![]() |
Mesir Tua, Sumber:http://www.tentik.com |
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Dari
Mesopotamia, kita bergeser sedikit ke sebelahnya, masih di Timur Tengah juga,
yakni Mesir. Pada zaman kuno, juga pernah berkembang sebuah peradaban besar tua
yang biasa disebut Lembah Sungai Nil atau peradaban Mesir Kuno.
Mesir
adalah peradaban pertama di Afrika, berawal pada milenium keempat SM di
sepanjang tepian Sungai Nil. Peradaban tersebut bertahan hingga pengujung
periode ini dan bahkan lebih. Ciri khas peradaban ini adalah proyek-proyek
pembangunan makam raksasa, evolusi tulisan hieroglif, dan teknologi perunggu.
Pada waktu yang sama masyarakat yang bercocok tanam dan membiakkan hewan berkembang
di beberapa bagian Sahara. Di Afrika Barat teknologi logam mulai berkembang di
dekat pengujung periode tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana letak
geografis Mesir?
2.
Bagaimana
keadaan penduduk Mesir?
3.
Bagaimana hasil
peradaban Mesir?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui letak
geografis Mesir
2.
Mengetahui
keadaan penduduk Mesir
3.
kemajuMengetahui
hasil peradaban Mesir
4.
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Dunia I
BAB
II
Isi
A.
Letak Geografis
Mesir
Mesir
secara geografis, sebagian besar wilayahnya berada di Benua Afrika. Namun,
Semenanjung Sinai, di wilayah Mesir bagian timur, berada di Benua Asia. Negara
ini mempunyai pesisir pantai, yaitu Laut Mediteranean dan Laut Merah;
berbatasan dengan Libya bagian barat, Sudan di bagian selatan, Semenanjung
Gaza, Palestina dan Israel di bagian timur.
Luas
Mesir adalah empat kali luas Inggris. Namun, 95% wilayahnya berupa gurun pasir
yang tidak bisa dihuni. Hal ini berarti sebagian besar penduduk Mesir hanya
menempati 3% wilayah Mesir saja. Berikut adalah wilayah-wilayah yang ada di
Mesir;
1.
Sungai Nil.
Sungai Nil mengalir disepanjang Mesir, dari selatan ke utara. Dikedua tepi
sungai, terdapat tanah pertanian subur yang dikelilingi oleh gurun pasir yang
luas. Do sinilah, konon,berkembang sebuah peradaban besar yang sangat maju, yakni
peradaban Mesir Kuno atau peradaban Lembah Sungai Nil.
2.
Gurun Pasir
Barat. Sebelah barat Sungai Nil, terdapat Gurun Pasir Barat yang gersang, yang
meliputi dua pertiga wilayah Mesir. Wilayah ini merupakan daerah rendah
berpasir dan sand dune ( buit pasir) yang luasnya tidak terbatas serta dataran
dan plato berbatu.
3.
Gurun Pasir Timur. Gurun ini juga disebut Gurun
Arab. Gurun ini terletak di timur Sungai Nil. Kebanyakan gurun dibagian timur
tidak berpenghuni, walaupun terdapat beberapa penduduk yang bermukim di
sepanjang pesisir Laut Merah sampai ke timur.
4.
Daerah Hijau di
Gurun Pasir. Di daerah gurun pasir, terdapat wilayah subur tempat tanaman dan
pohon tumbuh serta danau terbentuk. Wilayah ini disebut oasis, dan
keberadaannya penting untuk pertanian.
Letak
geografis Mesir yang jarang turun hujan menjadikan keberadaan Sungai Nil
merupakan karunia dan berkah yang sangat luar biasa. Sungai tersebut telah
memberikan harapan hidup karena 95% penduduk Mesir berada di sekitar Sungai
Nil.[1]
B.
Keadaan
Penduduk Mesir
Peradaban
lembah Sungai Nil ( peradaban Mesir Kuno) merupakan peradaban tertua di Benua
Afrika.kesuburan tanah menjadi alasan utama yang membuat daerah ini menjadi
menarik untuk ditempati oleh manusia sehingga terciptalah sebuah peradaban.
Peradaban ini terpusat di sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang
mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut Periode
Kejayaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah delta nil di utara, hingga Jabel
Barkal di Katarak keempat nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir
meluas hingga bagian selatan Levant, gurun timur, pesisir pantai laut merah,
semenanjung sinai, serta gurun barat.
