Mesopotamia, Sumber:http://vignette2.wikia.nocookie.net/history2701/images/e/ec/Mesopotamia.jpg/revision/latest?cb=20130423153748 |
BAB. I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari
hasil kebudayaan. Terbukti dari semua aspek kehidupan, manusia selalu
menghasilkan sesuatu untuk menunjang kehidupan nya. Masa modern ini, manusia
kian giat membuat terobosan baru dibanyak bidang. Di antranya kendaraan, mesin
pengolah makanan, dan lain sebagainya. Tentunya teknologi semacam itu tidak
hadir secara tiba-tiba, pastilah mengalami proses yang panjang dan waktu yang
lama.
Manusia yang sekarang mempunyai teknologi
serba canggih dahulu juga pernah mengalami masa terbelakang. Mulai dari tempat
tinggal yang belum menetap, tidak memiliki keterampilan mengolah tanah, sampai
masih lemah dalam hal intelektual. Namun masa ini berakhir saat adanya
kemunculan peradaban-peradaban maju yang memiliki pemikiran yang maju pula. Di
antaranya adalah peradaban Mesopotamia.
Dalam makalah ini, saya sebagai pemakalah
akan memaparkan informasi tentang peradaban Mesopotamia. Dimulai dari letak
geografis, penduduk, dan hasil peradaban penduduknya. Di sajikan secara rinci
namun mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang simple.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana letak geografis Mesopotamia?
2. Bagaimana keadaan penduduk Mesopotamia?
3. Bagaimana hasil peradaban Mesopotamia?
C. Tujuan
1. Mengetahui letak geografis Mesopotamia
2. Mengetahui keadaan penduduk Mesopotamia
3. Mengetahui hasil peradaban Mesopotamia
4.
BAB.
II
Isi
A.
Letak
Geografis Mesopotamia
Mesopotamia adalah suatu daerah yang terletak
di antara dua sungai, yaitu sungai Eufrat
dan Tigris (Mezo=tengah, potamus=sungai).[1] Sebagaimana
di Mesir, tanah sepanjang sungai itu adalah subur, di luar itu terdapat
tanah-tanah gunung yang gersang dan tandus, misalnya gurun Hamad, gurun Nufud
yang termasuk Saudi Arabia. Sedangkan di wilayah Timur sungai itu ada
pegunungan Elbrus dan Kurdistan.[2]
Dalam peta dunia Daerah
di antara Euphrat dan Tigris sekarang adalah wilayah kekuasaan Republik Iraq
(Aljumhuriya Aliraqiya), wilayah Iraq termasuk dalam benua Asia, lebih tepatnya
Asia Barat (Timur Tengah). Sungai Euprath sendiri mempunyai hulu di Republik
Islam Iran, sedangkan sungai Tigris berhulu di Turki. Kedua sungai ini
sama-sama bermuara di Teluk Persia dengan muara yang sama. [atlas Indonesia
dan Dunia].
B.
Keadaan
Penduduk Mesopotamia
Sebelum membahas lebih
dalam, kita harus menyamakan persepsi bahwa Mesopotamia bukanlah nama dari
sebuah bangsa, melainkan adalah nama sebuah daerah (sama hal nya seperti
Nusantara). Wilayah Mesopotamia tidak hanya di diami oleh 1 suku bangsa, hal
ini sangat masuk akal mengingat wilayah Mesopotamia adalah wilayah yang subur,
maka dari itu tidaklah heran jika daerah ini dijadikan perebutan beberapa
bangsa yang ada di sekitar lembah ke-2 sungai ini.
Daerah sekitar
Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun semit. Mereka hidup
dengan keadaan semi-nomadik. Mereka beternak dan kafilah-kafilahnya bergerak
kemana-mana mengangkut dagangan.[3]
Para petani dunia menetap
di bentangan tanah subur dari Teluk Persia hingga timur Laut Tengah. Tanaman
besar berbiji telah dibudidayakan di Yerikho sejak 8000 SM. Desa berumah bata
bermunculan di Anatolia dan Mesopotamia Tengah pada milenum ke-7 SM, sedangkan
sejak 6000 SM. Pada tahun 5500 SM, irigasi dibangun untuk mengairi lahan kering
dan meningkatkan hasil pertanian.[4]
Pembudidayaan, proses pemilihan dan pembiakan sifat menguntungkan dari tanaman
liar muncul secara terpisah dalam waktu yang berbeda di wilayah sub tropis. Di
Asia Barat terdapat terdapat tanaman gandum dan barli, sedangkan ternaknya
Domba dan Kambing, untuk diambil susu, kulit, dan bulunya. Setelah pertenian
dan peternakan sanggup menghidupi komunitas sekitar lembah 2 sungai ini,
mulailah bermunculan bangunan permanen yang dibuat dari batu bata tanah liat
yang dikeringkan di bawah sinar matahari.[5]
Tulisan mungkin adalah
penemuan terbesar peradaban kota, berkembang dari transaksi perdagangan.
