Peta Dunia, ohayo.co.id |
Ilmu sebagai alat kekuasaan, segala hal di dunia ini
tidak terlapas dari yang namanya ilmu atau pengetahuan. Pengetahuan ada di
segala sudut di berbagai kehidupan, seperti politik, dengan pengetahuannya
mempelajari indikasi-indikasi atau berapa suara yang akan di capai yang
dilakukan oleh lembaga survey. Atau bakan dalam peperangan, seperti bom atom
yang terjadi di Hirsoima dan Nagasaki di Jepang, tidak terlepas dari adanya
pengetahuan, karena terciptanya bom nuklir itu juga karena campur tangan sang
pemikir yaitu Albert Einstein.
Pengetahuan saat ini diibaratkan
sebagai kekuatan, oleh karena nya digandrungi di seluruh dunia, knowledge is everything, knowledge is Power.
Bangsa Barat mempelajari Bangsa Timur tentu memiliki tujuan, yaitu memperbanyak
pengetahuan, sehingga akan timbul kekuasaan, pertumbuhan ekonomi, dsb.
Maka pada saat Belanda menguasai
Indonesia, mereka tidak hanya sekedar menguasai dan mengambil apa yang ada,
tetapi dengan mempelajari tentang Indonesia saat itu, maka Belanda dapat
memiliki segala hal sampai ke inti-nya, sehingga dibangunlah Jalan Deandels
atau Pantura yang pada saat itu difungsikan agar mempercepat transportasi demi
kepentingan VOC atau Belanda.
Belanda juga melakukan Politik Etis
dengan memberikan pengetahuan kepada Pribumi yang memiliki kecerdasan seperti
Soekarno, Tjokroaminoto, R.A Kartini, sehingga ketika sudah matang kelak,
Pribumi tersebut dapat dimanfaatkan pengetahuannya oleh Pemerintah Belanda.
Tetapi karena Nasionalisme, justru Pribumi Indonesia mampu menghianati Belanda
dan bahkan menyerang balik.
Saat ini, bangsa yang paling besar
dan dianggap sebagai penguasa di dunia ketiga, atau saat ini adalah Amerika.
Karena kecerdasannya, Amerika bahkan memiliki teknologi-teknologi canggih yang
tidak dimiliki oleh negara lain, seperti penyadapan terhadap para
pemimpin-pemimpin dunia yang dilakukan oleh Amerika, yang pada saat itu
dimpimpin oleh Preisden Obama. Karena hal inilah sehigga Amerika menjadi negara
adidaya yang ditakuti dunia.
Semua hal itu terjadi karena adanya
pengetahuan, sejak dimulai kegandrungan warga dunia terhadap pengetahuan pada
masa Renaissance, Perubahan yang terjadi di dunia terjadi dengan sangat cepat,
bahkan karena hasrat nya akan pengetahuan sehingga terjadi perang dunia pertama
dan kedua. Oleh karena itu, pengetahuan itu adalah sesuatu yang jika digunakan
dengan baik akan memberikan kebaikan, dan jika digunakan dengan tidak baik,
akan menimbulkan masalah yang sangat serius. Oleh karena itu dibutuhkan dedikasi
yang tinggi terhadap para ahli dan pemikir, agar pengetahuan digunakan dengan
bijak.
BAB III
Mengenal Timur Dan Barat
Mengenal Timur Dan Barat
Segala hal di dunia ini telah terhubung karena adanya
efek dari globalisasi. Semua negara dan pemikiran menjadi terbuka, dengan
menerima segala hal, seperti budaya, bahasa, ilmu, dsb. Dan saat ini yang
dijadikan sebagai kiblat dunia adalah Amerika, karena Amerika dianggap sebagai
negara yang paling maju saat ini, negara yang paling besar, berbagai macam hal
sampai teknologi dikuasainya. Maka tidak heran Indonesia juga berkiblat disana,
mulai dari artis, penyanyi, ilmuan, dsb.
Hal itu semua terjadi karena adanya
pembatas yang tidak disadari, yaitu Barat dan Timur, Orientalisme dan
Oksidentalisme. Pembatas ini bukanlah bersifat fisik seperti geografis, tetapi
merupakan pembatasan yang bersifat imajiner, angan-angan, yang dipercayai dan
dirasakan oleh setiap orang, sehingga dapat diartikan sebagai wacana.
Wacana, adalah suatu konsep yang
didefinisikan sebagai sesuatu yang berada di pikiran manusia, yang secara tidak
sadar mampu mengatur kehidupannya, mau atau tidak mau. Wacana lebih mirip
seperti aturan, tetapi lebih abstrak, bahkan aturan itu merupakan bagian dari
wacana, sehingga wacana itu lebih luas.
Barat dan Timur dianggap sebagai
wacana, karena setiap individu mengerti mengenai hal ini. Secara tidak sadar,
individu pasti menganggap barat lebih maju daripada timur. Dan secara keilmuan
Orientalisme, Barat dianggap sebagai peneliti dan timur adalah objek
penelitiannya, dan ini dianggap sebagai wacana, disadari atau tidak disadari,
pasti dipercayai seperti itu
Barat dan TImur bukanlah suatu
pembatasan fisik, sehingga Australia atau Singapura yang secara geografis masuk
timur, tetap dianggap barat karena pengetahuan, bahasa, dan budayanya sama
seperti Barat. Ini juga terjadi di beberapa negara di Amerika Latin yang
dianggap sebagai Timur, padahal letaknya bersebelahan dengan Amerika Serikat
yang sudah jelas masuk Barat.
Pada era globalisasi seperti ini,
setiap manusia berlomba-lomba mencari pengetahuan kemana-mana, karena saat ini
mereka tahu bahwa pengetahuan adalah segalanya, yang dapat digunakan oleh
manusia untuk berkuasa. Sehingga negara seperti Indonesia juga tidak bisa
menghindari hal ini, dan masyakratnya saat ini sedang berambisi untuk belajar
bahasa Inggris agar dapat mencari Ilmu ke negara-negara lain. karena sejatinya,
memang manusia pasti memiliki keinginan untuk berkuasa.
BAB IV dan BAB V SELANJUTNYA>
0 komentar:
Post a Comment