Panorama Kashmir di Juluki Dengan Surga Dunia Ber iklim Tropis, .cloudfront.net |
Nama India adalah nama yang dikenal belakangan akibat sebutan orang
barat, India aslinya dahulu adalah Hind, terinspirasi dari sungai
Shindu. Lantaran itu maka India juga disebut sebagai Sind, dan Sind
telah pula menjadi nama daerah tempat kedudukan pusat Negara Pakistan sekarang
ini yaitu Karachi. Berates tahun sebelum nabi Isa as. lahir India telah
menempati kedudukan yang tinggi dalam tamaddun dunia, terutama dalam soal-soal
keagamaan dan metafisika. Dari sanalah timbulnya agama Brahmana yang terkenal.
Dan dari sana pula timbul Buddha Gautama. Bahkan telah diselidiki bekas
tamaddun dari 5000 tahun yang telah lalu dengan penggalian sisa-sisa negeri
yang bernama Mohendo-Daro. Dari bekas-bekas runtuhan kota lama itu telah
didapati orang kepandaian penduduknya dalam sei bangunan, menulis, dan telah
ada tempat pemandian serta gudang untuk menyimpan makanan.[1]
Dengan pendahuluan di atas kita mengetahui bahwa India sangat identik
dengan agama Hindunya yang disebut Brahmana, dan agama Buddhanya yang dibawa
Buddha Gautama. hal ini akan membuat kita mempertanyakan dari mana Islam datang
dan akhirnya masuk ke India, dan bagaimana ada kerajaan Islam besar Mughal yang
menguasai India, dan bagaimana akhirnya Islam justru menjadi minoritas kembali.
Banyak faktor yang menyebabkan hal-hal tersebut di atas akhirnya terjadi, baik
faktor eksternal maupun internal Islam sendiri.
B.
Sejarah Islam di Kashmir
Kontak pertama dengan Islam terjadi pada masa kepemimpinan Islam oleh
Rasulullah SAW. Islam masuk ke India melalui penetration pacifique melalui
hubungan perdagangan di kota-kota pesisir pantai barat dan selatan India. Dan
saat itu kondisi perpolitikan India sedang rapuh dengan terjadinya penindasan
kaum kasta Brahmana terhadap kasta yang lebih rendah dan orang Buddha.[2]
Islam diperkenalkan dengan India secara politik dan keagaman pada masa
Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Dinasti Umayah (M. Abdul Karim mengatakan masa
Al-Walid), ketika itu Jendral Muhammad ibn Qasim memimpin pasukan untuk membuka
India.[3]
Secara garis besar dari pembagian awal masuknya Islam di India dibagi
atas beberapa periode yaitu: masa Rasulullah SAW, Masa al-Khulafa
al-Rasyidun dan Dinasti Umayah, periode Dinasti Ghazni (962-1186 M), dan
Periode Dinasti Ghuri (1173-1205 M).[4]
Sedangkan masa perkembangan dan sampai masa kejayaan juga dibagi dalam beberapa
periode yaitu: dinasti Delhi yang dibagi atas 5 masa pusat pemerintahan
(1206-1526 M), dan Imperium Mughal adalah sebagai klimaks dari peradaban Islam
di India yang terjadi pada masa sultan Jalaluddin Akbar dan wilayah terluas
pada masa sultan Muhyiddin Aurangzeb.[5]
Setelah Aurangzib wafat, diangkatlah anaknya yaitu Sultan Muhammad Syah
pada 1707. Tetapi Muhammad Syah tidaklah mampu mengatur kerajaan besar yang
diwariskan oleh ayahnya, sehingga goyahlah kerajaan Mughal. Pada 1739 kerajaan
Mughal diserang oleh Nadir Syah penguasa Afghanistan, akhirnya Mughal mengaku
tunduk kepada kekuasaan Nadhir Syah Afghanistan. Kemunduran demi kemunduran
melanda Mughal, sampai Sultan Muhammad Syah wafat dan digantikan Sultan A’lam
Syah. Kendati tetap menggunakan gelar Syah, namun kekuasaannya berada
dibawah naungan kerajaan Afghanistan. Belum lagi kekuatan Inggris yang kian
lama kian besar pengaruhnya. Suasana bertambah kacau saat A’lam Syah dibutakan matanya
oleh panglimanya sendiri, dan intervensi Inggris dalam perekonomian semakin
kuat.[6]
Saat islam menjadi penguasa politik di India, islam sebenarnya adalah
minoritas dalam segi jumlah, namun tentara dan sistem pemerintahan yang baik
mampu memimpin India sambai beberapa abad. Ketika Inggris masuk dengan tujuan
menguasai India dan melakukan kolonialisme, maka yang pertama berbebturan
dengan Inggris adalah penguasa-penguasa Islam. Inggris dengan kelicikannya
memiliki strategi “pecah belah”, yaitu dengan mendekati orang-orang asli
Hindustan dan memusuhi penguasa Islam sampai akhirnya baik di India maupun
Afghanistan, Islam kalah secara politik.