Tulisan pertama dari Mesopotamia yang ditulis pada millennium ke-4, adalah
tanda terima dengan symbol dan angka yang ditulis diatas tanah liat dan
diarsipkan di perpustakaan lempengan tanah liat. Tidak hanya penulisan bisnis
perdagangan, namun juga masalah hukum, mitos, serta hal-hal keagamaan.[6]
Pada masa itu lembah
sungai Kuning, Nil, Tigris, Eufrat, dan Indus yang subur, dapat mendukung
populasi yang sangat besar, dan disinilah kebudayaan besar perkotaan dunia kuno
muncul, tak terkecuali Mesopotamia.[7] Dataran
banjir subur di Mesopotamia merupakan pusat revolusi perkotaan. Uruk, salah
satu negara-kota pertama, berkembang pada 3500 SM.[8]
Berikut adalah beberapa bangsa yang mendiami daerah Mesopotamia:
1.
Sumeria
Sumeria berasal dari
daerah sekitar Susa. Orang Sumeria ini lebih banyak berdiam di kota-kota.
Ibukotanya bernama Ur. Kota ini merupakan pusat perekonomian, dengan jaringan
dagang yang luas, yang membentang hingga Dilmun (Baqrain) dan kota-kota di tepi
sungai Indus. Kapal yang mengangkut emas, tembaga, kayu, gading, dan batuan
berharga memasuki Persia melalui kanal-kanal yang menghubungkan kota dengan
sungai eufrat. Arsip pencatatan transaksi juga telah terorganisir dalam
tulisan-tulisan di lempengan tanah liat.
Kekayaan yang dihasilkan
perdagangan ini terlihat pada bangunan-bangunan besar yang menghiasi kota itu,
terutama ziggurat untuk dwa kota, Ur-Nammu, dan kubur mewah di ‘Makam
Kerajaan’.[9] Bangunan
kota orang Sumeria menyerupai kota yang ada di India, bangunan kota terbuat
dari batu-bata tanah liat. Orang Sumeria juga telah mengenal abjad yang di
namakan huruf paku, angka, dan penanggalan.
Penghidupan bangsa Sumeria adalah beternak, berniaga, bertani, dan perlogaman.
Mereka mempercayai adanya dewa, seperti dewa langit, bumi, udara, lautan, dan
sebagainya.[10]
2.
Akkadia
Orang
Akkadia ini termasuk rumpun semit dari padang pasir. Awalnya mereka selalu
kalah perang dengan orang Sumeria, tetapi saat Akkadia dipimpin oleh Sargon,
mereka berhasil mengalahkan Sumeria dan mendiami wilayah Mesopotamia (2340-2180 SM). Walaupun mereka mengalahkan bangsa Sumeria, namun
Akkadia tetap menggunakan budaya dan kebiasaan Sumeria, serta berbaur dengan
mereka. Tidak jauh berbeda dengan Sumeria, bangsa Akkadia juga mempercayai
dewa-dewa dan memiliki cerita tentang Adopa Etana dan Gilgamesh.[11]
Perdagangan aktif antara
Mesopotamia, Plato Iran, dan lembah sungai Indus diketahui dari penemuan barang
dagangan, perhiasan, batu akik, bejana, batu mineral lembut, serta meterai
lembah sungai Indus yang ditemukan diseluruh daerah Mesopotamia. Dilmun adalah
pelabuhan transit penting di daerah teluk, dan pos perdagangan dari Oman, yang
berdagang dengan pelabuhan utama Mesopotamia di ur dan Lagash, serta lembah
Indus, penemuan cap meterai Teluk
mencerminkan penyebaran kontak dagang di Teluk.[12]
3.
Babilonia
Ada lagi bangsa padang
pasir yang lain dari rumpun semit yang mendiami wilayah Mesopotamia. Mereka
menguasai Mesopotamia setelah mengalahkan bangsa Akkadiaa dan Sumeria. Bangsa
ini lebih dikenal sebagai babilonia lama, untuk membedakan dengan Babilonia
baru yang muncul setelahnya. Raja terbesar Babilonia adalah Hamurabbi. Pada
masanya, sungai Eufrat dan Tigris tetap ramai sebagai jalur perdagangan. Selain
itu, ia juga mengatur pajak dan pelarangan main hakim sendiri, maka dari
itu keamanan sangat terjaga.