Peradaban
Mesir Kuno ditetapkan sebagai peradaban tertua di dunia setelah ditemukannya
batu Rosetta, yang kemudian dibaca oleh seorang sarjana Prancis bernama
Champolion pada tahun 1822. Kebesaran peradaban Mesir Kuno dapat dilihat dari
bangunan-bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga saat ini, seperti
Piramida, Sphinx dan Obelisk. Selain itu, juga dapat dilihat dari berdirinya
kota-kota kuno, seperti Kota Kairo, Iskandaria, Abusir, dan Rosetta yang
terletak di lembah Sungai Nil. Adapun mata pencaharian masyarakatpada zaman ini
adalah bertani dan berdagang.
Kerajaan
Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Fir’aun Menes sampai dengan
pemerintahan Pepi II ( 3100-2134 SM). Masa kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai
Abad Piramida karena pada masa itu banyak dibangun piramida raksasa. Ibu kota
Kerajaan Mesir Tua adalah Memphis. Kerajaan Mesir Tua ini didirikan oleh
raja-raja dari selatan, dan mencapai puncaknya dibawah Dinasti III dan IV (
kira-kira 2600-2400 SM).
a.
Fir’aun Menes
Menes adalah raja Mesir dari Dinasti I. Raja Menes
dikenal sebagai Fir’aun Mesir pertama yang menyatukan seluruh Mesir Kuno untuk
pertama kalinya dalam sejarah sebuah negara kesatuan, kurang lebih pada abad
ke-3 SM. Namun akhirnya istilah Fir’aun
dipakai sebagai gelar raja-raja Mesir.
Sebagai pemilik, pengatur, dan penguasa dari keseluruhan negara dan
wilayah-wilayahnya, para Fir’aun ini dianggap sebagai pengejawantahan dari dewa
terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yang politeisme dan menyimpang.
Absoluteisme
dalam rezim tersebut melengkapi pemerintahan Fir’aun dengan kekuasaan yang
memungkinkannya melakukan apapun yang ia inginkan. Pada saat penegakan dinasti
pertama, kala Menes menjadi Raja Mesir pertama dengan menyatukan Mesir Hulu dan
Hilir, Sungai Nil didistribusikan kepada penduduk melalui saluran-saluran air.
Selain itu, seluruh produksi berada di bawah
kontrol dan seluruh barang dan jasa diberikan untuk sang Raja.[2]
Pada masa
pemerintahan Menes, Mesir mengalami kemajuan dalam bidang arsitektur, seni dan
teknologi. Seiring dengan meningkatnya kepentingan pemerintah pusat, muncul
golongan juru tulis dan pejabat berpendidikan, yang diberikan tanah oleh
Fir’aun sebagai bayaran atas jasa mereka. Pada akhir periode Kerajaan Lama,
lima abad berlangsung praktik-praktik feodal yang pelan-pelan mengikis ekonomi
Fir’aun. Ia tidak mampu lagi membiayai pemerintahan pusat sehingga para
gubernur regional mulai menentangnya. Hal ini diperburuk dengan terjadinya
kekeringan besar antara tahun 2200-2150 SM, sehingga Mesir Kuno memasuki
periode kelaparan dan perselisihan selama 140 tahun yang dikenal sebagai Periode
Menengan Pertama Mesir.
b.
Chufu, Chepren,
dan Menkaure
Pada
masa ketiga raja ini, muncul kebudayaan untuk mengawetkan mayat dengan cara
dibalsem. Mereka merancang cara untuk mengawetkan jenazah dengan pembalseman
atau pemumian. Jenazah yang di balsemkan ditempatkan dalam peti mati untuk
melindunginya dan menjaga roh agar tetap di dalam. Pada awalnya hanya Fir’aun
yang dimumikan, namun
pada sekitar
2300 SM hal tersebut dilakukan oleh siapa saja yang memiliki biaya. Mumi
tersebut kemudian dimakamkan di Mastaba yang disebut dengan piramid.
c.
Pepi I
Pada
masa pemerintah Pepi I, kerajaan Mesir memperluas wilayah kekuasaannya sampai
ke wilayah Sudan ( Nubia) dan Abessyiria.
d.
Pepi II
Pencapaian
gemilang oleh Pepi I didak dapt dipertahankan oleh Pepi II. Kekuatan Mesir
melemah sehingga beribu kota di Memphis
mengalami desintegrasi dan berubah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, serta
terjadi perpecahan dikalangan para bangsawan yang berdampak pada
ketidakstabilan Mesir. Runtuhnya Mesir Tua dikarenakan sejak tahun 2500 SM,
pemerintahan mengalami kekacauan dan para bangsawan ingin berkuasa
sendiri-sendiri. Akhirnya, terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir
Hulu.
![]() |
Mesir Tengah, Sumber:http://image.slidesharecdn.com/ |
Pada
masa pertengahan ini, terdapat dua pemerintahan di Mesir, yakni pemerintahan
Raja Sesotris III dan Raja Amenemhet III.
a.