C.
Populasi dan Demografi
Umat Islam di India menyebar di Negara-negara bagian: Uttar Pradesh,
Bengali Barat, Bihar, Kerala, Assam, Andra Pradesh, Maharashtra, Kashmir,
Tamil, Nadu, Gujarat, Karnataka, dan Madya Pradesh. Kebanyakan muslim India
adalah petani.[7]
Berikut adalah tabel dari populasi islam di India yang dibagi ke dalam beberapa
wilayah.
Tabel Populasi Muslim di India, Indianpages.com |
Islam adalah agama utama yang dipraktekkan di Kashmir, dengan 97,16% populasi di wilayah ini mengidentifikasi sebagai Muslim, pada tahun 2014. Islam datang ke wilayah tersebut dengan masuknya para pengkhotbah Muslim Sufi dari Asia Tengah dan Persia, yang dimulai pada awal abad ke 14. Mayoritas Muslim Kashmir adalah dari persuasi agama Sunni, dengan Syiah Kashmir terhitung sekitar 5-10 persen dari populasi. Muslim non-Kashmir di Kashmir termasuk gembala dan gembala semi-nomaden, termasuk dalam komunitas Gujjar dan Bakarwal. Karakteristik Muslim dan Sebab Menjadi Minoritas[8]
Mazhab yang dianut masyarakat India adalah mazhab
Hanafi. Mazhab yang didrikan oleh Imam Abu Hanifah adalah mazhab besar dalam
dunia islam, mazhab ini memiliki pengikut sekitar 35% dari seluruh jumlah
muslim dunia. Mazhab ini didominasi penganut dari daerah Asia Selatan seperti
Pakistan, Bangladesh, Sri Langka, Maladewa, dan tentunya Muslim India.[9] Selain
mazhab Hanafi ada mazhab Syafi’i di daerah selatan dan Jaf’ari sebelah barat
laut.[10] Pada
saat ini, kebudayaan Islam India, dengan keserbasamaannya yang menyeluruh
disbanding kebudayaan Hindu di Anak benua ini, memiliki dua praktik berbeda
antara muslim di Utara dan Selatan karena Mazhab mereka yang berbeda, di Utara
Hanafi dan berbahasa Urdu atau Benggali, lalu di sebelah selatan Syafi’i dan
berbahasa Tamil.[11]
Muslim yang ada di India sebagian besar adalah berdarah asli India atau dapat
dikatakan sebagai pribumi India, bukan pendatang dari Persia atau semenanjung
Arab.[12]
Sebab minoritas dari muslim yang ada di India dapat
dilihat dari beberapa faktor. Yang pertama adalah konversi agama yang terjadi
di India dari Hindu dengan kastanya, ke Islam dengan konsep keadilannya di masa
kekuasaan Islam Bani Umayyah. Yang kedua adalah kekalahan pengaruh politik saat
kolonial Inggris masuk dan merebut kekuasaan muslim di India, padahal saat itu
muslim adalah penguasa politik walau jumlahnya tidak lebih banyak dari Hindu.