Seperti bangsa-bangsa
sebelumnya, bangsa Babilonia juga mempercayai dewa-dewa, dengan Marduk sebagai
dewa utama. Mereka mempunyai kebiasaan meramal berdasarkan letak bintang dan
hati domba. Serta peran pendeta disana sangatlah penting bagi pendidikan. Orang
Babilonia juga gemar membangun bangunan, antara lain menara. Namun sesudah
Hamurabbi meninggal, Babilonia mengalami kemunduran dan akhirnya bangsa Hatit
datang dan menyerang, lalu mendiami beberapa wilayah Mesopotamia.[13]
4.
Assiria
Mesopotamia utara
didominasi beberapa negara kota, seperti Ashur dan Mari, yang berpusat pada
istana dan kompleks kuil.[14]
Pada sekitar 3000 SM bangsa Ashur atau Assiria ini hanyalah kecil saja, mereka
terpaksa membayar upeti kepada penguasa Babilon dan Hitit. Tetapi kira-kira
1300 SM orang-orang Assiria ini menjadi kuat dan merdeka. Mereka berhasil
meluaskan daerah dan menyerang Damsyik, Tarsus, Lonia, Babilon, Mesir, dan
Palestina.
Kerajaan Assiria
merupakan kerajaan terbesar dijamannya. Orang-orang Assiria terkenal suka
berperang, karena itu mereka mempunyai banyak musuh, di antaranya Yahudi,
Syiria, dan Phunisia.
Bangsa Assiria juga
mempelajari Astrologi yaitu kemahiran meramal nasib dan kejadian-kejadian serta
letak bintang-bintang. Mereka menghitung setahun terdiri dari 365,25 hari.
Mereka memiliki perhitungan dengan satuan hitung 6 angka. Sedangkan abjad,
mereka mengambil dari bangsa sumeria yaitu huruf paku. Perpustakaan pada masa
kekaisaran Assiria terdiri dari ubin-ubin tanah liat dengan huruf paku. Dalam
bidang Arsitektur, bangsa Assiria memiliki bangunan-bangunan yang indah dengan
relief, namun tidak tahan lama dibandingkan bangunan bangsa Mesir.
Bangsa yang mengandalkan
pada kekuatan saja tentu tak dapat bertahan lama, pada tahun 612 SM kota
niniveh diserbu oleh bangsa Kaldes, Media, dan Babilon.[15]
Pada 612 SM, setelah dikepung selama 3 bulan, Nineveh dan kota-kota lainnya
dihancurkan, dan sebuah peradaban agung telah hancur.[16]
5.
Babilonia
Baru
Setelah kejatuhan
Assiria, Raja pertama babilonia baru Nabopolassar (625-605 SM) mengembangkan
kerajaan menjadi kekaisaran, mengirim pasukan yang dipimpin puteranya, Nebukadnezzar
memerangi bangsa Mesir. Mereka mengalahkan Mesir dan merebut Suriah.
Nebukadnezzar menggantikan ayahnya pada 605 SM dan memerintah selama lebih dari
40 tahun. Ia memperluas kota babilon dengan sebuah jalan baru, jalan suci, dan
mengembangkan kembali kuil bagi dewa babilon (Marduk). Dan mendirikan istana
atas dirinya dengan membuat taman gantung yang terkenal. Dan renovasi menara
Babel, ziggurat mengagumkan berlantai Sembilan untuk menggapai surga.[17]
Sesudah itu babilonia bangkit kembali. Raja
Nebukadnezar 612-536 SM membuat kerajaan Babilon baru menjadi besar.
Nebukadnezar menyerang Yuda dan banyak pula menawan orang Yahudi.
Di tanah babilon baru ini ilmu perbintangan juga giat dipelajari
bahkan ada 5 planet yang diberi nama menurut dewa-dewa mereka. Mereka juga
banyak meninggalkan batu-batu pipih dari tanah liat penuh tulisan.
Dalam kerajaan babilonia
ini perdagangan juga maju. Sesudah Nebukadnezar meninggal kerajaan itu menjadi
mundur dan menjadi bulan-bulanan bangsa Media dan Parsi.[18]
C.
Hasil
Peradaban Mesopotamia
1. Ekonomi
·
Peternakan: Babi dan Aurochs (sapi liar)
·
Pertanian: Barli
·
Perlogaman: Emas, Tembaga, Batuan Berharga,
·
Lain-lain: Kayu gelondong, gading, dll
2. Religius
·
Agama negara pertama dianut di Sumeria pada melenium 3
SM, mitologi tertulis tertua dibuat dimesir pada milenium 2 SM, dan pada
milenuim 1 SM serangkaian praktik
diserap ke dalam agama terorganisir, dukun, imam. Mitos menjadi doktrin,
persembahan menjadi upacara, dan pemujaan leluhur.
