Teori-teori Mengenai Azas Religi

Teori Azs Religi, blogspot.com

Religi merupakan suatu unsur dalam kehidupan masyarakat suku-suku bangsa manusia di dunia yang selalu menarik pengkajiannya. Karena itu banyak ilmuwan yang mengemukakan teori-teori mereka yang mencoba meneliti asal mula religi itu. Ada banyak teori, tetapi pada dasarnya teori tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan karena pendekatannya yang relatif sama. Ketiga teori tersebut adalah: (1) teori-teori yang dalam pendekatannya berorientasi kepada keyakinan religi; (2) teori-teori yang dalam pendekatannya berorientasi kepada sikap manusia terhadap alam gaib atau hal yang gaib; (3) teori-teori yang dalam pendekatannya berorientasi kepada upacara religi.
Dalam golongan kelompok teori petama, terdapat tiga tokoh yang mengemukakan masing-masing teorinya. Pertama, teori Andrew Lang tentang dewa tertinggi. Dalam bukunya yang berjudul The Making of Religion yang terdiri dari dua bagian, pada bagian pertama, Lang sebenarnya ingin mengecam teori Tylor. Ia mengatakan bahwa dalam jiwa manusia ada suatu kemampuan gaib yang dapat bekerja lebih kuat dengan semakin lemahnya aktivitas pikiran manusia yang rasional. Karena itu orang-orang yang tingkat rasionalnya tinggi seperti orang Eropa misalnya gejala gaib dalam jiwanya kurang kuat dibandingkan orang-orang yang kurang aktif hidup dengan pikirannya. Pada bagian bukunya yang kedua, Lang mengatakan bahwa dalam setiap dongeng-dongeng mitologi, ia sering menemukan dewa-dewa suku bangsa yang bersangkutan dan tiap-tiap suku bangsa tersebut memiliki dewa tertinggi yang diangap sebagai pencipta alam semesta. Dan menurutnya keyakinan ini tumbuh sendiri dan tidak terpengaruh oleh datangnya agama semisal Islam atau Kristen.
Kedua, teori R.R. Marett tentang kekuatan luar biasa. Dalam teorinya ini, Marett terpengaruh oleh buku yang berjudul The Melanesians karya R.H. Codrington terutama pada pembahasan tentang mana. Kemudian ia menulis sebuah buku The Threshold of Religion yang pada mulanya adalahsuatu rangkaian ceramahnya. Pada awal bukunya dia mengecam teori Tylor tentang jiwa sebagai pangkal religi. Menurutnya konsep jiwa akan terlalu abstrak bagi proses berpikir manusia purba, karena itu ia mengungkapkan teori bahwa emosi atau suatu getaran jiwa adalah pangkal dari religi yang timbul akibat kekagumannya terhadap kekuatan tertentu yang luar biasa yakni kekuatan yang supernatural atau sakti atau juga gaib. Karena itu manusia yakin bahwa kekuatan tersebut ada pada benda-benda lain yang ditemuinya baik, makhluk hidup atau suatu benda tertentu. Karena teori emosi keagamaan  dan bentuknya, teori Marett ini dianggap lebih tua dari religi animisme dan akhirnya disebut dengan preanimisme.
Ketiga, teori A.C. Kruyt tentang Animisme dan spiritisme. Dalam bukunya yang berjudul Het Animisme in den Indischen Archipel, ia mengembangkan suatu teori mengenai bentuk religi manusia primitif atau kuno pada kekuatan luar biasa yang serupa dengan mana yang diungkapkan Coldrington dan Marett sebelumnya. Ia berkata bahwa manusia meyakini ada suatu zat halus yang memberi kekuatan hidup dan gerak yang banyak berpengaruh pada banyak hal di kehidupan, dan zat halus ini disebut dengan zielestof. Zielestof berada dalam suatu benda dan dapat berpindah-pindah, dan keyakinan inilah yang menyebabkan animisme. Selain itu, manusia juga meyakini adanya makhuk halus yang hidup berdampingan dengan mereka. Manusia pada umumnya membagi makhluk halus tersebut menjadi dua, yaitu baik dan jahat. Dan kepercayaan pada makhluk halus ini dinamakan spiritisme.


Mengenai hubungan antara animisme dan spiritisme, Kruyt mengembangkan pemikiran yang mengandung unsur-unsur cara berpikir Evolusionisme. Mula-mula, manusia yang masih hidup dalam manyarakat communistisch, yakin pada zat halus umum yaitu zielestof. Kemudian ketikia individualisme berkembang, zat halus tidi mulai mengkhusus dan menjadi penting setelah meninggal dunia menjadi zat halus yang menyendiri dan menjadi makhluk halus dan muncullah spritisme. Dengan evolusi dalam masyarakat manusia dari kehidupan komunal ke kehidupan individual itu, ada juga evolusi dari sistem religi animisme ke spiritisme.

0 komentar:

Post a Comment