Dan secara khusus di wilayah Kashmir adalah perpisahan dua Negara yaitu India
dan Pakistan, perpisahan ini tidak secara otomatis semua Muslim ikut ke dalam
Negara Pakistan dan Hindu masuk ke India. Banyak muslim yang tetap di India dan
Hindu yang tetap di Pakistan, akibatnya muncul permasalahan Minoritas di dua
Negara ini dan yang kita soroti adalah minoritas Islam di Kashmir India.
D.
Diskriminasi dan Radikalisme
Salah satu
dampak dari diskriminasi adalah Muslim India banyak yang menggunakan nama
Hindununtuk menyamarkan identitas mereka agar dapat bertahan hidup di
tengah-tengah masyarakat Hindu.[13] Secara umum diskriminasi dapat digolongkan
pada beberapa bentuk diskriminasi. Yang pertama adalah diskriminasi Kultural
yang menyangkut hal-hal tentang Islam yang sengaja disembunyikan dan
dihilangkan dalam masyarakat Islam India. Yang kedua adalah diskriminasi Sosial
yang menganggap Islam adalah kasta rendah. Yang ketiga adalah diskriminasi
politik dimana jatah politikus untuk islam tidak sesuai dengan prosentase
muslim India. Yang terakhir adalah perampasan hak seperti pelarangan memeluk
islam di beberapa tempat, kampanye anti muslim, bahkan menghilangkan nyawa
muslim.[14]
Karena sebab-sebab itulah muslim india memilih menyembunyikan identitasnya.
Istilah
radikalisme sebenarnya lahir pasca peristiwa “911” di Amerika Serikat yang
menggemparkan dunia. Peristiwa itu membuat wajah dan identitas muslim dunia tercoreng
serta selalu dicurigai. Istilah ekstrimis, radikalis, fundamentalis, dan bahkan
teroris disematkan pada muslim. Padahal jika ditelaah, sebenarnya bukan warga
muslim secara umum yang dikatakan sebagai teroris, melainkan hanya oknum. Namun
yang terkena dampak dari ketakutan tidak mendasar (phobia) itu adalah warga
muslim sipil yang sebenarnya juga tidak menginginkan keributan. Dan istilah
radikalisme ini seolah menjadi obat mujarab untuk menghalalkan diskriminasi
terhadap muslim. Walaupun tidak dipungkiri bahwa ada juga orang-orang tidak
bertanggung jawab yang mengaku dirinya muslim melakukan terror dan kekerasan.
E.
Tantangan dan Harapan
Tantangan Muslim di Kashmir adalah konflik dan
sengketa yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Wilayah Kashmir adalah
wilayah sengketa antara tiga Negara, yaitu China, India, dan Pakistan. Dalam
hal ini, India dan Pakistan lah yang mendominasi wilayah dan menjadi
permasalahan minoritas. Selain itu kelompok social ekstrimis, menekan kebebasan
beragama dari masyarakat muslim India dan tidak jarang mereka menyembunyikan
identitas sebagai muslim. Belum lagi kekerasan yang mereka terima. Kendati demikian
sensus 2011 di India, yang baru dipublikasikan belum lama ini. Hasil sensus
itu menyebut, populasi Muslim di India tumbuh lebih besar dibandingkan agama
lain. Hal ini sekaligus menandakan agama Islam tetap berkembang dengan pesat di
Negeri Hindustan itu kendati pada saat yang sama berkembang isu-isu tak sedap,
seperti terorisme dan Negara Islam di Suriah dan Irak (ISIS).[15]
Harapan muslim India adalah mereka dapat menjalankan Ibadahnya dengan baik
tanpa adanya intervensi dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat
minoritas. PBB yang menjadi pihak penengah dari konflik belum juga kunjung
dapat menyelesaikan permasalahan Kashmir, upaya referendum untuk membuat
Kashmir menjadi Negara merdeka pun belum terwujud. Karena masalahnya bukan
sekedar agama, namun menyangkut ekonomi sumber daya alam yang membuat harapan
menjadi Negara merdeka agak mustahil.