3. Arsitektur
·
Tempat tinggal: bahan batu bata dari tanah liat yang
di jemur.
·
Taman gantung
·
Kuil atau menera tinggi untuk mengatur sistem
pertanian dan peternakan.
4. Sosial - Politik
·
Masyarakat kota bersifat Hierarkis, dengan pembagian
kerja yang rumit, pembagian ini diatur secara ekonomi dan spiritual oleh elit
terpelajar, dan dalam beberapa kasus dipimpin raja yang dianggap dewa.
·
Hammurabi adalah raja Mesopotamia yang paling
terkenal. Sejak awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah memperkenalkan sistem
hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada kebutuhan
bermasyarakat. Hukum tersebut terkenal dengan sebutan hukum Hammurrabbi.
Ditulis pada prasasti batu yang tingginya + 2,5 m dan ditempatkan
ditengah-tengah ibu kota Babilonia.[19]
5. Seni
·
Patung Terakota: dari dewi berperut besar dari Catai
Huyuk ini adalah bukti keberadaan kultus kesuburan.
·
Head
of a ruler, Patung Kepala
Seorang Penguasa (“Sargon”)
·
Stele
of Naram-Sin (Stele= lempengan batu untuk menuliskan/menggambarkan suatu
peringatan).
6. Iptek
·
Abjad tulisan paku.
·
Peta/denah tertua di dunia yang pernah ditemukan.
·
Astronomi: mempelajari langit dengan sistematis.
Mereka dapat nenperkirakan gerhana bulan, jalur planet, dan matahari juga
berhasil dipetakan secara cukup akurat. Hal ini menjadi acuan ilmuan barat
untuk mengembangkan ilmu astronomi
·
Membangun kanal-kanal tempat bersandarnya kapal dagang
dari daerah lain yang masuk ke sungai eufrat.
·
Pendokumentasian barang dagangan yang keluar masuk
Mesopotamia dengan mencatat di lempengan tanah liat menggunakan huruf paku.
·
Cap materai yang digunakan untuk keabsahan jual-beli
BAB.
III
Penutup
Kesimpulan
Mesopotamia adalah suatu daerah yang terletak
di antara dua sungai, yaitu sungai Eufrat
dan Tigris (Mezo=tengah, potamus=sungai). Wilayah Mesopotamia pernah di diami oleh
beberapa bangsa yaitu Sumeria, Akkadia, Babilonia, Assiria, Babilonia baru
dengan corak kebudayaan yang tidak jauh berbeda. Bangsa-bangsa ini menghasilkan
peradaban di bidang ekonomi, sosial-politik, budaya, iptek, seni, arsitektur,
politik, dan agama.
Saran
1.
Dalam makalah
ini belumlah mencangkup kehancuran bangsa yang mendiami Mesopotamia secara
pasti.
2.
Buku atau
sumber referensi yang terbatas juga menjadi salah satu kedala dalam
mengumpulkan data dan menyusunnya menjadi sebuah makalah.
3.
Sumber yang ada
disusun secara acak tanpa menyertakan periodesasi yang jelas menyebabkan saya
selaku penyusun makalah kesulitan dalam meletakkan data-data dalam makalah
Daftar
Pustaka
Peradaban lembah sungai Eufrat dan
Tigris.pdf, di download pada 11/9/16 8:23 PM di httpwww.istayn.files.wordpress.com201110peradaban-lembah-sungai-eufrat-dan-tigris.pdf
Sutrisno
Kutojo, Sejarah Dunia 1, Jakarta: Widjaya Jakrta, 1976.
Editior:
Andrew Heritage, Atlas Sejarah Dunia, Erlangga, 2009.
Mesopotamia.pdf,
di download pada 11/9/16 8:30 PM di download di httpesa.lecturer.maranatha.eduwp-contentuploads201308AKKADIAN-2340_13.08.13.pdf
Editior: Jenny
Finch, Sejarah Dunia , Gelora Aksara Pratama, 2008.
[1] Peradaban lembah sungai Eufrat dan Tigris.pdf, di
download pada 11/9/16 8:23 PM di
www.istayn.files.wordpress.com201110peradaban-lembah-sungai-eufrat-dan-tigris.pdf
[19] Mesopotamia.pdf, di download pada 11/9/16 8:30 PM di
httpesa.lecturer.maranatha.eduwp-contentuploads201308AKKADIAN-2340_13.08.13.pdf
0 komentar:
Post a Comment