Raja Sesotris
III
Keberhasilan
Raja Sesotris II dimulai dari ia berhasil menyatukan perpecahan yang dulu
terjadi pada masa Pepi II. Selain itu ia juga mampu memperluas wilayah
kekuasaannya hingga ke Sudan, Palestina, dan daerah Sichem. Pada masanya ia
juga mampu menerapkan hubungan diplomasi dengan negara lain untuk menstabilkan
politik dan ekonomi serta pada masa
Sesotris III, kebijakan penyimpanan mayat Fir’aun dirubah , yang dulunya
dimakamkan di piramida sekarang dimakamkan di Gua Karang, hal tersebut atas
pertimbangan keamanan.
b.
Raja Amenemhet
III
Keberhasilan
Raja Amenemhet III yaitu ketika ia mampu memajukan pertanian masyarakat Mesir
dengan memanfaatkan Sungai Nil secra optimal. Kemajuan Bangsa Mesir dan kondisi
tanahnya yang subur akgirnya menarik Bangsa Hykos. Efek kependudukan Bangsa
Hykos di Mesir menyebabkan pertukan budaya dimana Mesir banyak menyerap ilmu
seni dan keterampilan Bangsa Hykos yang menyebabkan bangsa Mesir sebagai bangsa yang kuat, maju,
dan modern.[3]
3.
Kerajaan MesirBaru ( 1570- 1075 SM)
![]() |
Mesir Baru, Sumber:http://img2.xooimage.com/ |
Kerajaan Mesir
Baru berdiri antara abad ke-16 SM hingga abad ke-11SM, meliputi masa dinasti
ke-18,19, dan 20. Setelah bangsa Hykos, Mesir memasuki zaman baru atau zaman
imperium. Disebut zaman imperium karena Fir’aun Mesir berhasil merebut wilayah
di Asia Barat, termasuk Palestina, Funisia, dan Syiria. Raja-raja yang
memerintah zaman Mesir Baru yaitu:
a.
Ahmosis I. Ia
berhasil mengusir bangsa Hykos dari Mesir sehingga berkuasalah Dinasti ke-18,19
dan 20.
b.
Thutmosis
I.pada masa pemerintahannya, Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
c.
Thutmosis III.
Merupan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut.
Batas wilayah kekuasaanya di timur samapi Syiria, di selatan sampai Nubia, di
barat sampai Libya, dan di utara sampai Pulau Kreta dan Sicilia. Karena
tindakannya tersebut, ia digelari “ Napoleon dari Mesir”. Ia juga dikenal
karena memerintahkan membangun kuil Karnak dan Luxor.
d.
Amen Hotep IV.
Ia dikenal sebagai raja yang pertama kali mengajak rakyatnya untuk meninggalkan
kepercayaannya menyembah banyak dewa tetapi ia untuk menyembah hanya pada satu
dewa saja yaitu Dewa Matahari Aten. Ia mengubah namanya menjadi Akhenaten dan
mendirikan kota Akhetaten yang terletak antara Thebes dan Memphis. Setelah
kematiannya pada 1335 SM, pemujaan banyak dewa kembali dipeluk dan Thebes
menjadi ibukota Mesir.[4]
e.
Ramses II. Ia dikenal mendirikan banguna besar bernama
Ramesseum dan Kuil, serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan
penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah Sungai Nil dengan Laut
Merah, namun belum berhasil. Masa Ramses diperkirakan sezaman dengan kehidupan
nabi Musa. Kemudian setelah masa Ramses II, kekuasaan Mesir mengalami
Kemunduran.[5]
![]() |
Hasil Peradaban Mesir, Sumber:http://2.bp.blogspot.com/ |
C. Hasil PeradabanMesir
1.
Religius
Dalam
sistem kepercayaannya, bangsa Mesir mengembangkan gagasan kontradiktif (
bertolak belakang dengan pengetahuan yang umum) mengenai kehidupan setelah
mati. Kepercayaan mereka berakar pada lingkungan hidup sekitar Sungai Nil,
yaitu berupa banjir, timbulnya tanah subur, lalu kering, banjir, dan terus
berulang Banjir Sungai Nil tidak menimbulkan bencana, kecuali berkah berupa
kesuburan tanah. Mereka juga percaya dengan dewa Osirin dan dewa Matahari atau
Amon Ra.
Pusat
sistem kepercayaan dan kehidupan politik Mesir Kuno adalah Fir’aun atau
raja/penguasa Mesir. Lingkungan sekitar Fir’aun harus sesuai dengan kehendak
dewa. Hanya istana besar yang cocok untuk Fir’aun. Piramida raksasa dibangun oleh
Fir’aun untuk menunjukkan kebesarannya. Kemudian salah satu Fir’aun dan
istrinya berusaha menjadi Dewa Matahari sebagai satu-satunya yang disembah,
akan tetapi hal tersebut tidak berhasil karena bertentangan dengan keyakina
bangsa Mesir yaitu politeisme yaitu yang menyembah banyak dewa.
