengalaman masa kecilnya yang melihat tindakan diskriminasi terhadap perempuan dalam masayarakat tempat tinggalnya. Oleh karena itu ia bertekad untuk menyadarkan perempuan untuk bangkit dan memperjuangkan nasibnya agar diperlakukan sama tanpa ada perbedaan. Saat dalam orgasnisasi politik pun, hal-hal yang ia perjuangkan tidak jauh dari perjuangan untuk kemajuan perempuan. Pemikiran dan tindakannya tersebut terbentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial-kultural, pendidikan dan pergaulannya dengan orang-orang di sekitarnya. Kehadiran Ani Idrus dengan pemikiran dan tindakannya menunjukkan bahwa perempuan ada dan berperan dalam peristiwa sejarah yang terjadi di Medan.
Ani Idrrus memulai profesi sebagai wartawan pada tahun 1930 dengan menulis di majalah ‘Panji Pustaka’ Jakarta sebagai awal perjalanannya sebagai wartawan. Kemudian, di tahun 1936 mulai bekerja di ‘Sinar Deli’ Medan sebagai pembantu pada majalah ‘Politik Penyedar’. Selanjutnya , tahun 1938 ia menerbitkan majalah politik ‘Seruan Kita’ berama sama H. Moh. Said dan 2947 menerbitkan Harian Waspada dan dua tahun kemudian menerbitkan majalah ‘Dunia Wanita’.
Pada tahun 1969-1999 menjabat sebagai Pemimpin Umum Redaksi Harian Umum Nasional “Waspada”, Majalah :Dunia Wanita”, dan edisi Koran Masuk Desa (KMD, dan Koran Masuk Sekolah). Pada tahun 1988 ia mendapat penghargaan pertamanya yaitu berupa anugrah ‘Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan R.I. (H. Harmoko) di Jakarta, yang mana hanya diberikan pada 12 tokoh pers Indonesia. Selain itu, ia juga mendaatkan penghargaan dari Menteri Penerangan R.I sebagai wartawan yang masih aktif mengabdkan diri atas 70 tahun di Ujung Padang.
Pada tahun 1990 ia menyampaikan makalah pada seminar Peranan Surat Kabar Sebagai Pers di daerah yang diselenggarakan oleh FISIPOL UISU dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Sebagai wartawati senior, beliau juga ikut membangun dan membina organisasi PWI. Tahun 1951 turut membangun organisasi P.W.I. Medan, dan sebagai pengurus. Tahun 1953-1963, bertubi-tubi menjabat sebagai Ketua PWI Kring Medan. Tahun 1959 membangun 'Yayasan Balai Wartawan' Cabang Medan, dan dituding sebagai Ketua, kemudian membangun 'Yayasan Akademi Pers Indonesia' (A.P.I.) dan menjabat sebagai Wakil Ketua.
Tahun 1959 beliau mendapat penghargaan dari PWI Cabang Sumut/Area di Grand Hotel, karena telah berkecimpung dalam dunia pers selama belum cukup lebih 25 tahun. Beliau mengambil alih perihal kepala di Harian Waspada Area tahun 1969 setelah H. Moh. Said mengundurkan diri.
Pada 1979 beliau melayani piagam Pembina Penataran Tingkat Nasional dari BP7 Jakarta. Kemudian, tahun 1984, bersamaan dengan hari Pers Nasional sebagai anggota KPB (Kantor Perwakilan Bersama) di Jakarta dari tujuh Surat kabar terbesar di kawasan.
Beliau banyak melangsungkan perjalanan Jurnalistik ke Luar Negeri. Tahun 1953 beliau mengunjungi Jepang sebagai wartawan Waspada bersama rombongan missi dagang 'Fact Finding' Pemerintah R.I. yang diketuai oleh Dr Sudarsono untuk merundingkan pembayaran Pampasan Perang. Tahun 1954 mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok.
Tahun berikutnya, 1955 mengunjungi Belanda, Belgia, Perancis,Italia mencakup perundingan Tunku Abdul Rahman dengan Ching Peng, pimpinan Komunis Malaya, di Baling Malaysia. Tahun 1956 mengunjungi Amerika Serikat, Mesir, Turki, Jepang, Hongkong, dan Thailand. Kemudian, tahun 1961 dan 1962 mengunjungi Inggris dan Jerman Barat serta Paris. Kemudian tahun 1963 menyertai rombongan Menteri Luar Negeri Subandrio ke Manila, Filipina dan menyertai perjalan Presiden R.I. ke Irian Jaya dalam rangka penyerahan Irian Barat kepangkuan Republik Indonesia. Selanjutnya, tahun 1976 menyertai rombongan Adam Malik mengikuti KTT Non-Blok di Srilangka.
Beliau juga mempunyai banyak pengalaman di pasangan politik. Tahun 1934 beliau memasuki organisasi 'Indonesia Muda', wadah perjuangan pergerakan orang belia, dan pernah duduk sebagai Wakil Ketua. Tahun 1937 sebagai anggota partai 'Pergerakan Rakyat Indonesia' (GERINDO) di Medan. Kemudianj 1949, sebagai anggota 'Partai Nasional Indonesia' (PNI), beberapa kali menjabat sebagai Ketua Penerangan, dan pernah sebagai anggota Pleno Pusat PNI di Jakarta.
Beliau juga mengikuti Kongres Wanita Pertama di Jogya. Lalu, tahun 1950, beliau membangun 'Front Wanita Sumatera Utara' menjabat sebagai Ketua. Kemudian menjabat Ketua Keuangan Kongres Rakyat seluruh Sumatera Utara, menuntut pembubaran Negara Pasangan 'Negara Sumatera Timur' (NST). Kemudian sebagai anggota Angkatan-45 tingkat Pusat Jakarta. Beliau juga membangun 'Wanita Marhaeinis' dan sebagai C.P. (Komisaris Provinsi) 'Wanita Demokrat'.
1960-1967 ia menjadi anggota DPRGR Tingkat-I Propinsi Sumatra Utara dari Golongan Wanita. Tahun 1961 menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral 'Front Nasional Sumatra Utara' yang dibentuk Pemerintah R.I. Tahun 1967-1970 menjadi anggota DPRGR Tingkat-I Sumatra Utara untuk Golongan Karya (Wartawan). Selanjutnya, 1984 diangkat sebagai Penasehat 'Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia’.