F.
Kesimpulan
Islam di
India berkembang melalui politik dan pernah memimpin wilayah sebesar India di
bawah naungan kerajaan Islam. Namun pasca kolonialisme, Inggris merebut
kekuasaan mereka dan membuat Muslim India sebagai minoritas politik, tak
terkecuali di Kashmir. Hal ini merubah wajah muslim India yang sebelumbnya
sebagai penguasa india dan akhirnya menjadi minoritas dalam segala aspek.
Kekerasan dan diskriminasi juga diterima mereka dalam keseharian. PBB sebagai
badan penengah juga belum mampu menyelesaikan permasalahan wilayah konflik
tersebut. Upaya referendum jugabelum dapat tercapat karena masih ada upaya
India menguasai Kashmir tersebab sumber daya alam yang melimpah.
Daftar Bacaan Buku
Hamka. 1975.
Sejarah Ummat Islam III. Jakarta: Bulan Bintang.
Karim, M.
Abdul. 2004. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta:
Bagaskara.
Kettani, M.
Ali. 2005. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali Pers.
Thohir dan
Ading. 2006. Islam di Asia Selatan. Bandung: Humaniora.
Daftar
Bacaan Internet
Multazam
Einstein, Studi Kawasan Islam di India, dalam http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2014/08/studi-kawasan-islam-di-india
Anonim,
Islam in Kashmir, dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Kashmir
Anonim, 10
Mazhab Dalam Agama Islam dan Penyebarannya Di Dunia, dalam www.islamislami.com/2017/12/27/10-mazhab-dalam-agama-islam/
Anonim,
Islam di India, pada https://id.wikipedia.org/wiki/islam_di_india
Anonim, Di
India Muslim meroket Hindu Menyusut, pada http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/15/09/07/nuauc66-di-india-muslim-meroket-hindu-merosot
Magdalena,
Diskriinasi memaksa muslim India Sembunyikan Identitas, dalam https://eramuslim.com/berita/dunia-islam/diskriminasi-memaksa-muslim-india-sembunyikan-identitasnya
[7] Multazam Einstein, Studi Kawasan Islam di India, dalam
http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2014/08/studi-kawasan-islam-di-india,
diakses pada 27 Desember 2017, pada 21:35 WIB.
[8] Anonim, Islam in Kashmir, dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Kashmir,
diakses pada 28 Desember 2017, pada 11:34 WIB.
[9] Anonim, 10 Mazhab Dalam Agama Islam dan Penyebarannya
Di Dunia, dalam www.islamislami.com/2017/12/27/10-mazhab-dalam-agama-islam/
diakses pada 27 Desember 2017, pukul 20:14 WIB.
[10] M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa
Ini (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 169-170.
[12] Anonim, Islam di India, pada https://id.wikipedia.org/wiki/islam_di_india,
diakses pada 27 Desember 2017, pada 21:09 WIB.
[13] Magdalena, Diskriinasi memaksa muslim India
Sembunyikan Identitas, dalam https://eramuslim.com/berita/dunia-islam/diskriminasi-memaksa-muslim-india-sembunyikan-identitasnya,
diakses pada 27 Desember 2017, pada 22:34 WIB.
[14] M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa
Ini (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 173-182.
[15] Anonim, Di India Muslim meroket Hindu
Menyusut, pada http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/15/09/07/nuauc66-di-india-muslim-meroket-hindu-merosot , diakses pada 28 Desember 2017, pada 20:15 WIB.
0 komentar:
Post a Comment