2.
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
a.
Tulisan
Pencapaian
pertama dalam bidang IPTEK adalah
tulisan. Masyarakat Mesir Kuno mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph
berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu
obelisk, maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri atas gambar dan lambang
berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda.
b.
Sistem Kalender
Kemajuan
IPTEK yang selanjutnya yaitu kalender. Masyarakat Mesir mula-mula membuat
kalender bulan berdasarkan siklus bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap
kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan
bintang anjing ( Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka juga mengenal tahun
kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang, yang
disebut Tahun Syamsiyah ( sistem Solar).
c.
Seni Bangunan (
Arsitektur)
Seni
bangunan yang dihasilkan oleh Mesir Kuno yang sangat terkenal di dunia yaitu
Piramid, kuil, patung, relief, sphinx, obelisk, dan mumi.
3.
Bidang Ekonomi
Di
Mesir, administrasi dan perdagangan dikendalikan oleh para wazir serta yang
memiliki kekuasaan tertinggi adalah raja. Dan sebagian besar perekonomian Mesir
diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
Sistem
hukum di Mesir resmi dikepalai oleh Fir’aun. Dewan sesepuh lokal yang dikenal
dengan nama Kenbet dikerajaan hanya bertanggung jawab mengurusi kasuskasus
ringan, sedangkan jika ada kasus besar maka yang bertanggung jawab adalah
Fir’aun. Dan mereka juga diminta untuk bersumpah atas kebenaran yang mereka
katakan.
Pertanian
di Mesir sangat tergantung dengan Sungai Nil. Kondisi geografi yang mendukung
dan tanah di tepi Sungai Nil yang subur menjadikan bangsa Mesir banyak
memproduksi makanan dengan cara bertani.
4.
Bidang Sosial
Di
bidang sosial, bangsa atau peradaban Kesir Kuno juga mengenal strata sosial.
Artinya, terdapat kelas sosial yang tinggi dan yang rendah. Strata tertinggi
yaitu diawali dari Fir’aun dan bangsawan, para pedagang, petani, buruh
perkotaan, dan budak-budak.[6]
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Sungai
Nil memiliki peranan yang sangat penting dalam peradaban kehidupan sejarah
bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari Sungai Nil
adalah kesuburan tanahnya yang mampu mengembangkan pertanian. Peradaban Sungai
Nil ini terbagi menjadi tiga masa yaitu; Peradaban Mesir Tua, Peradaban Mesir
Tengah, dan Peradan Mesir Baru.
Peradaban
Mesir ini meninggalkan banyak bentuk kebudayaan yang berbentuk fisik yaitu
seperti; piramida, kuil, patung, sphinx, relief, obelink, dan mumi.
Kemunduran
yang terjadi pada peradaban Sungai Nil yaitu karena pengaruh budaya luar dan
banyaknya gejolak dari kerajaan-kerajaan yang ada di Mesir itu sendiri.
Daftar Pustaka
Aizid,
Rezim.2014. Kisah Sejarah Terlengkap PERADABAN-PERADABAN BESAR DUNIA Dari
sebelum Masehi hingga Modern. Yogyakarta: Laksana.
Kezia,
Napitu.2013. Sejarah Peradaban Mesir di Sungai Nil. Dalam http://keziadansejarah04.blogspot.co.id/ diunduh Rabu, Pukul 08:40 WIB.
Adams, Simon.
2007. Sejarah Dunia dari Mesir Kuno hingga Tsunami Asia Panduan Utama
tentang Sejarah Dunia. Jakarta: Erlangga.
[1] Rizem Aizid, Kisah Sejarah Terlengkap
PERADABAN-PERADABAN BESAR DUNIA Dari sebelum Masehi hingga Modern
(Yogyakarta; Laksana, 2013), hlm. 82-84.
[3]
Rizem Aizid, Kisah Sejarah Terlengkap
PERADABAN-PERADABAN BESAR DUNIA Dari sebelum Masehi hingga Modern (Yogyakarta;
Laksana, 2013), hlm. 97-103.
[5] Kezia, Napitu.2013. Sejarah Peradaban Mesir di Sungai
Nil. Dalam http://keziadansejarah04.blogspot.co.id/ diunduh Rabu, Pukul 08:40 WIB.
[6] Rizem Aizid, Kisah Sejarah Terlengkap
PERADABAN-PERADABAN BESAR DUNIA Dari sebelum Masehi hingga Modern
(Yogyakarta; Laksana, 2013), hlm. 114-136.
0 komentar:
Post a Comment