Selain menggumuli dunia jurnalistik dan politik, ia juga berkecimpung dalam dunia pendidikan. Tahun 1953 mendirikan 'Taman Indria' berlokasi di Jl. S.M. Raja 84, Medan khusus untuk Balai Penitipan Anak, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Pada tahun itu juga sempat mendirikan Bank Pasar Wanita selama dua tahun berkantor di Pusat Pasar 125, Medan. Tahun 1960 mendirikan 'Yayasan Pendidikan Democratic' di Medan dengan tujuan mengembangkan dunia pendidikan dengan mendirikan: Democratic English School di Jl. S.M. Raja 195, Medan (kemudian dibubarkan karena adanya larangan sekolah berbahasa asing).

Kemudian ia mendirikan S.D. Swasta 'Katlia', di Jl. S.M. Raja 84, Medan. S.D. 'Katlia' ini kemudian menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi 'Pembangunan'. Tahun 1978 mendirikan 'Yayasan Pendidikan Democratic' dengan membuka: - T.K., SD, SMP 'Perguruan Eria' di Jl. S.M. Raja 195. Selanjutnya, 1984 mendirikan Sekolah Pendidikan Agama Islam setingkat S.D. yaitu Madrasah Ibtidaiyah 'Rohaniah' di Jl. Selamat Ujung Simpang Limun, serta membangun mesjid disampingnya. Kemudian, 1987 mendirikan 'Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan' (STIKP) dan mendirikan 'Kursus Komputer Komunikasi' (K-3) di Gedung Kampus STIKP.
Karya Tulis Ani Idrus antara lain :
Karya Tulis Ani antara lain : Buku Tahunan Wanita - 1953
Menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci - 1974
Wanita Dahulu Sekarang dan Keesokan - 1980
Terbunuhnya Indira Gandhi - 1984
Sekilas Pengalaman dalam Pers dan Organisasi PWI di Sumatera Utara - 1985
Doa Utama dalam Islam - 1987



DAFTAR PUSTAKA

https://pemkomedan.go.id/artikel-11609-ani-idrus-pendiri-harian-waspada.html

http://stikpmedan.ac.id/uncategorized/dies-natalis-stik-p-ke-29-mengenang-sosok-hj-ani-idrus/
http://jobs-employment.higher-education-consultant.asia/en3/2-2380-2265/Ani-Idrus_105706_jobs-employment-higher-education-consultant-asia.html
https://www.semedan.com/2015/11/harian-umum-waspada-medan-selayang-pandang.html
https://pwi.or.id/index.php/sejarah/770-sekilas-sejarah-pers-nasional

0 komentar:

Post a Comment